Thursday, November 23, 2006

start worrying, start living

awalnya sederhana. pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab dan pada akhirnya menimbulkan kecemasan. lalu mengganggu dan nggak bisa diusir dengan gampang dari dalam kepala. apalagi kalau mengusirnya dengan pekerjaan. diusir dengan main game aja kecemasan itu bergeming.

sampai di suatu titik, ada kutipan-kutipan yang bisa menjelaskan kecemasan yang menguasai kepalaku, misalnya seperti yang kudapat dari tulisan ini :
you look at your job. it is not even close to what you thought you would be doing or maybe you are looking for one and realizing that you are going to have to start at the bottom and are scared.

lalu tambahannya yang lebih nendang lagi bilang begini:
you laugh and cry with the greatest force of your life. you feel alone and scared and confused. suddenly change is the enemy and you try and cling on to the past with dear life but soon realize that the past is drifting further and further away and there is nothing to do but stay where you are or move forward.

mengenaskan ya?

ini akan bertambah parah kalau diri sendiri yang mengalami perasaan dan kecemasan itu, lalu nggak bisa berbagi sama orang-orang di sekitarmu karena mereka sedang punya masalah-masalahnya sendiri, yang kayaknya lebih berat dan lebih rumit daripada masalahmu.
jangankan mau curhat tentang kecemasan-kecemasan itu. kalaupun dicoba nantinya yang dicurhatin akan tersinggung, atau minimal ngomong:
"coba liat aku! keadaanmu jauh lebih baik daripada aku"
*sigh*

padahal kamu merasa, satu-satunya lagu yang bisa menjelaskan keadaanmu adalah soundtracknya Friends:
So no one told you life was gonna be this way
Your jobs a joke, you're broke, your love life's D.O.A.

It's like you're always stuck in second gear
And it hasn't been your day, your week, your month,
or even your year

OK! anggaplah hanya Joey saja yang mengalami bait pertama . tapi bait keduanya pernah dirasain 'kan?
dan ya! nggak pernah ada yang memberimu pelatihan atau kursus singkat untuk memahami kehidupan. juga nggak ada buku panduan untuk hidup semacam 'Living Your Life Perfectly. A Guide Book for The Dummies' .
dan kalo kata Milan Kundera sih...
We can never know what to want, because, living only one life, we can neither compare it with our previous lives nor perfect it in our lives to come.

semua ini akan semakin parah kalau kamu perempuan. mulai dari tubuh dan usia reproduksi yang lebih pendek. belum lagi budaya dan struktur sosial yang patriarki yang kita hadapi sehari-hari. ada lebih banyak kecemasan yang berangkat dari sana.
tapi sudahlah, aku tidak sedang menghakimi apapun atau siapapun. seperti biasanya, tulisan ini pun berangkat dari pengalamanku sehari-hari dan tentunya curahan hati yang tak tersampaikan.
*ihihi*

waktu akhirnya aku bicara pada beberapa orang saat arisan Kampung Gajah, ternyata nggak hanya aku yang mengalaminya. saat itu setidaknya Trinie Lupin dan Irayani Queencyputri juga mengaku merasakan hal yang lebih kurang sama.

dan seperti cerita-cerita lain yang berakhir bahagia, untunglah ada teman-teman seperti Andika Triwidada dan Abiwara! yang menyadarkan bahwa meskipun dalam beberapa hal kecemasan ini diperlukan, kita juga harus menyimpan energi untuk cemas lagi di usia 40 tahun:D.
krisis seperempat baya, demikianlah sindrom ini (katanya) diberi nama, mungkin belum sepenuhnya lewat dan terpecahkan. tapi buatku, langkah pertama yang penting sudah dijalani, yaitu mengenali dan menyikapinya dengan lebih terstruktur. at the end of the day...aku udah bisa bilang sama Trinie Lupin kalau "kita pasti bisa melewati kecemasan ini dengan cara yang elegan, percayalah!"

percaya kan?

PS:
special thanks to Enda Nasution and Nirwan Dewanto.
trus, kalo aku jadi rada formal dengan menulis nama lengkap, itu karena 'efek Pak Amal'

Saturday, November 18, 2006

a postcard from southern france

I found it in my desk this morning. a beautiful postcard filled with small, smaller and tiny upside-down handwritings in blue ink. it looks like this:

Photobucket - Video and Image Hosting

and the writing says:

Ina,
It's a warm autumn day in St. Siffret & Ibu Gill & I have just returned from visiting Arles, an ancient town where my favorite painter lived for a year.
(Chocolate for you if you can guess who)

Got this card after seeing an eye-opening exhibition 'Venice & the Orient' @ the Arab Institute (Paris). Hope you like the colors.

I hope you have Ubud all under control, and Idul Fitri was a decent break from work + good family time.

In case you are wondering what one does while on holiday in France,
I typically wake up in the dark of 7am to watch the sky change colors grey-red-orange-clear-blue before exploring sleepy village for tasty morsels & wine, or gathering mushrooms in the forest - before a trip to historical landmarks or art museums etc etc...

Afternoons are for writing & evenings for chit-chat over good food & wine -
did I mention near-solid dark HOT chocolate to dunk fresh croissants in?
-K


what a sweet surprise! I'm thrilled.
thank you very much for those roses
and cozy French atmosphere that you sent.

there's a period in Vincent Van Gogh's life when he moved to southern France. this was the time when Van Gogh did circular motion of the brushstrokes, gives the effect of shimmering halo. it was Arles Period. and altough Gauguin visited Van Gogh there, I'm not sure that there was any painting connected to Arles by Gauguin.
hmmm... that's why you like that Homage mural in Denpasar so much:D

Tuesday, November 14, 2006

pertanyaan wajib untuk twentysomething

twentysomething. jumlah umur berkepala dua, yang sudah bikin malas untuk menyebutnya, terutama kalau didepan orang yang lebih muda:-) secara umum, yang ada dalam kategori ini sudah lulus kuliah, bekerja dan hidup mandiri. untuk mereka yang masih lajang pada usia ini, hal yang selalu dipertanyakan pada saat ngumpul dengan keluarga besar adalah tentang hidup bersama atau pernikahan.

berdasarkan pengalamanku waktu mudik lebaran bulan lalu, ada tiga tipe kalimat, baik berupa pertanyaan atau pernyataan yang biasa dilontarkan. berikut ini aku tuliskan, lengkap dengan caraku menjawab.

tipe langsung
Q: "jadi kapan kamu menikah?"
A: "segera, sesudah ada yang ngelamar"

tipe setengah langsung
Q: "tante udah nunggu-nunggu undangannya. persiapannya masih kurang apalagi sih?"
A: "gedung, katering, desain undangan, fotografer, baju pengantin... semuanya udah ada. tinggal mempelai laki-laki yang belum"

tipe tidak langsung
Q: "sudah waktunya kamu berpikir tentang pernikahan. buat apa ditunda-tunda"
A: "kalau menikah itu bisa dilakukan sendiri, pasti udah dari dulu aku menikah"
Q: "menikah sendiri itu kayak apa?"
A: "married to myself"

buat kamu yang punya pengalaman dengan tipe yang lain, silakan berbagi dengan menulis komentar. buat yang merasa postingan ini berguna, silakan kirim parcel:-)

Monday, November 13, 2006

sebuah penyesalan

Tuhan, maafkan aku yang sok tahu
tolong jangan murka
aku cuma terlalu riang beberapa hari yang lalu, waktu menulis email pada Thom dan Kak Linda, memberi tahu mereka kalau hujan sudah mulai turun di Ubud
sungguh aku tidak bermaksud apa-apa
tidak pula ingin mendahului kehendak-Mu

jangan gusar, Tuhan
kumohon hentikan hari-hari yang kering dan terik ini
meja kerjaku yang biasanya sejuk, desaku yang biasanya selalu dihembus angin...
kini sudah jadi oven dengan aku terpanggang di dalamnya

berikan padaku hujan, Tuhan
berikan aroma tanah yang segar setelah tersiram derainya
berikan rumput hjau yang basah
berikan langit mendung dan petir yang menggelegar
berikan gerimis
berikan angin yang menusuk melewati helai-helai pakaianku
berikan siraman yang turun dari balik kaca jendela,
membilas semua yang dilaluinya

aku perlu hujan untuk meluruhkan sendu dari hatiku

Thursday, November 09, 2006

understanding brokeback boys

sebutlah namanya Mark dan Satya. pasangan yang setiap tahun dua kali berlibur ke Indonesia. pada bulan Mei atau Juni dan Oktober atau November, aku akan mengharapkan kedatangan mereka berdua. keluarga Satya sebenarnya berasal Solo meskipun sekarang menetap di Bandung. namun sudah 5 tahun ini dia menetap di Zurich, bersama Mark yang dikenalnya di sebuah diskotik di kota itu. ia adalah fashion stylist di sebuah department store untuk kalangan menengah keatas di Swiss, sementara Mark menjadi private banker bagi sejumlah selebritis yang kaya raya dan sudahlah... tak perlu kutulis namanya disini.

rute perjalanan mereka di Indonesia nyaris selalu sama. Bandung, Yogyakarta dan Bali. kadang singgah pula di Jakarta untuk beberapa hari. biasanya karena Satya harus mengurus beberapa hal yang berhubungan dengan visa atau administrasi surat-surat yang sejenis. tahun ini, untuk pertama kalinya Satya memperkenalkan Mark pada keluarganya di Bandung. selama tiga hari, Mark tinggal di Bandung bersama Satya dan keluarganya.

ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang menyukai sesama jenisnya. jadi pertemuanku dengan mereka berdua, atau bahwa aku tahu kalau mereka adalah pasangan yang saling mencintai, bukanlah hal yang aneh atau luar biasa. aku menulis entry ini bukan dalam rangka membenarkan atau menyalahkan pilihan yang mereka ambil. ini lebih pada menceritakan kembali bagaimana aku mengalami de javu, karena perasaanku saat bertemu lagi dengan Mark dan Satya sama persis dengan perasaanku setelah menonton Brokeback Mountain.

film itu menunjukkan bagaimana cinta antara Jack dan Ennis terbentuk.
pertemuanku saat makan siang dua hari yang lalu memberiku pemahaman, kenapa Satya jatuh cinta pada Mark. dan sebaliknya.

aku menyambut mereka di pintu. aku dan Satya langsung saling bertukar maaf dan ucapan selamat Lebaran. setelah itu kami ngobrol tentang Bandung, karena aku pergi kesana Agustus yang lalu. sekitar 10 menit kemudian barulah percakapan kami bertemu jeda. sepanjang 10 menit itu, beberapa kali aku melihat Mark memperhatikan Satya dengan tatapan yang melembut penuh kasih sayang. ia sama sekali tidak seperti orang asing lainnya yang menunjukkan pandangan tidak senang kalau pasangan Indonesia-nya bercakap-cakap dengan orang lain dalam bahasa ibu mereka, yang tidak terlalu ia mengerti. ia seperti memahami kerinduan Satya untuk bicara dalam bahasa Indonesia (kalau denganku malah bisa ngobrol pake bahasa Jawa juga) setelah sepanjang tahun harus ngobrol dalam bahasa Jerman. komentarnya singkat saja "lots of news ya?"

justru karena itu kami jadi agak segan untuk bicara dalam bahasa Indonesia. setiap kali ada salah satu yang mulai kehilangan kontrol dan bercerita dengan bahasa Indonesia, entah itu Pak Koman, Bu Mansri atau aku, akan bergantian saling mengingatkan satu sama lain. "pakai bahasa Inggris..."

nah, sebelum Bu Mansri datang, tanpa sengaja aku membocorkan rahasia menu makan siang pada Mark dan Satya. aku sama sekali nggak sadar kalau Bu Mansri merundingkan menu itu denganku bukan untuk diceritakan pada mereka. untunglah yang aku sebut baru hidangan pembukanya saja. bukan keseluruhan menu. tapi Mark sepertinya mengendus hal ini. lalu waktu Bu Mansri mengumumkan kalau dia punya Soto Ayam -yang adalah favorit Mark, sebagai salah satu menu makan siang, dia menjawab dengan cerah ceria
"ooh, Mansri... what a nice surprise you have!"
saat itulah aku melihat Satya memandang Mark dengan penuh cinta. duh, dua orang ini bener-bener saling menunjukkan ekspresi sayang gitu loh... aku sampai iri ngeliatnya.

lalu Mark akan selalu meminta pendapat Satya setiap kali ia memilih sebuah lukisan. menanyakan padanya dimana sebaiknya lukisan itu dipasang. apakah Satya menyukainya atau tidak. padahal jelas Satya menyatakan kalau ia tidak terlalu mengerti. tapi Mark akan tetap menghargai pendapatnya. dan memilih sesuatu yang Satya sukai.

sementara Satya akan mengingatkan Mark akan hal-hal yang ia lupakan. memberitahunya maksud dan hal-hal yang harus diperhatikan saat pergi ke suatu tempat, atau melakukan sesuatu. menghindarkan Mark dari kecelakaan budaya yang sangat mungkin terjadi. suatu kali, Mark meninggalkan satu kantong berisi katalog dan artikel seni yang dibawa-bawa Mark dari Jogja untuk ditunjukkan pada Pak Koman. Satya mengambil kantong itu, memindahkan isinya ke dalam tas yang ia bawa, lalu melipat kantong kertas itu dengan rapi sebelum memasukkannya ke tas juga.

dua orang ini saling melengkapi dan menjaga. saling pengertian dengan cara yang menyentuh. kalau Mark berdiskusi dengan Pak Koman tentang seniman, lukisan dan kesenian, Satya akan ngobrol denganku dan Bu Mansri tentang batik, atau mode pakaian. lalu kalau mereka menceritakan hal-hal yang mereka alami dalam perjalanan, kami akan tersenyum dan menanggapi disana sini.

bagaimanapun, love is just a feeling, kalo kata The Darkness. dan kehadirannya bisa dirasakan, bahkan oleh mereka yang tidak terlibat dalam jalinan kisah dan perasaan itu.

Monday, October 23, 2006

maaf lahir batin

selamat hari raya!

tahun ini Idul Fitri-ku agak aneh, karena tanggal 22 Oktober malam, kabar yang tersiar adalah hari raya jatuh pada tanggal 24 Oktober, jadi dini hari tadi, aku masih ikut sahur dan berpikir akan menamatkan puasa sampai 30 hari. tapi jam 6.30, papaku terima kabar kalau keputusan sidang Isbat dengan ditetapkan oleh dua Pengadilan Agama menyatakan kalau hari raya mestinya terjadi pada tanggal 23 Oktober.

akibatnya, hari ini aku sudah tidak berpuasa, tanda kalau sudah memasuki hari raya Idul Fitri, tapi baru akan shalat Ied besok pagi. kenapa bisa begitu? kata papaku, karena shalat Ied kan hukumnya sunnah, jadi ya... nggak apa-apa lah kalo ditunda dulu.
wah, jadi membingungkan begini ya?
kapan ya, bisa bersepakat lagi dan semuanya berhari raya pada tanggal yang sama?

nah, karena aku sudah berhari raya, aku mau mengucapkan Selamat Idul Fitri buat semua yang merayakannya... dan dengan segala kerendahan hati, aku mau minta maaf atas segala kesalahan yang aku perbuat dengan tulisan-tulisan dalam blog ini, dan segala akibatnya, yang barangkali mengganggu atau menimbulkan perasaan tidak nyaman. aku nggak pernah bermaksud melakukan hal itu. maafkan lahir dan batin yaaa...

Friday, October 20, 2006

THR

dia mengulurkan amplop putih panjang berisi lembaran-lembaran uang yang baru diterimanya tadi siang dengan agak kikuk. seumur hidupnya, belum pernah ia memberikan uang dengan gaya resmi seperti ini. amplop putih itu adalah pelindungnya dari tatapan ingin tahu, berapa lembar uang yang bisa dia bawa pulang ke rumah hari raya tahun ini. jumlah yang membuatnya kecewa. tapi amplop putih itu juga membuatnya canggung, ini seperti bukan pada ibunya, membayar uang kos pun tidak pernah dilakukannya dengan bantuan amplop putih seperti sekarang ini.
"maaf bu, aku cuma punya segini"
"tak apa, nak... yang penting kamu pulang, ibu sudah senang. terima kasih" ibunya membalas dengan mata berkaca-kaca.
ucapan terima kasih dari ibunya membuatnya makin sedih...

Thursday, October 12, 2006

Investigating Sigur Rós

Photobucket - Video and Image Hosting

kalo lagi gundah gundala putra petir begini, yang paling enak memang dengerin Sigur Rós. sambil ngelamun dan ngelangut nelangsa gimanaaa... gitu, trus tau-tau udah waktunya buka puasa, hehehe...

yang ngajarin aku dengerin Sigur Rós ya, si Pippi. siapa lagi kalo bukan dia. setiap pagi dan malam, delapan lagu itu aja yang dia dengarkan. walopun tetep aja nggak hapal sama liriknya. jangankan hapal, tau lagu itu ngomongin apa aja nggak. maklum, Sigur Rós adalah band dari Iceland, makanya bahasanya rada-rada ajaib. jadi jangan heran kalo di website yang berbeda, ejaan nama personilnya pun bisa jadi lain. itu sodara sebangsanya, Björk, masih lebih gampang dimengerti karena udah pake bahasa Inggris.

lalu mulailah kami berburu lirik. tapi kalo googling dengan keyword lyrics dan Sigur Rós, kok nggak ada yang keluar ya? merasa ada yang aneh, aku teruskan dengan mencari terlebih dahulu artikel-artikel tentang Sigur Rós, dan mencari-cari album mana sebenarnya yang selalu kami dengarkan di rumah itu.

band ini pertama kali berdiri tahun 1994 (yak! jadi kamu tau betapa basinya aku, baru tau tentang mereka tahun 2006) dan dikategorikan sebagai band rock, atau post rock, yang bersuasana --seperti dikutip dari sini, atmospheric, precious, spacey, insular, elegant, druggy, cathartic, soothing, intense, ambitious, lush, ominous, theatrical, wintry, ethereal. wah, panjang! tapi buat yang sama sekali belum pernah dengerin, aku bisa gambarkan kira-kira, kalo manusia bisa bicara pada angin, lembah, kabut dan gunung, mungkin bahasanya seperti ini. atau mungkin juga bahasa para peri, dan putri duyung. halus tapi sendu, menyayat tapi syahdu. kadang-kadang bikin hati jadi terasa perih, lalu pengen menarik napas panjaaaaang sambil mendesahhhh...
*sigh*

dari awal, aku niatkan mau membaca liriknya dengan baik dan benar, bukan sekedar sesukaku atau sebisanya aku, makanya artikel pertama yang dipelajari serius adalah tentang pengucapan dalam Icelandic. susah banget! apalagi ada huruf yang bentuknya kayak kecambah, yang dibacanya th, atau ada konsonan dobel yang cara bunyinya beda sama penulisannya kalo ketemu dengan huruf tertentu. huruf 'y' aja ada dua macem! ngalah-ngalahin huruf Arab.

setelah itu aku cek diskografi-nya, sambil mendengarkan preview lagu-lagunya, dicocokin sama album yang aku punya di rumah. hasilnya, album itu judulnya ( ) --kurungbuka spasi kurungtutup. dan delapan lagu didalamnya nggak punya judul, pun nggak ada lirik. karena vokalisnya menyanyi dalam Hopelandic, bahasa yang mereka temukan dan pergunakan sendiri. yak! ini udah satu klan sama J.R.R Tolkien. tinggal tunggu dunia rekaannya ajah.
nah! kalo beli CD originalnya (tidak seperti aku yang hanya ngopi dari kepunyaan teman), mereka memberikan halaman kosong di booklet CD itu, yang bisa diisi lirik berdasarkan interpretasi masing-masing pembeli CD.

tampaknya terjadi cukup banyak kehebohan dengan cara band ini bekerja, dan baik Mas Jónsi, Kjarri, Goggi dan erm... Orri... sadar diri akan hal ini, sehingga walaupun terjual 16.000 kopi di Iceland yang hanya berpenduduk 300.000 (setara dengan penjualan 16 juta keping di Amerika Serikat) mereka memutuskan untuk membuat artikel khusus tentang faq atau pertanyaan yang biasanya dilontarkan pada mereka. udah bosen kali ngejawab hal-hal seperti.
"there is a long silence in my copy of ( ), is this normal?"

kadang-kadang, kalo hari sedang baik, dan angin tidak berhembus terlalu kencang, mereka akan menulis lirik lagu dan menguploadnya di website, lengkap dengan interpretasi atas lagu itu. ah, tapi itu juga belum tentu. lha wong album Takk... yang dirilis tahun 2005 aja sampe sekarang liriknya masih belum lengkap. hihihi...
tapi menurutku mereka keren, karena nggak peduli sama segala kaidah dalam menulis lagu, dan lalu menciptakan standar baru. berpikir bebas dan nggak terkotak-kotak, kalo kata bahasa bule thinking outside the box. aku selalu seneng sama yang sakit jiwa kayak gini:D.

hampir lupa, interpretasi kami atas liriknya adalah:
it's okaaaaaayyyy.... it's all riiiiiiiiiighhhhttt...

Friday, October 06, 2006

after Daniel Henney

Photobucket - Video and Image Hosting

he's a nearly perfect guy. what else can I say?
the internet quotes said: he is wowing mostly female audiences. he's been added in lists of hotties. he has reached heartthrob status in Korea. there were also comments on his yummylicious body (yes, you'll find this phrase in the net) and innocent smile, clean cut features... oh..oh...! this guy surely makes lots of women drool:D

and I met him for three straight days. day and night, I saw not just his outside appearence, but also his attitude. how he react and answer to questions, his professionalism in working, his discipline in working out, how he carefully choose what he eat. Daniel Henney isn't just good looking, but also a nice and smart person.

soon after he left, I look back to my own life and divide it like daily horoscope. how's my career, money and love? well, I couldn't find either outstanding or dramatic achievement. it's been a mundane and ordinary life. I don't have a lover and the only war I waged was a fierce battle against acne, in which I haven't win yet. suddenly, I feel like a loser, an example of failure. do I really have no life?

I brought this unhappy and blue feeling around for a while before Nelly shake it out of my head. she said I should be grateful for everything I have. I was blessed with a happy family, decent job with a great bos, surrounded by bestfriends and most of all, I always have a roof over my head and I never being hungry no matter how poor I am. Nelly reminds me that I have to be grateful too, because I can help her, when she was unemployed and penniless.

still, I want to travel and see the world like Daniel does, or have enough money to buy all the things that I like. but then again, Nelly said:
"have you ever thinking that maybe, it's difficult for Daniel to find someone honest and true? a person who want to be with him unconditionally, without his fame or money?"

hmmm... I don't want to live in a haunted house like him, either.

Wednesday, October 04, 2006

cerita hari selasa

kamu menghentikan mobil di jalan berbatu yang dibatasi pagar bambu dan rimbunan perdu. ditempat ini, di salah satu sudut Sanur yang belum pernah kukunjungi, asin aroma laut tercium dari jauh. hari ini panas sekali. punggung kemejaku lembab oleh keringat. angin yang berhembus menyusupkan sejuk untuk sesaat.

di hadapanku sebuah gerbang rumah Bali tegak berdiri. aku ragu-ragu untuk melangkah terus karena mendengar gonggongan anjing bersahutan dari balik gerbang itu.
"kamu punya anjing?"
"punya banyak. dan suka makan daging manusia"
"terima kasih banyak, informasi yang benar-benar melegakan"

kamu melangkah melewati gerbang, berhenti untuk menyapa salah satu anjing yang mendekat. gonggongan anjing itu berubah jadi geraman yang sama sekali tidak garang. lebih seperti lenguhan, keluhan untuk meluapkan rasa. mungkin anjing itu rindu pada kamu, tuannya yang sudah berhari-hari tidak pulang.

"masuklah!" kamu menyeru padaku.
takut-takut aku memberanikan diri masuk melintasi gerbang. baru lima langkah salah satu anjing mendekatiku. warna bulunya putih, hidungnya berair, mengendus-endus mendekati celanaku. dari sudut rumah di sebelah kananku, anjing berbulu cokelat menyalak-nyalak tak terkendali.
"anjingmu!" protesku
tapi kamu berlalu dan masuk ke dapur. si penjaga rumah yang buru-buru menarik anjing dari dekatku dan menyuruh anjing cokelat untuk diam.

kamu keluar dari dapur dengan sebuah pisang ambon ditangan. tersenyum. sambil mengupas pisang dengan tangan kanan, kamu bertanya
"kamu belum pernah kesini ya?"
"belum"
"sini. aku kasih kamu tur"
didalam kepalaku, kalimatmu jadi tercetak di layar komputer. aku akan menekan overtype button, lalu kuletakkan kursor di belakang kata aku. kalimat yang kuketik mulai tercetak di layar "sini. aku ajak kamu berkeliling". ah, lagi-lagi kamu menerjemahkan langsung kalimat dalam bahasa Inggris "I'll give you a tour"

sementara itu kamu sudah mulai berjalan ke halaman yang berpagar tembok pendek. bisa kulihat batas air laut yang biru keperakan memantulkan cahaya matahari siang yang terik. rumah ini terdiri dari beberapa paviliun. semua serba terbuka dan minim dinding. sebuah layang-layang tergeletak di dekat perdu.
"wanna fly a kite?"
tanpa menunggu jawabanku, kamu mendekati tembok.
"kalau kamu minum teh di rumah ini, lemongrass-nya segar, bisa dipetik langsung dari halaman" katamu sambil membungkuk menunjuk rumpun serai yang berjajar dengan beberapa pohon kemangi. surawung, kalo kata orang Sunda.

kamu berjalan menuju salah satu paviliun terbuka, yang berisi sebuah meja dan satu set sofa.
"ini ruang kerjaku. aku biasa bekerja di meja ini"
aku ingat kamu pernah bercerita tentang paviliun ini. tapi apa yang aku lihat ini berbeda dengan apa yang aku bayangkan waktu kamu bercerita. didalam kepalaku, paviliun ini hanya terisi meja dan sebuah kursi, tanpa sofa.

kamu terus berjalan melintasi jalan setapak yang dibentuk dari batu bulat tersusun sedemikian rupa membentuk jalur melintas halaman. menunjuk ke arah kanan kamu berkata
"ini kamarnya Bob"
"siapa itu?"
"teman Ibu. sudah satu setahun dia menginap disini dan nggak pulang-pulang"
kamu terus berjalan dan aku mengikuti di belakang. sempat kulihat kamar Bob yang salah satu sisinya tak berdinding. sebuah ranjang dengan kelambu di kamar itu. buku dan barang-barang pribadi lainnya terserak berantakan di kamar itu.

kamu mendekati paviliun yang lain. ada sebuah meja bertutup disitu.
"ini tempatku bekerja kalau sedang tidak mau diganggu" tutup mejanya kamu angkat.
"jadi kamu bisa membayangkan seperti apa aku bekerja disini?"
aku mengangguk dan tersenyum.

kamu naik tiga anak tangga untuk sampai di pintu sebuah paviliun.
"masuklah"
aku memasuki sebuah kamar dengan tegel berselang-seling warna putih dan hijau. sebuah ranjang berkaki tinggi dengan kelambu putih terletak di sisi kiri ruangan itu. di sebelahnya ada lemari kecil. tumpukan DVD terletak diatas lemari. di sisi kanan ada meja dengan buku-buku bertumpuk tak teratur diatasnya. dari kursi di depan meja itu kamu mengambil setumpuk pakaian bersih, lalu menjejalkannya ke dalam tas yang kamu bawa.
"mau aku bawa ke Ubud semuanya"
lalu kamu membuka pintu ke ruangan lain di sebelah kamar itu.
"ini kamar mandiku. tropical bathroom yang terbuka" aku melongokkan kepala dari pintu.
"smells like you" kataku.

keluar dari ruangan itu, kamu mengajakku berjalan sepanjang halaman, menjauhi kamarmu.
"ini jalan untuk ke pantai" katamu sambil menunjuk laut di kejauhan.
"hey! you're lucky! ada jambu yang matang" kamu meloncat dan mengambilkan jambu yang masak di pohon, mengulurkannya padaku.
"mau?"
"boleh juga"
aku menimang jambu di tanganku.
"ini jambu merah?"
"bukan, jambu kuning" kamu mendekati pohon jambu dan mengambil jambu yang lain, lalu menggigitnya dan menunjukkan padaku
"kuning seperti ini"

kamu berhenti di bagian halaman yang dekat dengan rumah utama.
"dulu disini ada proyek penggusuran besar-besaran untuk taman hiburan. tempat ini sudah hampir jadi lapangan parkir. lalu banyak arwah gentayangan yang datang kesini, bilang mau tinggal disini. menemani Ibu. dulu disini ada pohon besar, tapi sudah meninggal" katamu sambil menunjuk sebuah lubang. di sekitar lubang itu ada tempat menaruh sesajen dan beberapa canang sari tergeletak disekitarnya.
"dimana kamar Ibu?" tanyaku
"disitu" katamu sambil menunjuk keatas. ke jendela di lantai dua bangunan rumah utama.

kamu berjalan lagi, sekali ini mendekati dapur. lalu berhenti dibawah tanaman merambat yang berbuah banyak. mengambilnya satu, lalu mengulurkannya padaku.
"apa ini?"
"markisa pantai. ini udah matang juga. cuma agak asam sedikit. ada macam-macam tanaman buah disini."

perjalanan pulang ke Ubud siang itu kamu isi dengan cerita tentang hidupmu di sekolah. bagaimana kamu pindah SD karena selalu terlibat kesulitan, siapa yang pertama kali memupuk minatmu pada sastra...
ah! ada banyak pertanyaan di kepalaku. tapi semuanya kusimpan. hasil rapat hari ini sudah cukup membebanimu. tak perlu kutambah lagi.

***

sorenya beberapa pertanyaanku terjawab karena sepanjang jalan berangkat dan pulang dari Alila, Ibu menceritakan perjalanan hidupnya padaku. tentang pernikahannya, ayahmu, keluarga kalian dan kisah-kisahnya.

aku bisa membayangkan kamu yang berusia tujuh tahun, anak laki-laki berkulit putih yang chubby, pulang sekolah dengan baju seragam robek dan kumal, wajah coreng-moreng karena peluh dan debu, dengan air mata mengalir di pipi kananmu.

"batu bisa menghancurkan tulangmu. tapi kata-kata tidak bisa"

untunglah mataku yang sebak terlindung kaca mata hitam yang kukenakan.

Sunday, September 17, 2006

I am SAM

I often find myself getting this odd syndrome in the middle of a work day. I get distracted very easily, so difficult to pay attention or being focus on something in particular, and the worst is staring at my computer, planning to write an article or release, or email, or something like that, but end up loosing my words and uselessly chasing my vanished sentences. what a stressful condition.

I did a small investigation only to find that my special syndrome happens when I'm hungry. if I forget to have breakfast and too busy receiving guests after phone calls so that lunch almost skipped, the syndrome escalated even more. recently I stop visiting id kuliner because those cursed members of this damned mailing list are addicted to send pictures of mouth-watering delicious food. huh!

but if you see me when my belly full, you'll meet the most creative, smart girl with high dose of common sense ever! feel free to compare to the other girls in my office. during an emotionally tiring plus overtime assignment few days ago, I mentioned this syndrome to my dependable IT-man partner -Indra, when we're stuck and run out of ideas.
I said "I promise. I'll be smarter after dinner"

right after, Indra calls me SAM. smart after meal.
but now I'm hungry. I have to stop writing.
Oh, I'm craving for Oxtail Soup!

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...