Tuesday, May 17, 2005

sleepy sunrise session

seminggu sebelumnya, ariana sudah memberiku detail informasi tentang kedatangan fotografer dan desainer grafis dari cina. tapi baru pada hari terakhir aku bener-bener 'ngeh' kalo dua orang ini akan bikin sunrise photo shooting session selain restaurant, spa, dan public area sessions. god! ini berarti aku harus mulai stand by sebelum matahari terbit.

suddenly, I wish that I can arrange the sun to rise at 9 am.

sesi restoran dilakukan pada malam hari. tepat sebelum makan malam. bukan, bukan berarti kami mulai pada pukul lima sore sehingga bisa makan malam jam tujuh malam. pemotretan dimulai jam tujuh malam dan makan malam kami tertunda selama dua jam. rasanya persis seperti waktu buka puasa. mungkin karena makannya udah terlalu malam, rasa lapar itu udah nyaris menghilang, tapi pikiranku terus menyuruhku makan sebanyak mungkin karena aku masih harus bekerja sampai jam sebelas malam. dan persis ketika pumpkin soup sampai di tiga suapan terakhir, aku sudah kenyang.

aku masuk kamar menjelang jam dua belas. dan rasanya baru terlelap waktu telepon berdering. wake up call-ku. setengah lima sekarang. matahari akan terbit satu jam lagi, dan kamar 105 tempet pemotretan masih harus diset dan dicek ulang.
mandi air hangat lalu mengirim housekeeping turun. kepalaku masih terasa berat dan mataku pedas. nggak ada alasan, aku tetap harus berkemas untuk pemotretan. aku sempat menyaksikan satu pertandingan sumo sambil berpakaian dan memasukkan barang-barang ke dalam back pack-ku.

matahari terbit yang betul-betul indah...
bukit yang terbentang disepuh oranye keemasan sebelum bola merah itu terlihat perlahan-lahan. lalu gumpalan-gumpalan kabut yang seperti kapas beterbangan, melayang-layang dari sungai campuhan yang mengalir dibawah tanah yang kupijak. dan waktu gumpalan kabut itu melayang diatas air kolam... seolah kolam itu kolam air panas, sangat panas...
pohon, rumput dan semak selama beberapa saat diselimuti mantel kabut, sebelum dihembus angin
aku senang bisa melihat semuanya. tapi juga tetap ngantuk.

spa, gift shop, galeri dan pak kariyana dilakukan secara marathon. mr. lu -si fotografer, kuakui memiliki stamina yang tangguh. tak gentar melawan dinginnya udara, naik turun tangga... yang mungkin buat orang lain seusianya udah bikin ngos-ngosan. yah... dia juga ngos-ngosan, tapi jalan terus!

session dengan pak koman san bu mansri bikin aku tersenyum...
untuk pertama kalinya setelah sekian bulan bekerja, mereka berdua terlihat mesra. ahaha...
setelah mendudukkan bu mansri di sebelah kanan pak koman, pak koman bisa melingkarkan tangan di pinggang bu mansri. satu hal yang bikin staf spa tertawa, dan spontan bikin pak koman malu... aiiih!
karena terlihat kaku, sesi ini sempat beberapa kali diulang sampai akhirnya ada beberapa foto yang lebih alami. dan tetap mesra.

mereka check out jam 12.30. foto-foto itu segera akan dipakai untuk mencetak travel guide book untuk mereka yang tinggal di cina daratan dan timur jauh (kecuali jepang) dan akan berlibur ke bali. kuharap hasilnya baik. and... sebelum kuselesaikan, aku harus berterima kasih pada ariana di reservasi, juniarta, wistawan, putera, sukadana dan pak swabawa di housekeeping. karunia dan putrayasa yang sedianya jadi model, pak bagiana da chef dan pak artana di restoran, yunanti, ayu dan nengah di spa. oh... juga mitha, yang bahasa mandarinnya top banget.
keep the good work pally!

Sunday, May 08, 2005

first indomie

selama tinggal di jogja, makan indomie itu seperti hal yang biasa sekali dilakukan. apa sih yang bisa dimakan anak kos yang uangnya tiap bulan pas-pasan? yang telat kirimannya beberapa hari aja udah berarti lapaaar...
hihihi... sebenernya sih, nasibku nggak separah itu, tapi kan kalo nulis dibikin agak dramatis dikit boleh yaa...

di ubud aku juga ngekos lagi. karena di kos nggak ada dapur umum, jadilah nggak ada cerita bikin indomie itu.
kalau dibilang makanannya jadi lebih sehat, sebenernya nggak juga. karena kalo makan nasi padang terus-terusan kayak yang aku lakukan itu 'kan juga gak baik buat kolesterol... tapi begitulah...
lima bulan berjalan tanpa sekalipun aku makan indomie...
(kecuali pas ke jogja dan pagi-pagi meniatkan betul beli indomie goreng di burjo)

tapi kemarin sore, di supermarket aku teringat kalau sekarang aku udah bisa ngerebus air dan bikin kopi dan lain-lain yang instant dan tinggal tuang air panas aja perlunya. oleh karena itu kuputuskan beli beberapa bungkus mie goreng instant dan selepas senja, sambil cekikikan sendiri, aku menikmati indomie gorengku yang pertama di ubud. rasanya? agak ajaib, karena ini mie goreng rasa pecel. waduh! ada banyak indomie rasa baru. aku harus lebih rajin coba-coba. kalau sampai nggak kenal rasa baru indomie 'kan gak gaul namanya!!!

Friday, May 06, 2005

karma chameleon

another story from my MOD time

ada yang bersikeras tidak mau membayar bill telepon untuk internet karena sejak awal diberitahu kalau dia memakai internet menggunakan laptop pribadi, dia tidak akan kena charge. ketika dia tidak berhasil mengeset di hotspot yang ada di lobby (dan restoran) lalu ada salah satu staf yang bilang sama dia kalau dia bisa memakai internet dari kamar dengan menggunakan line telepon alias dial up. fatal. si tamu yakin sekali kalau dia sama sekali tidak diberi penjelasan tentang pembayaran kalau dia pake alternatif dial up itu. dan lagi...
dia juga tidak benar-benar berhasil connect dengan dial up. bahkan kalau katanya, satu email pun tidak bisa dia terima.

aku mendengarkan penjelasannya dengan cermat dan memutuskan menghapus bill internetnya.
kalau ternyata dia berbohong padaku... berarti aku merugikan komaneka
apa boleh buat...

guest is the most important person ever in this business.
jadi inget lagi hapalan dari kelass training pak lasiadi. strange times...
oya, satu lagi. soundtrack hari ini adalah karma chameleon!

Monday, May 02, 2005

the appetite class

bu mansri came up with the idea to create a small cooking class. I'm the one who give the idea a shape and details. the management love it... and here we (the chef, the cook and me) are now... with some secret recipes book designed by indra.
I give you brief look of one of the recipe...


COATED TUNA

Ingredients:

300 g Tuna
50 g Basil
40 g Parsley
15 g Sesame seed
5 g Black pepper
5 g Salt
30 g Lemon
10 ml Worchestershire sauce
50 ml Sweet soy
200 g Focacia bread

Method

1. Combine salt, pepper, lemon juice and Worchestershire sauce. Add the tuna and leave to marinate.
2. Chop basil finely. Mix with parsley and sesame seed.
3. Coat tuna with the herbs and then grill. Make sure the heat doesn’t go through tuna and the flesh looks reddish pink.
4. Cut tuna into paper-thin slices.
5. Cut off the crusts, and then slice focacia bread into 3 cm squares and 1 cm thick. Grill afterwards.
6. Top focacia bread with tuna slice and small amount of sweet soy sauce.


the class is already started. feel free to join. you guys are more than welcome, as long as you stay with us

Sunday, May 01, 2005

on duty

rasanya jadi manajer hotel nggak termasuk dalam daftar cita-citaku, tapi berhubung komaneka selain punya galeri juga punya hotel, dan aku bekerja untuk corporate, ada hal-hal yang berhubungan dengan hotel yang tidak terelakkan harus aku kerjakan juga.

misalnya seperti yang disebut Manager on Duty a.k.a MoD ini.
aturannya, setiap orang yang berada dalam level manager, termasuk chef dan chief engineering kebagian satu hari dalam satu minggu saat ia jadi MoD, yaitu waktu ia harus bekerja pada shift sore a.k.a evening (dan night bila perlu).
MoD berfungsi hampir sama seperti GM. bedanya cuma kalo GM setiap hari. sementara jadi MoD itu seminggu sekali. satu kali evening shift...

bagianku adalah tiap hari jumat. apapun yang terjadi, setiap hari jumat sore itu adalah waktuku untuk membuat keputusan, dijadikan tempat bertanya, menyelesaikan soal-soal... yang banyak diantaranya berkaitan dengan operasional. crazy time!

dan selama beberapa kali jadi MoD, aku selalu on duty dalam berbagai hari yang sama mengejutkannya.
kali pertama, waktu Nyepi. oh, masa MoD yang paling panjang dengan staf yang lebih sedikit dan tamu yang semua-semuanya nggak bisa keluar. restoran dan spa yang lebih sibuk daripada biasanya, kolam renang yang riuh rendah dan semua orang yang bekerja dalam shift yang jauh lebih panjang daripada hari-hari biasanya. walaupun dapat fasilitas bagus, tapi tetap saja, selepas jam 2 barulah aku bisa tidur. dan jam 5 sudah harus bangun lagi. kaoru-san yang juga experience komaneka waktu itu bilang, tidurku mengigau.
dan pastinya mengigau serius... dengan ekspresi sedang bicara lewat HT. engneering masuk...

kali kedua, adalah waktu ada farewell dinner untuk aya ikeda dan yuyi yang datang dari tokyo. jadual sebenarnya adalah lunch.tapi berhubung waktu lunch hari berikutnya akan dipergunakan untuk management training, maka dinner itu dipercepat 17 jam. pada akhirnya dinner itu juga jadi pesta ulangtahun untuk empat orang sekaligus. yu-chan, bu mansri, aya dan aku. strawberry cream cheesecake pada jam 9 malam! benar-benar diet yang nggak sehat...

kali ketiga adalah suatu malam yang basah. hujan sudah mengguyur ubud selama dua hari dua malam waktu itu. dan di hari waktu aku on duty ini gerimis tak kunjung henti turun. dingin dan basah dan satu demi satu tamu mengadukan halnya di meja front office tempatku berada sambil lalu mengawasi operasional. ac-nya terlalu dingin adalah hal yang biasa. tapi bagaimana dengan yang mengeluh ada dua ekor kodok bersahut-sahutan di kolam depan kamarnya? berangkatlah room boy menunaikan tugas mulia itu. dan mereka berhasil!
dua ekor kodok segar dari kolam 203 berhasil ditangkap.
lalu datang juga tamu yang lain yang bilang kalau ada sesuatu yang menggeleser-geleser di atap kamar mereka. pada cuaca sebasah ini, tentulah tikus darisawah memutuskan untu rendezvous di tempat yang lebih kering. maka perangkap dengan umpan telur goreng yang menggiurkan dipasang...
a night with animal-related problems...

yang terakhir bulan ini adalah saat gelombang pertama golden week datang membanjir. kedua hotel terisi penuh. sepenuh yang bisa dimuatnya. dan pada malam itu juga ada 10 kamar yang check-in bersama-sama. dan ada acara dinner pula! berlari-lari dari satu properti ke properti yang lain dan harus tetap memasang senyum pepsodent adalah satu hal. memusatkan perhatian pada satu acara sementara juga harus mengawasi hal yang terjadi di properti yang lain adalah hal yang lain. quiet like hell! gitu kataku dalam satu sms waktu ada yang tanya apa kabar.

wondering what will happen next week...

Saturday, April 30, 2005

on anamnesis

project baheula yang tertunda-tunda akhirnya selesai juga.
anamnesis -album pertama melancholic bitch yang sudah mulai dikerjakan
dan berhenti dan dikerjakan lagi sejak tiga tahun yang lalu...
waktu aku secara gerilya masih jadi manajernya (whatever it means)
akhirnya akan dirilis segera.

experience
www.melancholicbitch.com
for further info. or shouting something

Monday, April 25, 2005

real sunday in ubud

it was all begin with a promise to meet again...

kemarin adalah hari minggu saat aku dan Oliver memutuskan menghabiskan satu waktu makan siang dan sesudahnya bersama. setelah lewat jam tiga sore dan nyaris seluruh toko di separuh jalan monkey forest kami jelajahi, kami berangkat ke desa pilan untuk sebuah pesta.

judul pesta itu sendiri sebenarnya tidak terlalu menarik. pesta ulang tahun, untuk seorang anak perempuan berusia satu tahun, bernama Isara. baik anak itu maupun orangtuanya, sama sekali tidak kukenal. informasi tambahannya adalah, the party is also a first open house for a weekend escape villa.

tempatnya cukup jauh. dari tanggayuda, masih harus jalan (naik motor besar dalam hal ini) kira-kira 16+1,9+2,6+0,5 km lagi. perjalanan itu membuatku paham benar arti kata melesat. naik motor berkekuatan 100 pk dengan kecepatan 100km/jam sampai jalanan dan pemandangan di sekitarnya terlihat seperti lukisan cat air yang sudah jadi dan terkena tetesan air sehingga bentuk gambarnya rusak dan warnanya berbaur mengabur.

kami membelok di jalan desa dan sampai di tempat yang lebih tepat disebut jalur trekking. jalanan sempit menanjak dan menurun, curam dan dikelilingi pemandangan yang luar biasa. aku jadi ingat tulisan di pinggir jalan di kedewatan 'nice view along the ayung river'. aku tau pasti ada sungai nun dibawah sana. tapi semuanya tertutup oleh kanopi yang terbentuk oleh pohon, semak, belukar, bermacam-macam pakis dan disela-selanya ada warna cerah bunga liar. akhirnya kami sampai di sebuah jembatan kayu dengan keyakinan bahwa kami tersesat.

seorang bapak yang naik sepeda motor berwarna putih dan merah dengan jaket hijau yang lusuh dan bernoda kotoran hewan ternak diluar kemeja kotak-kotak warna kuning dan cokelat yang hanya dikancingkan sebagian meyakinkan kami kalau jalan itu juga bisa menuju desa pilan dan akan lebih dekat.
entah karena pena di kantong kemejanya, atau karena ekspesinya yang begitu yakin, dengan dtimpali seorang remaja gembala yang sedang menghela dua anak sapi, kami akhirnya kembali ke jembatan itu, setelah sebelumnya berbalik arah karena merasa tersesat.

jembatan itu adalah bagian terbaik dari perjalanan menuju desa pilan.
melewati jembatan kayu yang melintas diatas sungai di ketinggian beberapa puluh meter, rasanya seperti terbang diantara dua tebing yang hijau oleh hutan. jembatan itu adalah jembatan kayu yang ditopang kawat tebal yang dijalin seperti tambang, dan yang berderak kalau dilewati. tapi benar-benar kuat, setidaknya di bagian atas mulut jembatan tertulis berkekuatan 400kg/m.

setelah jembatan, kami masih terus melewati jalan kecil dan Oliver dengan tanpa ragu mengambil satu arah setiap kali kami menemukan pertigaan. desa pilan akhirnya kami temukan dan segera saja kami menemukan titik parkir sebagaimana diterangkan dalam peta penunjuk jalan dengan dipandu dua pemuda desa. mereka tau dimana rumah pak Arjan.

rumah itu terletak persis diatas bukit seperti dalam kisah railway children. bedanya ini sebuah rumah kayu tradisional bali dengan tiang tinggi dan bertopang pada batu koral, dan bukannya rumah batu dengan atap merah dan cerobong asap. it's a see through house with stunningly beautiful view in every direction. nggak ada depan dan belakang. sejauh mata memandang adalah hamparan hijau dari tebing bukit di sekitarnya. ada hamparan sawah yang seperti tangga disebelah hutan, hamparan kebun yang memanjang menuju hutan di arah yang lain, sungai yang tetap tidak terlihat dan lagi-lagi rerimbunan pohon di hutan. betul-betul luar biasa...

Arjan dan Liv, para pemilik tanah dan rumah kayu itu masing-masing adalah GM alila ubud dan amankila. hanya ada sekitar tiga puluh orang yang ada di pesta itu, dan seekor anjing bernama Rimba. aku suka karena ini bukan seperti pembukaan pameran ketika ada begitu banyak orang dan semua percakapan adalah obrolan pendek-pendek dengan subjek yang berbeda-beda untuk orang yang lain dalam sebuah ruangan dimana berbagai karya juga berebut minta perhatian.

rumah kayu diatas bukit - pemandangan tiga ratus enam puluh derajat - pesta yang menyenangkan - bermacam makanan hasil karya chef hotel bertarif minimal enam ratus lima puluh dollar semalam - rich taste of chocolate birthday cake with coffee cream - percakapan tentang juliette binoche dan stanley kubrick - nyala obor yang berkelip dihembus angin senja - arjan yang tak pernah melewatkan kesempatan untuk menggodaku. dan oliver - lagu-lagu U2 dari iPod - taburan kelopak mawar merah dan kamboja putih di halaman - kabut yang turun perlahan...

waktu akhirnya kami meninggalkan tempat itu, bulan purnama yang bulat penuh dan berkilau menyeruak keluar dari mendung, mengiringi perjalanan kami kembali ke ubud.
it was a perfect day off. few chapters of george orwell in the morning, moderate lunch, noon walk under sunscreen protection, awesome motorbike ride, nice party in the house with beautiful view, coffee latte in a cozy cafe, a very nice company and double chocolate cake!
enough said.

Friday, April 22, 2005

have a nice day

San Francisco Bay
Past pier thirty nine
Early p.m.
Can't remember what time
Got the waiting cab
Stopped at the red light
Address, unsure of
But it turned out just right

It started straight off
"Coming here is hell"
That's his first words
We asked what he meant
He said " where ya' from?"
We told him our lot
"When ya' take a holiday
Is this what you want?"

Lie around all day
Have a drink to chase
"Yourself and tourists, yeah
That's what I hate"
He said "We're going wrong
We've all become the same
We dress the same ways
Only our accents change

Swim in the ocean
That be my dish
I drive around all day
And kill processed fish
It's all money gum
No artists anymore
You're only in it now
To make more, more, more

So have a nice day
Have a nice day
Have a nice day
Have a nice day

--the best from stereophonics--

Thursday, April 14, 2005

on latitudes

Image hosted by Photobucket.com

setelah terbit setiap bulan secara teratur mulai dari bulan februari 2001, latitudes ...views from 6'++ above to 11' below the equator- harus menyerah. mulai bulan april ini, secare resmi latitutes ditutup dan berhenti terbit. sayang, memang... majalah dengan konsep yang cukup baik pada akhirnya tidak bisa tegar bertahan...

cover latitudes yang kupasang disini, dipotret oleh iskandar (yang juga mengabarkan tutupnya latitudes padaku) dan menurutku adalah cover latitudes yang paling keren.

so long, latitudes... may you rest in peace

Monday, April 11, 2005

rivers and tides and arts

... there are always these.. possessive.. forms that you cannot get rid of...

pemandangan diiluar jendela pesawat adalah sungai yang berkelok kelok seperti pola gerak ular air. sungai yang membelah hamparan hutan dan luasan yang hijau, dalam perjalanan ke nova scotia di kanada.

bentuk sungai itu nantinya terus tampak sepanjang film 'rivers and tides' yang merupakan dokumenter proses kerja dan karya andy goldworthy, seniman dari inggris. goldworthy berkarya dengan alam. batu, daun, ranting, jerami, bunga, lumut, pasir, salju, bongkahan es, kepingan bata...
ia memainkan warna dan material yang dia temukan di alam untuk membuat karya. yang menarik dan secepatnya lenyap. juga karena alam. kayu dan ranting yang disusun sedemikian serupa igloo diatas bebatuan diantara sungai dan laut. yang kemudian ketika pasang datang, karya itu dihanyutkan oleh air laut (atau sungai) seketika itu juga.

oliver yang mengenalkanku pada seniman ini.
sejak akhir bulan lalu, dia bilang kalau dia punya sesuatu yang mungkin akan aku suka. waktu akhirnya kami punya waktu untuk ketemu dan ngobrol, dia memberiku dvd film itu. dengan penuh semangat dia bercerita tentang andy goldworthy dan karyanya, bagaimana dan kenapa...

goldworthy membuat karya dari kerucut es di bongkahan besar batu dipinggir laut. tidak seperti dalam foto dimana esnya melingkar, dalam film kerucut es itu seolah-oleh menembus batu, berkelok-kelok keluar masuk bebatuan dan akhirnya mencuat keatas. ketika karya itu selesai, sinar matahari senja jatuh tepat di kedua sisi bongkah batu dan membuat kerucut es itu berpendar oranye. awesome!
namun tentu saja, sinar matahari yang membuat karya itu keliatan keren adalah juga yang bikin kerucut esnya mencair lebih cepat...

Image hosted by Photobucket.com


and all of efforts are ultimately going into trying to make something that they did it as effortless...

Friday, April 08, 2005

swimming in the rain

sudah hari ketiga, cuaca betul-betul muram...
hari ini, hujan tampaknya sudah dimulai sejak sebelum matahari terbit, atau bahkan lebih awal lagi, susul-menyusul sejak kemarin. tidak pernah ada lebih dari 10 menit berlalu hari ini, tanpa hujan. kalaupun berhenti sejenak, kurasa hanya karena langit perlu waktu untuk menarik napas sebelum mulai mengguyur bumi sekali lagi.

it's a drizzling day with the spraying rain. tetesan air yang kecil dan ringan dihembus-hembus angin yang mengalir dari satu ruang hampa ke ruang hampa yang lain di udara. tidak segera membuatmu basah, tapi mematikan. hujan jenis ini yang akan mengendap di kepala dan menimbulkan pening berkepanjangan.

aku harap hujan ini tidak berlangsung selama empat tahun, sebelas bulan dan dua hari. supaya udara tidak terlalu lembap sehingga ikan-ikan tidak berenang di udara, melintasi pintu depan, mengambang di dalam ruangan, dan tidak ada bunga yang bermekaran di mesin-mesin yang terbuat dari logam, dan cucian basah tak akan jadi lapuk dan berwarna hijau lumut...
*ya, ini dari cerita keluarga buendia dalam seratus tahun kesunyian marquez*

tapi hujan ini juga memberi kesempatan bagi ratusan payung berkeliaran di jalan. dibawahnya, berlindung dari hujan, adalah pasangan-pasangan yang saling berpegangan tangan, merapatkan tubuh, merangkul lingkar pinggang dengan kepala rebah di bahu. saling berbicara perlahan dan tersenyum.

I spent all morning contemplating the rain...

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...