Monday, May 08, 2006

kopi senin senja

aku meletakkan cangkirku. terlalu lelah untuk menghitung berapa banyak kopi yang kuhabiskan dalam dua hari terakhir. tentu lambungku telah dihiasi bercak-bercak kafein. mungkin bentuknya seperti tetesan cat yang mengalir diatas kanvas. karena aku nggak menyesap kopi. aku menenggaknya habis dalam beberapa tegukan saja. aku minum kopi dengan Chih Chiang, lalu dengan Jill, belum lagi yang aku minum tanpa ditemani siapapun. aku merasa sebagian tubuhku solid, dan sebagian lagi transparan. aku harap kafein yang mengendap dalam darahku bisa membuat tubuhku menemukan massanya.

aku sudah mandi tujuh kali sejak kemarin. ini rekor yang agak mencengangkan, karena tempat yang kutuju hanya rumah dan kantor. aku hanya merasa kalau aku harus mandi. harus merasakan aliran air membasahi sekujur tubuhku. membersihkan otakku dari pikiran-pikiran yang nggak perlu. kenangan. ingatan. hal-hal yang selalu melekat disaat yang paling tidak diperlukan. aku melihat keping-kepingnya seperti puzzle. aku memungutnya satu demi satu, dan mencucinya bersih-bersih dengan air hangat, bercampur sabun, shampoo, conditioner, herbal bath bag... tapi ketika kupikir semuanya sudah dilarutkan... dan mengalir ke pelimbahan... entah bagaimana mereka menemukan cara untuk kembali.

kenapa kita masih bisa merasa kehilangan sesuatu yang sudah lama tidak ada di tempatnya? kalau kita bisa mengingat, berapa banyak benda yang pernah kita hilangkan seumur hidup? pena, penghapus, handphone, penggaris, kaset, kesempatan, buku, kunci, stnk, dompet, pensil, karcis parkir, uang, tas, mimpi, persahabatan, cincin, tiket kereta, saputangan, harapan... kehilangan keinginan. mungkin kita menaruhnya di suatu tempat, lalu tertinggal. mungkin kita meletakkannya, dan sengaja tidak mengambilnya kembali. lalu kita lupa.

sayangnya lupa itu tidak permanen. ingatan, kenangan dan masa lalu hanya tenggelam diantara hal-hal baru. mengendap dan menunggu dengan seringai licik dari kegelapan, dari dasar yang terdalam. menunggu kail yang jahil, sampai sesuatu mengaisnya lagi. cukup satu kata kunci, separuh frase, sekelebat bayangan...

disaat-saat seperti ini, iTunes yang menjadi saksi tanpa keluh. kalau Tompi ada disini, duduk di hadapanku, menuang kopi ke cangkirnya di seberang cangkirku. dia pasti minum kopi jahe. aku sudah memaksanya mendendangkan nyanyian yang memujaku sepanjang malam...tahukah kau diriku tak sanggup hidup bila kau jauh dariku...bagian yang terus menerus kudengar dalam tidurku yang gelisah dan penuh potongan wajah. apakah tenggorokanmu serak sekarang?

ada hari-hari ketika, seperti jutaan perempuan yang lain, aku menjadi istimewa karena harus diperlakukan dengan pemahaman lebih. bukan karena kesengajaan kalau hormon-hormonku sedang sama nggak stabilnya dengan nitroglycerin. apalagi kalo reaksi kimianya nggak tepat.

Sunday, May 07, 2006

just married

"berapa umur kamu?" tanya Thor sambil tersenyum sementara musik dari panggung masih terus mengalun. "dua puluh enam" jawabku membalas senyumnya.
"no way! nggak mungkin. kamu pasti bohong. kamu mestinya dua puluh satu, atau dua puluh dua tahun" jawabnya sambil membelalakkan mata. aku hanya tertawa.

esoknya, aku ketemu Angus, yang bertanya apakah benar aku ada di Opera tadi malam dan turun menari di depan panggung. sambil tertawa malu, aku membenarkan. duh, aku bahkan nggak ngeliat Angus ada diantara sekian banyak orang malam itu. yah, gimana bisa lihat meja lain, mejaku penuh oleh sembilan orang rombonganku, dan perhatian kami terpusat pada panggung.
"you look different last night. mmm... how old are you again?"
"twenty six" kataku
"oh, no! I thought that you're twenty two"

dan pagi ini, waktu sedang sarapan bersama jurnalis dan kru TVBS Taiwan, Jill- senior columnistnya bertanya padaku sambil menyantap bubur ayamnya.
"Ina, how old are you?"
"I'm twenty six" jawabku sambil tersenyum.
"really? I don't believe you. you have to be twenty two. you are twenty two" katanya sambil menatapku lekat-lekat. ada ekspresi nggak percaya di matanya.
aku tertawa setelah semua orang di meja berseru juga membenarkan perkiraan Jill. nggak mungkin aku dua puluh enam. hihihi... maksa bener yah...

jadi waktu aku terima smsmu di pagi hari berkabut tadi; waktu kamu bilang kalo pagi ini kamu melangsungkan pernikahanmu dan mohon restu padaku, aku membalas smsmu dengan ucapan selamat. dan berharap semoga keluargamu bahagia.

kamu boleh menikah duluan. tapi aku yang lebih awet muda dan diwawancarai TV dari Taiwan dan majalah dari Taiwan. nggak kalah sama Agnes Monica.

Saturday, May 06, 2006

soaked in english

setiap hari aku hidup dengan dua bahasa, Inggris dan Indonesia. kadang-kadang empat bahasa, kalau Bali dan Jawa dihitung juga. dalam pekerjaanku, aku lebih banyak berhubungan dengan orang asing daripada pribumi. makanya aku lebih banyak hidup dengan bahasa Inggris sekarang. seringkali, aku lebih memahami tulisan dalam bahasa Inggris, dan merasakan nilai maknanya lebih kuat daripada kalau membaca terjemahan dalam bahasa Indonesia. yang aku tulis dibawah ini, contohnya, adalah hal-hal yang dipercakapkan dalam bahasa Inggris selama tiga jam pertemuanku dengan Jamie, Editor in Chief sebuah majalah gaya hidup dan John, Pengacara Properti yang berpraktik di Inggris dan Perancis:

perkenalan, meeting room, gym, spa, villa, bulan madu, Melinjo, alergi Aspirin, kacang, test alergi, Soto, Serai, sungai Campuhan, wedding chapel, sungai Oos, trekking, Borobudur, Prambanan, snowboarding, mountain biking, rock climbing, kemping, salju, kepala sekolah mereka di SMU, bahasa Indonesia, Madame Robinson (guru bahasa Perancis di SMU mereka), SMU mereka, menjadi guru, ibu masing-masing, konferensi, hotel di Ubud, orang Jerman, tidur, rumah Jamie, sepakbola, Ice Bar, stalaktit-stalakmit, pengacara properti, sirkulasi majalah, rencana iklan, pariwisata Bali, mental staff, Mandala, Tibetan Buddhism monk, Seven Years in Tibet (film), Brad Pitt, international law, NKOTB, Take That, Robbie Williams, Beckham, bahasa Inggris, hukum di Inggris, kolam renang, sawah, bebek, tanah (land), matahari terbit, kabut, anjing dan ayam, sabung ayam, monyet, Monkey Forest, lapangan sepakbola, Manchester United, Liverpool, The Curious Incident (judul buku), Balawan, lukisan, bom, kecelakaan, Tube (kereta bawah tanah Inggris), kuliahku, ayah Jamie, hukum Islam, dangdut, Superman is Dead, berbagai jenis makanan, Mc Donald's, orang Inggris, tepung beras, jenis-jenis bumbu, kue tradisional, gado-gado, sambal kacang, label baju, sambal matah, halaman fashion di majalah, harga yacht, yacht dengan gym, bahasa Perancis, cerita dalam sebuah novel berbahasa Perancis, Hanoman, Ramayana, novel Indonesia, Neka Museum, Pak Neka, Pak Koman, Nepal, pemberontak Mao, jungle hammock, peralatan rock climbing, berkemah dalam liang salju, pantai Padang-Padang, Canggu

ini hanya hal-hal yang teringat. rasanya ada juga hal yang terlupakan. jadi Heri, bahasa Indonesia memang nggak cool, tapi ngomong bahasa Inggris terus itu capek....

Friday, May 05, 2006

maaf, straw-nya habis

jangan heran kalau mendengar kalimat itu diucapkan waktu kamu membeli minuman kotak di convenient store 24 jam yang bertebaran di Ubud. awalnya aku sendiri juga bingung. logikanya, setiap minuman kotak datang dari pabrik bersama dengan sedotan alias pipet alias straw-nya. bagaimana mungkin jumlah minuman kotaknya lebih banyak daripada sedotannya, dan sedotannya habis lebih dulu?
udah gitu, kalo sedotannya habis biasanya si penjaga toko nggak mau menjual minuman kotak itu padaku. hal yang pasti akan ditentang pebisnis dan marketer handal. uang kok ditolak!

suatu kali aku bertanya kenapa pada si penjaga toko, gara-gara dia mengambilkan sedotan Capri-Sonne dari bungkusnya, untuk Buavita Guava yang kubeli. alasannya karena dari pusat convenient store itu, semua sedotan udah dilepas dari kotaknya. tetapi bagian pengantaran nggak pernah ambil pusing untuk memastikan jumlah dan jenis sedotan yang disertakannya sama dengan jumlah minuman kotak yang dibawanya. kadang-kadang dibawakan, kadang-kadang nggak. kalau barang sudah sampai, maka tanggung jawab penjaga toko untuk ambil sedotan. meskipun itu kesalahan bagian pengantaran. aneh bener!

aku rasa di gudang pusat convenient store itu, ada seonggok sedotan tanpa minuman kotak. onggokan yang akan berubah jadi gundukan dalam waktu beberapa bulan saja. sekarang ini aku sedang mempertimbangkan untuk meminta pemilik usaha convenient store mencari penanggung jawab sedotan

sedotan lurus berwarna oranye yang diberikan penjaga toko itu tentu saja lebih pendek daripada kotak minumannya dan itu bikin aku harus menjungkirkan kotaknya supaya jus itu bisa kuminum habis tak bersisa.

Wednesday, May 03, 2006

Galungan dan Siklus Waktu

ini Galungan -ku yang ke-empat. Galungan pertamaku on the spot terjadi bulan Agustus, waktu aku belum tinggal di Bali, tapi sedang membantu menyiapkan pembukaan pameran tunggal Suklu. saat itu, di Batubulan, aku kebingungan menemukan semua tempat tutup, semua rumah berhias penjor dengan padi-padian dan kue digantung, serta orang-orang berpakaian adat lalu lalang tanpa kupahami apa yang terjadi. Galungan keduaku di bulan Maret tahun berikutnya, aku lalui dari satu pura ke pura yang lain. Pura Banjar Teruna, Pura Desa Peliatan, Pura di daerah Pejeng, sampai dua Pura di kawasan Nusa Dua. hari itu aku menemani Munehide Ida hunting foto upacara. dan untuk pertama kalinya aku melihat Rangda, tokoh ibu, penyihir hitam yang jahat, bersuara serak melengking dan beraura mistis dalam epik Calon Arang.

Galungan ketiga bertepatan dengan awal puasa. saat aku terjebak tanpa pilihan untuk bisa sahur dan buka hanya dengan nasi padang. lain tidak, karena aku nggak mau makan Indomie waktu puasa. mie instant gitu loh... kesannya merana banget. udahlah puasa sendiri, jauh dari keluarga dan sanak saudara... aduh, jadi mellow lagi karena mengingatnya.
kali ini, ada dua pilihan yang diberikan padaku untuk ikut serta dalam suasana Galungan yang meriah seperti Lebaran di kampung-kampung di seluruh penjuru Indonesia. aku bisa ikut ke Pura Dalam Puri dan menyaksikan semua keramaian disana bersama beberapa tamu Komaneka yang juga ingin melihatnya. kalau ikut, aku akan bisa masuk sampai ke bagian dalam yang aksesnya terbatas, karena yang memba kami adalah salah satu pengurus pura.
atau, aku bisa juga pergi ke Tampaksiring, sebuah keluarga pengrajin yang bekerja pada Onet mengundang kami semua; termasuk aku dan Nelly untuk datang ke desanya hari ini. wah...wah... aku harus atur jadual supaya yang ngajakin nggak pada kecewa.

Galungan sendiri adalah salah satu bukti kaitan erat antara kebudayaan di Bali dengan Jawa. berbeda dengan Nyepi yang perhitungannya didasarkan pada tahun Saka yang diimpor dari India, Galungan yang terjadi menuruti siklus 210 hari, dihitung berdasarkan Pawukon yang berasal dari masa Majapahit. aku menyebutnya siklus karena penanda waktu ini tidak disertai dengan angka tahun. Pawukon berawal dan berakhir di tempat yang sama, tidak bertambah, tidak berkurang. melayang diantara tahun Masehi, Hijriyah, Saka, dan tahun lainnya. perhitungan Pawukon ditandai dengan Wuku atau nama pekan (aku sengaja tidak menggunakan kata 'minggu' untuk tidak mengacaukannya dengan hari Minggu) , yang kesemuanya berjumlah 30 buah. Pawukon adalah siklus agraris, yang didasarkan pada musim tanam. Galungan dalam hal ini dimaksudkan sebagai pesta panen, merayakan keberhasilan musim tanam yang baru saja berakhir dan berdoa untuk musim tanam berikutnya. relief tentang mitos-mitos seputar Pawukon diantaranya dapat ditemui di Candi Sukuh. Galungan terjadi pada Wuku Dunggulan.

dan aku lahir di Wuku Watugunung

Monday, May 01, 2006

Untuk Pak Pram

belum banyak buku karangan Pak Pram yang sudah aku baca. tapi rasa terikat pada buku-buku yang sedikit itu akan membayangiku selalu. kadang-kadang aku takut memulai buku karangan Pak Pram. karena aku akan kesulitan berhenti membaca, enggan meletakkan buku yang sudah kumulai, walaupun malam sudah larut, dan mataku kelelahan.
aku juga takut akan jadi sedih dan tercabik berhari-hari karena kisah dalam buku-buku itu adalah kisah yang getir dan suram. mungkin aku masih takut menerima kenyataan bahwa hidup itu memang keras dan kejam. selimut kenyamanan pun bisa setiap saat terenggut dan berganti ribuan tusukan jarum berkarat, yang menimbulkan nyeri ketika menghunjam dalam daging.

aku ingat betapa aku marah pada dunia setelah membaca Gadis Pantai, karena aku tau... diluar sana, seorang perempuan pernah bernasib demikian. atau bagaimana aku tercenung dalam usahaku memahami setiap kata yang menjalin kisah-kisah dalam tetralogimu yang luar biasa. tokoh Nyai Ontosoroh, yang Pak Pram beri nyawa dan keteguhan dalam menjalani hidupnya, lengkap dengan kecerdasan, kesadaran dan wawasan yang luas, sempat kucari-cari jejaknya dalam perjalanan darat melintasi Jawa Timur.

memang banyak yang lalai memakai hatinya ya, Pak? tapi aku masih percaya pada kebaikan hati manusia. gelap dan pahit dalam kisah-kisah itu menyuarakan kebenaran. tapi masih selalu ada harapan buat orang-orang yang kuat. seperti bagaimana Pak Pram melalui seluruh siksaaan selama bertahun-tahun itu. iya 'kan Pak?

sayang, aku belum sempat ketemu langsung dengan Pak Pram dan mendengar sendiri kisah-kisah ajaib tanpa perantaraan coretan tinta hitam diatas kertas. namun kudoakan semoga jalan Pak Pram lapang dan senantiasa tentram disana. oya, katanya mereka menyanyikan Darah Juang untuk mengiringi keberangkatan Pak Pram ke Karet Bivak. apakah senandung itu bisa didengar?

hati-hati di jalan, Pak!

Thursday, April 27, 2006

akan tetapi

sebenarnya aku ingin tinggal lebih lama malam itu, akan tetapi aku harus meninggalkanmu waktu sedang mengemasi peralatan karena Pippi dan Wine udah pada minta pulang karena lapar. sebetulnya aku juga lapar, kami memang belum makan malam, akan tetapi sebagian dari rasa laparku telah dipuaskan oleh senyummu, dan kesempatan melihat tahi lalat di ujung alismu dari dekat.

aku sempat menyangka kamu nggak melihatku karena aku duduk di pojokan, akan tetapi tidak. kamu melihatku dan menghampiriku. kukira kamu hanya akan berdiri dan menyapaku dari seberang meja, akan tetapi kamu memilih mengitari meja lalu duduk di sebelahku. aku pikir kamu akan tetap bersikap formal walaupun ramah, akan tetapi aku salah. kamu menyapaku dengan akrab, seperti teman lama. ya, sudah lebih empat minggu berlalu sejak terakhir kali aku mellihatmu, akan tetapi kamu memangkas jarak diantara kita. seolah kita selalu dekat.

walaupun masih agak-agak nggak percaya, akan tetapi aku berterima kasih atas pertemanan dan keakraban yang kamu tawarkan. aku sangat menghargainya.

p.s: gitar double-neck mu itu memang berat sekali ya?!

Tuesday, April 25, 2006

percakapan seumur hidup

apakah kamu percaya kalau hubungan jarak jauh akan berhasil? aku termasuk salah seorang yang mempercayainya. ada sejumlah kisah, termasuk diantaranya papa dan mamaku, yang berhasil melewati tahapan itu dan sampai sekarang telah menikah selama 27 tahun.

yaya... disisi yang lain ada banyak orang yang nggak percaya kalau hubungan semacam itu bisa bertahan. long distance relationship is suck! kata salah seorang teman yang pada akhirnya harus menelan kalimatnya dan menjalani hubungan semacam itu. cinta memang nggak bisa diduga. dia datang tanpa permisi.
what's the point of having a relationship if you can't be together? kata orang yang lain lagi. itu bukan relationship. itu cuma affair. atau jangan-jangan cuma teman tapi mesra? karena hubungan menjelma dalam rangkaian percakapan telepon jarak jauh, dan chatting dan series of email. walah... bahasaku jadi campur aduk kayak gini.

anyway, sepanjang umurku aku hidup berpindah-pindah. sudah ada kira-kira 11 rumah berbeda yang aku tinggali. setiap kota, setiap rumah meninggalkan kenangan. teman, dan percakapan. ada diantara pertemanan itu yang umurnya cuma tiga bulan, ada yang empat hari, namun ada beberapa diantara teman baik itu yang telah bersamaku selama lebih dari sepuluh tahun. dan tetap bersamaku walau kami tinggal di tempat yang berbeda. kami saling menyaksikan hidup satu sama lain. aku bisa bilang kalau yang tahu betul siapa dan bagaimana aku, pikiran dan perasaanku, mimpi dan keinginanku, yang paling jujur, yang paling jernih, adalah orang yang bahkan nggak tinggal di Ubud bersamaku.

itu bisa terjadi karena setiap orang unik dan berbeda. dan seumur hidup, kita hanya akan bertemu beberapa orang saja, yang batinnya bisa saling berbicara dengan batin kita. percakapan yang berharga itu yang nggak akan tergantikan. kemanapun aku pergi, aku tau, batin kami berhubungan satu sama lain. pemahaman yang nggak semua orang bisa mencernanya. sesuatu yang nggak bisa diputuskan begitu saja. oleh jarak, oleh waktu. contoh paling ideal mungkin hubungan Clark Kent dan Lois Lane. dalam salah satu episodenya Lex Luthor mendapati bahwa ia tidak bisa memiliki Lois setelah perjalanan dengan mesin waktu, mengarungi ruang dan masa yang berbeda. karena dalam dimensi yang lain pun, Lois dan Clark tetap saling mencintai. cinta yang membentang di alam semesta yang paralel.

cinta seperti ini yang bikin Ali jarang sekali ikut turnya U2, atau minta Bono supaya tinggal di hotel aja kalau hanya punya beberapa hari untuk pulang diantara dua jadual tur, atau bekerja di studio, supaya empat anak mereka tidak sedih berhari-hari karena merasa kehilangan ayahnya.

Friday, April 21, 2006

Büche de Noël

ada beberapa buku yang menceritakan perjalanan hidup sebuah keluarga, atau epik yang rumit dengan tokoh yang jumlahnya banyak. Dyah Pitaloka: Senja di Majapahit karya Hermawan Aksan, Anna Karenina dan War and Peace-nya Leo Tolstoy adalah beberapa diantaranya. yang terakhir ini kalo nggak salah malah berisi daftar nama segala karena jumlah tokohnya ada 500 orang. dalam kehidupan nyata, ternyata ada teman yang silsilah keluarganya lumayan ruwet sampe dia sendiri kesusahan menjawab pertanyaan "how many siblings do you have?"

Noel adalah pemilik Flava Lounge, tempat hangout yang masakannya enak di Pengosekan. dia berusaha menjelaskan padaku tentang keluarganya dengan kalimat seperti "from my biological father and mother, I have a sister" "from my mother and Pak Will, I have a brother" "from my mother, I have six siblings and from my biological father, I have five siblings". wah! aku bukannya makin ngerti malah makin bingung. jadi aku minta dia menggambar diagram tentang saudara-saudaranya (core family only!) dan minta ijin untuk memasangnya di blog. Noel dibantu dua adiknya, Zion (sebenernya Zion yang lebih banyak ngerjain) dan Thor (inspeksi doang) membuat diagram kasarnya, yang lalu aku sempurnakan.

Image hosting by Photobucket

aku memakai aturan Mind Map untuk menyempurnakan diagram ini dengan memberi warna pembeda sebagai berikut:
Hijau : Perempuan
Ungu : Laki-laki
Biru : Lingkaran generasi orang tua
Merah : Lingkaran generasi anak
Oranye : Lingkaran generasi cucu
Pink : Garis hubungan pernikahan

ibu Robin mula-mula menikah dengan Ed, dan punya anak Deja dan Noel. Sesudahnya setelah bercerai, berturut-turut Ed menikah dengan Kitty lalu Carly lalu Malissa, dengan masing-masing satu anak, yaitu Kiki, Micah dan Kalen. setelah perceraiannya dengan Ed, ibu Robin menikah dengan Ching. dari sini lahir Zion dan Zhoue. berikutnya ia menikah dengan pak Will, dan lahirlah Hanoman. sebelum menikah dengan ibu Robin, pak Will pernah menikah dengan Brenda, dan punya anak Thor dan Lakota. Deja sempat menikah dengan Nick dan punya anak bernama (the baby) Zhoue sebelum bercerai. saat ini, semua saudara Noel yang satu ibu (kecuali Zhoue) ada di Bali, begitu pula anak-anak pak Will dari pernikahan sebelumnya.

melihat diagramnya, aku jadi ngerti banget kenapa susah sekali menjelaskan urutan keluarga inti-nya Noel. kalau diterus-teruskan dan ada yang mau menulis sejarah keluarga ini selama 50 tahun, mungkin nanti jadinya akan seperti keluarga Buendia di One Hundred Years of Solitude-nya Gabriel Garcia Marquez. apalagi kalo suka pake nama yang sama dari generasi yang berbeda. aku rasa tiap-tiap anggota keluarga harus membawa-bawa diagram ini, supaya kalo ditanya tentang jumlah anggota keluarga nggak mengawalinya dengan "this is very complicated"

Tuesday, April 18, 2006

after the night

aku bermimpi tentangmu tadi malam. setelah sekian lama. dua tahun dan tujuh bulan berlalu sejak terakhir kali kita bertemu. kenapa? entahlah. mungkin karena tadi sore aku membaca artikel tentang Chef Abu Goh yang potongan rambutnya sama denganmu. lalu aku teringat eksperimen yang beberapa kali kamu lakukan di dapur. mungkin karena obrolanku dengan Wine sepulang dari kantor. tentang bagaimana hidup kami sekarang dikelilingi laki-laki yang pintar memasak.

hanya satu chef yang berhasil membuatku terkagum-kagum sampai sekarang. dia memasak satu set hidangan lengkap (yang belakangan kutau bergaya Mediterranean), yang satupun aku tak tahu nama masakannya, tapi semua enak. kalau aku diminta menggambarkan satu-satu makanan yang dibuatnya, aku bisa. tapi kalau disuruh mengingat nama chef itu, aku nggak sanggup.

dalam mimpiku kamu memasak. lalu bersama beberapa teman kita menyantapnya. hari itu kamu sibuk sekali, dan seperti biasa kamu selalu melupakan ini dan itu. aku yang mengingatkanmu, mengambilkan yang tertinggal untukmu, menjawab pertanyaanmu, menemukan yang terselip.
"kamu nggak berubah, masih sama seperti dulu" katamu padaku tadi malam.

aku bangun dan tertegun. apakah kamu baik-baik saja? apakah rambutmu masih berwarna pirang pasir? apakah kamu masih perlu 8 menit untuk lari dari kamar ke tukang jual rokok terdekat? kamu selalu sendiri, dan selalu merasa tak ada yang mengerti. bagimu, belum ada yang bisa memahami tingkat kesempurnaan yang ingin kamu capai. lalu kamu merambah padang, menguak belantara, berlari kecil di jalan yang sepi. apakah kamu masih mencari?

oya, sudah lama kamu nggak kirim foto

Sunday, April 16, 2006

the hope

semakin lama punya blog itu semakin menyenangkan. buatku, karena aku bisa menyampaikan apa yang aku alami dan pikirkan. bahkan menyampaikan sesuatu yang nggak mungkin bisa aku katakan pada yang bersangkutan secara langsung. lewat blog, somehow, apa yang ingin aku katakan itu bisa tersampaikan.

pikiran, keinginan, doa dan harapan-harapanku juga bisa aku ceritakan... hal-hal yang mendorong dibuatnya template baru ini. image-nya adalah lempengan-lempengan doa dan harapan yang digantung di sebuah kuil Shinto di Tokyo. dipotret oleh Munehide Ida, yang hasil jepretan kameranya setampan wajahnya. setelah aku edit sedikit, Didats yang mewujudkan desain dan layoutnya sampai jadi seperti apa yang aku inginkan. fotoku adalah hasil bidikan Handika, waktu kami berada di cafe bernama Kafe

terima kasih banyak buat mereka yang udah aku sebut namanya diatas, yang membantuku mewujudkan template ini. semoga kalian semua menikmatinya, seperti aku sangat menyukainya.

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...