Sunday, December 24, 2006

My Christmas

"kenapa sih manusia harus dibeda-bedakan agamanya?" pak Koman melontarkan pertanyaannya sambil terus membuka-buka majalah yang dipegangnya. mencari artikel yang memuat Komaneka. majalah itu baru datang tadi pagi, sebagai bukti pemuatan atas wawancara yang dilakukan lebih dari sebulan yang lalu.
"maksudnya, pak Koman? memang takdirnya kan begitu." aku mengangkat kepalaku dari monitor komputer, menanggapi dengan lebih serius.
"ya, maksud saya, kenapa manusia harus dibeda-bedakan, oke lah... mungkin nggak papa berbeda, tapi kenapa harus saling berperang? kenapa nggak dibiarkan saja perbedaan itu apa adanya. jangan jadi alasan untuk perang."

kalo dipikir-pikir, obrolan macam ini udah tua sekali umurnya. sejak entah berapa tahun yang lalu, pertanyaan itu sudah terlontar dan jadi bahan debat, diskusi dan pembahasan ribuan ahli sejak jaman dulu kala. aku percaya banyak orang yang dalam keadaan biasa-biasa saja, nggak sedang emosional, atau menghambur-hamburkan perasaan akan bilang bahwa perbedaan itu ada untuk diterima, untuk dirayakan, karena segala hal yang seragam pasti akan sangat menjemukan. tapi coba kalo udah tersinggung sedikit aja, lupa banget tuh sama segala hal baik yang disebut-sebutkan tadi.

makanya aku sedih ngeliat headline koran beberapa hari ini isinya semua tentang ancaman terhadap perayaan Natal. ada apa sih di kepala orang-orang itu? apa nggak ada kerjaan lain yang lebih menyenangkan buat mereka selain membeli bom, merakitnya dan memasangnya di sembarang tempat, berharap-harap cemas, berapa banyak orang yang bisa mereka bunuh kali ini.

apa mereka nggak kenal hal-hal yang menarik seperti makan kambing guling dan bakar-bakaran lainnya, jalan-jalan di pantai, baca buku didepan jendela waktu hari hujan, naik motor berduaan melihat hamparan sawah, mancing, menggigit pizza fondue hangat yang penuh keju, mengunyah mango tart dingin yang manis dan legit, minum cafe latte sambil dengerin cerita teman tentang film yang baru saja dia tonton... hal-hal yang normal, yang biasa, yang membuat bibir tersenyum, dan tidak mengancam nyawa orang lain maupun nyawa diri sendiri.

get a life!

sudah tiga Desember yang aku lalui di Bali. selama berada di sini, aku belajar banyak soal toleransi dan menjadi minoritas. mungkin kalo aku selamanya jadi orang Jawa yang tinggal di Jawa, dikelilingi orang Jawa yang juga sama-sama beragama Islam, aku nggak akan bisa menghargai bagaimana orang lain akan bisa menerima waktu aku bilang;

"sebentar lagi saya menyusul ikut meeting, saya mau shalat dulu"

atau tersentuh waktu diijinkan libur saat malam tahun baru, sementara semua orang lain bekerja sampai tengah malam karena aku merayakan Idul Adha. toleransi. pemahaman akan perbedaan. yang nggak hanya dimulut aja. tapi juga dijalankan.

tahun ini, tugasku di tim Natal-Tahun Baru adalah bikin teks dan ngerancang publikasi. selain itu juga bikin playlist lagu-lagu Natal yang akan diputar sampai awal Januari nanti di seluruh properti. karena dua tugas ini, Natal datang lebih awal ke mejaku dan Indra. berhari-hari kami mendownload, mendengarkan dan memilih lagu untuk itu. aku juga ikut memilih hiasan untuk pohon Natal dan memasangnya, mengusulkan kue-kue yang harus dibuat, permen yang harus dibeli dan dibagikan. karena perayaan, apapun alasannya, selalu terasa menyenangkan.

aku dan Indra sama-sama tidak merayakan Natal.

Friday, December 15, 2006

Jangan Komen Di Blog Seleb!

Photobucket - Video and Image Hosting
Anggaplah ini semacam gerakan kebudayaan yang serius. Sampai dibuatkan tiga banner resmi yang salah satunya aku pasang disini, dan dibuatkan juga propaganda resminya. Banner dibuat oleh Rony Lantip dan propagandanya ditulis Andry Huzain.

Sebagai informasi, aku pilih banner ini karena terlihat paling ngondek dibandingkan dengan banner yang lain. Juga karena udah bosen sama wajah Roy Suryo. Heran, yang dilakukan blogger setiap hari tampaknya bikin RS makin ngetop aja. Hi Roy!™

Kenapa sih, harus ada gerakan ini? Jawabannya bisa ditemukan di propaganda resmi:
Blog seleb tidak sadar bahwa hanya satu komen yang tulus dan jujur dari mereka sanggup membuat para blog pemula menjadi semangat untuk selalu menulis. Jangan biarkan harapan menulis itu pupus hanya karena kesombongan dan ahlesan speedy sux. Jangan!

Apa yang bisa kita lakukan? Kalo kata propaganda resmi, begini:
Bersama kita bisa membenahi kondisi ini.
Bersama kita bisa ingatkan para blog seleb bahwa mereka hanyalah blogger biasa.

Kita diberi Tuhan dua tangan. Sehingga satu tangan putus, yang lain masih bisa"Ngeblog!".
Jangan biarkan para blog seleb menzhalimi tangan ngeblogmu.

Caranya?
Jangan komen di blog seleb!

Thursday, December 14, 2006

kenangan yang manis

ada layang-layang tersangkut di pucuk pohon kelapa yang tumbuh di halaman depan kamarku. dan aku melihat seorang anak kecil yang tertawa lepas menantang angin dan langit luas dengan layang-layangnya. aku melihatnya berdiri diam menatap layang-layangnya melayang putus. lepas dari benang yang menautkan kesenangan itu dengan 'diri'-nya. ia berhenti berlari mengejar layang-layang yang memang tak kuasa pulang. ia berhenti berlari. ia tak menangis.
15.19

kalau cuaca sedang baik, saat matahari bersinar lembut dan angin berhembus sejuk, pikirkanlah aku. sedikit saja, sekedar mengingat bahwa aku menyayangimu. sesuatu yang tak pernah sempat kusampaikan padamu.
ingatlah aku dengan senyum, seperti aku mengenangmu.

Wednesday, December 13, 2006

soon forgotten

Take a moment if you dare
Catch yourself a breath of air
There's another life out there
And you should try it

berawal dari percakapan yang terputus-putus oleh pengumuman membahana dari pengeras suara yang dipasang di seberang kursi yang kita duduki saat istirahat sejenak untuk minum kopi. kita seperti sedang menjadi bintang tamu sebuah talk show siaran langsung yang pengarah acaranya bekerja dengan sangat buruk sehingga jeda iklan didesakkan begitu saja ditengah percakapan. bahwa pesawat tertentu telah mendarat. bahwa seseorang bernama sesuatu dari sebuah tempat harus segera datang ke loket tertentu.

seterusnya berlanjut dengan percakapan yang terlalu berat di pagi hari, saat seluruh kosakata belum di-loading sempurna dalam otakku yang prosesornya berbeda. matahari terlalu cepat meninggi akhir-akhir ini, tidakkah kamu lihat? tapi setidaknya hujan mulai turun sehingga desa tempatku tinggal mendapatkan cuacanya yang biasa. cuaca yang seharusnya. tapi aku terus melupakan satu hal. gunting tajam bergagang ungu yang tak juga kubawa saat menemuimu.

The sun must never touch your skin
It could expose the dark within
You're paranoid about the paranoia

pelayan restoran yang memberi lelucon mengejutkan. dan datang disaat-saat yang salah, karena semua gerakan tanganmu yang bersemangat.
hey! kamu belum berjanji suatu saat akan menyiksa laki-laki itu. jangan khawatir, aku ingat nama dan tatapannya yang jahil waktu mengulurkan sumpit pada saat kamu meminta tusuk gigi.
oya, aku pikir anjing-anjing yang menghadang itu adalah insiden terburuk dalam beberapa hari terakhir. tapi aku salah. jauh lebih buruk ketika aku mendengar dia memanggilmu dengan nama laki-laki lain. nama yang terus menerus kamu dengar bahkan sejak sebelum kamu sampai.
setidaknya mereka memberi kita Chocolate Mousse yang enak.
ya, semua yang gratis memang lebih enak.

So if you're careful
You won't get hurt
But if your careful all the time
Then what's it worth?

It has been beautiful, but please just leave it like this. I'm a weak thing and all I know is sometime, I need to really protect myself, my heart. I have to be very careful with this fragile and melancholy heart of mine.
kamu ingat ceritaku tadi pagi? tentang bagaimana aku terbangun pada pukul 4 dini hari karena mendengar vokalis band itu menyanyikan...

setiap awal musim kita siapkan segelas rasa sakit dan kehilangan
setiap awal musim kita siapkan semangkuk rasa perih dengan kebencian

aku nggak mau menggunakan rasa sakit itu untukku, dan kebencian itu untukmu. all I have is this room in my heart. small enough to keep it invisible, but big enough to be filled with all memories, and my feelings for you.

BAIKLAH!
silakan kirim komentar untuk draft cerita ini dan ke arah mana ceritanya akan berjalan.
buat yang mau dua tokohnya bersatu dan jadi happy ending, kasih kode A
buat yang mau kisahnya berakhir tragis dan sad ending, kasih kode B
buat yang mau kisahnya jadi mengambang dan nggak kemana-mana lagi, kasih kode C

sekarang aku mau pergi beli lipstick matte yang melekat di bibir sepanjang hari
*bergegas kabur*

PS:
judul 'Soon Forgotten' dan lirik lagu berbahasa Inggris diambil dari 'Cozy Prison' by a-ha
lirik lagu berbahasa Indonesia diambil dari 'Kita Adalah Batu', lagunya Melancholic Bitch

Monday, December 11, 2006

tentang insomnia

Photobucket - Video and Image Hosting

sudah beberapa minggu aku sulit tidur. mataku melebar dan merah, memberi nuansa lelah dan cemas seperti agak membelalak setiap pagi. kelopak bawahnya menebal dan berwarna kehitaman. seperti kalau maskara yang kupulaskan pada bulu mataku meluntur dan menjadi genangan kecil disitu.

aku lelah tapi tidak mengantuk. siang hari kerja yang panjang, panas dan lembab lebih cepat membuatku merasa penat dan pengap. dadaku sesak dihimpit hawa cuaca dan tekanan kerja. tapi semuanya tidak membantuku untuk jadi lebih cepat terlelap di malam hari. bahkan setelah semua suara lenyap, kecuali detak jam yang menjadi semakin nyaring mendekati tengah malam, atau anjing yang melolong membuat bulu kuduk meremang, mataku hanya menjadi pedas dan berair.

masih ndak bisa tidur?
bisa ndak kamu ngasih tau satu alasan kenapa?
8.36

kalau ada yang bertanya kenapa, jawaban standarku adalah "tidak mengantuk".
karena minum susu hangat atau Camomile tea hanya membuatku lemas. ketika aku minum obat untuk menyembuhkan gatal (yang biasanya memang ada unsur 'membuat jadi ngantuk'), yang kudapatkan adalah tertidur pada jam sebelas malam untuk terbangun lagi pada jam dua dini hari, dan nggak bisa tidur lagi sampai lewat jam empat pagi.

kalau aku membaca buku, aku akan terpikat apa yang kubaca selama berjam-jam dan merasa sayang untuk meletakkannya. satu bab lagi, begitu yang selalu kukatakan pada diriku sendiri.
sampai suatu malam, pada jam satu dini hari aku yang sudah bosan berusaha segera mengantuk dan tertidur memutuskan untuk menonton film. yang membuatku menjadi segar. dan tetap terjaga sampai hampir subuh!

aku sering gitu!
tapi aku sadar dengan kemampuanku, suatu saat akan ketemu. kadang kita harus merasa nyaman dengan ketidaktahuan kita. jangan dibikin darurat.
9.01

lalu aku mulai mengantuk pada jam dua sampai jam empat sore. mungkin karena perutku terasa nyaman setelah makan siang. tapi tentu saja aku tidak mungkin tidur pada jam itu. dan aku harus memindahkan pekerjaan administrasi yang biasa kukerjakan sambil lalu pada jam tersebut ke awal hari, waktu aku masih lebih segar.

aku lebih banyak melakukan hal-hal yang membuatku harus bertemu orang sewaktu aku mengantuk untuk mengalihkan diriku sendiri. menelepon, mengirim email, berhenti mengirim staf ke bagian lain dan berjalan sendiri untuk mengambil fax atau menyerahkan file yang sudah kutandatangani, atau mengajak tamu yang sedang minum teh di halaman restoran berbincang-bincang mengenai hal-hal kecil. cuaca yang panas, nasi goreng yang enak, cara membuat bubur ketan hitam, 150 jenis Heliconia di dunia -yang dua belas diantaranya ditanam disini.

hidup bukan unit gawat darurat. berusahalah rileks. dengan begitu kamu akan tahu jawabannya. rileks butuh latihan. aku yakin kamu bisa.
9.04

aku ingin bisa menjawab panjang-panjang sms dari Taman.
aku ingin bisa bilang, jangan-jangan suatu saat nanti aku sama sekali nggak bisa tidur di malam hari dan terus menerus terjaga. lalu aku akan mulai dihantui halusinasi tidak karuan dan tidak bisa memisahkan mimpi dan kenyataan. khayalan dan realita. lalu hidupku dipenuhi tokoh-tokoh yang bermunculan seperti sesungguhnya walaupun kadang-kadang kabur. seperti dalam The Machinist.

atau aku jadi mulai melupakan berbagai hal. mulai dari yang kecil-kecil seperti janji untuk menelepon balik atau mengirim email, sampai janji yang lebih besar. bisa juga aku mulai melupakan nama-nama benda dan tidak mengenalinya. aku mulai berhitung saat berbaring di malam hari tapi tidak bisa membayangkan domba. aku harap aku tidak akan berpikir keras mengenai apa bedanya hari Senin dan hari Selasa kalau matahari masih tetap terbit diarah yang sama, dengan kecepatan yang sama dan hujan tidak berubah warnanya. walaupun musim hujan belum mulai di Ubud.
aku harap aku tidak melupakan berbagai kosakata untuk menamai kamus, buku atau majalah. tidak melupakan galon air, botol, cangkir dan gelas. aku harap aku tetap tau bedanya kemeja, blus, kaos oblong dan kebaya. karena tidak ada gipsy tua yang akan datang untuk menyembuhkan insomnia. seperti dalam 100 Years of Solitude

lepaslah segalanya. biarkan raga diselimuti malam dan jiwa oleh keheningan. inilah tulisan yang ada dalam lukisan itu. Hening.
9.08

lukisan itu berwarna putih. nyaris seperti terbuat dari helai-helai bulu angsa dan potongan kapas yang melayang ringan di udara. sosok dalam lukisan itu terlihat seperti sedang tersenyum. mungkin ia sedang memimpikan hal yang menyenangkan. aku belum pernah tidur dengan bantal atau selimut berisi bulu unggas.

tiba-tiba aku ingin tidur nyenyak tanpa mimpi selama berjam-jam.

orang-orang sepintar Freud lebih dulu menyadari bahwa tidur itu amat penting. sepenting mimpi yang kita alami saat terlelap. seperti halnya Nabi Yusuf mendapatkan petunjuk-petunjuk dalam tidur yang memungkinkan Mesir mempersiapkan diri lebih baik menghadapi kekeringan berkepanjangan. tidak ada buku panduan hidup sehat yang menyebut bahwa tidur delapan jam sehari, yang berarti sepertiga umur kita, adalah penggunaan waktu yang sia-sia.

ketika Edison menemukan bola lampu, apakah dia memikirkan bahwa penemuannya itu akan memungkinkan malam jadi seterang siang dan membuat hidup manusia berubah karena hari-harinya jadi lebih panjang?


lukisan yang kupasang disini adalah karya Pande Ketut Taman.

Wednesday, December 06, 2006

desember ketiga

tepat hari ini, dua tahun yang lalu. pagi-pagi aku sudah berkemas. hanya membawa travelling bag kecil berisi pakaian seperlunya, beberapa buah buku, dan tas tangan dari kain berisi dompet, tiket satu kali jalan, ponsel serta beberapa pernik perlengkapan pribadi, aku memulai hidup baru di pulau ini. untuk selanjutnya tinggal di desa yang kecil dan tidak biasa, bernama Ubud.

lalu aku berhenti menonton televisi dan lebih banyak membaca. atau menghabiskan waktu berlama-lama berdua dengan komputerku. melayang-layang di tempat bernama internet yang tanpa batas. yang pada setiap klik mengantarku pada hal baru. dan membuatku merasa semakin kecil. aku, sepotong daging dan jiwa di keluasan dunia nyata dan dunia maya.

sendiri. aku memulai semuanya. setiap hari adalah petualangan, yang baru, menggelikan, menyedihkan, membuatku frustasi kadang-kadang, menyenangkan, norak dan seringkali membuatku kehilangan kata-kata untuk menjelaskannya. semuanya begitu besar dan berbeda, begitu mencengangkan dan membuatku tertegun, berkali-kali. sampai pada suatu hari, kuputuskan untuk menuliskannya, karena kepala dan bagian dalam dadaku terlalu sempit untuk menampungnya. maka bulan ini juga menandai dua tahun umur blogku. alamanda.

bulan ini juga berarti dua tahunku bekerja di Komaneka. untuk pertama kalinya aku bisa berada di suatu pekerjaan yang sama dalam waktu sekian lama. belajar artinya bosan, jenuh, sekaligus artinya tidak sempurna. betapapun sering aku mengulangi urutan yang sama dalam melakukan pekerjaan, pada akhirnya aku selalu menemukan hal yang lain untuk dievaluasi. menemukan alasan lain lagi untuk bilang "lain kali akan aku perbaiki dan jadi lebih baik lagi"

apakah aku menjadi lebih baik?
ya, lumayanlah. beberapa kemampuan penting yang bertambah diantaranya adalah kemampuan untuk keep in touch. selain itu juga kemampuan menghadapi reporter, wartawan, kameramen dan fotografer atau yang sejenisnya. sayangnya kemampuan ini belum teruji di hadapan para reporter infotainment di Indonesia.
aku juga jadi lebih kreatif dalam mencari cara supaya terdengar sama antusias dan riang gembiranya ketika menceritakan satu hal yang harus terus kuulangi pada ratusan klien yang berbeda. kemampuan yang lain adalah ngobrol dengan berbagai tingkatan umur dan latar belakang secara intens. aku nggak pernah tau siapa yang akan kuhadapi pada hari itu, atau besok. pekerjaan ini membuatku harus bisa bercakap-cakap dengan siapapun. mulai dari anak-anak sampai lansia, tukang kebun sampai direktur perusahaan multinasional, seniman sampai bankir, dokter sampai arsitek, pemenang hadiah Nobel sampai bintang film terkenal, semuanya pernah kutemui dan kuhadapi. kadang tanpa persiapan sama sekali.

dengan menulis blog aku merasakan kesenangan yang sebelumnya tidak pernah kukenali. aku nggak pernah menyangka kalau cerita tentang hidupku dan hal-hal yang kuanggap menarik bisa menjadi sesuatu yang penting juga untuk orang lain. ada sensasi tertentu yang kurasakan saat ada yang meninggalkan komentar, meneriakkan pesan lewat shoutbox, menelepon, mengirim sms atau email setelah membaca ceritaku atau membaca cerita tentang mereka di blog-ku. yang paling mutakhir, seseorang bilang padaku lewat telepon "jangan menulis kedatanganku di blogmu. terlalu banyak yang membaca"
ah, apakah popularitas dari blogku sebegitu mengancam?

dan dua hal yang paling mengejutkan tentu saja menemukan ada orang-orang yang hapal nama tokoh dalam tulisanku walaupun mereka nggak kenal tokoh itu dan tokoh ini sama sekali bukan public figure. serta mengetahui ada orang-orang yang ketika menemukan blog ini merelakan berjam-jam waktunya untuk membaca puluhan tulisan dalam archives. I am flattered.

dua tahun ini adalah dua tahun yang paling meriah dalam hidupku, sekaligus dua tahun yang paling sunyi dari hiruk pikuk. kini waktunya membuka mata dan telinga untuk perjalanan yang berbeda, lompatan yang lain lagi. karena hasrat untuk bergerak mulai kambuh, dan liburan sudah usai.

Thursday, November 23, 2006

start worrying, start living

awalnya sederhana. pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab dan pada akhirnya menimbulkan kecemasan. lalu mengganggu dan nggak bisa diusir dengan gampang dari dalam kepala. apalagi kalau mengusirnya dengan pekerjaan. diusir dengan main game aja kecemasan itu bergeming.

sampai di suatu titik, ada kutipan-kutipan yang bisa menjelaskan kecemasan yang menguasai kepalaku, misalnya seperti yang kudapat dari tulisan ini :
you look at your job. it is not even close to what you thought you would be doing or maybe you are looking for one and realizing that you are going to have to start at the bottom and are scared.

lalu tambahannya yang lebih nendang lagi bilang begini:
you laugh and cry with the greatest force of your life. you feel alone and scared and confused. suddenly change is the enemy and you try and cling on to the past with dear life but soon realize that the past is drifting further and further away and there is nothing to do but stay where you are or move forward.

mengenaskan ya?

ini akan bertambah parah kalau diri sendiri yang mengalami perasaan dan kecemasan itu, lalu nggak bisa berbagi sama orang-orang di sekitarmu karena mereka sedang punya masalah-masalahnya sendiri, yang kayaknya lebih berat dan lebih rumit daripada masalahmu.
jangankan mau curhat tentang kecemasan-kecemasan itu. kalaupun dicoba nantinya yang dicurhatin akan tersinggung, atau minimal ngomong:
"coba liat aku! keadaanmu jauh lebih baik daripada aku"
*sigh*

padahal kamu merasa, satu-satunya lagu yang bisa menjelaskan keadaanmu adalah soundtracknya Friends:
So no one told you life was gonna be this way
Your jobs a joke, you're broke, your love life's D.O.A.

It's like you're always stuck in second gear
And it hasn't been your day, your week, your month,
or even your year

OK! anggaplah hanya Joey saja yang mengalami bait pertama . tapi bait keduanya pernah dirasain 'kan?
dan ya! nggak pernah ada yang memberimu pelatihan atau kursus singkat untuk memahami kehidupan. juga nggak ada buku panduan untuk hidup semacam 'Living Your Life Perfectly. A Guide Book for The Dummies' .
dan kalo kata Milan Kundera sih...
We can never know what to want, because, living only one life, we can neither compare it with our previous lives nor perfect it in our lives to come.

semua ini akan semakin parah kalau kamu perempuan. mulai dari tubuh dan usia reproduksi yang lebih pendek. belum lagi budaya dan struktur sosial yang patriarki yang kita hadapi sehari-hari. ada lebih banyak kecemasan yang berangkat dari sana.
tapi sudahlah, aku tidak sedang menghakimi apapun atau siapapun. seperti biasanya, tulisan ini pun berangkat dari pengalamanku sehari-hari dan tentunya curahan hati yang tak tersampaikan.
*ihihi*

waktu akhirnya aku bicara pada beberapa orang saat arisan Kampung Gajah, ternyata nggak hanya aku yang mengalaminya. saat itu setidaknya Trinie Lupin dan Irayani Queencyputri juga mengaku merasakan hal yang lebih kurang sama.

dan seperti cerita-cerita lain yang berakhir bahagia, untunglah ada teman-teman seperti Andika Triwidada dan Abiwara! yang menyadarkan bahwa meskipun dalam beberapa hal kecemasan ini diperlukan, kita juga harus menyimpan energi untuk cemas lagi di usia 40 tahun:D.
krisis seperempat baya, demikianlah sindrom ini (katanya) diberi nama, mungkin belum sepenuhnya lewat dan terpecahkan. tapi buatku, langkah pertama yang penting sudah dijalani, yaitu mengenali dan menyikapinya dengan lebih terstruktur. at the end of the day...aku udah bisa bilang sama Trinie Lupin kalau "kita pasti bisa melewati kecemasan ini dengan cara yang elegan, percayalah!"

percaya kan?

PS:
special thanks to Enda Nasution and Nirwan Dewanto.
trus, kalo aku jadi rada formal dengan menulis nama lengkap, itu karena 'efek Pak Amal'

Saturday, November 18, 2006

a postcard from southern france

I found it in my desk this morning. a beautiful postcard filled with small, smaller and tiny upside-down handwritings in blue ink. it looks like this:

Photobucket - Video and Image Hosting

and the writing says:

Ina,
It's a warm autumn day in St. Siffret & Ibu Gill & I have just returned from visiting Arles, an ancient town where my favorite painter lived for a year.
(Chocolate for you if you can guess who)

Got this card after seeing an eye-opening exhibition 'Venice & the Orient' @ the Arab Institute (Paris). Hope you like the colors.

I hope you have Ubud all under control, and Idul Fitri was a decent break from work + good family time.

In case you are wondering what one does while on holiday in France,
I typically wake up in the dark of 7am to watch the sky change colors grey-red-orange-clear-blue before exploring sleepy village for tasty morsels & wine, or gathering mushrooms in the forest - before a trip to historical landmarks or art museums etc etc...

Afternoons are for writing & evenings for chit-chat over good food & wine -
did I mention near-solid dark HOT chocolate to dunk fresh croissants in?
-K


what a sweet surprise! I'm thrilled.
thank you very much for those roses
and cozy French atmosphere that you sent.

there's a period in Vincent Van Gogh's life when he moved to southern France. this was the time when Van Gogh did circular motion of the brushstrokes, gives the effect of shimmering halo. it was Arles Period. and altough Gauguin visited Van Gogh there, I'm not sure that there was any painting connected to Arles by Gauguin.
hmmm... that's why you like that Homage mural in Denpasar so much:D

Tuesday, November 14, 2006

pertanyaan wajib untuk twentysomething

twentysomething. jumlah umur berkepala dua, yang sudah bikin malas untuk menyebutnya, terutama kalau didepan orang yang lebih muda:-) secara umum, yang ada dalam kategori ini sudah lulus kuliah, bekerja dan hidup mandiri. untuk mereka yang masih lajang pada usia ini, hal yang selalu dipertanyakan pada saat ngumpul dengan keluarga besar adalah tentang hidup bersama atau pernikahan.

berdasarkan pengalamanku waktu mudik lebaran bulan lalu, ada tiga tipe kalimat, baik berupa pertanyaan atau pernyataan yang biasa dilontarkan. berikut ini aku tuliskan, lengkap dengan caraku menjawab.

tipe langsung
Q: "jadi kapan kamu menikah?"
A: "segera, sesudah ada yang ngelamar"

tipe setengah langsung
Q: "tante udah nunggu-nunggu undangannya. persiapannya masih kurang apalagi sih?"
A: "gedung, katering, desain undangan, fotografer, baju pengantin... semuanya udah ada. tinggal mempelai laki-laki yang belum"

tipe tidak langsung
Q: "sudah waktunya kamu berpikir tentang pernikahan. buat apa ditunda-tunda"
A: "kalau menikah itu bisa dilakukan sendiri, pasti udah dari dulu aku menikah"
Q: "menikah sendiri itu kayak apa?"
A: "married to myself"

buat kamu yang punya pengalaman dengan tipe yang lain, silakan berbagi dengan menulis komentar. buat yang merasa postingan ini berguna, silakan kirim parcel:-)

Monday, November 13, 2006

sebuah penyesalan

Tuhan, maafkan aku yang sok tahu
tolong jangan murka
aku cuma terlalu riang beberapa hari yang lalu, waktu menulis email pada Thom dan Kak Linda, memberi tahu mereka kalau hujan sudah mulai turun di Ubud
sungguh aku tidak bermaksud apa-apa
tidak pula ingin mendahului kehendak-Mu

jangan gusar, Tuhan
kumohon hentikan hari-hari yang kering dan terik ini
meja kerjaku yang biasanya sejuk, desaku yang biasanya selalu dihembus angin...
kini sudah jadi oven dengan aku terpanggang di dalamnya

berikan padaku hujan, Tuhan
berikan aroma tanah yang segar setelah tersiram derainya
berikan rumput hjau yang basah
berikan langit mendung dan petir yang menggelegar
berikan gerimis
berikan angin yang menusuk melewati helai-helai pakaianku
berikan siraman yang turun dari balik kaca jendela,
membilas semua yang dilaluinya

aku perlu hujan untuk meluruhkan sendu dari hatiku

Thursday, November 09, 2006

understanding brokeback boys

sebutlah namanya Mark dan Satya. pasangan yang setiap tahun dua kali berlibur ke Indonesia. pada bulan Mei atau Juni dan Oktober atau November, aku akan mengharapkan kedatangan mereka berdua. keluarga Satya sebenarnya berasal Solo meskipun sekarang menetap di Bandung. namun sudah 5 tahun ini dia menetap di Zurich, bersama Mark yang dikenalnya di sebuah diskotik di kota itu. ia adalah fashion stylist di sebuah department store untuk kalangan menengah keatas di Swiss, sementara Mark menjadi private banker bagi sejumlah selebritis yang kaya raya dan sudahlah... tak perlu kutulis namanya disini.

rute perjalanan mereka di Indonesia nyaris selalu sama. Bandung, Yogyakarta dan Bali. kadang singgah pula di Jakarta untuk beberapa hari. biasanya karena Satya harus mengurus beberapa hal yang berhubungan dengan visa atau administrasi surat-surat yang sejenis. tahun ini, untuk pertama kalinya Satya memperkenalkan Mark pada keluarganya di Bandung. selama tiga hari, Mark tinggal di Bandung bersama Satya dan keluarganya.

ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang menyukai sesama jenisnya. jadi pertemuanku dengan mereka berdua, atau bahwa aku tahu kalau mereka adalah pasangan yang saling mencintai, bukanlah hal yang aneh atau luar biasa. aku menulis entry ini bukan dalam rangka membenarkan atau menyalahkan pilihan yang mereka ambil. ini lebih pada menceritakan kembali bagaimana aku mengalami de javu, karena perasaanku saat bertemu lagi dengan Mark dan Satya sama persis dengan perasaanku setelah menonton Brokeback Mountain.

film itu menunjukkan bagaimana cinta antara Jack dan Ennis terbentuk.
pertemuanku saat makan siang dua hari yang lalu memberiku pemahaman, kenapa Satya jatuh cinta pada Mark. dan sebaliknya.

aku menyambut mereka di pintu. aku dan Satya langsung saling bertukar maaf dan ucapan selamat Lebaran. setelah itu kami ngobrol tentang Bandung, karena aku pergi kesana Agustus yang lalu. sekitar 10 menit kemudian barulah percakapan kami bertemu jeda. sepanjang 10 menit itu, beberapa kali aku melihat Mark memperhatikan Satya dengan tatapan yang melembut penuh kasih sayang. ia sama sekali tidak seperti orang asing lainnya yang menunjukkan pandangan tidak senang kalau pasangan Indonesia-nya bercakap-cakap dengan orang lain dalam bahasa ibu mereka, yang tidak terlalu ia mengerti. ia seperti memahami kerinduan Satya untuk bicara dalam bahasa Indonesia (kalau denganku malah bisa ngobrol pake bahasa Jawa juga) setelah sepanjang tahun harus ngobrol dalam bahasa Jerman. komentarnya singkat saja "lots of news ya?"

justru karena itu kami jadi agak segan untuk bicara dalam bahasa Indonesia. setiap kali ada salah satu yang mulai kehilangan kontrol dan bercerita dengan bahasa Indonesia, entah itu Pak Koman, Bu Mansri atau aku, akan bergantian saling mengingatkan satu sama lain. "pakai bahasa Inggris..."

nah, sebelum Bu Mansri datang, tanpa sengaja aku membocorkan rahasia menu makan siang pada Mark dan Satya. aku sama sekali nggak sadar kalau Bu Mansri merundingkan menu itu denganku bukan untuk diceritakan pada mereka. untunglah yang aku sebut baru hidangan pembukanya saja. bukan keseluruhan menu. tapi Mark sepertinya mengendus hal ini. lalu waktu Bu Mansri mengumumkan kalau dia punya Soto Ayam -yang adalah favorit Mark, sebagai salah satu menu makan siang, dia menjawab dengan cerah ceria
"ooh, Mansri... what a nice surprise you have!"
saat itulah aku melihat Satya memandang Mark dengan penuh cinta. duh, dua orang ini bener-bener saling menunjukkan ekspresi sayang gitu loh... aku sampai iri ngeliatnya.

lalu Mark akan selalu meminta pendapat Satya setiap kali ia memilih sebuah lukisan. menanyakan padanya dimana sebaiknya lukisan itu dipasang. apakah Satya menyukainya atau tidak. padahal jelas Satya menyatakan kalau ia tidak terlalu mengerti. tapi Mark akan tetap menghargai pendapatnya. dan memilih sesuatu yang Satya sukai.

sementara Satya akan mengingatkan Mark akan hal-hal yang ia lupakan. memberitahunya maksud dan hal-hal yang harus diperhatikan saat pergi ke suatu tempat, atau melakukan sesuatu. menghindarkan Mark dari kecelakaan budaya yang sangat mungkin terjadi. suatu kali, Mark meninggalkan satu kantong berisi katalog dan artikel seni yang dibawa-bawa Mark dari Jogja untuk ditunjukkan pada Pak Koman. Satya mengambil kantong itu, memindahkan isinya ke dalam tas yang ia bawa, lalu melipat kantong kertas itu dengan rapi sebelum memasukkannya ke tas juga.

dua orang ini saling melengkapi dan menjaga. saling pengertian dengan cara yang menyentuh. kalau Mark berdiskusi dengan Pak Koman tentang seniman, lukisan dan kesenian, Satya akan ngobrol denganku dan Bu Mansri tentang batik, atau mode pakaian. lalu kalau mereka menceritakan hal-hal yang mereka alami dalam perjalanan, kami akan tersenyum dan menanggapi disana sini.

bagaimanapun, love is just a feeling, kalo kata The Darkness. dan kehadirannya bisa dirasakan, bahkan oleh mereka yang tidak terlibat dalam jalinan kisah dan perasaan itu.

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...