Tuesday, December 14, 2004

penjual rambut nyonyah keliling

kalo pergi ke denpasar, daerah di sekitar kampus ISI denpasar itu kan jalan bebungaan. ada nusa indah, melati dan lain-lain. di sekitar tempat itu juga ada jalan akasia. disana, mulai hari sabtu (11 desember), anak-anak taxu bersama komunitas pojok, rigo (seniman mural dari san fransisco-- geez, akhirnya bener juga nyebut namanya) dan arie diyanto (muralis dari jogja) bikin mural. sekitar 20 m panjangnya, tembok kotor di salah satu sisi jalan disulap oleh cowok-cowok ini.

hari sabtunya, mereka bersih-bersih dan ngecet putih tembok itu. poster, pamflet, grafitti, smuanya disapu bersih.putih!
trus, hari minggu-nya, sejak pagi udah mulai melukis. ada macam-macam object. kaki-kaki mereka yang nglukis, robert king (aktivis black panther yang baru keluar dari penjara), burung-burung... aduh!, banyak deh. sekitar separuh tembok masih belum dilukis waktu aku meninggalkan mereka pas jam 16.30, setelah berpanas-panasan bareng dari jam 13.00 (niat ya, gw!)

kemarin itu, selain rigo dan arie, ada dewa, ashok, bayak, kacrut, yoga, hendra, dania...(lumayan... udah bisa ngabsen lebih dari separuh yang datang). tau aja, kan...penampilannya pada gahar gitu.. (tapi juga pada ribut kena panas. takut item!...hihihi) gondrong ato ala punk. sneakers butut dan rambut gimbal abis-abisannn!!!... itu gak jadi masalah, kalo saja....
penjual rambut nyonyah gak lewat. seumur-umur, aku taunya penjual rambut nyonyah (alias gulali, alias arum manis, alias kembang gula a.k.a rambut nyonyah kalo di pontianak) itu mangkalnya di pasar malem atau yang sejenisnya. tapi kemarin sore, ada penjual rambut nyonyah yang lewat. aku pengen... tapi...u-uh... gak nyampe mo manggilnya. lagian, ntar aku pasti diketawain ma mereka...

semoga ada penjual rambut nyonyah yang lewat lagi. aku jadi kebayang-bayang terus nih...
ada yang mau beliin gak yaa?


No comments:

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...