Monday, January 22, 2007

tak ada yang jauh. semua dekat

aku lagi duduk diluar kamar ganti mall, nungguin temen nyobain celana. pemandangan di depanku adalah rak tinggi penuh berisi celana dalam pria
16.12

hahahaha... so apa yang ada dalam pikiranmu? lagian nunggu disitu
16.14

mana ya, yang lebih enak dipakai?:D
emang tempat duduk buat nunggu ditaruhnya disini, apa boleh buat.
gile, gambar di kotak celana dalamnya semua menonjol:p
16.20

hahahahahaha... kamu lucu banget sie...
16.26

kamu bukan orang pertama yang bilang begitu™
16.30

bageuuss...:-)
16.33

begitulah suatu sore aku senyum-senyum sendiri pas sms-an sama Dika. kecuali bagian ™-nya (karena di hp nggak ada alt+2, ™ harus ditulis [tm]), semua isi sms adalah benar dan nggak aku tambah-tambahin:D

padahal Dika ada di Jakarta. dan pasti nggak bisa ngebayangin kamar pas di department store yang ada di Denpasar itu, karena kayaknya dia juga belum pernah kesana. tapi aku malah sms dia. dan ini bukan kali pertama. akhir-akhir ini aku sadar aku lebih banyak menceritakan hal-hal kecil yang menarik sama teman-teman yang tidak tinggal satu kota denganku. waktu ngantri di bank, makan di warung, menemukan email yang lucu, dapat kejutan yang mengejutkan. halah, cuma kejutan gagal yang nggak mengejutkan. nyaris selalu aku membaginya dengan orang lain yang tidak sering kutemui.

aku dan orang-orang itu dihubungkan oleh satu benda kecil yang menyertaiku kemana-mana, dan bikin aku panik kalau dia tidak ada bersamaku. ponsel. aku sampai lupa bagaimana rasanya hidup tanpa telepon genggam. tanpa bisa dilacak kemana aku pergi, tanpa bisa sewaktu-waktu mengirimkan pesan singkat berisi perasaanku, atau mendengarkan suara orang yang kuinginkan setiap saat lewat pengeras suaranya.

aku harus berterima kasih sama pak Motorola karena ini.

masih terasa ajaibnya, bagaimana jarak, ruang dan waktu dihubungkan oleh benda sekecil ini. begitu dekat, sehingga kata-kata terpisah, berjarak dan jauh seperti mendadak kehilangan makna yang sesungguhnya. karena tak hanya mentransfer tulisan dan suara, ponsel juga mengirimkan suasana dan perasaan. memindahkan sebagian dari yang kita miliki pada orang lain, menerima sesuatu yang ingin mereka berikan. secara langsung, pada saat yang sama. ketepatan dan kecepatan transmisi yang membuat dunia mengkerut menjadi sebuah kampung padat dengan keragaman yang menakjubkan.

sama menakjubkannya dengan mendengarkan suara Ari dari delapan jam sebelum waktu aktualku, bercerita dari suatu sudut ditengah malam yang dingin di Birmingham. merasakan kegembiraan dan kesedihannya, kesepian dan kehangatan dalam nada suaranya. dan aku bisa bersikap seolah dia tidak pernah jauh. tidak pernah melintasi benua lain, dan harus naik pesawat berjam-jam untuk menemuinya. ponsel membuatku merasa semua temanku berada di ruang yang sama. Jakarta, Palembang, Denpasar, Birmingham, Bandung, Malang, Singapore, Yogyakarta, Pacitan, Kediri, Tokyo, Perth, Lungsiakan...semua hanyalah sederet huruf belaka.

mungkin aku sedang jatuh cinta sama telepon genggam.

10 comments:

cokelat said...

telepon genggam memang mengubah cara hidup manusia.

seperti juga televisi dan telepon kabel, saat dulu pertama kali diperkenalkan kepada dunia.

Anonymous said...

bukan telepon genggam saja yang mengubah dunia, tapi dibarengi dengan isi atau tidaknya pulsa pada telepon genggam itu.

Imansyah said...

*peyuk-peyuk my SE*

Anonymous said...

dan meskipun itu hanya miskol buat ndengerin NSP-nyah... kekekekekeee

Iman Brotoseno said...

telpon genggam,..kemudahan atau keterikatan ?
salam

inaterne said...

keterikatan kalo yang telepon bos pada jam 11 malem, ngasih tau kalo ada masalah karena klien komplain.

duh!

tomblos said...

Inget jaman sebelum 1996 Ina, kamu pasti belum punya HP. Kamu masih bisa hidup khan? Kamu masih punya banyak teman khan? KAMU TAHU TIDAK TAGIHAN SAYA BULAN INI! BAJIGURRR! BANGKRUT SAYAH!

Eh...aku tadi lita capung Na, lama nggak lihat capung. Bersyukur masih bisa lihat capung, saya ndak butuh lihat menara efiel, cukup lihat capung. Dia kepit-kepitkan sayapnya menyapa :"Halo babi...ngepul aja kayak cerobong asap!" katanya...

Anonymous said...

Gambar apa tuh yang menonjol? :)

Anonymous said...

Cara hidup hemat versi kadigjayaan: Sudah saatnya kita semua belajar telepati..

Anonymous said...

Setuju dengan usul telepati, krn dengan telepati kita mengurangi pemborosan.Kan kalo mau telepati kudu punya kesakten yang hanya bisa dicapai melalui berbagai olah raga dan jiwa, salahs atunya puasa kekerasan, puasa nasi jadi ga perlu impor beras dll...hehehe

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...