Saturday, July 02, 2005

regret

kalau saja aku tau, debutku jadi model akan dimuat full page di sebuah majalah travel dari perancis... aku pasti atur supaya fotonya pake setting facial, bukan foot wash.
ah...penyesalan memang selalu datang belakangan

Image hosted by Photobucket.com

Wednesday, June 29, 2005

english course for policeman

Dear Mr. Policeman...

I got an email from a friend today, asking me to support the campaign for 'hari anti madat sedunia'
He was also sending an image in the attachment.
As I'm seeing this image, I strongly suggest you to take an English course immediately. For your own good, your own sake... please.

Best regards,

Dian Ina

Image hosted by Photobucket.com

Monday, June 27, 2005

under construction

galeriku...maksudku, galeri tempatku bekerja, mulai hari ini resmi direnovasi.
setelah tertunda selama lebih kurang sembilan bulan, akhirnya kerja untuk merombak bagian depan galeri dimulai.
akan jadi apa nanti? aku nggak bisa kasih tau sekarang.
lebih baik kalo langsung datang aja dan lihat, apa yang akan kami buat,
setelah rumah kecil serupa dangau di bagian depan dibongkar...
pohon di sebelah pagar parkiran dibongkar
dan parkirannya pun dibongkar...

selamat menebak-nebak!

Saturday, June 25, 2005

a twilight in petulu

burt, begitu dia menyebut namanya. aku sendiri nggak yakin apakah begini cara menulis namanya. sejujurnya, yang melayang diudara waktu dia menyebut namanya adalah bert, yang mengingatkanku pada nama tokoh di sesame street.

bert yang jangkung dan suaranya bernada rendah dan suara tawanya seperti robbie williams di lagu me and my shadow, kelihatan atletis di antara akhir tiga puluhan dan awal empat puluhan. memakai celana pendek dan t-shirt hitam yang disablon gambar tokek dan tulisan I Love Ubud Bali. gerak geriknya seperti penjelajah, pecinta alam yang menyukai kegiatan-kegiatan di udara terbuka. menyandang back pack di punggungnya. setiap hal yang dilakukannya seolah pasti dan teratur. tenang, kalem tapi awas, seperti pengamat di sebuah pertandingan tenis. sepertinya, pergi ke petulu untuk melihat burung-burung kokokan pulang ke sarangnya adalah hal yang setiap hari dilakukannya.

waktu kami berjalan kaki menyusuri jalur pohon-pohon di tengah desa petulu, barulah aku lihat geraknya yang lebih ekspresif. dia minta aku menceritakan bagaimana aku bisa bekerja di komaneka. menyimak ceritaku sambil membidikkan kameranya kearah burung-burung kokokan yang mulai hinggap di sejumlah pohon dan kadang-kadang bergerombol mengitari udara diatas kepala kami dalam manuver yang cantik. pesolek dan tukang pamer... gerutuku pada burung-burung yang seluruh tubuhnya putih kecuali paruh, dan cakar-cakarnya itu...

aku suka caranya membahasakan maksudnya... berbeda dengan yang kusangka, ternyata dia bekerja untuk sebuah bank dengan aset senilai 120 milyar di bagian IT di philadelphia. setelah bertanya apakah aku bisa bicara bahasa jepang, dia bercerita tentang buku berjudul shogun and taipan, yang membuat orang bisa bicara bahasa jepang, tanpa memahami maksudnya.
waktu dia bicara tentang kisah yang dibuat oleh la fountaine, tentang burung bangau yang terlalu serakah dan menunggu ikan yang lebih besar datang sampai akhirnya menjelang sore, dia makan ikan yang sangat kecil, lebih kecil dari ikan yang ditemukannya di pagi hari... aku jadi berdiri sangat dekat dengannya dan bisa mengendus aroma sandalwood. mungkin parfum, mungkin juga aftershave...

nyaris dua jam aku menemaninya ke desa petulu sepanjang tur menjelang senja itu. cukup lama untuk tau kalo sebelum ke komaneka, dia pergi ke pulau komodo dengan kapal dan ber-scubadiving-ria, bahwa dia nggak suka nasi campur, sempat ketipu sama cabe hijau yang dikiranya peas, menghabiskan masa kecil dan sebagian masa sekolah di perancis, mau balik ke pulau komodo untuk membersihkan sampah-sampah yang dibuang sembarangan sama kapal pesiar ke pantai dan harus melompati turunan yang sempit dan curam karena menuruti saran seorang wayan waktu menjelajah di jalur trekking di sekitar ibah...

untunglah aku nggak langsung nolak waktu ayu bilang dia sendirian dan sebaiknya ditemani ke petulu walaupun udah ada driver. aku ingat usaha ayu untuk meyakinkanku kalo bert cakep. well, he's mature and not bad, ayu... not bad at all...

Wednesday, June 22, 2005

di rumah warkop

mulai minggu ini aku dapat hari libur baru. hari selasa, kedengarannya nggak keren sama sekali yah? tapi begitulah...
ketika disepakati bahwa para manager tempat-tempat umum (restoran, spa dan galeri) sebaiknya nggak libur di akhir minggu, liburku yang semula hari sabtu bergeser menjadi hari selasa. anyway, selasa adalah hari favoritku. jadi nggak ada masalah.

hari selasa ini, aku dan onet bikin rencana jalan-jalan ke denpasar. niatnya, mau ke natasha, dan juga ketemuan sama ditta di renon. kami berangkat dari ubud jam satu siang. rencana semula, akan ke rumah ditta dulu, baru ke natasha, karena nggak tau natasha yang di jalan melati itu secara aktual posisinya dimana. tapi di tengah jalan... ternyata kami lewat di jalan-jalan dengan nama bunga. jadi kami putuskan untuk bertanya pada orang disekitar situ, dimana jalan melati, dan kami menemukannya. dan menemukan natasha.

lalu karena katanya bisa perawatan... ah! aku lupa bilang, natasha itu nama klinik kecantikan dan disana kami menghabiskan beberapa jam untuk diperiksa dokter, berkonsultasi dan dipeeling dan di facial. onet yang mula-mula nggak mau perawatan jadi mau perawatan juga. hehehe....
yang kacau, disana ada mas-mas... yang aku pikir lagi nganterin ibu ato adik ato pacarnya ke natasha. dan ah, ternyata... dia yang dipanggil masuk ke dalam ruang periksa oleh dokter. wah... wah, masnya ternyata perawatan juga... walopun aku sebenernya mikir-mikir, bagian mananya dia yang mau dirawat. kalo misalnya mau wajahnya kelihatan lebih putih. adow! karena dia bener-bener legam, rasanya nggak cocok kalo wajahnya aja yang kinclong kayak ada lampu neonnya sementara seluruh tubuhnya tetap gelap. aku jadi super ramah ama dia karena tiap kali aku ketemu pandang sama dia, aku nggak kuasa menahan senyum. hihihihi...

setelah beres dari natasha, dengan wajah yang merah dan mengkilap dan bengep, kami ke rumahnya ditta... hihihi... sejujurnya lebih banyak bercucuran airmata karena facial daripada karena patah hati.... dirumah kosnya ditta, aku dikenal-kenalin sama orang-orang yang ada disana. ada mas wisnoe yang pacarnya orang perancis aseli dan tata lakunya masih perancis abisss... toni yang arsitek dan ternyata orang bandung, frank yang berdarah cina-belanda dan lama tinggal di amerika tapi kemudian dideportasi ke indonesia karena visa-nya udah kadaluwarsa...
sibuk ngobrol-ngobrol banget... dan banyak juga gosip yang disebar-sebarkan. terutama kalo yang hubungannya ama orang-orang gila di jogja. wakakaka...

ditta bilang sama aku kalo waktu dion pergi ke rumah itu, dia bilang rumah itu seperti rumah warkop, dan lalu dia nanyain dimana eva arnaz dan kapan dia keluar. hihihi... sebetulnya sebagai rumah kos rumah itu lumayan seru, kok. terutama karena orang-orangnya kayaknya lucu-lucu...

hmmm...
kami lalu makan di nasi goreng kambing!!! dan makan es kopyor yang luar biasa manis. heran... seneng banget bisa makan nasi goreng kambing yang rasanya kayak nasi goreng kambing di depan gereja kotabaru di jogja. menurutku, itulah rasa nasi goreng kambing yang bener. nasi goreng kambing rasa bener!!!
bener-bener hari libur. a girls day out yang absolutely fun!!!

Sunday, June 19, 2005

in the search of an impotent man

begitulah judul bukunya.
waktu kutemukan terselip di rak buku, aku langsung ketawa-ketawa membayangkannya... buku ini kayaknya seru. jadi aku putuskan untuk membacanya. lalu bercerita disini...

carmen legg, tigapuluh lima tahun, punya perusahaan asuransi-nya sendiri, naik bmw dan punya apartemen cantik di tengah kota yang penuh berisi bangunan tua. sebuah kota di jerman, yang tak bernama. langsing dan semampai, dengan kaki panjang dan rambut berwarna cokelat kemerahan yang tergerai di punggung dan mata berwarna hazel, bibir dan payudara dan lekuk tubuh yang penuh. terlalu cantik dan terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja.

menyadari bahwa nyaris sepanjang hidupnya carmen menghabiskan waktu untuk berusaha keras mengenyahkan laki-laki yang terus menerus merongrong hidupnya dengan alasan yang sama; seks- ia lalu memutuskan untuk memasang iklan di koran untuk mencari laki-laki yang impoten. clear-headed-man. begitu tulisnya dalam iklan koran itu.

pacar yang terakhir didepaknya; peter, datang hanya karena seks. lain tidak. mengendap-endap di larut malam, dan bergegas pergi di pagi hari, peter diusir pergi dari hidup carmen ketika suatu malam, setelah hari yang melelahkan, carmen yang sedang letih luarbiasa dan sama sekali nggak mood,menemukan peter di tempat tidurnya, dibawah selimut, tanpa suatu apapun dikenakannya. waktu carmen menolak ajakannya, peter terus mendesak sambil bertanya; apa yang salah? sampai carmen kehabisan kesabaran, dan demikianlah pencarian laki-laki impoten dimulai.

ada stefan yang kaya raya dan memiliki kastil warisan dari dinasti pengusaha berlian yang menambang di pedalaman afrika selatan, sebagian wilaya pendudukan jerman dimasa lalu. ada frederic yang muda dan penuh semangat, yang selalu mengenakan jeans belel, t-shirt dan jaket kulit. ada laki-laki yang jadi impoten karena pekerjaannya yang berat dan ngajakin carmen pergi ke new york. dan ada david yang datang dengan membawa anjing superbesar waktu menemui carmen pertama kalinya. ada tokoh lain yang bernama tapi nggak berwajah seperti ayah dan ibu carmen. juga tiga orang perampok di toko perhiasan keluarga von kaltenstein serta tujuh orang sandera dan dua orang polisi reaksi cepat jerman. lalu ada juga elvira, lajang berusia delapan puluh tahun yang tinggal satu lantai dibawah apartemen carmen. laura, sahabat baiknya dan berta, asistennya di kantor. ada seorang penyihir dan seorang ahli syaraf pada siapa carmen berkonsultasi, setelah dalam waktu singkat carmen menyadari kalau dia jatuh cinta pada david franck dan pada saat yang sama menginginkan agar david nggak impoten lagi.

dan ternyata david memang nggak impoten. dia hanya berpura-pura, supaya bisa berdekatan dengan carmen setelah dia melihat carmen bertemu dengan stefan di cafe kohler dan mendengar apa yang mereka bicarakan, dan melihat iklan di koran yang waktu itu dibawa dan dilingkari dengan pena merah.

ah!

ill related lifestyle

pertengahan bulan juni. waktunya deadline majalah berhamburan. di waktu-waktu seperti ini, istirahat jadi barang yang mahal, karena kerja desain selalu dikejar-kejar-kejar waktu. heran deh... majalah-majalah itu selalu lambat kasih pemberitahuan kapan deadline materi mereka.

nah, kalo disaat seperti itu aku harus sakit, dan dokter menyuruhku tidur di rumah selama dua hari penuh, dengan obat yang dipastikan bikin aku tidur, itu yang namanya kemewahan...

ke dokter, beli persediaan logistik dan makan siang hari pertama ditemani wayan. makan malam diatur kaoru-san dan denik, dianter ke rumah sama pande. besoknya, giliran kadek ani yang datang bawa ransum seharian penuh. semua pekerjaan dengan majalah dicover indra. dan kaoru-san. tapi tentu saja aku nggak bisa lepas gitu aja walopun udah jelas-jelas nggak bisa ngantor. sekarang gilirannya hp yang nggak henti-hentinya berdering-dering...

aku bilang sama gungdek kalo aku gak bisa masuk... karena aku telepon nggak ada yang angkat, jadi aku putuskan untuk kirim sms. eh, ternyata hp-nya nggak dibawa sama gungdek... jadilah stafku di galeri bingung karena sampai siang aku masih belum datang, tanpa keterangan, dan beberapa orang dari segala penjuru resort dan tanggayuda menelepon. lalu staf FO juga kebingungan karena beberapa telepon dari luar tidak bisa disambungkan langsung padaku. beberapa orang dari majalah sempat menelepon ke hp juga... dan mereka langsung dijawab sama suara yang udah nggak bisa dibilang sehat pula...

bicara tentang yang kulakukan selama sakit, selain ngobrol di hp dan sms-an... adalah menyelesaikan 'river of darkness'-nya rennie airth. pengarang novel ini dulunya kerja untuk reuters, dan dia menulis setting novelnya di tahun 1921, nggak lama setelah perang dunia pertama selesai. waktu pembunuhnya sudah ditemukan dan mati bunuh diri dengan bayonet yang dipakainya untuk menghabisi nyawa sebelas orang korban, aku jadi bosan. akhirnya aku nonton dvd atas saran anto. dan tentu saja tidur. selama dua hari itu, aku bisa tidur siang dengan nyaman tanpa rasa berdosa, walopun pasti dibangunkan oleh dering telepon...

Thursday, June 09, 2005

tahap aman

masih keringetan. seragam baruku kainnya linen dan itu lebih gerah daripada seri baju seragam yang sebelumnya...
keringetan karena barusan aja ngebantuin denik ngebungkus lukisan ukuran 190 x 140 cm. fiuhhh!
gini caranya. dilepasi dulu staples dan paku-paku kecil yang dipake untuk menahan kanvas di spanramnya, lalu setelah itu, kanvas dilepaskan, diletakkan terbalik diatas kertas pembungkus, digulung, dikunci kedua ujungnya, dimasukkan kedalam pipa pvc, ditutup kedua ujungnya lagi. direkat kuat kedua ujungnya, dan udah!

selain lukisan itu, ada satu lukisan lagi yang juga dikemas, dibeli oleh pasangan yang sama.
dengan demikian, bulan ini galeriku udah melewati tahap aman dari sisi penghasilan.
masih bisa makan sampai bulan depan!!!

Tuesday, June 07, 2005

in berlin

Melancholic Bitch, the band will support Teater Garasi's
Waktu Batu # 3 - Deus Ex Machina and My Feelings for You
on the IN TRANSIT Festival, Berlin 2005.

They will play for three nights in a row, started from 9 June 2005 until 11 June 2005
Be there, would you?!

Tuesday, May 31, 2005

tears of hospitality

I have another photo-shooting session that sunday morning. a korean photographer for an agent called forever marine will do a session in tanggayuda. forever marine. sounds so coastal, eh?
well, but first I have to come down to the resort to check the daily neka museum tours. I found that no one will go to the museum this morning, but the painters group from san francisco will checking out soon.

so I set myself in the front office that sunny sunday morning, along with drivers, room-boys and concierges who will help those ladies to lift their luggage and wave them goodbye. they've been staying for ten days and the group and me had had acquainted quite well in the meantime. I feel that I must see them for the last time.

what a good day for a journey home!

when I handed the farewell mementoes which are small batik bag with a pandanus pouch inside, filled with bath salt, oil massage and a bar of natural soap, at first they think that I give it to bonnie for her birthday. but soon, I give it to all of them and they're fall in delight and grace. you may think that I was just being hyperbolic, but I didn't. some of them are seriously had glass of tear drops in their eyes out of thrill, though it hadn't falling yet.

so I wave, hugged and kissed those ladies gently on their cheek. bonnie who said that if I come to san francisco, she will pick me up in the airport, give me her spare room and show me around. sandy that will come back in 2007, leslie who will have a new haircut just like mine and already had some pictures of my hairstyle, susan who wept in her struggle to keep the tears from pouring down, terry who really made me almost fall in tears and couldn't do nothing but whisper as she sobbed, gwen and her big smile, charlotte and sherly... and ed! who can no longer smile and joked the way he usually did, and bob, who shared the same name with my beloved laptop. ibob... as indra would say.

see you again, ladies! and don't forget your passport!

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...