Tuesday, February 15, 2005

dari afrika dan lintasan waktu

Andre dapat tugas ke afrika selama dua bulan dan sejak berhari-hari sebelumnya kami dah terus-terusan bicara tentang afrika, jerapah, zebra, gajah, singa dan badak bercula hitam. dan aku nggak pernah lupa menyelipkan salam untuk tarzan... yang mencintai jane...

hari ini, dari johannesburg dia ngobrol denganku. dia bilang disana lagi summer dan panasnya minta ampun! dia juga cerita kalo dia udah ngeliat jerapah dan gajah... lalu kami ngobrol tentang kerjaannya... dan tentang waktu

aku bilang sama dia kalo percakapan kami sebetulnya absurd...
dia, di afrika... di jam yang enam jam lebih lambat dariku... saling bicara mengarungi lintasan waktu. aku bicara dengan seseorang dari masa lalu, masa enam jam sebelum waktu aktualku, sementara disini, dari meja dan komputer yang sama, aku juga bicara dengan Ida, seseorang dari masa depan, yang berada satu jam di depanku, karena dia ada di tokyo.
Andre lantas bercerita tentang perjalanannya yang memakan waktu lebih kurang 10 jam dari kuala lumpur ke johannesburg... namun seolah hanya ditempuh dalam dua jam saja karena arah pesawat yang menuju waktu yang lebih awal dari waktu aktualnya.
juga waktu dia ke vienna... yang ditempuh dalam waktu -2jam karena sesampai di vienna waktu aktualnya menjadi dua jam lebih awal dari waktu aktual ketika dia naik pesawat.

jadi kubayangkan, orang-orang seperti Andre, yang mengarungi berbagai lintasan waktu, boleh jadi mengarungi umur aktual tertentu, dan dapat bonus dari waktu yang dihabiskannya di lintasan waktu yang berbeda. katakan 8 jam yang dia simpan dari lintasan waktu afrika, dikali jumlah hari yang dia habiskan disana, dan jumlah itu mengurangi lintasan waktu aktualnya... dia dapat bonus umur... sekian hari...

dia juga bercerita tentang bagaimana dia memaksa syarafnya untuk merubah jam biologis supaya sesuai dengan waktu aktual ditempat dimana dia berada. kurasa, sebagaimana memaksa syaraf untuk tetap bangun mengikuti lintasan waktu yang baru, saat kita memutar jam tangan kita juga menghentikan waktu aktual kita dan menyusuri lintasan waktu yang berbeda.

enough today. I must go home now. I promised to come to DJ Kotaro's scene tonight.

Monday, February 14, 2005

tentang embun

Aku jadi suka puisi-puisi Emily Dickinson sejak hari ketika aku harus ngumpulin puisi tentang segala jenis tumbuhan yang ada di kebun. Heliconia, pagoda flower, jade vine (so far... ini tanaman yang namanya paling bagus) dan seterusnya dan seterusnya.
Emily ternyata juga menulis tentang embun.
Judulnya 'A Dew sufficed itself-'

A Dew sufficed itself—
And satisfied a Leaf
And felt "how vast a destiny"—
"How trivial is Life!"

The Sun went out to work—
The Day went out to play
And not again that Dew be seen
By Physiognomy

Whether by Day Abducted
Or emptied by the Sun
Into the Sea in passing
Eternally unknown

Attested to this Day
That awful Tragedy
By Transport's instability
And Doom's celerity.



powered by Google

temper management

bener-bener masih harus belajar banyak...
terutama belajar mengendalikan diri sendiri waktu menghadapi staf yang bertingkah. yang berlagak seperti kepala gank nomor satu di seluruh komplek perumahan...

apa yang ada dalam pikiran mereka?

dan yang paling sulit sebenarnya menahan kemarahan dalam diriku meluap keluar, untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang ekstrim dan tidak kehilangan akal sehat untuk tetap tenang, dan mengontrol situasinya. kalo kata bosku; on the top of them all... tidak terlarut sama situasi yang udah terlanjur jadi negatiif.

gilingan!
susah banget... karena kadang-kadang apa yang terpikir dalam benakku seperti "apa mata kamu gak bisa ngeliat kalo ini jelek banget?" atau "mikir dong.... gambarnya kayak apa, trus kamu bikinnya kayak apa?" atau "gila ya, udah berapa kali dibilangin gak ngerti-ngerti juga!"

aku ngerti banget kalo ngeluarin kata-kata kayak gitu nggak akan bikin kerjaannya jadi beres. jadi setelah itu terpikir juga hal-hal seperti; "yah... salah kamu juga terlalu ngelepasin kerjaan ke mereka. nggak dikontrol" atau "kalo semuanya sepinter kamu, na... mereka yang jadi manajer" and so on... and so on...

I really... really... really wish they would consider...
kalo saja mereka tau, ada tempat dimana orang bekerja 8 jam sehari atau lebih dan hanya diijinkan memakai kamar mandi satu kali! kalau saja mereka tau, ada tempat dimana kalau mereka sakit dan tidak bekerja, uang gaji mereka akan dipotong. boro-boro asuransi kesehatan...
kalau saja mereka tau, kalau di banyak tempat, jangankan datang pada acara pernikahan mereka... pernah bicara dan kenal sama staf -pun... pemilik perusahaan itu nggak pernah!

tapi bagaimana harus menjelaskan hukum besi lasalle pada mereka yang nggak pernah mendapatkan pendidikan yang baik. mereka yang gak pernah nonton 'annie' atau membaca 'oliver twist'. bagaimana harus menerjemahkan pada mereka bahwa sampai kapanpun, sifat rakus dan ingin lebih tidak akan pernah bisa dipuaskan... berapapun banyaknya uang yang dihasilkan?
bagaimana dapat kuterangkan bahwa bekerja, menyukai pekerjaan, bersemangat menjalani hidup, seringkali tidak melulu mengenai jumlah penghasilanmu... bahwa setiap yang sifatnya kualitatif itu, pada akhirnya akan terasa lebih berharga.

but don't it always seem to go, that you don't know what you got till it's gone...

Friday, February 11, 2005

hari artshop, ramalan dan chocolate cake

kadang-kadang... hariku juga sedikit berbeda. aku nggak akan pake weird, aku lebih suka menyebutnya a bit strange

dalam perjalanan ke tanggayuda, aku harus semobil dengan salah satu tamu yang tinggal di tanggayuda. dia sedang shopping di seputar ubud dan singgah ke galeri lalu ikut dengan mobilku, mobil yang disupiri pak ketut subratha, maksudnya...
dia datang dari malaysia dan dia bilang kalau sebelum berangkat ke ubud, semua teman bilang padanya kalau pergi ke ubud harus beli lukisan.
jadi dia berpikir untuk membeli lukisan di galeriku tapi menurutnya harganya terlalu mahal. dalam perjalanan aku tau kalo dia ingin beli lukisan yang gaya-gayanya kayak arie smit. hmmmm.... susah juga. skarang mah di artshop-artshop seluruh ubud semua lukisannya abstrak. hanafi-hanafian, mangu-manguan, djirna-djirna-an, made-madean...nggak ada yang arie smit-smitan.
ditengah jalan antara monkey forest dan tanggayuda, kami mampir di sebuah artshop untuk dia. dari luar tempat itu kelihatan kecil. tapi ternyata lumayan besar juga. dengan ratusan lukisan, besar kecil, dengan berbagai corak dan gaya yang dijadikan satu. nggak ada aturan display sama sekali karena semua lukisan itu dipasang memenuhi tembok seperti poster. dan disusunnya campur aduk....
duh...aku sangat terganggu selama berada disana. nyaris semua lukisannya secara komposisi nggak enak... if you know what I mean... dan warna-warnanya terlalu banyak, terlalu mencengkeram kepalaku dari segala arah... kalau aku bilang sekeluar dari sana aku merasa mual dan sedikit pusing... itu sungguh-sungguh.

setelah kelas yoga yang semakin lama semakin menyenangkan...
aku dan kaoru-san duduk di terrace cafe menikmati afternoon tea (gaya bangettttt....) sambil memandang hamparan bukit hijau dan kolam renang yang hijau jernih. tiba-tiba kaoru-san minta tangan kananku untuk di baca garis-garisnya. kenapa tangan yang kanan? karena kata kaoru tangan kanan itu menunjukkan hidup masa kini. dan beginilah ramalannya...
garis tanganku, tidak seperti garis tangan orang indonesia pada umumnya, garisnya banyak dan rumit. menunjukkan banyak pikiran... dan agak sedikit stress juga (tapi dia nggak bilang stressnya kenapa).
aku akan tetap bekerja di bidang kreatif (awsome!) dan aku akan tetap bekerja, karena kalau dirumah terus dan gak kerja aku bisa sakit...
lalu kaoru bilang lagi kalau seperti halnya orang jepang, amerika dan eropa, garis tanganku menunjukkan kalau aku bisa hidup sendiri. tidak perlu berpasangan.
tapi, masih kata kaoru juga, aku akan menikah, dan tidak harus hanya berpasangan dengan kucing.... juga bahwa aku sudah menemukan jodohku, meskipun aku belum tau kalau itu jodohku. wah... jadi gimana nih?
sebetulnya kaoru juga bilang kapan aku akan menikah tapi sebaiknya nggak aku tulis disini.

malamnya, setelah aku selesai mencicipi kue cokelat yang dibuat sama pande the cook untuk uji coba menu valentine, joko bilang kalo garis tanganku mungkin rumit karena sebelum umur 30 tahun banyak yang aku pikirkan...
um... aku nggak terlalu setuju sama dia. karena sejak dulu...setiap kali aku membandingkan tanganku dengan orang lain, yang orang indonesia yang seumurku (tentu saja nggak masuk akal membandingkan garis tanganku dengan guru di sekolah atau dosen senior di kampus) kejadiannya selalu sama. garis-garis tanganku lebih rumit...

tapi aku lupa tanya sama kaoru-san, apakah jodohku laki-laki atau perempuan

Monday, February 07, 2005

the hottest wedding of the year

...pada saat hahan dengan mantap (dan sambil baca contekan) mengucapkan "....saya. ahmad hanafi rais bin muhammad amien rais menerima nikahnya astriyani karnaningrum binti (aduh.... siapa yah nama bapaknya achie?) dengan mas kawin yang tersebut diatas (seperangkat alat shalat dan perhiasan berlian) tunai" aku sempat berkaca-kaca...terharu sekaligus lega, karena dia tidak kepeleset lidah mengucapkan nama orang lain
*ahaha*

tanggal 6 februari...
panas-panas... pake baju rapih... high-heels (mine; 7cm)...jalan kaki...keringetan...
tapi ini baru awal. it's just the beginning of the wedding party that will be even hotter within few minutes.

bahkan sebelum gerbang rumah hanafi... tamu-tamu sudah tumpah ruah. ratusan orang, dalam kostum terbaik mereka, seperti mengalir dari desa dan kota, untuk memberikan restu.
di depan gerbang kami menemukan kertas-kertas dengan gambar amplop dicoret, lalu di bawahnya ada tulisan;
kehadiran anda merupakan kebahagiaan bagi kami (or something like that)...
I see... hanafi hari ini gak terima sms
*ahaha*

dari gerbang, udah ketemu sama beberapa dosen (yang jadi panitia!) ada...bu titik, mas rahmat, pak dafri, pak usmar salam, mas riza, bu menik, pak nanang pamuji...kabarnya ada pak rizal juga, tapi aku gak ketemu...
berkabar-kabar dan bersalaman... lalu ketemu dengan banyak temen fisipol dan juga HI... ada fajar, jaja dan istrinya, harli, alif, cipto, wicak, arum, tri, amri, ollie, indie, mira, nanang, awang... aduh...banyak deh! (yang gak kesebut, maafin yah....)
juga akhirnya ketemu sama fahmi dan indri (yang katanya mo ngumpul biar bisa berangkat bareng tapi gak datang-datang)

setelah bikin testimoni...
(thanks to danang, aku jadi grogi karena ditodong gitu aja disuruh ngomong mewakili semua orang) kita smua berusaha untuk makan...
disinilah... the hottest spot of the party...tanpa kipas angin... tenda yang berisi makanan yang disajikan dalam serving plate (yang dibawahnya ada apinya) dan dikerumuni ratusan orang...bener-bener memeras kelenjar keringat.
bedak-bedak pada luntur...keringat membanjir di sekujur tubuh.
absolutely hot!
aku menyerah dan memutuskan nggak mengambil makanan karena lebih mengutamakan penampilan
*gedubrak...*

sambil mendinginkan tubuh, dan mengumpulkan seluruh rombongan, kami duduk-duduk di depan rumah salah satu tetangga pak amien. becanda-becanda dan foto-fotoan...

setelah semua siap...kami merayap menuju pelaminan.

kenapa merayap?
karena antriannya lebih panjang daripada antrian bayar SPP!
sambil mempersiapkan KTP (siapa tahu bapak-bapak pagar betis yang menjaga pelaminan mau memeriksanya) kami maju selangkah demi selangkah mendekati pelaminan. begitu antrian yang mula-mula 4 jalur atau lebih jadi tinggal satu jalur... hahan langsung ketawa lebar ngeliat kami semua...
terus terang, aku amazed sama pak amien dan ibu...juga hahan dan astri, karena setelah berjam-jam berdiri dan bersalaman sama SEMUA orang yang ngantri... senyum, ekspresi dan kalimat yang mereka ucapkan, adalah senyum, ekspresi dan kalimat yang alami. yang tulus. gak ada matinya! salut deh....

info tambahan; hahan mencium pipi teman-teman perempuannya hari itu...hihihi...

Saturday, February 05, 2005

completely different morning

aku bangun di kamar umi, di tempat yang selalu kukenal. dia masih mengatur kamarnya dengan cara yang sama. tempat tidur, meja belajar, lemari, komputer dalam deretan yang berseberangan dengan rak buku dan rak piring-sendoknya...

udara yang kukenali...
bau tanah basah setelah hujan yang kukenali
daun pohon, jalan-jalan, nyala lampu yang kukenali

berada disini seperti melihat masa laluku lagi
tempat yang menyimpan dalam diam segala hal tentangku
selama lima tahun, sepanjang usia belajarku di universitas

kalau kemudian aku diliputi kenangan...
seperti berada di sebuah lorong dengan diorama hidupku dipasang di kedua sisinya, namun aku tak berada di dalam kaca
kemudian itu berarti aku tak bisa menjalaninya lagi dengan cara yang sama
tempat ini dan orang-orangnya tetap sama dan menerimaku dengan cara yang sama

kurasa, aku yang telah banyak berubah

Friday, February 04, 2005

armada racun

bekerja (officially) dan tinggal (unofficially) di tempat yang dikelilingi alam a.k.a kebun-kebun, sawah, sungai, pepohonan dan rerumputan membuatku menghadapi hal-hal yang sudah lama sekali tidak kutemui.
kicau burung-burung sepanjang hari dan hamparan kunang-kunang...
insiden laba-laba menangkap kumbang di depan bunga-bunga terompet ungu dan ular sawah menyantap kodok di selokan dekat kamar 102... insiden yang selama ini hanya bisa dilihat di discovery channel
serangan laron, semut-semut berpindah rumah, koloni rayap yang ganas dan ular hijau bergelantungan santai di pohon top di depan galeri

dan sepertinya
makin sulit buat manusia untuk menerima kehadiran makhluk lain...
maka didatangkanlah armada racun...
yang membawa HCl untuk memusnahkan lumut
di lantai yang harusnya putih
yang menyemprotkan cairan ke rumah semut dan rumah rayap sambil sekaligus membunuh rumput-rumput dan pohon-pohon perdu
yang pagi ini membuatku panik, karena kabut insektisida menutupi komaneka dari depan ke belakang, membunuh nyamuk dan meracuni paru-paruku. sesak napas dan pening-pening karena menghirup sesuatu yang mereka anggap melindungi manusia.

kenapa nggak bikin cairan tamarind
membakar aromaterapi lavender
dan mengoles minyak sirih...

untunglah departemen engineering dan house keeping memutuskan untuk menebarkan garam
instead of hunt the snakes...

Monday, January 31, 2005

freon girl behind macintosh

me started using laptop in year 2002. back in that time, my australia-born-assistant T, said to me that once I'm using laptop, me will be no more ordinary girl.
"your life will never be the same, I" that's his conclusion.
this no more ordinary became one of our official phrase that time.

today, sitting on my office table is a guy who called me freon girl behind macintosh as me never open my office window before 12, wandering around from one website to another and spend most of my days staring at a macintosh...

me told him what T had said and he laugh.
suddenly me thinking of T and miss him a bit.
where are you now T?

Thursday, January 27, 2005

one day in my life

07.30
kulirik speedometer. 60km/jam...70km/jam...
kupacu motor ke arah kedewatan. aku harus sampai di tanggayuda secepat mungkin. jurnalis taiwan dan fotografernya pasti udah di tengah photo-session di 101. mereka bilang mau motret sunrise. dua yang lain sedang ada di spa untuk treatment. 117 udah siap belum ya?

10.30
mereka udah check-out.
kalo yang harus ditemenin udah pergi, mendingan aku balik ke mejaku.
publikasi februari masih belum beres...

12.46
dua tamu dari new york check-in. mereka kerja untuk PBB. awsome!
mungkin aja kofi annan punya lowongan? siapa tau!
ok, deh... bu man. saya akan temani mereka ke tanggayuda untuk lihat-lihat dan ikut kelas yoga.
I'll be there in 2.15. skarang ambil kostum dulu.

12.50
si onet sms. dia ada di bali, katanya. dan mau ke komaneka. trus sekarang lagi jalan kaki dan disorientasi.
ok, deh... datang aja.

1.05
aku menemukan para jurnalis taiwan itu lagi pada makan di lada.
malah belum ke uma. hehehe...
jadilah aku ngobrol bentar sama mereka. dan aku jadi dipotret-potret juga.
lady-biker, kata mereka...

1.50
onet datang. rambutnya baru. kubilang potongannya kayak dj iman.
dia ngakak. siapa itu?
terus kita ngobrol. waktu kubilang aku mau yoga di tanggayuda,
dia mau ikut.
iya, lagian dia juga belum pernah ke tanggayuda.
ayo aja. biar makin rame

3.00
smua duduk di pool-bar. minum jus atau lassi, ngeliat kolam renang, lembah, hujan, sawah dan
pohon kelapa gundul yang cuma satu-satunya di seberang sungai. ngobrol sendiri-sendiri.

4.10
keringat mengalir. aku bisa merasakannya jatuh lewat tepian wajahku.
menetes ke matras. satu... dua...
badanku kaku. hasil nggak pernah olahraga selama bertahun-tahun. sebetulnya aku pengen bisa melakukan gerakannya sebaik yang dia inginkan. sabar, guru... kelas berikutnya akan lebih baik.

ternyata badan si onet kayak plastik. jadi dia bisa bikin apa aja.
si dean, punya lengan yang cukup kuat untuk mengangkat tubuhnya. cool.
kami bertepuk tangan untuknya.

bagian yang paling menyenangkan waktu guru bilang;
"release your body... release your mind... " hampir ketiduran.

5.17
mengelilingi rumah pak koman dan mendapat penjelasan kultural mengenai alasan pembangunan bagian-bagian rumah yang terpisah-pisah...
melihat-lihat koleksi kain yang mengharukan...
baru sekali ini aku hampir sampai berkaca-kaca ngeliat kain.
perasaan apa ini?
aku lihat juga satu barang istimewa di dalam lemari.
buatannya bagus sekali.
luar biasa... sekali sentuh kamu akan langsung tau kalo itu barang bagus...

5.45
bermain trampolin. dua perempuan dewasa dan dua balita dengan pengawasan dua babysitter. dipotret dean. dilihat dari jauh, dan diketawain.
ya ampun, onet. ini di rumah bos gue...
lompat terus!!!

8.00
lokasi; warung masakan chinese
setting; ayam goreng saus, tumis kangkung, nasi putih, teh botol, sebungkus rokok

sebentar-sebentar handphone berdering. ada yang patah hati. lalu curhat.
lalu dia dan ceritanya. cerita panjang-panjang-lebar-lebar tumpah. melimpah ke meja, lalu melayang di sekitarku seperti kabut. memenuhi ruangan...
aku tertegun. mendengarkan dan terus tertegun.
dalam hati ada yang mengalir.
airmata...

semoga diberi tabah dan jalan yang terang. semoga kau punya sedikit saja kesabaran para nabi sehingga cukup untuk menanggung semuanya...

10.35
mataku masih terpicing.
matanya yang dalam dan sendu masih terus membayang.
kepalaku penuh pikiran. sekujur tubuh gemetaran.
panas disetiap ruas sendi.
sementara sms kukirim dan kuterima, aku berpikir...
tetap tabah, teman... pikirku sebelum terlelap

Sunday, January 23, 2005

new theory on love

my new theory on love

basically, every human being is born with the ability to forgive, forget and continuing their life. these great and amazing abilities sometimes we don't even realize.
thus, (is it already sound like a new theory?) these kinds of broken heart, knife-cut-deeply feeling of longing, hurting of you-don't-know-that-I'm-exist, or that 'being alone in the whole universe' are created.

believe me. I know.
so, when someone sent me an SMS, told me that he was trying so hard to forget yesterdays (means: everything connected to his 1.5 years just-broke-up relationship). I simply said that he got the ability to live his life again the way he live previously (before he met the girl)

and when my partner said that the text I’ve written for valentine was so romantic. he even said ‘feels like falling in love for the first time’ suddenly I know something I never known before, literally. no matter how many times you fall in love, or even when you fall in love to the same person more than once, you won’t have exactly the same feeling. it will always different. that’s why you have particular feeling to someone and never mixed it up with someone else.
do I write another new theory here?

Saturday, January 22, 2005

cute cat called garfield

hari ini bongkar-bongkar situs kucing favoritku, garfield.
udah lama banget suka garfield. sejak kapan yah?
(garuk-garuk) ... gak inget juga.
since I'm not the collect-all type, aku gak pernah punya boneka ato apapun yang berhubungan ma garfield, kecuali guntingan koran. komik strip garfield yang dikumpulin dari the jakarta post.
karena sekarang online tiap hari, jadi yang kulakukan cukup buka situsnya, lalu cekakakan sendiri baca-baca komik stripnya. lama-lama jadi mikir, suka garfield apa kagum ama komikusnya yah?!

anyway, ada satu strip garfield yang bikin aku senyum-senyum hari ini
"guess what we're going to do today?"
gitu kata si jon ke garfield yang lagi selimutan di boksnya
"here's a hint. I start by hitting something with a club"
kata si jon lagi sok misterius. garfieldnya mah bertampang ngantuk kayak biasa. datar...
"we're going to play golf!"
akhirnya si jon bikin pengumuman.

you know what garfield said?
"thank goodness. I thought he was getting desperate for a date"
*ahaha*

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...