Thursday, July 09, 2009

adventure series: voting from the hague



ini adalah wajah Grace Wangge yang cemberut berat karena udah bela-belain berkereta dari Utrecht dan ternyata sesampai di Den Haag nggak dapat tinta ungu tanda udah memilih. 


bukan, bukannya Wangge nggak boleh milih, tapi karena dia sebelumnya memang mau memilih lewat pos, lalu memutuskan untuk ikut ke Den Haag bersama kami yang memilih dengan menyontreng di dalam bilik suara. sesampai di KBRI Den Haag yang terletak di jalan belakang Peace Palace dan amatlah rindangnya, dia ternyata dipersilakan memasukkan surat suara ke dalam amplop dan menyerahkannya, tapi nggak pake dikenai tinta ungu. hehehe, aku yang kebagian tinta ungu langsung pamer jariku dengan bangga.


aku senang karena para petugas di KBRI ramah dan sangat kooperatif membantu aku dan Atta yang hanya membawa paspor dan nggak punya surat panggilan. surat panggilanku ada sih, di Malang. sebelum berangkat ke Utrecht mama sempat kasih tau kalau suratnya udah datang, tapi aku udah nggak ada waktu lagi buat ke Malang dan ambil surat.


singkat kata singkat cerita, masing-masing kami memilih. mulai dari Kiki yang jadi idola ibu-ibu di KBRI yang haus ngajakin jumpa fans dan foto-foto serta minta tanda tangan, lalu dilanjutkan Atta yang setelah memilih masih meneruskan kebiasaannya jadi wartawan, ngobrol sama ketua panita pemilihan sampe lama banget dan akhirnya kami tinggal makan siang:D


sebagai catatan, ibu-ibu KBRI di Den Haag itu benar-benar mengagumkan. bisa-bisaan menghidangkan gudeg, oseng daun pepaya, sayur asem, dan cendol yang rasanya autentik!




aku sendiri memilih tanpa upacara apapun. membuka surat suara, menyontreng, memasukkannya dalam kotak dan mencelupkan kelingking di tinta. 




pemilu ini tentu bersejarah karena namaku tercatat di kecamatan Den Haag. tumben 'kan, gadis kampung dari pelosok Ubud masuk dalam arsip di kota besar? di luar negeri pula. tempat impian R.A Kartini, tempat Ki Hajar Dewantara ditangkap. begitulah, dengan ini aku sudah melunasi niatku untuk napak tilas perjalanan moyangku yang dibawa VOC.

7 comments:

Andri Journal said...

Di sana yg menang pilpres siapa nih?

Unknown said...

Wah! Kak Grace Wangge! Kakakkelaskuuuu... *tiba2 napsu fangirl muntjul*

Dian Ina said...

Hentjeh, waktu aku tau Mbak Wangge sekolahnya di Sanur, aku tanya sih dia kenal kamu ato nggak. tapi katanya dia gak kenal *pats*
hihihi

cokelat said...

I think you belong there... :)

Unknown said...

geg ina :) kayaknya sih ga mungkin kak grace kenal aku :) adik kelas jauh sih. aku juga cuma bisa ngefans beliyaw dari kejauhan sajah :"> *tersipuh* hihihihi...

oiya, semoga tiket U2nya dapat! ciayo!

riri prabandari said...

Dimanapun berada ternyata tetep jadi warga negara yang baik..ikut pemilu hihi

GwanGGe said...

Woi ! Kok ada foto gue beredar di Internet nih? Kopi kanan nih (Copyright maksudnya). Wah baru baca liputan pemilu lu Na, hahaha. Terus siapa tuh ngepans ama gue. Rugi amat, hahaha. Salam kenal Ndro..

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...