Tuesday, July 28, 2009

adventure series: tale from musée d'orsay

siapakah ibu yang paling terkenal di dunia?

waktu pertanyaan ini aku ketikkan di papan pencari google, keluarlah daftar yang kira-kira berisi Bunda Teresa (yang meskipun nggak punya anak kandung tapi jadi ibu untuk ribuan anak di Kolkatta, India), Daphna Edwards Ziman yang menginisiasi program PBB untuk anak-anak, Chilren United Nations, atau mereka yang jadi korban kekejaman Nazi di Eropa pada Perang Dunia II, seperti misalnya Gerda Klein dan Raja Weksler. nama-nama lain dalam daftar ini adalah para selebritis yang juga jadi ibu, baik ibu kandung maupun ibu adopsi, seperti Angelina Jolie dan Cindy Crawford. entah kenapa Madonna nggak disebut. padahal kalau menurut Bruno, Angelina Jolie dan Madonna ada di tingkatan yang sama:

"Angelina's got one, Madonna's got one, now Bruno's got one"

tapi di Musée d'Orsay, ibu yang paling terkenal adalah 'Ibunya Whistler' atau judul resminya 'Arrangement in Grey and Black No.1'. setelah lihat gambarnya, mungkin udah pada nggak asing lagi sama ibu yang satu ini, karena selain wajah dan posturnya pernah menghiasi permukaan perangko, dia juga pernah main film bareng dengan Rowan Atkinson dalam karakternya sepanjang masa Mr.Bean dan filmnya; Bean: The Ultimate Disaster Movie.



lukisan ini adalah karya James McNeill Whistler seorang seniman kelahiran Amerika Serikat, dan lukisan ini disebut-sebut sebagai ikon seni rupa Amerika. tapi meskipun begitu, lukisan ini hampir nggak pernah dipajang di Amerika, karena dibuat di Inggris dan setelahnya dipajang di Paris, mulai dari dinding Musée du Luxembourg lalu kemudian ke seberang sungai Seine, Musée d'Orsay.

selain lukisan ini, dalam museum yang mula-mula merupakan stasiun kereta Gare d'Orsay ini utamanya menyimpan berbagai koleksi seni rupa Perancis, mulai dari lukisan, patung, foto sampai furniture. tapi yang paling menarik perhatianku adalah koleksi karya-karya seniman aliran impressionis-nya yang cukup lengkap dan sangat menarik. terutama karya-karya Edgar Degas, Pierre Renoir, Claude Monet, Édouard Manet dan Paul Cézanne.

aku beruntung karena waktu datang ke sana, sebagian besar karya-karya terkenal itu sedang berada di tempat, nggak jalan-jalan atau dipinjem institusi lain yang mengadakan pameran. aku melihat satu seri studi dan karya Degas yang diinspirasi oleh kelembutan dan kehalusan gerak para penari balet. yang paling menarik, sudut pandang yang dipakai oleh Degas lebih ke sudut pandang fotografi dengan pendekatan yang sama sekali lain dengan angle yang dipergunakan oleh rata-rata para pelukis yang semasa dengannya. selain lukisan, Degas juga membuat sejumlah patung, diantaranya patung ini: 'Small Dancer Aged 14'.



karya lain yang masih terus aku inget sampai sekarang adalah 'Luncheon on the Grass'-nya Manet. dari sejak pertama kali ngeliat lukisannya, aku udah merasa aneh karena mbak cantik yang agak montok dan telanjang ini justru melihat ke arah depan, pada yang melihat lukisannya, dan bukannya pada dua orang laki-laki yang ada di sebelahnya, yang jelas-jelas tampak sedang ngobrol. lagipula, posenya telanjang itu tempatnya kok ya nggak tepat banget, duduk di rumput gitu 'kan banyak sekali semut dan serangganya. nah, antara si seniman memang mau menunjukkan kalau perempuan ini bersikap 'berani' menghadapi dunia. atau memang dia ingin mengacuhkan kedua lelaki di sebelahnya, yang juga tampaknya terlalu sibuk sama dunia mereka sendiri, tanpa mempedulikan ketelanjangan perempuan cantik ini. yea, beginilah akibatnya kalau masuk museum tanpa panduan audio. lebih sibuk menduga-duga dengan pikiran sendiri:D



karya terakhir yang mau aku ceritakan, dibuat oleh Renoir, dewanya impressionisme, menurutku. wah, lukisan-lukisannya begitu manis dan romantis, dengan pencahayaan lembut dan warna-warna yang berpadu cantik, bikin aku mabuk kepayang. yang paling manis tentu lukisan ini: 'Dance at The Moulin de la Galette', yang menunjukkan kecerdasannya dalam menangkap warna, bayangan dan jatuhnya cahaya matahari di berbagai permukaan bidang, lalu melukisnya dengan tepat. cantik yah?!



akhirnya setelah mati-matian antri karcis di depan museum (karena entah kenapa, sepanjang musim panas, ribuan orang tiap harinya berpikir museum adalah tempat yang chic untuk menghabiskan hari), berkeliaran selama beberapa jam di dalamnya, dan susah payah menuju jalan keluar, pada jam 15: 30 aku yang sempoyongan karena lapar cepat-cepat mencari restoran yang masih buka. menyantap makan siang yang terlambat, enak banget dan mahal! sebelum kembali berkelana di belantara Paris.

2 comments:

Joan said...

Kalau ngantrinya bulan Agustus, kayaknya bakalan sepi, Jeng. Tapi restoran juga kayaknya jarang yang buka, paling beberapa toko roti, hihihi...

gita said...

si patung itu dibuat waktu degas udah nyaris buta, dia beralih ke media patung untuk bisa tetap berkarya, untung koleksinya pas lengkap yah:)

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...