Monday, February 23, 2009

dreams

So yeah, dreams are important. And I think there are more dreamers today than ever before in the history of anything... but... they're so afraid, so many of them. Afraid to lose all their 'manageable misery.' It's all just so... so... pathetic. Pathetic... and selfish. Are you seriously telling me... that you would deny the world an exquisite painting just because the cardboard firm from down the street is hiring? That you'd stay out of politics because your mates would think you a twat? That the greatest secrets of quantum physics would go forever unearthed... because Dad thinks girls are fit only for babymaking? Does that really sound good enough for you? Really? Maddening! And don't you dare tell me I'm unrealistic. I know a body's chance of sinking their claws into a dream are fairly grim. But... not to try? To settle into the gray doldrums with nary a peep?
(Serenity Rose)
quote ini adalah quote lengkap dari potongan yang aku tulis di bagian atas blogku. aku tertegun cukup lama waktu membacanya. kayaknya harus buru-buru nyari komiknya, deh.

Wednesday, February 11, 2009

365 days

I don't know if you're interested in this detail, but I was just about to tell you that I love him. I love him, and I don't care what you think. I love him for the man he wants to be, and I love him for the man he almost is. I love him.
(Dorothy in Jerry Maguire, 1996)

Tuesday, February 10, 2009

sepasang mata kedua

cerita film penerangan jaman dulu ternyata sangat mengena dan merasuk ke jiwa. saat mulai merasa kalau pandanganku kabur pada pergantian hari, yang pertama kali terpikir adalah rabun senja yang banyak diidap oleh anak-anak yang kurang gizi dalam film-film buatan Departemen Penerangan. tapi masak ya aku kurang gizi? lha wong daftar makanannya tiap hari aja panjang lebar dan bermacam-macam jenis.

lalu waktu rasanya mulai kabur kalau nonton film dengan subtitle sambil tiduran, aku pikir yang harus diganti adalah TV-nya. maklum TV jadul inventaris kos-kosan. ada TV aja udah bagus. tapi setelah dua gejala ini berlangsung beberapa minggu, dan rasanya semakin nggak nyaman, aku putuskan untuk pergi ke dokter mata.

dan pada pemeriksaan pertama, disebut kalau mataku ada silindrisnya. tapi dasar dokter spesialis, tampaknya dari awal pertemuan udah diukur, berapa kalimat yang bisa dia ucapkan, sesuai dengan tarif yang ingin dia pungut. aku cuma dapat kesimpulan kalau mataku bermasalah, terlalu lelah, kurang istirahat, dan harus diobati selama satu minggu, sambil dicek ulang ukuran silindrisnya minggu depan.

nah, dalam resep yang aku terima seminggu kemudian, tertera keterangan kalau kedua mataku masing-masing ber-silinder 0.25, lalu mata kanan minusnya 0.50, sementara mata kiri 0.25. kalo harus nyeritain ini dalam bahasa Inggris aku agak kerepotan. minus itu far sighted atau near sighted sih?

yang jelas, concern-ku yang paling pertama dan utama adalah bingkai kacamata. tetep. hihihi, sebelum resepnya keluar, aku udah memutuskan kalau yang akan aku pakai adalah kacamata dengan model yang mirip atau sama dengan yang dipakai Rachel Weisz dalam Absolutely, Maybe. film yang bikin semua cowok kalah romantis daripada Ryan Reynolds (yang di kehidupan nyata mencampakkan Alanis Morissette untuk Scarlett Johansson.

mencarinya ternyata gampang-gampang susah. aku memang suka kesan klasik dan serius yang ditunjukkan bingkai kacamata itu. dan karena klasik, aku nggak mau kalo ada corak norak, dekorasi nggak penting, tulisan logo yang gede dan berkilauan menusuk mata, dst, dsb. berkeliling di optik mahal cuma bikin aku sakit hati karena yang masuk kriteriaku harganya bisa 2 juta lewat, jumlah yang mendingan dipake buat beli hdd eksternal plus tambahan memori. sementara kalau yang harganya nanggung, terlalu banyak pernak-perniknya. aku nggak ngerti deh kenapa uang satu juta seperti nggak ada harganya di Optik Seis.

sementara itu, berkeliling di optik-optik yang nggak punya nama besar berarti pilihan yang sangat sedikit, bingkai yang tampak murahan, rapuh dan kalau dipakai rasanya serba nggak pas dan serba nggak enak. hayah.

sampai kemudian aku masuk ke Optik Sahabat di Jalan Diponegoro, Denpasar. di situlah aku menemukan bingkai kacamata yang kucari-cari. pelayannya ramah dan bisa 'membaca' keinginan pelanggan. entah bagaimana dia bisa tahu, bingkai pertama yang dia tunjukkan adalah bingkai yang sama persis dengan bingkai yang kulihat di optik lain, dan yang aku suka, tapi harganya kemahalan. di optik ini, bingkai itu harganya jadi 30% lebih murah. dan kebetulan, waktu aku datang mereka sedang punya program diskon dan pembagian angpau buat pelanggan yang membeli bingkai sekaligus lensanya. maka dari harga yang sudah kuanggap murah itu, aku masih mendapat diskon 30% dan bisa mengambil satu angpau undian. yang memberiku uang US$4. hihihi... seneng deh.

kayaknya lain kali harus bawa-bawa Mimi lagi kalau mau keliling cari barang. dua hari beli ini itu sama dia dapet diskon terus dimana-mana. :D

Sunday, February 08, 2009

Made in China

waktu nonton Dragon: The Bruce Lee Story, aku tertarik sama adegan saat Bruce Lee bersama dengan seorang sutradara digambarkan merancang sebuah film seri televisi mengenai seorang pendeta Shaolin bernama Kwai Chang Caine yang melakukan perjalanan melintasi daerah barat Amerika hanya dengan bermodalkan kemampuan beladiri (mengutip Mira: artial mart), untuk mencari saudara kandungnya. masih dalam film yang sama, digambarkan kalau ide film itu akhirnya dicuri oleh Warner Bros. yang kemudian menyerahkan peran utama dalam Kung Fu pada David Carradine.

disebutkan bahwa alasan tidak dipakainya Lee adalah karena publik Amerika saat itu diyakini tidak akan menyukai aktor Asia atau non-kulit putih. dasar rasis.
etapi, aku juga lantas bingung sendiri, jadi Carradine itu orang apa?

aktor yang sejak tahun 70-an nyaris selalu berperan jadi pendekar Cina yang kung fu-nya canggih itu ternyata mendapatkan mata sipitnya dari leluhurnya yang berdarah Cherokee. sementara unsur lain dalam darahnya diketahui mengandung gen dari Irlandia, Inggris, Skotlandia, Wales, Jerman, Spanyol, Italia dan Ukraina. nggak ada cipratan atau bau-bau Cina-nya! tapi ternyata sebanyak apapun campurannya, jadinya tetap seperti orang Cina.

kalau kata Henny sih, fakta tentang David Carradine itu menunjukkan kebenaran pepatah lama yang sangat terkenal. "its all the same. all made in Taiwan" sementara Taiwan adalah Republic of China.

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...