Monday, November 28, 2005

yuli, taman dan hanafi

setelah dua tahun, akhirnya kami bertemu lagi. yuli prayitno. terakhir aku ketemu dia di magelang waktu aku jadi asisten buat salah satu pameran yang dikuratori mikke. dua malam yang lalu, waktu kami ketemu di ARMA, aku nyaris nggak mengenalinya. satu yang kuingat, adalah suaranya yang berat. kalo hanya denger suaranya, bisa jadi orang berpikir kalo sosok yuli akan seperti pak raden. tapi sama sekali enggak. yuli kurus, bermata sempit, berkulit terang dan senyumnya tenang. jadi suaranya yang ber-ton-ton beratnya itu memang jadi ciri sendiri.

kami berdua akhirnya berjalan bersama-sama mengelilingi tempat pameran. melihat dan mengomentari karya-karya sambil bercerita tentang kisah masing-masing. yuli pernah tinggal dan bekerja selama setahun di bali. dan tiba-tiba ada banyak hal yang kami bicarakan. tentang karyanya, perjuangannya memasang karya dari darga gallery ke gaya fusion , penyesalannya atas pilihan bekerja di bali, pekerjaanku, kehidupannya, kehidupanku, pilihan untuk tetap berada di jalan ini, yang kerapkali terasa berat... begitu banyak, walopun aku dan yuli sebenarnya sama sekali nggak akrab. mungkin suasana yang mendukung, mungkin karena setelah pembukaan kami beramai-ramai pergi ke warung opera dan menikmati pertunjukan jazz oleh balawan sampai lewat tengah malam, mungkin karena dia bersikukuh untuk mengeluarkan dompet dan membayar apa-apa yang dia pesan walopun kami duduk semeja dengan para pemilik galeri dan beberapa seniman terkenal...

Image hosted by Photobucket.com

selain dengan yuli, summit bali biennale ini membuatku semakin dekat dengan taman. pande ketut taman, selama beberapa tahun terakhir tinggal di muntilan, magelang. sejak akhir oktober, taman memindahkan studionya untuk sementara ke bale banjar pande dan praktis setelah libur idul fitri, aku membantu taman mengerjakan karya instalasinya, "menyentuh langit". setiap pagi menjelang siang, aku akan pergi ke banjar pande. memotret proses kerja mereka. lalu sorenya, aku akan menunggu mereka di galeri untuk merakit bagian-bagian instalasi yang sudah dikerjakan hari itu.

instalasi itu panjangnya enambelas meter dan bagian yang paling tinggi sekitar dua setengah meter. mula-mula rangka bambu, lalu ikatan-ikatan jerami untuk alas atas, ikatan jerami untuk ornamen struktur, sampai akhirnya ratusan figur yang dibuat dari adonan tepung beras yang digoreng. hari demi hari, aku mengikuti proses dan merekam nyaris semuanya. setiap hari aku berdiskusi panjang lebar dengan taman. memahami caranya berpikir, memahami konsep karyanya yang sarat dengan tradisi bali, menemukan lagi semangat komunal yang sudah nyaris lenyap dari dunia nyata. ada banyak sekali yang kudapat dan aku pelajari, dan diatas segalanya adalah percakapanku dengan taman. walaupun kami bicara dengan bahasa yang berbeda, namun kami punya pemikiran dan pemahaman yang sama.

Image hosted by Photobucket.com

bali biennale pun mempertemukanku lagi dengan hanafi dan masa lalu. hanafi memasang dua buah lukisan dan satu karya instalasi di tonyraka gallery. instalasinya adalah sebuah ban kulit yang dijalankan oleh motor besar dan di ban kulit itu tertulis penanda waktu. itu adalah sebuah jam, alat ukur waktu, tapi bentuknya penyok, menandakan waktu yang molor, yang melebar dan menyempit dan jam itu tidak menunjuk pada satu waktu tertentu. masa yang dilewatinya tidak terukur. badannya yang terbuat dari besi berkarat. mungkin ia sudah ada untuk waktu yang lama. mungkin baru saja.

di galeri yang sama, beberapa seniman dari jawa timur memasang karyanya juga. aku tidak akan berusaha menghapuskan sejarah. ya, mereka adalah seniman yang pernah bekerja sama denganku. seniman yang pernah mengkritik pedas event-event yang aku buat, yang pernah mempertanyakan krredibilitas dan kemampuanku. yang -menurut mereka, lebih baik dariku dan menguji aku. sebelum naik mobil dan kembali ke rumah, aku bilang sama hanafi.
"mas, datang kesini seperti kembali ke masa lalu"
"iya. memang. dan sekarang waktunya kamu kembali ke masa kini"

Tuesday, November 22, 2005

ya, ini tentang aku

hidup dan berinteraksi dengan orang banyak punya berbagai konsekuensi, yang sama banyaknya dengan hidup terisolasi. untuk bisa hidup lebih nyaman diantara berbagai konsekuensi itu, aku menerapkan beberapa aturan untuk diriku sendiri.

pertama, aku berusaha untuk jadi orang yang fair. di kehidupan nyata atau di dunia maya aku akan dengan langsung dan jelas menyampaikan pujian, masukan, kritik, atau bahkan keberatan. biasanya pada orang yang bersangkutan. dengan teman atau keluarga, staf atau tim yang selevel denganku, bahkan dengan atasan, aku berani bicara yang perlu disampaikan. aku nggak suka gosip atau bergunjing di belakang.

kedua, aku berusaha bertanggungjawab sama semua yang aku ucapkan. baik itu secara lisan maupun tulisan. itu berarti, setiap tulisanku di blog, di email yang masuk ke kampung gajah (selama metadatanya nggak diubah sama gajah yang usil), di arisan, atau percakapan lewat Y!M adalah tanggung jawabku.

dari dua hal diatas, aku harap seluruh warga kampung gajah mengetahui bahwa, semua tulisanku dalam percakapan dengan bunda endhoot yang diposting oleh bunda ke kampung gajah adalah tanggung jawabku. dan ya, setelah diposting, (dan aku mengetahui pemostingan itu) aku menjadi orang yang fair (menurutku) karena nggak hanya sekedar bicara di belakang. sekedar ngobrol PM tentang orang lain. tentang apa yang tertulis disana, bisa dibaca dengan hati-hati dan kepala dingin di archive milis kita.
(aku belum belajar bikin link, jadi cari aja sendiri di arsip kampung gajah)

lalu kalau dengan itu, lilis merasa mempunyai masalah denganku, secara pribadi aku persilahkan dia untuk menghubungiku lewat email, lewat blog ini, atau lewat Y!M dengan id: nomadelfia

Friday, November 18, 2005

story from kopdar series

setelah dapet foto-foto, barulah sekarang aku menampilkan cerita Kopdar TS2 disini, lengkap dengan kisah pra kopdar dan pasca kopdar. selamat menikmati

------

kopdar V.1

tanggal 30 oktober, tepat jam 4 sore, GA 341 mendarat di juanda. aku bergegas keluar dari gerbang kedatangan dan mencari-cari wajah mereka; bunda, benny dan doni. airport penuh sesak oleh keluarga TKI. pasti banyak TKI yang mudik disaat menjelang lebaran seperti ini. dan setiap TKI dijemput oleh satu dusun. no wonder...

kuhidupkan hp dan sms bunda langsung masuk. mereka masih di jalan. sebentar lagi sampai, katanya. kira-kira 15 menit kemudian, bunda memintaku berjalan kearah terminal keberangkatan, dekat restoran padang yang memisahkan terminal kedatangan dan keberangkatan. katanya, mereka ada disana.

kudorong trolley-ku. sebenarnya bawaanku nggak banyak, tapi udah capek rasanya mengangkat-angkat barang-barang ini sejak tadi siang. ah... itu dia, mereka menungguku dan melambai dari kejauhan. aku tertawa membalas, lalu gedubrak! trolleyku menabrak pajangan majalah didepan sebuah toko. kesan pertama yang nggak meyakinkan.

dari bandara, kami menuju tempat makan bebek goreng. sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya kami tertawa. casper pasti gatel-gatel badannya sepanjang sore itu. aku nggak tau apakah enda juga ngerasain kalo kami ngobrolin dia. aku sempat nelpon casper juga, ngasih tau kalo udah ketemu sama mereka bertiga. nggak ngobrol lama, cuma ketawa-ketawa aja.

10 menit sebelum sampai di bebek goreng, azan maghrib berbunyi. aqua dari garuda aku minum. sepanjang jalan, benny berperan jadi supir sekaligus pemandu wisata, yang menunjukkan padaku kemegahan kota surabaya. cuih!!!

bebek goreng itu ramenya minta ampun! nggak ada yang bisa makan dengan tenang dan berlama-lama, karena sudah banyak orang yang mengantri di belakang mereka. benny bertugas memesan bebek goreng, sementara doni memesan minuman. waktu doni menyerahkan makanan pada kami, seorang pembeli memesan bebek goreng pada doni. bersungut-sungut, doni langsung bilang sama kami, tepat di depan si pembeli "emangnya tampangku kayak penjual bebek goreng apa?"
hihihihi... si mas pembeli langsung malu dan minta maaf. aku dan bunda ngakak.

dari bebek goreng, kami menuju mc donalds. mau apa? nongkrong aja. sebagai anak muda yang baik, walopun makannya tradisional, minumnya tetep junk drink! sempat juga bicara dengan koh fahmi si raja bonga-bonga lewat telepon. seperti biasa, setelah aku suruh dia bicara dengan bahasa manusia, doni menyuruhnya beli honda jazz.

dari mc donalds, kami menuju bandara lagi. karena benny nggak mau nganterin aku pulang ke malang. jadi setelah kopdar, barulah aku ketemu dengan papa dan mama, yang menjemputku di terminal kedatangan, jam 8 malam. ampun, pa... ina memalsukan jam kedatangan supaya papa nggak usah nungguin ina kopdar.
alesaaaaaaannn!

****

kopdar V.2

aku melihat jam di hpku dengan gelisah. udah hampir jam 11, kenapa namaku belum dipanggil juga??? pagi itu, sebelum berangkat ke TS 2 aku harus membereskan pasporku dulu. dan tentu saja, karena antriannya nggak gitu jelas, yang melewati jalur benar seperti aku ini, sedikit-sedikit antriannya disela sama para calo yang bawa 25 map sekaligus... yang boleh panggil-panggil petugas lewat lubang loket, dan bahkan masuk ruang pelayanan paspor. imigrasi sux! ah, mental pegawai negeri sux!

selepas jam 11 aku baru naik bis malang-surabaya. dijalan sempat sms-an dengan venus yang katanya masih menunggu sendirian sejak dua jam yang lalu. aku membalasnya dengan pandangan prihatin, sambil lega dalam hati karena belum terlambat untuk ikut kopdar jatim 31 oktober di taman safari 2. begitulah nama resminya.

turun dari ojek, aku menelepon bunda dan sekejap kemudian, suster menghampiriku. gajah yang lain pada bersorak. apa boleh buat... kalo selebriti yang datang, para penggemar memang jadi susah mengendalikan diri. dengan lugunya, aku nggak tau kalo pria berkupluk yang bajunya berlapis-lapis itu adalah venus, walopun aku udah salaman dengannya. ah... diketawain lagi deh...

Image hosted by Photobucket.com

setelah menunggu sebentar, kami naik ke bis yang dicat loreng seperti zebra, dan mulai mengelilingi taman safari. pak sopir ini hafal nama lokal, nama latin dan sejarah hidup tiap-tiap jenis binatang di TS 2. karena kepiawaiannya membalas candaan kami, para gajah meminta suster untuk menginvitenya ke gmail, biar bisa subscribe id-gmail dan jadi donlennya suster. ihihhihi...

Image hosted by Photobucket.com

aku duduk dengan bunda, dan kami berdua ketawaaa, terus. doni agak terkendali hari ini karena bida ikut. bhagonk sibuk berkomentar ini itu dengan gak kalah cerewet. budi rejected jadi bulan-bulanan juga. ah, tapi tetap venus yang lebih banyak dikerjain. bagaimana pun juga, dia dan suster pemeran utama cerita ini. doni dan benny ambil banyak sekali foto. mulai dari yang bagus, sampe yang ngawur seperti kupasang disini. sementara itu, arief dan pika sibuk sendiri di belakang. oiii! puasa ooiiii!!!

Image hosted by Photobucket.com

setelah berkeliling dengan mobil, kami menjenguk anak suster, yang sama sekali nggak mirip venus maupun didats. jelas aja karena itu anak orangutan.
mmm... tapi item-itemnya mirip sapa yaaa?
lalu kami juga nonton pertunjukan gajah, linsang, burung dan monyet di beberapa arena berbeda. taman safari sepi hari senin itu, jadi kami benar-benar leluasa. aku, bunda, budi dan bhagonk masuk juga ke dalam rumah hantu. satu-satunya hal yang menakutkan adalah karena kereta-nya tidak berangkat dalam satu rangkaian, tapi satu-satu! shock juga mendapati bhagonk dan budi hilang ditelan kegelapan rumaha hantu. dimana merekaaaaaa???



sore itu jam 4, kami sempat juga menggelar arisan live, dengan topik 'antara venus, suster, didats dan cute girl'. walopun jumlahnya nggak sebanyak kopdar jakarta, atau bandung, kopdar jatim memang lebih keren dan lebih berkualitas.

maghrib menjelang waktu kami beranjak dari TS 2. kopdar ini masih bersambung dengan buka puasa di malang.

Image hosted by Photobucket.com

****

kopdar V.3

aku ikut di mobilnya bunda. bersama bunda, bhagonk yang belum merokok dari pagi dan budi rejected yang belum merokok sejak bayi. kami menuju malang dengan bercakap-cakap seru dan bercanda-ria. walopun mulutku udah capek ketawa, tapi siapa yang bisa nggak ketawa di kampung gajah?

atas pilihan venus, kami pergi ke pulosari, dan memutuskan makan di ayam goreng yang mirip kfc cara gorengnya. maksudku, karena ayamnya dibalut tepung. ini karena ada beberapa orang yang kalo makan mie aja, belum makan namanya, jadi harus makan nasi. awalnya, sebenarnya aku menawarkan cwi mie aja.
di pulosari, aku dan bunda mula-mula mau makan satu paket bersama, tapi karena porsi kentangnya kecil, bunda pesen satu paket lagi. ayo makan, bun! nyam...nyam...

venus makan sampe gobyos alias keringetan. bukan karena pedas, bukan karena panasnya udara malang, tapi karena gerah digodain doni, bhagonk, benny dan dudi yang datang belakangan, tapi nggak kalah semangatnya dalam mengganggu venus. waktu makan ini, doni seringkali jadi speechless dan amnesia mendadak karena waktu godain venus sering salah ucap membongkar trik-trik kancil lelaki. padahal 'kan ada bida...

Image hosted by Photobucket.com

foto-fotoan tentu saja tetap dilakukan mengingat tanpa skrinsyut adalah basbang. setelah berfoto untuk terakhir kalinya, kami lalu pulang.
mula-mula venus yang kami antarkan ke terminal. dia sudah gelisah saja sejak jam 7 malam. entah janjian sama siapa dia. setelah itu rombongan berangkat ke riverside untuk mengantarkan aku pulang. kami berpisah di pagar rumahku, masih dalam keadaan tertawa-tawa.

aku pergi tidur jam 11 malam itu. kakiku lemas dan badanku gemetar kehabisan tenaga setelah tertawa selama 10 jam. betul-betul kopdar yang tak terlupakan!

****

kopdar V.4

pukul 18.20 tanggal 8 november aku sampai di juanda. petualanganku selama libur lebaran hampir usai. besok pagi, aku udah harus balik lagi ke dunia nyata. bekerja seperti biasa.
taklama kemudian, benny datang menemuiku di terminal keberangkatan, membawa dua CD berisi foto-foto kopdar TS 2 darinya dan dari doni. aku sempat memperkenalkan benny pada papa yang mengantarku, sebelum aku memasuki gerbang keberangkatan tepat pukul 18.30.

sampai di depan petugas check-in, aku baru tau kalo ternyata flightku di-delay. nggak tanggung-tanggung. dari boarding jam 19.00 menjadi jam 21.30. aku langsung sms benny supaya dia jangan pergi dulu. dia lalu mengajakku jalan-jalan keluar bandara. ya, kataku. aku mau ke rawon kalkulator.

dari bandara kami menuju darmo, untuk menjemput doni di kantor radio-nya. doni ternyata udah menyelesaikan editan video yang sedang dia kerjakan, dan bisa meninggalkan tempat sembari menunggu hasil rendering. kami menuju rawon kalkulator, tapi tutup. ke nasi goreng juga tutup, tampaknya semua makanan enak masih belum buka hari itu. sampai akhirnya memutuskan ke resto sera, karena kata benny, sayang sekali kalau ke surabaya dan nggak makan makanan khas surabaya.

makan malam bersama bida, doni dan benny berlangsung aman dan lancar. setelah makan, kami menurunkan doni dan bida di DJ FM lagi sebelum menuju bandara. kami semua berpisah dengan ucapan... "sampai jumpa di dunia maya"

Sunday, November 13, 2005

jazz at the galleries

urs ramseyer and trio dari basel, swiss datang ke bali untuk bali jazz festival. sebagai bagian awalan dari event itu, ada road show jazz at the galleries yang diadakan di galeri santrian dan komaneka.
selain urs pada piano, ada dominik pada bass dan ... pada drum. mereka memainkan musik yang soft dan smooth, dengan beberapa komposisi ballad dan funk juga. meski tanpa vokalis, tapi lagu-lagu yang mereka mainkan bisa disampaikan melalui bahasa instrumen dengan baik.

komposisi terakhir yang mereka mainkan, 'peace' betul-betul lembut dan menyentuh. seperti hembusan angin yang sejuk disela-sela kelopak daun yang muda dan hijau. menyejukkan. merasuk sampai kedalam hati.

Image hosted by Photobucket.com

konser ini direkam live dan nantinya akan beredar dalam bentuk CD. aku nggak tau apakah CDnya akan diedarkan juga di Indonesia atau nggak. yang jelas, karena urusan rekam-merekam itu, aku jadi harus extra strict sama para penonton. begitu musik dimainkan, siapapun yang terlambat nggak boleh naik ke ruang pertunjukan. mereka boleh naik waktu jeda diantara lagu, supaya langkah kaki (sepatu hak tinggi di lantai marmer)nya teredam tepuk tangan. dan benar saja, separuh dari penonton malam ini datang terlambat. ah, dulu di LIP, kalo datang saat pintu sudah ditutup, jangan harap boleh masuk.

mayoritas yang datang adalah expatriat. percaya atau nggak, kebiasaan jeleknya dalam menonton pertunjukan betul-betul memalukan. banyak sekali yang keras kepala tentang mematikan hp. atau malah bersikeras mau naik ke ruang pertunjukan pada saat musisi bermain. dan sedikit yang berbesar hati mau mendengarkan kata-kata stafku dibawah. aku sampai heran, mereka pikir apa baik untuk jadi sok-sok-an gitu?

pelajaran buat semuanya. buatku juga. menonton pertunjukan dengan tertib itu bukan hanya menghormati musisi ato performernya, tapi juga menghormati diri sendiri. oleh karena itu, sebaiknya;
1. datang tepat waktu
2. mematikan. sekali lagi mematikan, bukan sekedar silent mode telepon selular.
3. diam selama pertunjukan kecuali perlu (untuk bertepuk tangan atau tertawa kalo lucu)

Monday, November 07, 2005

menjaga silaturrahmi di hari lebaran

berikut ini adalah cara-cara menjaga silaturahmi yang selalu aku terapkan setiap kali lebaran di pacitan. cara ini aku pakai karena ada banyak sekali saudara di pacitan dan masing-masing sangat jarang aku temui.

1. mau diajak salaman dan tersenyum. walau siapapun yang datang, dan bagaimanapun rupanya, terlebih orang tua. seringkali aku nggak kenal siapa-siapa yang datang itu. tapi mereka tau siapa aku. anaknya si ini dan si itu. bagaimana waktu aku masih kecil dan seterusnya. jadi untuk amannya, salaman dan tersenyumlah. kembangkan jiwa selebritimu.

2. numpang mandi. rumah embah yang dari papa selalu ramai. sekurang-kurangnya ada 24 orang berkumpul sekaligus, di rumah yang kamar mandinya cuma dua. kalo lagi males ngantri, aku lebih memilih ke rumah bude pandi, sepupu papa, atau ke rumah mas muh, sepupuku. masing-masing di depan dan samping rumah embah.

3. kalo udah dateng, jangan lupa tanya sama yang punya rumah, "masak apa hari ini?". semua merasa senang kalo kita mau makan di rumahnya. kata mama-papaku, itu karena setelah embah kakung meninggal, sodara papa udah jarang ngumpul. jadinya kalo ada anaknya yang mau datang, dan makan di rumah. mereka senang. aku juga senang kok, dapet menu beda-beda terus...

4. pamit kalo mo pulang. setiap kali udah mau pergi dari pacitan, walopun cuma ketemu di depan rumah, selalu nyempatin untuk pamit sama yang dekat-dekat. biasanya kalo udah gitu, dapet oleh-olehnya makin banyakkk!

selamat idul fitri yaaa!
maafin aku lahir dan batin...

Saturday, November 05, 2005

kalo nenekmu nomail

masih pagi sekali. sambil agak ngantuk-ngantuk karena baru bangun, aku duduk di bale, nungguin tanteku masak. waktu selalu berjalan lambat di pacitan. sejurus kemudian nenekku datang dan duduk di sebelahku. tangannya mengusap-usap punggungku. aku diam saja. lalu mulailah ia berkata

"kowe ki kok senengane dadi pikirane simbahmu"
"kenapa mbah mikirin aku, aku baik-baik saja" jawabku.
"piye ale arep ora mikir. wong kowe ki iso kerjo negeri kok malah senengane ning swasta"
"aku nggak mau jadi pegawai negeri. ntar aku bisa tersiksa"
"lha nek saiki kowe ora tersiksa?"
"nggak, aku bahagia"
"ngopo kowe ki ra gelem dadi pegawai negeri?"
"dan harus bayar 50 juta? aku nggak punya duit segitu"
"sopo sing kondo mbayar? ibumu, bulikmu ki ra ono sing mbayar"
"aku udah kerja. kerjaanku menyenangkan, kenapa harus ganti?"
"padanane mbahmu iki kan sekolahe TK. kowe sing luwih pinter. luwih nduwe pertimbangan. saiki sepiro-piro gedhe bayarmu, alehmu kerjo koyo embuh. mangkat peteng mulih peteng"
"nggak kok. aku kerja jam 9 sampe jam 5. nggak sampe malem"
"nek dadi pegawai negeri jam 2 wis iso mulih. ibumu, bulik-bulikmu ki kabeh kerjo negeri yo iso urip, iso nyekolahke kowe barang. anggepane nek kerjo negeri ki kerjo ora kerjo yo tetep dibayar. nek swasta ki nek kowe loro, ora kerjo, yo terus ora dibayar"
"mbah, udah deh... jangan nyuruh-nyuruh aku jadi pegawai negeri. aku tuh udah sebel banget sama pegawai negeri yang selalu nggak pernah ngerjain kerjaannya tanpa bayaran tambahan. bikin paspor aja, aku disusah-susahin karena bayarnya sesuai aturan, 260 ribu. yang bayar 700 ribu sehari selesai" aku malah jadi inget sama urusan paspor yang masih nyangkut itu. nggak sopaaaannn!!!
"yo, kowe ki kan luwih pinter. mbah iki ale mikir paklikmu kelar koyo embuh"

aku diem. udah males ngomong. tanteku menyuruh nenekku pergi dengan alasan di rumah nenekku (yang emang sebelahan dengan rumah tante) ada tamu.
duh, ini pasti gara-gara omku nggak pulang waktu lebaran, walopun cuma kerja di jakarta. heran, udah dua tahun ini setiap ketemu yang dibahas ituuuu-itu terus. apa nggak ada yang lain yah?

emang susah punya embah yang nomail. mana tau dia kerjaanku tiap hari nge-junk aja. tetep dibayar penuh, dan kalo sakit kantor yang bayarin biayanya.

Tuesday, November 01, 2005

hairdresser imam dari salon jonathan

atas petunjuk ayin, hari ini aku pergi ke salon jonathan, di deket plasa dieng, malang, buat ngeberesin rambutku yang udah kayak rambut megaloman.
begitu masuk ke salon itu dan bilang kalo mo potong rambut, aku langsung ditanya; "mau yang 25 ribu ato 45 ribu mbak?"
pertanyaan yang aku jawab dengan pertanyaan. ternyata bedanya harga itu disebabkan oleh hairdresser yang berbeda. si gondrong fauzi berharga 45 ribu, sementara si rambut pendek imam berharga 25 ribu. sekilas lihat, aku memutuskan memilih imam, karena aku liat si gondrong itu rambutnya berwarna tembaga dan bentuknya kayak rambut lionmaru, yang malah lebih parah daripada rambutku. rambut imam lebih potongannya lebih bertekstur dan lebih tertata.

waktu aku ngantri, nunggu dicuci rambutnya, imam yang sudah selesai memotong rambut duduk di dekatku sambil bawa koran. sementara fauzi setelah selesai memotong rambut malah godain mbak-mbak resepsionis. alah...

kusapa dia, dan bertanya apa dia yang memotong rambut. aku sedang buka-buka model rambut dan bertanya pada dia apakah model itu cocok buatku. dia minta ijin meraba rambutku, lalu kami mulai berdiskusi sampai akhirnya memutuskan satu model rambut. dia bertanya apakah aku mau dipotong sekarang. aku bilang aku harus dicuci rambut dulu. dan dia bilang dia yang akan mencuci rambutku sekalian.

demikianlah hairdresser imam mencuci rambutku dengan hati-hati, lalu mulai memotong rambutku. aku suka karena dia bekerja dengan serius dan konsentrasi. segitu konsennya sampe waktu aku coba ngobrol sama dia, dia sama sekali nggak denger.
ya, dia mungkin kurang jago menurut orang yang bikin harga, tapi aku tau kalo dia ngerjain setiap orang dengan kecermatan dan ketelitian seperti yang dia kasih waktu ngerjain rambutku, bakalan banyak yang jadi langganannya.

pada dasarnya rambutku agak ikal. itu berarti panjangnya waktu basah dan waktu kering berbeda karena setelah kering akan naik dan memendek. sehabis diberi krem, disteam dan dibilas, imam memblow lurus rambutku dan memotongnya lagi. kali ini dengan gunting untuk memberi tekstur potongan dan menipiskan bagian depan. dengan cara ini, rambutku nggak kependekan dan jatuhnya waktu kering benar-benar pas. aw! aku suka potonganku yang baruuu!

setelah semuanya selesai, dia yang lebih dulu mengucapkan terima kasih. aku tersenyum padanya dan mengucapkan terima kasihku. yang kayak gini nih yang dibilang cece mimi sebagai service by heart. hey imam! kamu masuk blogku hari ini.

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...