Tuesday, December 26, 2006

a best friend, a birthday

Ayin,
Hari ini aku positif flu, setelah tadi malam demam dan susah tidur.
Kalau saja kita masih di Jogja, di rumah yang kita tinggali bersama-sama selama 5 tahun itu, kamu tentu sudah menyelimutiku rapat-rapat. Lalu kamu akan membuatkanku sup dengan lada dan pala yang berlebihan sampai hidung dan tenggorokanku serasa beruap waktu menghirupnya. Sesudahnya kamu akan mencari-cari obat dari kotak yang kamu simpan di kamarmu. Kamu akan menyuruhku tidur dan melarangku mengendarai motor sendiri. Bahkan saat aku tidak berada dalam pengaruh obat pun, kamu lebih memilih memboncengkanku, karena kemampuan naik motorku yang parah. Hihihi...

Kalau jodoh itu nggak harus dari jenis kelamin yang berbeda, aku rasa kamulah jodohku. Setiap percakapan kita, setiap tawa yang kita bagi, airmata yang kita teteskan bersama, setiap kejadian, begitu banyak yang sudah kita lewati. Bahkan ketika kita saling berjauhan, aku tau bahwa meneleponmu berarti mendengarkan kalimat yang menguatkan. Menghubungimu dan membagi ceritaku, tidak akan pernah membuatku jadi buruk, separah apapun keadaannya. Dan ketika sesuatu yang lucu terjadi, aku tau reaksimu akan persis seperti yang kubayangkan. Kita akan cekikikan tak terkendali selama bermenit-menit.

Terima kasih atas semua penghiburan yang kamu berikan pada hari-hari kelabu yang menyakitkan.
Terima kasih atas dukungan dan kepercayaanmu padaku, bahkan saat mimpi dan fantasiku terdengar mustahil.
Terima kasih atas kasih sayang dan perasaan memiliki keluarga saat aku bersamamu, bahkan ketika aku sedang jauh dari rumah orangtua dan saudara sedarahku.

Selamat Ulang Tahun, Qwartin Sari Salverlin.
Hidupku tidak akan pernah sama tanpamu.

Sunday, December 24, 2006

My Christmas

"kenapa sih manusia harus dibeda-bedakan agamanya?" pak Koman melontarkan pertanyaannya sambil terus membuka-buka majalah yang dipegangnya. mencari artikel yang memuat Komaneka. majalah itu baru datang tadi pagi, sebagai bukti pemuatan atas wawancara yang dilakukan lebih dari sebulan yang lalu.
"maksudnya, pak Koman? memang takdirnya kan begitu." aku mengangkat kepalaku dari monitor komputer, menanggapi dengan lebih serius.
"ya, maksud saya, kenapa manusia harus dibeda-bedakan, oke lah... mungkin nggak papa berbeda, tapi kenapa harus saling berperang? kenapa nggak dibiarkan saja perbedaan itu apa adanya. jangan jadi alasan untuk perang."

kalo dipikir-pikir, obrolan macam ini udah tua sekali umurnya. sejak entah berapa tahun yang lalu, pertanyaan itu sudah terlontar dan jadi bahan debat, diskusi dan pembahasan ribuan ahli sejak jaman dulu kala. aku percaya banyak orang yang dalam keadaan biasa-biasa saja, nggak sedang emosional, atau menghambur-hamburkan perasaan akan bilang bahwa perbedaan itu ada untuk diterima, untuk dirayakan, karena segala hal yang seragam pasti akan sangat menjemukan. tapi coba kalo udah tersinggung sedikit aja, lupa banget tuh sama segala hal baik yang disebut-sebutkan tadi.

makanya aku sedih ngeliat headline koran beberapa hari ini isinya semua tentang ancaman terhadap perayaan Natal. ada apa sih di kepala orang-orang itu? apa nggak ada kerjaan lain yang lebih menyenangkan buat mereka selain membeli bom, merakitnya dan memasangnya di sembarang tempat, berharap-harap cemas, berapa banyak orang yang bisa mereka bunuh kali ini.

apa mereka nggak kenal hal-hal yang menarik seperti makan kambing guling dan bakar-bakaran lainnya, jalan-jalan di pantai, baca buku didepan jendela waktu hari hujan, naik motor berduaan melihat hamparan sawah, mancing, menggigit pizza fondue hangat yang penuh keju, mengunyah mango tart dingin yang manis dan legit, minum cafe latte sambil dengerin cerita teman tentang film yang baru saja dia tonton... hal-hal yang normal, yang biasa, yang membuat bibir tersenyum, dan tidak mengancam nyawa orang lain maupun nyawa diri sendiri.

get a life!

sudah tiga Desember yang aku lalui di Bali. selama berada di sini, aku belajar banyak soal toleransi dan menjadi minoritas. mungkin kalo aku selamanya jadi orang Jawa yang tinggal di Jawa, dikelilingi orang Jawa yang juga sama-sama beragama Islam, aku nggak akan bisa menghargai bagaimana orang lain akan bisa menerima waktu aku bilang;

"sebentar lagi saya menyusul ikut meeting, saya mau shalat dulu"

atau tersentuh waktu diijinkan libur saat malam tahun baru, sementara semua orang lain bekerja sampai tengah malam karena aku merayakan Idul Adha. toleransi. pemahaman akan perbedaan. yang nggak hanya dimulut aja. tapi juga dijalankan.

tahun ini, tugasku di tim Natal-Tahun Baru adalah bikin teks dan ngerancang publikasi. selain itu juga bikin playlist lagu-lagu Natal yang akan diputar sampai awal Januari nanti di seluruh properti. karena dua tugas ini, Natal datang lebih awal ke mejaku dan Indra. berhari-hari kami mendownload, mendengarkan dan memilih lagu untuk itu. aku juga ikut memilih hiasan untuk pohon Natal dan memasangnya, mengusulkan kue-kue yang harus dibuat, permen yang harus dibeli dan dibagikan. karena perayaan, apapun alasannya, selalu terasa menyenangkan.

aku dan Indra sama-sama tidak merayakan Natal.

Friday, December 15, 2006

Jangan Komen Di Blog Seleb!

Photobucket - Video and Image Hosting
Anggaplah ini semacam gerakan kebudayaan yang serius. Sampai dibuatkan tiga banner resmi yang salah satunya aku pasang disini, dan dibuatkan juga propaganda resminya. Banner dibuat oleh Rony Lantip dan propagandanya ditulis Andry Huzain.

Sebagai informasi, aku pilih banner ini karena terlihat paling ngondek dibandingkan dengan banner yang lain. Juga karena udah bosen sama wajah Roy Suryo. Heran, yang dilakukan blogger setiap hari tampaknya bikin RS makin ngetop aja. Hi Roy!™

Kenapa sih, harus ada gerakan ini? Jawabannya bisa ditemukan di propaganda resmi:
Blog seleb tidak sadar bahwa hanya satu komen yang tulus dan jujur dari mereka sanggup membuat para blog pemula menjadi semangat untuk selalu menulis. Jangan biarkan harapan menulis itu pupus hanya karena kesombongan dan ahlesan speedy sux. Jangan!

Apa yang bisa kita lakukan? Kalo kata propaganda resmi, begini:
Bersama kita bisa membenahi kondisi ini.
Bersama kita bisa ingatkan para blog seleb bahwa mereka hanyalah blogger biasa.

Kita diberi Tuhan dua tangan. Sehingga satu tangan putus, yang lain masih bisa"Ngeblog!".
Jangan biarkan para blog seleb menzhalimi tangan ngeblogmu.

Caranya?
Jangan komen di blog seleb!

Thursday, December 14, 2006

kenangan yang manis

ada layang-layang tersangkut di pucuk pohon kelapa yang tumbuh di halaman depan kamarku. dan aku melihat seorang anak kecil yang tertawa lepas menantang angin dan langit luas dengan layang-layangnya. aku melihatnya berdiri diam menatap layang-layangnya melayang putus. lepas dari benang yang menautkan kesenangan itu dengan 'diri'-nya. ia berhenti berlari mengejar layang-layang yang memang tak kuasa pulang. ia berhenti berlari. ia tak menangis.
15.19

kalau cuaca sedang baik, saat matahari bersinar lembut dan angin berhembus sejuk, pikirkanlah aku. sedikit saja, sekedar mengingat bahwa aku menyayangimu. sesuatu yang tak pernah sempat kusampaikan padamu.
ingatlah aku dengan senyum, seperti aku mengenangmu.

Wednesday, December 13, 2006

soon forgotten

Take a moment if you dare
Catch yourself a breath of air
There's another life out there
And you should try it

berawal dari percakapan yang terputus-putus oleh pengumuman membahana dari pengeras suara yang dipasang di seberang kursi yang kita duduki saat istirahat sejenak untuk minum kopi. kita seperti sedang menjadi bintang tamu sebuah talk show siaran langsung yang pengarah acaranya bekerja dengan sangat buruk sehingga jeda iklan didesakkan begitu saja ditengah percakapan. bahwa pesawat tertentu telah mendarat. bahwa seseorang bernama sesuatu dari sebuah tempat harus segera datang ke loket tertentu.

seterusnya berlanjut dengan percakapan yang terlalu berat di pagi hari, saat seluruh kosakata belum di-loading sempurna dalam otakku yang prosesornya berbeda. matahari terlalu cepat meninggi akhir-akhir ini, tidakkah kamu lihat? tapi setidaknya hujan mulai turun sehingga desa tempatku tinggal mendapatkan cuacanya yang biasa. cuaca yang seharusnya. tapi aku terus melupakan satu hal. gunting tajam bergagang ungu yang tak juga kubawa saat menemuimu.

The sun must never touch your skin
It could expose the dark within
You're paranoid about the paranoia

pelayan restoran yang memberi lelucon mengejutkan. dan datang disaat-saat yang salah, karena semua gerakan tanganmu yang bersemangat.
hey! kamu belum berjanji suatu saat akan menyiksa laki-laki itu. jangan khawatir, aku ingat nama dan tatapannya yang jahil waktu mengulurkan sumpit pada saat kamu meminta tusuk gigi.
oya, aku pikir anjing-anjing yang menghadang itu adalah insiden terburuk dalam beberapa hari terakhir. tapi aku salah. jauh lebih buruk ketika aku mendengar dia memanggilmu dengan nama laki-laki lain. nama yang terus menerus kamu dengar bahkan sejak sebelum kamu sampai.
setidaknya mereka memberi kita Chocolate Mousse yang enak.
ya, semua yang gratis memang lebih enak.

So if you're careful
You won't get hurt
But if your careful all the time
Then what's it worth?

It has been beautiful, but please just leave it like this. I'm a weak thing and all I know is sometime, I need to really protect myself, my heart. I have to be very careful with this fragile and melancholy heart of mine.
kamu ingat ceritaku tadi pagi? tentang bagaimana aku terbangun pada pukul 4 dini hari karena mendengar vokalis band itu menyanyikan...

setiap awal musim kita siapkan segelas rasa sakit dan kehilangan
setiap awal musim kita siapkan semangkuk rasa perih dengan kebencian

aku nggak mau menggunakan rasa sakit itu untukku, dan kebencian itu untukmu. all I have is this room in my heart. small enough to keep it invisible, but big enough to be filled with all memories, and my feelings for you.

BAIKLAH!
silakan kirim komentar untuk draft cerita ini dan ke arah mana ceritanya akan berjalan.
buat yang mau dua tokohnya bersatu dan jadi happy ending, kasih kode A
buat yang mau kisahnya berakhir tragis dan sad ending, kasih kode B
buat yang mau kisahnya jadi mengambang dan nggak kemana-mana lagi, kasih kode C

sekarang aku mau pergi beli lipstick matte yang melekat di bibir sepanjang hari
*bergegas kabur*

PS:
judul 'Soon Forgotten' dan lirik lagu berbahasa Inggris diambil dari 'Cozy Prison' by a-ha
lirik lagu berbahasa Indonesia diambil dari 'Kita Adalah Batu', lagunya Melancholic Bitch

Monday, December 11, 2006

tentang insomnia

Photobucket - Video and Image Hosting

sudah beberapa minggu aku sulit tidur. mataku melebar dan merah, memberi nuansa lelah dan cemas seperti agak membelalak setiap pagi. kelopak bawahnya menebal dan berwarna kehitaman. seperti kalau maskara yang kupulaskan pada bulu mataku meluntur dan menjadi genangan kecil disitu.

aku lelah tapi tidak mengantuk. siang hari kerja yang panjang, panas dan lembab lebih cepat membuatku merasa penat dan pengap. dadaku sesak dihimpit hawa cuaca dan tekanan kerja. tapi semuanya tidak membantuku untuk jadi lebih cepat terlelap di malam hari. bahkan setelah semua suara lenyap, kecuali detak jam yang menjadi semakin nyaring mendekati tengah malam, atau anjing yang melolong membuat bulu kuduk meremang, mataku hanya menjadi pedas dan berair.

masih ndak bisa tidur?
bisa ndak kamu ngasih tau satu alasan kenapa?
8.36

kalau ada yang bertanya kenapa, jawaban standarku adalah "tidak mengantuk".
karena minum susu hangat atau Camomile tea hanya membuatku lemas. ketika aku minum obat untuk menyembuhkan gatal (yang biasanya memang ada unsur 'membuat jadi ngantuk'), yang kudapatkan adalah tertidur pada jam sebelas malam untuk terbangun lagi pada jam dua dini hari, dan nggak bisa tidur lagi sampai lewat jam empat pagi.

kalau aku membaca buku, aku akan terpikat apa yang kubaca selama berjam-jam dan merasa sayang untuk meletakkannya. satu bab lagi, begitu yang selalu kukatakan pada diriku sendiri.
sampai suatu malam, pada jam satu dini hari aku yang sudah bosan berusaha segera mengantuk dan tertidur memutuskan untuk menonton film. yang membuatku menjadi segar. dan tetap terjaga sampai hampir subuh!

aku sering gitu!
tapi aku sadar dengan kemampuanku, suatu saat akan ketemu. kadang kita harus merasa nyaman dengan ketidaktahuan kita. jangan dibikin darurat.
9.01

lalu aku mulai mengantuk pada jam dua sampai jam empat sore. mungkin karena perutku terasa nyaman setelah makan siang. tapi tentu saja aku tidak mungkin tidur pada jam itu. dan aku harus memindahkan pekerjaan administrasi yang biasa kukerjakan sambil lalu pada jam tersebut ke awal hari, waktu aku masih lebih segar.

aku lebih banyak melakukan hal-hal yang membuatku harus bertemu orang sewaktu aku mengantuk untuk mengalihkan diriku sendiri. menelepon, mengirim email, berhenti mengirim staf ke bagian lain dan berjalan sendiri untuk mengambil fax atau menyerahkan file yang sudah kutandatangani, atau mengajak tamu yang sedang minum teh di halaman restoran berbincang-bincang mengenai hal-hal kecil. cuaca yang panas, nasi goreng yang enak, cara membuat bubur ketan hitam, 150 jenis Heliconia di dunia -yang dua belas diantaranya ditanam disini.

hidup bukan unit gawat darurat. berusahalah rileks. dengan begitu kamu akan tahu jawabannya. rileks butuh latihan. aku yakin kamu bisa.
9.04

aku ingin bisa menjawab panjang-panjang sms dari Taman.
aku ingin bisa bilang, jangan-jangan suatu saat nanti aku sama sekali nggak bisa tidur di malam hari dan terus menerus terjaga. lalu aku akan mulai dihantui halusinasi tidak karuan dan tidak bisa memisahkan mimpi dan kenyataan. khayalan dan realita. lalu hidupku dipenuhi tokoh-tokoh yang bermunculan seperti sesungguhnya walaupun kadang-kadang kabur. seperti dalam The Machinist.

atau aku jadi mulai melupakan berbagai hal. mulai dari yang kecil-kecil seperti janji untuk menelepon balik atau mengirim email, sampai janji yang lebih besar. bisa juga aku mulai melupakan nama-nama benda dan tidak mengenalinya. aku mulai berhitung saat berbaring di malam hari tapi tidak bisa membayangkan domba. aku harap aku tidak akan berpikir keras mengenai apa bedanya hari Senin dan hari Selasa kalau matahari masih tetap terbit diarah yang sama, dengan kecepatan yang sama dan hujan tidak berubah warnanya. walaupun musim hujan belum mulai di Ubud.
aku harap aku tidak melupakan berbagai kosakata untuk menamai kamus, buku atau majalah. tidak melupakan galon air, botol, cangkir dan gelas. aku harap aku tetap tau bedanya kemeja, blus, kaos oblong dan kebaya. karena tidak ada gipsy tua yang akan datang untuk menyembuhkan insomnia. seperti dalam 100 Years of Solitude

lepaslah segalanya. biarkan raga diselimuti malam dan jiwa oleh keheningan. inilah tulisan yang ada dalam lukisan itu. Hening.
9.08

lukisan itu berwarna putih. nyaris seperti terbuat dari helai-helai bulu angsa dan potongan kapas yang melayang ringan di udara. sosok dalam lukisan itu terlihat seperti sedang tersenyum. mungkin ia sedang memimpikan hal yang menyenangkan. aku belum pernah tidur dengan bantal atau selimut berisi bulu unggas.

tiba-tiba aku ingin tidur nyenyak tanpa mimpi selama berjam-jam.

orang-orang sepintar Freud lebih dulu menyadari bahwa tidur itu amat penting. sepenting mimpi yang kita alami saat terlelap. seperti halnya Nabi Yusuf mendapatkan petunjuk-petunjuk dalam tidur yang memungkinkan Mesir mempersiapkan diri lebih baik menghadapi kekeringan berkepanjangan. tidak ada buku panduan hidup sehat yang menyebut bahwa tidur delapan jam sehari, yang berarti sepertiga umur kita, adalah penggunaan waktu yang sia-sia.

ketika Edison menemukan bola lampu, apakah dia memikirkan bahwa penemuannya itu akan memungkinkan malam jadi seterang siang dan membuat hidup manusia berubah karena hari-harinya jadi lebih panjang?


lukisan yang kupasang disini adalah karya Pande Ketut Taman.

Wednesday, December 06, 2006

desember ketiga

tepat hari ini, dua tahun yang lalu. pagi-pagi aku sudah berkemas. hanya membawa travelling bag kecil berisi pakaian seperlunya, beberapa buah buku, dan tas tangan dari kain berisi dompet, tiket satu kali jalan, ponsel serta beberapa pernik perlengkapan pribadi, aku memulai hidup baru di pulau ini. untuk selanjutnya tinggal di desa yang kecil dan tidak biasa, bernama Ubud.

lalu aku berhenti menonton televisi dan lebih banyak membaca. atau menghabiskan waktu berlama-lama berdua dengan komputerku. melayang-layang di tempat bernama internet yang tanpa batas. yang pada setiap klik mengantarku pada hal baru. dan membuatku merasa semakin kecil. aku, sepotong daging dan jiwa di keluasan dunia nyata dan dunia maya.

sendiri. aku memulai semuanya. setiap hari adalah petualangan, yang baru, menggelikan, menyedihkan, membuatku frustasi kadang-kadang, menyenangkan, norak dan seringkali membuatku kehilangan kata-kata untuk menjelaskannya. semuanya begitu besar dan berbeda, begitu mencengangkan dan membuatku tertegun, berkali-kali. sampai pada suatu hari, kuputuskan untuk menuliskannya, karena kepala dan bagian dalam dadaku terlalu sempit untuk menampungnya. maka bulan ini juga menandai dua tahun umur blogku. alamanda.

bulan ini juga berarti dua tahunku bekerja di Komaneka. untuk pertama kalinya aku bisa berada di suatu pekerjaan yang sama dalam waktu sekian lama. belajar artinya bosan, jenuh, sekaligus artinya tidak sempurna. betapapun sering aku mengulangi urutan yang sama dalam melakukan pekerjaan, pada akhirnya aku selalu menemukan hal yang lain untuk dievaluasi. menemukan alasan lain lagi untuk bilang "lain kali akan aku perbaiki dan jadi lebih baik lagi"

apakah aku menjadi lebih baik?
ya, lumayanlah. beberapa kemampuan penting yang bertambah diantaranya adalah kemampuan untuk keep in touch. selain itu juga kemampuan menghadapi reporter, wartawan, kameramen dan fotografer atau yang sejenisnya. sayangnya kemampuan ini belum teruji di hadapan para reporter infotainment di Indonesia.
aku juga jadi lebih kreatif dalam mencari cara supaya terdengar sama antusias dan riang gembiranya ketika menceritakan satu hal yang harus terus kuulangi pada ratusan klien yang berbeda. kemampuan yang lain adalah ngobrol dengan berbagai tingkatan umur dan latar belakang secara intens. aku nggak pernah tau siapa yang akan kuhadapi pada hari itu, atau besok. pekerjaan ini membuatku harus bisa bercakap-cakap dengan siapapun. mulai dari anak-anak sampai lansia, tukang kebun sampai direktur perusahaan multinasional, seniman sampai bankir, dokter sampai arsitek, pemenang hadiah Nobel sampai bintang film terkenal, semuanya pernah kutemui dan kuhadapi. kadang tanpa persiapan sama sekali.

dengan menulis blog aku merasakan kesenangan yang sebelumnya tidak pernah kukenali. aku nggak pernah menyangka kalau cerita tentang hidupku dan hal-hal yang kuanggap menarik bisa menjadi sesuatu yang penting juga untuk orang lain. ada sensasi tertentu yang kurasakan saat ada yang meninggalkan komentar, meneriakkan pesan lewat shoutbox, menelepon, mengirim sms atau email setelah membaca ceritaku atau membaca cerita tentang mereka di blog-ku. yang paling mutakhir, seseorang bilang padaku lewat telepon "jangan menulis kedatanganku di blogmu. terlalu banyak yang membaca"
ah, apakah popularitas dari blogku sebegitu mengancam?

dan dua hal yang paling mengejutkan tentu saja menemukan ada orang-orang yang hapal nama tokoh dalam tulisanku walaupun mereka nggak kenal tokoh itu dan tokoh ini sama sekali bukan public figure. serta mengetahui ada orang-orang yang ketika menemukan blog ini merelakan berjam-jam waktunya untuk membaca puluhan tulisan dalam archives. I am flattered.

dua tahun ini adalah dua tahun yang paling meriah dalam hidupku, sekaligus dua tahun yang paling sunyi dari hiruk pikuk. kini waktunya membuka mata dan telinga untuk perjalanan yang berbeda, lompatan yang lain lagi. karena hasrat untuk bergerak mulai kambuh, dan liburan sudah usai.

Thursday, November 23, 2006

start worrying, start living

awalnya sederhana. pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab dan pada akhirnya menimbulkan kecemasan. lalu mengganggu dan nggak bisa diusir dengan gampang dari dalam kepala. apalagi kalau mengusirnya dengan pekerjaan. diusir dengan main game aja kecemasan itu bergeming.

sampai di suatu titik, ada kutipan-kutipan yang bisa menjelaskan kecemasan yang menguasai kepalaku, misalnya seperti yang kudapat dari tulisan ini :
you look at your job. it is not even close to what you thought you would be doing or maybe you are looking for one and realizing that you are going to have to start at the bottom and are scared.

lalu tambahannya yang lebih nendang lagi bilang begini:
you laugh and cry with the greatest force of your life. you feel alone and scared and confused. suddenly change is the enemy and you try and cling on to the past with dear life but soon realize that the past is drifting further and further away and there is nothing to do but stay where you are or move forward.

mengenaskan ya?

ini akan bertambah parah kalau diri sendiri yang mengalami perasaan dan kecemasan itu, lalu nggak bisa berbagi sama orang-orang di sekitarmu karena mereka sedang punya masalah-masalahnya sendiri, yang kayaknya lebih berat dan lebih rumit daripada masalahmu.
jangankan mau curhat tentang kecemasan-kecemasan itu. kalaupun dicoba nantinya yang dicurhatin akan tersinggung, atau minimal ngomong:
"coba liat aku! keadaanmu jauh lebih baik daripada aku"
*sigh*

padahal kamu merasa, satu-satunya lagu yang bisa menjelaskan keadaanmu adalah soundtracknya Friends:
So no one told you life was gonna be this way
Your jobs a joke, you're broke, your love life's D.O.A.

It's like you're always stuck in second gear
And it hasn't been your day, your week, your month,
or even your year

OK! anggaplah hanya Joey saja yang mengalami bait pertama . tapi bait keduanya pernah dirasain 'kan?
dan ya! nggak pernah ada yang memberimu pelatihan atau kursus singkat untuk memahami kehidupan. juga nggak ada buku panduan untuk hidup semacam 'Living Your Life Perfectly. A Guide Book for The Dummies' .
dan kalo kata Milan Kundera sih...
We can never know what to want, because, living only one life, we can neither compare it with our previous lives nor perfect it in our lives to come.

semua ini akan semakin parah kalau kamu perempuan. mulai dari tubuh dan usia reproduksi yang lebih pendek. belum lagi budaya dan struktur sosial yang patriarki yang kita hadapi sehari-hari. ada lebih banyak kecemasan yang berangkat dari sana.
tapi sudahlah, aku tidak sedang menghakimi apapun atau siapapun. seperti biasanya, tulisan ini pun berangkat dari pengalamanku sehari-hari dan tentunya curahan hati yang tak tersampaikan.
*ihihi*

waktu akhirnya aku bicara pada beberapa orang saat arisan Kampung Gajah, ternyata nggak hanya aku yang mengalaminya. saat itu setidaknya Trinie Lupin dan Irayani Queencyputri juga mengaku merasakan hal yang lebih kurang sama.

dan seperti cerita-cerita lain yang berakhir bahagia, untunglah ada teman-teman seperti Andika Triwidada dan Abiwara! yang menyadarkan bahwa meskipun dalam beberapa hal kecemasan ini diperlukan, kita juga harus menyimpan energi untuk cemas lagi di usia 40 tahun:D.
krisis seperempat baya, demikianlah sindrom ini (katanya) diberi nama, mungkin belum sepenuhnya lewat dan terpecahkan. tapi buatku, langkah pertama yang penting sudah dijalani, yaitu mengenali dan menyikapinya dengan lebih terstruktur. at the end of the day...aku udah bisa bilang sama Trinie Lupin kalau "kita pasti bisa melewati kecemasan ini dengan cara yang elegan, percayalah!"

percaya kan?

PS:
special thanks to Enda Nasution and Nirwan Dewanto.
trus, kalo aku jadi rada formal dengan menulis nama lengkap, itu karena 'efek Pak Amal'

Saturday, November 18, 2006

a postcard from southern france

I found it in my desk this morning. a beautiful postcard filled with small, smaller and tiny upside-down handwritings in blue ink. it looks like this:

Photobucket - Video and Image Hosting

and the writing says:

Ina,
It's a warm autumn day in St. Siffret & Ibu Gill & I have just returned from visiting Arles, an ancient town where my favorite painter lived for a year.
(Chocolate for you if you can guess who)

Got this card after seeing an eye-opening exhibition 'Venice & the Orient' @ the Arab Institute (Paris). Hope you like the colors.

I hope you have Ubud all under control, and Idul Fitri was a decent break from work + good family time.

In case you are wondering what one does while on holiday in France,
I typically wake up in the dark of 7am to watch the sky change colors grey-red-orange-clear-blue before exploring sleepy village for tasty morsels & wine, or gathering mushrooms in the forest - before a trip to historical landmarks or art museums etc etc...

Afternoons are for writing & evenings for chit-chat over good food & wine -
did I mention near-solid dark HOT chocolate to dunk fresh croissants in?
-K


what a sweet surprise! I'm thrilled.
thank you very much for those roses
and cozy French atmosphere that you sent.

there's a period in Vincent Van Gogh's life when he moved to southern France. this was the time when Van Gogh did circular motion of the brushstrokes, gives the effect of shimmering halo. it was Arles Period. and altough Gauguin visited Van Gogh there, I'm not sure that there was any painting connected to Arles by Gauguin.
hmmm... that's why you like that Homage mural in Denpasar so much:D

Tuesday, November 14, 2006

pertanyaan wajib untuk twentysomething

twentysomething. jumlah umur berkepala dua, yang sudah bikin malas untuk menyebutnya, terutama kalau didepan orang yang lebih muda:-) secara umum, yang ada dalam kategori ini sudah lulus kuliah, bekerja dan hidup mandiri. untuk mereka yang masih lajang pada usia ini, hal yang selalu dipertanyakan pada saat ngumpul dengan keluarga besar adalah tentang hidup bersama atau pernikahan.

berdasarkan pengalamanku waktu mudik lebaran bulan lalu, ada tiga tipe kalimat, baik berupa pertanyaan atau pernyataan yang biasa dilontarkan. berikut ini aku tuliskan, lengkap dengan caraku menjawab.

tipe langsung
Q: "jadi kapan kamu menikah?"
A: "segera, sesudah ada yang ngelamar"

tipe setengah langsung
Q: "tante udah nunggu-nunggu undangannya. persiapannya masih kurang apalagi sih?"
A: "gedung, katering, desain undangan, fotografer, baju pengantin... semuanya udah ada. tinggal mempelai laki-laki yang belum"

tipe tidak langsung
Q: "sudah waktunya kamu berpikir tentang pernikahan. buat apa ditunda-tunda"
A: "kalau menikah itu bisa dilakukan sendiri, pasti udah dari dulu aku menikah"
Q: "menikah sendiri itu kayak apa?"
A: "married to myself"

buat kamu yang punya pengalaman dengan tipe yang lain, silakan berbagi dengan menulis komentar. buat yang merasa postingan ini berguna, silakan kirim parcel:-)

Monday, November 13, 2006

sebuah penyesalan

Tuhan, maafkan aku yang sok tahu
tolong jangan murka
aku cuma terlalu riang beberapa hari yang lalu, waktu menulis email pada Thom dan Kak Linda, memberi tahu mereka kalau hujan sudah mulai turun di Ubud
sungguh aku tidak bermaksud apa-apa
tidak pula ingin mendahului kehendak-Mu

jangan gusar, Tuhan
kumohon hentikan hari-hari yang kering dan terik ini
meja kerjaku yang biasanya sejuk, desaku yang biasanya selalu dihembus angin...
kini sudah jadi oven dengan aku terpanggang di dalamnya

berikan padaku hujan, Tuhan
berikan aroma tanah yang segar setelah tersiram derainya
berikan rumput hjau yang basah
berikan langit mendung dan petir yang menggelegar
berikan gerimis
berikan angin yang menusuk melewati helai-helai pakaianku
berikan siraman yang turun dari balik kaca jendela,
membilas semua yang dilaluinya

aku perlu hujan untuk meluruhkan sendu dari hatiku

Thursday, November 09, 2006

understanding brokeback boys

sebutlah namanya Mark dan Satya. pasangan yang setiap tahun dua kali berlibur ke Indonesia. pada bulan Mei atau Juni dan Oktober atau November, aku akan mengharapkan kedatangan mereka berdua. keluarga Satya sebenarnya berasal Solo meskipun sekarang menetap di Bandung. namun sudah 5 tahun ini dia menetap di Zurich, bersama Mark yang dikenalnya di sebuah diskotik di kota itu. ia adalah fashion stylist di sebuah department store untuk kalangan menengah keatas di Swiss, sementara Mark menjadi private banker bagi sejumlah selebritis yang kaya raya dan sudahlah... tak perlu kutulis namanya disini.

rute perjalanan mereka di Indonesia nyaris selalu sama. Bandung, Yogyakarta dan Bali. kadang singgah pula di Jakarta untuk beberapa hari. biasanya karena Satya harus mengurus beberapa hal yang berhubungan dengan visa atau administrasi surat-surat yang sejenis. tahun ini, untuk pertama kalinya Satya memperkenalkan Mark pada keluarganya di Bandung. selama tiga hari, Mark tinggal di Bandung bersama Satya dan keluarganya.

ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang menyukai sesama jenisnya. jadi pertemuanku dengan mereka berdua, atau bahwa aku tahu kalau mereka adalah pasangan yang saling mencintai, bukanlah hal yang aneh atau luar biasa. aku menulis entry ini bukan dalam rangka membenarkan atau menyalahkan pilihan yang mereka ambil. ini lebih pada menceritakan kembali bagaimana aku mengalami de javu, karena perasaanku saat bertemu lagi dengan Mark dan Satya sama persis dengan perasaanku setelah menonton Brokeback Mountain.

film itu menunjukkan bagaimana cinta antara Jack dan Ennis terbentuk.
pertemuanku saat makan siang dua hari yang lalu memberiku pemahaman, kenapa Satya jatuh cinta pada Mark. dan sebaliknya.

aku menyambut mereka di pintu. aku dan Satya langsung saling bertukar maaf dan ucapan selamat Lebaran. setelah itu kami ngobrol tentang Bandung, karena aku pergi kesana Agustus yang lalu. sekitar 10 menit kemudian barulah percakapan kami bertemu jeda. sepanjang 10 menit itu, beberapa kali aku melihat Mark memperhatikan Satya dengan tatapan yang melembut penuh kasih sayang. ia sama sekali tidak seperti orang asing lainnya yang menunjukkan pandangan tidak senang kalau pasangan Indonesia-nya bercakap-cakap dengan orang lain dalam bahasa ibu mereka, yang tidak terlalu ia mengerti. ia seperti memahami kerinduan Satya untuk bicara dalam bahasa Indonesia (kalau denganku malah bisa ngobrol pake bahasa Jawa juga) setelah sepanjang tahun harus ngobrol dalam bahasa Jerman. komentarnya singkat saja "lots of news ya?"

justru karena itu kami jadi agak segan untuk bicara dalam bahasa Indonesia. setiap kali ada salah satu yang mulai kehilangan kontrol dan bercerita dengan bahasa Indonesia, entah itu Pak Koman, Bu Mansri atau aku, akan bergantian saling mengingatkan satu sama lain. "pakai bahasa Inggris..."

nah, sebelum Bu Mansri datang, tanpa sengaja aku membocorkan rahasia menu makan siang pada Mark dan Satya. aku sama sekali nggak sadar kalau Bu Mansri merundingkan menu itu denganku bukan untuk diceritakan pada mereka. untunglah yang aku sebut baru hidangan pembukanya saja. bukan keseluruhan menu. tapi Mark sepertinya mengendus hal ini. lalu waktu Bu Mansri mengumumkan kalau dia punya Soto Ayam -yang adalah favorit Mark, sebagai salah satu menu makan siang, dia menjawab dengan cerah ceria
"ooh, Mansri... what a nice surprise you have!"
saat itulah aku melihat Satya memandang Mark dengan penuh cinta. duh, dua orang ini bener-bener saling menunjukkan ekspresi sayang gitu loh... aku sampai iri ngeliatnya.

lalu Mark akan selalu meminta pendapat Satya setiap kali ia memilih sebuah lukisan. menanyakan padanya dimana sebaiknya lukisan itu dipasang. apakah Satya menyukainya atau tidak. padahal jelas Satya menyatakan kalau ia tidak terlalu mengerti. tapi Mark akan tetap menghargai pendapatnya. dan memilih sesuatu yang Satya sukai.

sementara Satya akan mengingatkan Mark akan hal-hal yang ia lupakan. memberitahunya maksud dan hal-hal yang harus diperhatikan saat pergi ke suatu tempat, atau melakukan sesuatu. menghindarkan Mark dari kecelakaan budaya yang sangat mungkin terjadi. suatu kali, Mark meninggalkan satu kantong berisi katalog dan artikel seni yang dibawa-bawa Mark dari Jogja untuk ditunjukkan pada Pak Koman. Satya mengambil kantong itu, memindahkan isinya ke dalam tas yang ia bawa, lalu melipat kantong kertas itu dengan rapi sebelum memasukkannya ke tas juga.

dua orang ini saling melengkapi dan menjaga. saling pengertian dengan cara yang menyentuh. kalau Mark berdiskusi dengan Pak Koman tentang seniman, lukisan dan kesenian, Satya akan ngobrol denganku dan Bu Mansri tentang batik, atau mode pakaian. lalu kalau mereka menceritakan hal-hal yang mereka alami dalam perjalanan, kami akan tersenyum dan menanggapi disana sini.

bagaimanapun, love is just a feeling, kalo kata The Darkness. dan kehadirannya bisa dirasakan, bahkan oleh mereka yang tidak terlibat dalam jalinan kisah dan perasaan itu.

Monday, October 23, 2006

maaf lahir batin

selamat hari raya!

tahun ini Idul Fitri-ku agak aneh, karena tanggal 22 Oktober malam, kabar yang tersiar adalah hari raya jatuh pada tanggal 24 Oktober, jadi dini hari tadi, aku masih ikut sahur dan berpikir akan menamatkan puasa sampai 30 hari. tapi jam 6.30, papaku terima kabar kalau keputusan sidang Isbat dengan ditetapkan oleh dua Pengadilan Agama menyatakan kalau hari raya mestinya terjadi pada tanggal 23 Oktober.

akibatnya, hari ini aku sudah tidak berpuasa, tanda kalau sudah memasuki hari raya Idul Fitri, tapi baru akan shalat Ied besok pagi. kenapa bisa begitu? kata papaku, karena shalat Ied kan hukumnya sunnah, jadi ya... nggak apa-apa lah kalo ditunda dulu.
wah, jadi membingungkan begini ya?
kapan ya, bisa bersepakat lagi dan semuanya berhari raya pada tanggal yang sama?

nah, karena aku sudah berhari raya, aku mau mengucapkan Selamat Idul Fitri buat semua yang merayakannya... dan dengan segala kerendahan hati, aku mau minta maaf atas segala kesalahan yang aku perbuat dengan tulisan-tulisan dalam blog ini, dan segala akibatnya, yang barangkali mengganggu atau menimbulkan perasaan tidak nyaman. aku nggak pernah bermaksud melakukan hal itu. maafkan lahir dan batin yaaa...

Friday, October 20, 2006

THR

dia mengulurkan amplop putih panjang berisi lembaran-lembaran uang yang baru diterimanya tadi siang dengan agak kikuk. seumur hidupnya, belum pernah ia memberikan uang dengan gaya resmi seperti ini. amplop putih itu adalah pelindungnya dari tatapan ingin tahu, berapa lembar uang yang bisa dia bawa pulang ke rumah hari raya tahun ini. jumlah yang membuatnya kecewa. tapi amplop putih itu juga membuatnya canggung, ini seperti bukan pada ibunya, membayar uang kos pun tidak pernah dilakukannya dengan bantuan amplop putih seperti sekarang ini.
"maaf bu, aku cuma punya segini"
"tak apa, nak... yang penting kamu pulang, ibu sudah senang. terima kasih" ibunya membalas dengan mata berkaca-kaca.
ucapan terima kasih dari ibunya membuatnya makin sedih...

Thursday, October 12, 2006

Investigating Sigur Rós

Photobucket - Video and Image Hosting

kalo lagi gundah gundala putra petir begini, yang paling enak memang dengerin Sigur Rós. sambil ngelamun dan ngelangut nelangsa gimanaaa... gitu, trus tau-tau udah waktunya buka puasa, hehehe...

yang ngajarin aku dengerin Sigur Rós ya, si Pippi. siapa lagi kalo bukan dia. setiap pagi dan malam, delapan lagu itu aja yang dia dengarkan. walopun tetep aja nggak hapal sama liriknya. jangankan hapal, tau lagu itu ngomongin apa aja nggak. maklum, Sigur Rós adalah band dari Iceland, makanya bahasanya rada-rada ajaib. jadi jangan heran kalo di website yang berbeda, ejaan nama personilnya pun bisa jadi lain. itu sodara sebangsanya, Björk, masih lebih gampang dimengerti karena udah pake bahasa Inggris.

lalu mulailah kami berburu lirik. tapi kalo googling dengan keyword lyrics dan Sigur Rós, kok nggak ada yang keluar ya? merasa ada yang aneh, aku teruskan dengan mencari terlebih dahulu artikel-artikel tentang Sigur Rós, dan mencari-cari album mana sebenarnya yang selalu kami dengarkan di rumah itu.

band ini pertama kali berdiri tahun 1994 (yak! jadi kamu tau betapa basinya aku, baru tau tentang mereka tahun 2006) dan dikategorikan sebagai band rock, atau post rock, yang bersuasana --seperti dikutip dari sini, atmospheric, precious, spacey, insular, elegant, druggy, cathartic, soothing, intense, ambitious, lush, ominous, theatrical, wintry, ethereal. wah, panjang! tapi buat yang sama sekali belum pernah dengerin, aku bisa gambarkan kira-kira, kalo manusia bisa bicara pada angin, lembah, kabut dan gunung, mungkin bahasanya seperti ini. atau mungkin juga bahasa para peri, dan putri duyung. halus tapi sendu, menyayat tapi syahdu. kadang-kadang bikin hati jadi terasa perih, lalu pengen menarik napas panjaaaaang sambil mendesahhhh...
*sigh*

dari awal, aku niatkan mau membaca liriknya dengan baik dan benar, bukan sekedar sesukaku atau sebisanya aku, makanya artikel pertama yang dipelajari serius adalah tentang pengucapan dalam Icelandic. susah banget! apalagi ada huruf yang bentuknya kayak kecambah, yang dibacanya th, atau ada konsonan dobel yang cara bunyinya beda sama penulisannya kalo ketemu dengan huruf tertentu. huruf 'y' aja ada dua macem! ngalah-ngalahin huruf Arab.

setelah itu aku cek diskografi-nya, sambil mendengarkan preview lagu-lagunya, dicocokin sama album yang aku punya di rumah. hasilnya, album itu judulnya ( ) --kurungbuka spasi kurungtutup. dan delapan lagu didalamnya nggak punya judul, pun nggak ada lirik. karena vokalisnya menyanyi dalam Hopelandic, bahasa yang mereka temukan dan pergunakan sendiri. yak! ini udah satu klan sama J.R.R Tolkien. tinggal tunggu dunia rekaannya ajah.
nah! kalo beli CD originalnya (tidak seperti aku yang hanya ngopi dari kepunyaan teman), mereka memberikan halaman kosong di booklet CD itu, yang bisa diisi lirik berdasarkan interpretasi masing-masing pembeli CD.

tampaknya terjadi cukup banyak kehebohan dengan cara band ini bekerja, dan baik Mas Jónsi, Kjarri, Goggi dan erm... Orri... sadar diri akan hal ini, sehingga walaupun terjual 16.000 kopi di Iceland yang hanya berpenduduk 300.000 (setara dengan penjualan 16 juta keping di Amerika Serikat) mereka memutuskan untuk membuat artikel khusus tentang faq atau pertanyaan yang biasanya dilontarkan pada mereka. udah bosen kali ngejawab hal-hal seperti.
"there is a long silence in my copy of ( ), is this normal?"

kadang-kadang, kalo hari sedang baik, dan angin tidak berhembus terlalu kencang, mereka akan menulis lirik lagu dan menguploadnya di website, lengkap dengan interpretasi atas lagu itu. ah, tapi itu juga belum tentu. lha wong album Takk... yang dirilis tahun 2005 aja sampe sekarang liriknya masih belum lengkap. hihihi...
tapi menurutku mereka keren, karena nggak peduli sama segala kaidah dalam menulis lagu, dan lalu menciptakan standar baru. berpikir bebas dan nggak terkotak-kotak, kalo kata bahasa bule thinking outside the box. aku selalu seneng sama yang sakit jiwa kayak gini:D.

hampir lupa, interpretasi kami atas liriknya adalah:
it's okaaaaaayyyy.... it's all riiiiiiiiiighhhhttt...

Friday, October 06, 2006

after Daniel Henney

Photobucket - Video and Image Hosting

he's a nearly perfect guy. what else can I say?
the internet quotes said: he is wowing mostly female audiences. he's been added in lists of hotties. he has reached heartthrob status in Korea. there were also comments on his yummylicious body (yes, you'll find this phrase in the net) and innocent smile, clean cut features... oh..oh...! this guy surely makes lots of women drool:D

and I met him for three straight days. day and night, I saw not just his outside appearence, but also his attitude. how he react and answer to questions, his professionalism in working, his discipline in working out, how he carefully choose what he eat. Daniel Henney isn't just good looking, but also a nice and smart person.

soon after he left, I look back to my own life and divide it like daily horoscope. how's my career, money and love? well, I couldn't find either outstanding or dramatic achievement. it's been a mundane and ordinary life. I don't have a lover and the only war I waged was a fierce battle against acne, in which I haven't win yet. suddenly, I feel like a loser, an example of failure. do I really have no life?

I brought this unhappy and blue feeling around for a while before Nelly shake it out of my head. she said I should be grateful for everything I have. I was blessed with a happy family, decent job with a great bos, surrounded by bestfriends and most of all, I always have a roof over my head and I never being hungry no matter how poor I am. Nelly reminds me that I have to be grateful too, because I can help her, when she was unemployed and penniless.

still, I want to travel and see the world like Daniel does, or have enough money to buy all the things that I like. but then again, Nelly said:
"have you ever thinking that maybe, it's difficult for Daniel to find someone honest and true? a person who want to be with him unconditionally, without his fame or money?"

hmmm... I don't want to live in a haunted house like him, either.

Wednesday, October 04, 2006

cerita hari selasa

kamu menghentikan mobil di jalan berbatu yang dibatasi pagar bambu dan rimbunan perdu. ditempat ini, di salah satu sudut Sanur yang belum pernah kukunjungi, asin aroma laut tercium dari jauh. hari ini panas sekali. punggung kemejaku lembab oleh keringat. angin yang berhembus menyusupkan sejuk untuk sesaat.

di hadapanku sebuah gerbang rumah Bali tegak berdiri. aku ragu-ragu untuk melangkah terus karena mendengar gonggongan anjing bersahutan dari balik gerbang itu.
"kamu punya anjing?"
"punya banyak. dan suka makan daging manusia"
"terima kasih banyak, informasi yang benar-benar melegakan"

kamu melangkah melewati gerbang, berhenti untuk menyapa salah satu anjing yang mendekat. gonggongan anjing itu berubah jadi geraman yang sama sekali tidak garang. lebih seperti lenguhan, keluhan untuk meluapkan rasa. mungkin anjing itu rindu pada kamu, tuannya yang sudah berhari-hari tidak pulang.

"masuklah!" kamu menyeru padaku.
takut-takut aku memberanikan diri masuk melintasi gerbang. baru lima langkah salah satu anjing mendekatiku. warna bulunya putih, hidungnya berair, mengendus-endus mendekati celanaku. dari sudut rumah di sebelah kananku, anjing berbulu cokelat menyalak-nyalak tak terkendali.
"anjingmu!" protesku
tapi kamu berlalu dan masuk ke dapur. si penjaga rumah yang buru-buru menarik anjing dari dekatku dan menyuruh anjing cokelat untuk diam.

kamu keluar dari dapur dengan sebuah pisang ambon ditangan. tersenyum. sambil mengupas pisang dengan tangan kanan, kamu bertanya
"kamu belum pernah kesini ya?"
"belum"
"sini. aku kasih kamu tur"
didalam kepalaku, kalimatmu jadi tercetak di layar komputer. aku akan menekan overtype button, lalu kuletakkan kursor di belakang kata aku. kalimat yang kuketik mulai tercetak di layar "sini. aku ajak kamu berkeliling". ah, lagi-lagi kamu menerjemahkan langsung kalimat dalam bahasa Inggris "I'll give you a tour"

sementara itu kamu sudah mulai berjalan ke halaman yang berpagar tembok pendek. bisa kulihat batas air laut yang biru keperakan memantulkan cahaya matahari siang yang terik. rumah ini terdiri dari beberapa paviliun. semua serba terbuka dan minim dinding. sebuah layang-layang tergeletak di dekat perdu.
"wanna fly a kite?"
tanpa menunggu jawabanku, kamu mendekati tembok.
"kalau kamu minum teh di rumah ini, lemongrass-nya segar, bisa dipetik langsung dari halaman" katamu sambil membungkuk menunjuk rumpun serai yang berjajar dengan beberapa pohon kemangi. surawung, kalo kata orang Sunda.

kamu berjalan menuju salah satu paviliun terbuka, yang berisi sebuah meja dan satu set sofa.
"ini ruang kerjaku. aku biasa bekerja di meja ini"
aku ingat kamu pernah bercerita tentang paviliun ini. tapi apa yang aku lihat ini berbeda dengan apa yang aku bayangkan waktu kamu bercerita. didalam kepalaku, paviliun ini hanya terisi meja dan sebuah kursi, tanpa sofa.

kamu terus berjalan melintasi jalan setapak yang dibentuk dari batu bulat tersusun sedemikian rupa membentuk jalur melintas halaman. menunjuk ke arah kanan kamu berkata
"ini kamarnya Bob"
"siapa itu?"
"teman Ibu. sudah satu setahun dia menginap disini dan nggak pulang-pulang"
kamu terus berjalan dan aku mengikuti di belakang. sempat kulihat kamar Bob yang salah satu sisinya tak berdinding. sebuah ranjang dengan kelambu di kamar itu. buku dan barang-barang pribadi lainnya terserak berantakan di kamar itu.

kamu mendekati paviliun yang lain. ada sebuah meja bertutup disitu.
"ini tempatku bekerja kalau sedang tidak mau diganggu" tutup mejanya kamu angkat.
"jadi kamu bisa membayangkan seperti apa aku bekerja disini?"
aku mengangguk dan tersenyum.

kamu naik tiga anak tangga untuk sampai di pintu sebuah paviliun.
"masuklah"
aku memasuki sebuah kamar dengan tegel berselang-seling warna putih dan hijau. sebuah ranjang berkaki tinggi dengan kelambu putih terletak di sisi kiri ruangan itu. di sebelahnya ada lemari kecil. tumpukan DVD terletak diatas lemari. di sisi kanan ada meja dengan buku-buku bertumpuk tak teratur diatasnya. dari kursi di depan meja itu kamu mengambil setumpuk pakaian bersih, lalu menjejalkannya ke dalam tas yang kamu bawa.
"mau aku bawa ke Ubud semuanya"
lalu kamu membuka pintu ke ruangan lain di sebelah kamar itu.
"ini kamar mandiku. tropical bathroom yang terbuka" aku melongokkan kepala dari pintu.
"smells like you" kataku.

keluar dari ruangan itu, kamu mengajakku berjalan sepanjang halaman, menjauhi kamarmu.
"ini jalan untuk ke pantai" katamu sambil menunjuk laut di kejauhan.
"hey! you're lucky! ada jambu yang matang" kamu meloncat dan mengambilkan jambu yang masak di pohon, mengulurkannya padaku.
"mau?"
"boleh juga"
aku menimang jambu di tanganku.
"ini jambu merah?"
"bukan, jambu kuning" kamu mendekati pohon jambu dan mengambil jambu yang lain, lalu menggigitnya dan menunjukkan padaku
"kuning seperti ini"

kamu berhenti di bagian halaman yang dekat dengan rumah utama.
"dulu disini ada proyek penggusuran besar-besaran untuk taman hiburan. tempat ini sudah hampir jadi lapangan parkir. lalu banyak arwah gentayangan yang datang kesini, bilang mau tinggal disini. menemani Ibu. dulu disini ada pohon besar, tapi sudah meninggal" katamu sambil menunjuk sebuah lubang. di sekitar lubang itu ada tempat menaruh sesajen dan beberapa canang sari tergeletak disekitarnya.
"dimana kamar Ibu?" tanyaku
"disitu" katamu sambil menunjuk keatas. ke jendela di lantai dua bangunan rumah utama.

kamu berjalan lagi, sekali ini mendekati dapur. lalu berhenti dibawah tanaman merambat yang berbuah banyak. mengambilnya satu, lalu mengulurkannya padaku.
"apa ini?"
"markisa pantai. ini udah matang juga. cuma agak asam sedikit. ada macam-macam tanaman buah disini."

perjalanan pulang ke Ubud siang itu kamu isi dengan cerita tentang hidupmu di sekolah. bagaimana kamu pindah SD karena selalu terlibat kesulitan, siapa yang pertama kali memupuk minatmu pada sastra...
ah! ada banyak pertanyaan di kepalaku. tapi semuanya kusimpan. hasil rapat hari ini sudah cukup membebanimu. tak perlu kutambah lagi.

***

sorenya beberapa pertanyaanku terjawab karena sepanjang jalan berangkat dan pulang dari Alila, Ibu menceritakan perjalanan hidupnya padaku. tentang pernikahannya, ayahmu, keluarga kalian dan kisah-kisahnya.

aku bisa membayangkan kamu yang berusia tujuh tahun, anak laki-laki berkulit putih yang chubby, pulang sekolah dengan baju seragam robek dan kumal, wajah coreng-moreng karena peluh dan debu, dengan air mata mengalir di pipi kananmu.

"batu bisa menghancurkan tulangmu. tapi kata-kata tidak bisa"

untunglah mataku yang sebak terlindung kaca mata hitam yang kukenakan.

Sunday, September 17, 2006

I am SAM

I often find myself getting this odd syndrome in the middle of a work day. I get distracted very easily, so difficult to pay attention or being focus on something in particular, and the worst is staring at my computer, planning to write an article or release, or email, or something like that, but end up loosing my words and uselessly chasing my vanished sentences. what a stressful condition.

I did a small investigation only to find that my special syndrome happens when I'm hungry. if I forget to have breakfast and too busy receiving guests after phone calls so that lunch almost skipped, the syndrome escalated even more. recently I stop visiting id kuliner because those cursed members of this damned mailing list are addicted to send pictures of mouth-watering delicious food. huh!

but if you see me when my belly full, you'll meet the most creative, smart girl with high dose of common sense ever! feel free to compare to the other girls in my office. during an emotionally tiring plus overtime assignment few days ago, I mentioned this syndrome to my dependable IT-man partner -Indra, when we're stuck and run out of ideas.
I said "I promise. I'll be smarter after dinner"

right after, Indra calls me SAM. smart after meal.
but now I'm hungry. I have to stop writing.
Oh, I'm craving for Oxtail Soup!

Friday, September 15, 2006

the day when you're leaving on a jetplane

I don't like to cry
but I cry
I don't like to say goodbye
but
I have to say goodbye

ini mungkin terakhir kali gue chat di rumah ini
beberapa jam lagi kita chat dari different continent
thanks for everything yaaa
wish me all the best
aku sedih bgt baca statusmu

*and that's how much I love you*

Wednesday, September 13, 2006

why must we grow up so fast?

"saya lihat kamu seperti anak umur belasan yang terjebak dalam tubuh berumur 25 tahun"
...

"saya seperti sedang berurusan dengan anak SMA umur tujuhbelas tahun. padahal kamu kan udah 26 tahun. kamu harus lebih dewasa sedikit."
... *tersenyum*
"iya, Dian?"
"iya"

dua hari berturut-turut ada yang ngomong kalo aku belum dewasa. masih seperti remaja. hmmm... jangan-jangan ini sebabnya kalo pergi kemana-mana masih suka dikira mahasiswa, ato ditanya sekolahnya dimana. karena kelakuannya. bukan karena betapa baby face wajahku. sigh.

apa sih dewasa?
bagaimana caranya supaya jadi dewasa?
kenapa harus jadi dewasa?

selama ini aku pikir, ini menurutku sebelum ada yang bilang kalo aku belum dewasa loh yaa... hal-hal yang aku lakukan dalam hidupku sekarang ini udah menunjukkan kedewasaan. kalau aku merasa senang dengan apa yang aku jalani sekarang, mengekspresikan kegembiraanku dengan caraku yang... yah... kayaknya tidak dilakukan oleh orang-orang dewasa yang aku lihat dulu waktu aku kecil...itu berarti nggak dewasa yah?
aku curiga kedewasaan itu berisi hal-hal yang suram dan membosankan.

hmmm... boleh jadi sebabnya lebih dari itu. lebih pada hal-hal yang semestinya aku lakukan dengan tanggung jawab. tapi bagaimana menandai alurnya? bagaimana supaya aku bisa menangkap desain yang utuh tentang apa-apa yang harus dilakukan untuk disebut sebagai dewasa. apakah itu tentang cara menghadapi hal-hal yang mengejutkan? atau petunjuk menjalani hari-hari supaya tidak tersesat kembali ke masa remaja? ada nggak sih handbook of being adult for dummies?

ataukah selama ini aku menolak untuk menjadi dewasa?

Saturday, September 09, 2006

how are you - apa kabar?

aku sering heran sama cara teman-teman bule atau mestizo-ku menyapaku diawal pembicaraan telepon atau bertemu. selama ini, kalimat 'apa kabar' itu hanya kuucapkan pada orang yang minimal udah tiga hari nggak ketemu. jadi kalo sama Pak Yudi ato Pak Swabawa yang setiap hari berseliweran ke ruanganku, menyapa lewat MSN dan telepon antar ruangan, aku jarang sekali bilang 'apa kabar?'
nah, teman-teman bule dan mestizo itu, selalu menanyakan kabar di awal percakapan. berapapun seringnya kita ketemu, langsung ataupun tidak.

yang bikin aku ngerasa lebih aneh lagi misalnya, kalo ngeliat Thor sama Noel atau anggota keluarga mereka yang lain ketemu. mereka semua tinggal serumah, tapi kalau bertemu di luar rumah, akan menyempatkan untuk menyapa. bersalaman, lalu bertanya. apa kabar? padahal mungkin baru dua atau tiga jam sebelumnya mereka makan bersama di rumah.

ada hari-hari ketika aku sama Krishna bicara di telepon sampai 4 kali sehari, dalam selang waktu yang sangat dekat. tapi tetep aja, kalo mengangkat telepon, dia akan tanya 'apa kabar?'. waktu aku protes dan bilang "hari ini udah tiga kali kita bicara di telepon dan kamu masih terus tanya apa kabar" dengan ringan dia jawab "apa salahnya tanya kabar?" aku terus diem. ya, nggak salah juga sih...

waktu aku ngobrol sama Wine, barulah aku dapat penjelasan mengapa mereka begitu. menanyakan kabar itu berarti mereka peduli. pertanyaan itu sebenarnya setara dengan "kamu sedang apa?" atau "kamu ngapain aja hari ini?" yang digabung dengan "bagaimana perasaanmu saat ini?" dan itu salah satu pertanyaan yang sangat penting. mereka bisa tersinggung dan akan jadi masalah besar kalau pertanyaan itu nggak dijawab. beda banget sama 'apa kabar'-ku yang seringkali cuma basa-basi ajah. makanya kalo ada bule ato mestizo yang tanya kabar, aku harus jawab. walopun cuma "baik" atau mengacungkan jempol sambil senyum.

pantesan... kapan itu, Courtney tanya kabarku, dan waktu aku jawab sambil lalu "fine", dia langsung nanya sekali lagi dengan penekanan "really, how are you?" dan aku yang lagi sedih waktu itu akhirnya jadi cerita dan curhat sama dia walopun awalnya nggak mau. ato... apa mungkin Courtney berbakat jadi cenayang?

sekarang aku sering membalik keadaan. sebelum ditanya kabar, aku akan tanya lebih dulu ke mereka "apa kabar?" dan biasanya aku menerima jawaban yang rinci tentang apa yang sedang terjadi saat itu pada yang bersangkutan. "aku sedang diburu beberapa deadline" atau "aku sedang siap-siap mau pergi latihan sama teman-temanku"

and how are you?

Friday, September 08, 2006

a man like penguin

aku sayang padamu. bahkan lebih sayang padamu daripada bosku, yang memberiku makan setiap hari. aku yakin kamu juga sudah tau itu. jadi nggak perlu aku ulang-ulang lagi. perasaan ini terbentuk sejak kita bertemu tiga tahun yang lalu dan semakin mendalam selama kebersamaan kita di Ubud. di desa yang jauh dari tempat asal kita dan kita tidak kenal siapa-siapa. lalu kita saling menemani, mengurai masa lalu dihadapan matahari yang bergulir di batas cakrawala. untuk pertama kalinya kulihat matamu berkaca-kaca.

demikian besar rasa sayangku sehingga aku tidak memikirkan lagi siapa kamu, dari mana kamu berasal atau bagaimana latar belakang hidupmu. kesalahan apapun yang pernah kamu lakukan di masa lalu adalah sesuatu yang tidak perlu aku ungkit lagi. kamu sudah membayar mahal akibat dari kesalahanmu itu, mungkin sampai sekarang.

melihatmu pilu sekarang ini, ada yang menyesak dalam dadaku. andai kamu tahu betapa hatiku hancur setiap kali kamu datang dengan luka baru. andai kamu bisa merasakan panas membakar yang ditinggalkan air matamu yang membasahi bajuku, setiap kali aku memelukmu yang terguncang dalam tangis. kalau ada sesuatu yang aku punya, yang bisa membuatmu lebih kuat, lebih berdaya menghadapi masalah-masalah dalam hubunganmu, pasti akan kuberikan. kalau ada yang bisa kulakukan, untuk menghentikan kata-kata tajam itu, untukmu yang sudah mengorbankan segalanya bagi laki-laki yang tidak pernah bisa menghargaimu, pasti akan kulakukan.

kita sama-sama terharu waktu menonton March of the Penguins, lalu kita mulai menginginkan laki-laki yang seperti penguin. yang penyayang dan sabar. bersedia menanggung musim dingin yang ganas dalam keadaan lapar sambil mengerami telur, sampai bayi-bayi penguin menetas dan induk betina kembali membawa makanan untuk mereka. melihatmu yang sedang sakit sekarang ini, aku mengingat hari itu lagi.

kamu ingat Hans Bengtsson?
ya, dia laki-laki Swedia yang mengajak Farideh Radis mengarungi separuh bumi untuk berbulan madu ke Ubud, lalu merencanakan upacara pernikahan rahasia dalam adat Bali karena tau istrinya itu ingin punya foto upacara dalam adat Bali. aku teringat betapa matanya berbinar waktu kami bertemu untuk merencanakan semua acaranya. gelak tawanya seperti anak kecil jahil yang menyiapkan kejutan nakal di sekolah. dan waktu istrinya menangis melihat dekorasi di tepi kolam renang untuk upacara pernikahan mereka, aku melihat cinta yang mendalam di matanya.

mungkin aku juga pernah bercerita tentang Ottmar. istrinya, Elena- adalah pemain piano klasik di sebuah orkestra di Swiss. aku menemani mereka dalam dua hari persiapan resital piano di lantai dua galeriku. semua perhatian tumpah ruah untuk Elena. untuk piano yang akan dimainkannya, untuk repertoarnya, untuk gaun yang akan dikenakannya. dan selama itu, Ottmar mendampingi dengan senyum dan tatapan penuh kasih sayang dan kekaguman. mengingatkan Elena untuk makan, membantunya mengurus barang-barang yang dia bawa, walaupun itu berarti menjinjing tas tangan wanita.

kamu juga pernah mendengar tentang Mark Giglio. waktu aku menemani Carleen Sheehan -istrinya, berbelanja...dia terus ada di belakang kami. meskipun dia sama sekali tidak suka shopping. dia akan berhenti di sana sini, memotret objek yang menarik sepanjang jalan Monkey Forest dan Hanoman yang kami lalui. mengecek keberadaan kami di antara toko-toko di sepanjang jalan. aku sempat kehilangan Mark untuk beberapa saat setelah kami melewati jembatan dimana seekor anak anjing terkapar sekarat. dengan yakin, Carleen bilang kalau Mark pasti sedang mencari makanan buat anak anjing itu. seketika itu juga aku melihat kedalaman perasaan diantara mereka berdua. hatiku melembut oleh aura hangat yang mereka pancarkan.

terlukalah sekarang, lalu hiduplah dengan kenyataan. suatu hari nanti, kamu akan mendapatkan penguin jantanmu. yang akan membantumu membawa belanjaan dari supermarket dan mengobati luka di kakimu dengan sentuhan tangannya. yang mengajakmu membeli pot kecil berisi tanah, menaburkan benih bunga dan bersamamu menyiraminya setiap hari, meletakkan pot bunga itu di jendela, lalu mengajakmu menyaksikannya tumbuh. sampai saat itu tiba, aku akan selalu bersama hatimu. dimanapun kamu berada.

Tuesday, September 05, 2006

The Office

udah beberapa minggu ini kedamaian mejaku terganggu. kalo biasanya aku menghadapi meja dan Bob-komputer tersayang, dengan pikiran jernih dan perasaan nyaman, akhir-akhir ini kok berasa nggak sreg aja yah... gampang sekali konsentrasi jadi buyar, nggak fokus sama apa yang dilakukan, dan aku terus jadi lambatttt... seperti larinya Six Million Dollar Man yang rasanya nggak akan pernah sampai ke tujuan...ugh!.
kalo dihitung-hitung, kok ya aku ini jadi banyakan ngobrolnya daripada ngeberesin kerjaan. hati dan perasaan jadi berat, kepala rasanya penuh sama suara-suara negatif yang entah bagaimana cara mengeluarkannya.

buat yang nggak mau baca aku berkeluh kesah, mendingan berhenti aja membaca postingan ini. soalnya ceritanya masih panjang dan aku nggak mau menyerap energi positif kalian. kalo lagi pada kerja, mendingan diberesin dulu kerjaannya. halah, ini kok malah jadi sok bijak begini.

aku harus mengakui kalau sebagai pekerja, aku juga seringlah, uring-uringan sendiri sama masalah-masalah dalam kerjaan. ngomyang atau cerita panjang lebar pada siapapun yang mau dengerin (biasanya yang jadi korban tuh Onet, Wine, Siti Aminah teman kosku, WM, Naomi atau Nelly). entah karena lagi sebel sama salah satu teman kerja atau pengen nginjek-injek orang yang ngasih tugas mendadak dan sukanya pake kata urgent. semuanya serba urgent. hari ini ngasih besok harus beres.

tapi biasanya aku mencari penyelesaian. sebisa-bisanya, aku bereskan masalah itu, walopun itu berarti harus menyampaikan protes dan kritik. sesuatu yang nggak semua orang bisa terima dengan lapang dada. tapi baru sekarang ini aku mengalami situasi yang membingungkan; seperti dalam 1984, ketika orang sudah nggak tau mana yang benar, karena kebenaran setiap hari dikoreksi, serta teman dan lawan sudah nggak bisa dikelompokkan dalam himpunannya masing-masing.

aku ketemu dengan complainer, yang selalu berkeluh kesah tentang kebijakan yang digariskan oleh atasan. kalo ngeluhnya sekali-sekali sih, ya nggak papa kali. tapi kalo hampir tiap hari... lalu ditambahin pula dengan segala macam analisa yang semuanya bernada negatif... duh! bener-bener bikin jadi males dan nggak semangat. kenapa ya, nggak berpikir positif aja atas segala perubahan yang terjadi. memang awalnya pasti nggak enak. tapi kalo mau direnungkan dan dipertimbangkan baik-baik, hal-hal yang nggak enak itu justru sebenarnya bisa menunjukkan kualitas kerja kita. kalo memang biji besi yang bagus, ditempa pake palu bentuk apapun, akan tetap bertahan, dan nggak hancur kayak batu pasir.

diantara sekian banyak orang itu, ada juga yang addicted to exaggeration. semua hal dibesar-besarkan. kalo abis mengerjakan suatu hal, semua orang dapat laporannya. kalo menghadapi masalah, semua orang dari segala departemen akan dengar. kalo dia harus menunda libur karena ada janji meeting sama tamu, yang nggak bisa dilakukan di hari yang lain, seolah-olah nggak ada orang lain di seluruh perusahaan yang pernah melakukan itu. dan kalo diberi teguran sama bos besar, yang kalo kata orang Jawa dituturi alias diberi wejangan, disebut sebagai marah-marah... padahal kalo bosmu masih mau menunjukkan mana yang salah dan mana yang harus diperbaiki, lalu bicara langsung menegur kesalahanmu itu, bukan lewat orang lain, atau digosipin di belakang, berarti kamu masih diberi kesempatan memperbaiki diri. harusnya malah diterima dengan baik, dipikir pake akal sehat!

ada satu lagi yang kayak batu. ada apa-apa nggak pernah mau koordinasi. baik itu secara lisan maupun secara tertulis. semuanya disimpen sendiri. apa dikira yang kerja disini semuanya menguasai ilmu kebatinan?
iya deh... dia lebih tinggi jabatannya daripada aku. tapi apa ya nggak bisa kalo perlu apa-apa bicara langsung. ada telepon, ada komputer dengan internet 24 jam. kalau memang mau, kapanpun bisa chatting, bisa kirim email kalo malas denger suaraku yang kata orang empuk... (minimal waktu masih jadi radio DJ). dia nggak tau apa ya, kalo bersikap stone cold kayak gini, yang rugi tetep aja dia sendiri. mendingan kalo enak kayak es krim Cold Stone, seperti pernah dikatakan Pak Hadi Husni, PHD jurusan Tata Boga. apa dikiranya segala-gala bisa dia selesaikan sendiri? coba kalau semua orang disuruh libur dan dia aja yang jagain kantor. apa bener bisa ngrantasi gawean? (translation: accomplish the mission)

yang sempat bikin aku geleng-geleng kepala juga adalah yang kekeuh banget jadi benteng pertahanan di tempat yang nggak seharusnya. kalo di klub olahraga, posisi defender itu sangat penting. tapi kalo dalam teamwork, mana bisa selalu defensif begitu. bikin salah itu udah mengacaukan kerja. makin parah kalau ditambah dengan nggak mau mengakui kesalahan yang diperbuat. berusaha dengan segala macam cara mempertahankan sesuatu yang udah nggak benar. kalau pun dianggap menang dalam perdebatan, pasti menangnya maksa dan babak belur. aku kasih tau yaa... kalo orang mengakui kesalahannya, ngeberesin masalah akan lebih gampang. lagipula, bikin salah itu kodratnya manusia. kalo kamu nggak pernah salah, bener terus... sempurna terus... jangan-jangan kamu siluman...

tapi sampai hari ini, belum ada yang bisa mengalahkan manipulator. ditangannya, yang buruk jadi baik, yang kemilau jadi berkarat, yang fakta diputar balikkan... orang-orang kayak gini memang mestinya jadi penulis skenario sinetron atau film ajah. biar tokoh antagonisnya nggak membosankan. khayalannya tentang kebenaran dalam ukuran miliknya sendiri benar-benar mengagumkan. beda orang ngomongnya bisa lain, dan dampak yang ditimbulkan bisa bikin takjub. kalo dia kasih aporan, yang denger paling belakangan bisa menerima informasi yang 180° letaknya dari posisi awal.

sekarang ini yang bikin aku paling nggak suka adalah karena kepalaku jadi berisi hal-hal negatif juga. tolong berhenti... jangan bicara apa-apa lagi padaku tentang urusan-urusan kalian yang nggak penting banget itu! aku mau pikiranku jernih dan kepalaku bersih! biar otakku bisa dipakai buat mikirin hal-hal lain. Hayden Christensen, misalnya.

sayang, aku nggak sekantor sama FHM. aku bayangkan dia akan masuk ke ruangan membawa karton putih besar dengan gaya seperti gadis pembawa papan ronde di pertandingan tinju. di kartonnya tertulis; BUBAR! BUBAR! ADA KAMTIB!!

Monday, September 04, 2006

{proof}

Jake Gyllenhaal is soooooo handsome.
Dengan mata sendu dan bibir yang menggiurkan.
Although I couldn't forget how he kissed another guy in Brokeback Mountain.
*sigh*

Photobucket - Video and Image Hosting

Tapi aku tetep pengen jadi Gwyneth Paltrow biar bisa berduaan sama Jake.
Kan aku udah sama kurusnya dengan dia.
*tersenyum penuh keyakinan*

Thursday, August 24, 2006

yet another coincidence

"are you superstitious?"
of all questions, that's what he asked me once he got on my bike. I take some moment weighed the question before decided to answer "I never think about that".

I met Nick Hogan, twenty-something-year-old-man with sharp eyes and curly hair from Singapore, at the book launching two weeks ago. he and his dad stopped by to my office when I went to Bandung, and I thought that we won't meet again. but he popped in to the gallery when I was there to send a fax and answering two urgent emails on my day off. he said that he wanted to say goodbye before leaving tomorrow. and I said that he was lucky, because I'm about to leave when he walked in.

after we settled ourselves in a warung for lunch, he told me about a numerologist he went to before he came to Bali. he said that this numerologist asked him not to wear certain colors, to write his name 77 times every morning and other things. believe it or not, after he did that, more and more positive things happen. meeting me is one of it, he said. I smiled. he didn't add the fact that I make him losing his hat.
*feel guilty*

Nick plays guitar and plan to pursue a career as musician, after dropping off computer game somewhere. I found talking to him is so easy and fun. I'm sure it's because he come to the Ministry of Sound frequently. his family been traveling to Bali for long time and I think they always stay in the same place. a small guest house in Nyuh Kuning where I took him after lunch. his room in the second floor is overlooking the field. from the facade, I saw a man picking Bunga Pacah with a basket in his hands. birds chirping in a nearby tree, the wind blowing softly. such a calming scene.

he played a sweet song for me the that noon. sweet enough to make me smile while seeing his fingers dancing on the finger board and strings. whether that song bring me a good luck or not, I don't know. all I know is the coincidence unexpectedly continued. soon after the song finished, Ivo called me to say that he's in Ubud! yay! and I can meet him at Monkey Forest. yay again! I'm so happy because earlier that day, I thought that I won't be able to meet him until the day after. and that I will have to go down all the way to Kuta. but now he's here. he's here!

and when I talked to Ivo under a Banyan Tree, it was Anand, one of my friend in Jakarta, walking toward my directions. turned out that Ivo and Anand working in the same place, and they're in the same group that visiting Ubud after shopping in Sukawati. aha!
oooh, so many surprises packed in one day! more than enough to make me smile for the rest of the week. this is my independence day gift!

*dancing*
--I made this post in English so that Nick will understand

Wednesday, August 23, 2006

intergalactic conversation

I listen to this song on the way to the Airport with Ido and Oscar. it was 5 am and I'm sooo... sleeepy I couldn't lift my eyelids. but then the song is started and I got sober immediately after the intro.

"Good evening. This is the intergalactic operator. Can I help you?"
"Yes. I'm trying to reach flight commander P.R. Johnson, on Mars, flight 2-4-7"
"Very well, hold on please [beeping] you're through!"
"Thank you operator!"

Hi darlin' ! How are you doing ?
Hey baby, where're your sleeping ?
Oh I'm sorry, but I've been really missing you !

Hi darlin' ! How's the weather?
Say baby, is that cold better now ?
Oh I'm sorry, is there someone there with you??

Ooooh...since you went away, there's nothing goin' right !
I just can't sleep alone at night... I'm not ashamed to say
I badly need a friend...or it's the end.

Now, when I look at the cloud's across the moon.
Here in the night I just hope and pray that soon.
Oh baby, you'll hurry home to me.

Hi darlin', the kids say they love you.
Hey baby, is everything fine with you?
Please forgive me, but I'm trying not to cry...

Ooooh...I've had a million different lovers on the phone.
But I just stayed right here at home.
I don't think that I can take it anymore this crazy war.

"I'm sorry to interrupt your conversation, but we are
experiencing violent storm conditions in the asteriod belt at this
time. We may lose this valuable deep space communication link.
Please, be as brief as possible.
Thank you."

or it's...or it's..."Hello?" "Hello operator?"
" Yes, we've lost the connection! Could you try again please?"
-"I'm sorry, but I'm afraid we've lost contact with Mars 2-4-7
at this time."

"Ok. Thank you very much...
I'll...I'll try again next year...next year...next year...next year..."

Yes, it's RAH Band, Clouds Across the Moon. The lyric is so fun, I didn't recognize that it was made in 1985, despite the old sound effect they use. I posted it on my beloved Kampung Gajah, hoping that one of the member have the song and willing to give it to me. and I got it!!!
thanks banget yah, Tukang Kiridit!

Sunday, August 13, 2006

foto, buku dan maskara

usia adalah salah satu hal yang tidak pantas ditanyakan pada seorang wanita, oleh karena itulah, sampai saat ini aku tetap tidak tahu berapa sebenarnya usia Gill Marais. yang aku tahu, dia menghabiskan tujuhbelas tahun dari usianya itu untuk memotret berbagai upacara di seluruh pelosok Bali. karya-karyanya mewakili ketekunan, persahabatan dan keberuntungan. tekun karena ada seri foto upacara yang memerlukan sedikitnya lima tahun untuk melengkapinya. Gill akan datang ke upacara yang sama setiap tahun, berusaha memotret ulang momen-momen yang ia lewatkan, sampai semuanya menjadi komplet. untuk memotret karya-karya itu, dia perlu bersahabat dengan orang Bali, dengan para pemangku, pedanda dan pendeta, karena sangat tidak mungkin seorang turis tanpa permisi datang membawa kamera canggih dengan berbagai lensa, tripod, dan flash seperti senter lalu mengambil foto sebanyak-banyaknya. dari persahabatan itu, Gill beruntung bisa mendapatkan akses khusus untuk masuk ke daerah yang suci, misalnya Jeroan pura, agar bisa memotret saat-saat para pendeta menyadarkan orang setelah trance, misalnya.

foto-foto karya Gill mempertemukanku dengannya. bersama dengan pertemuan itu, aku juga berjumpa dengan sepasang ibu-anak yang mengumpulkan karya-karya Gill dan mencetaknya menjadi buku. Sarita Newson adalah wanita yang terlihat lembut hati dan sabar. jenis orang yang bisa meluluhkan kekerasan hati dengan senyum dan kata-kata lembut, tanpa mengurangi ketegasannya. hal-hal inilah yang dia wariskan juga pada anaknya, Kadek Krishna Adidharma, lulusan teknik lingkungan yang dengan rendah hati akan bilang "cuma bantu-bantu ibu saja" setiap kali ditanya apa kesibukannya. jawaban yang memberi kesan seolah yang dilakukannya adalah beli minyak tanah ke warung, atau cuci piring setelah makan malam, dan bukannya mengelola sebuah kantor yang menerbitkan buku untuk diedarkan secara internasional.

sekali lagi, aku harus merasa beruntung karena punya kesempatan untuk mengerjakan suatu hal yang melibatkan keindahan, dan bisa menyentuh hati orang banyak pada saat yang sama. foto-foto yang dimasukkan dalam buku berjudul Sacred and Secret itu, merekam banyak hal yang sarat makna. ritual berusia ratusan tahun, yang lebih banyak dilakukan daripada dipahami. upacara-upacara yang dilakukan dengan standar yang diiturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. dengan detil dan kerja keras yang mengagumkan.

Photobucket - Video and Image Hosting

jadi! buat yang mau lihat pamerannya, harus buru-buru ke Komaneka, karena semua karya diturunkan dari dinding pada tanggal 22 Agustus. dan kalo mau beli bukunya, yang di indonesia untuk sementara cuma ada 300 buah saja (dan terus berkurang setiap hari), bisa japri aku juga.

OK!... yang barusan itu tadi spam. tapi kan ini blogku, jadi boleh dong... promosi sedikit. lagipula, aku pikir aku perlu melakukannya untuk Gill yang gigih dalam perburuan fotonya, dan untuk Sarita yang sangat menghargai kerja kecil yang aku lakukan untuk mereka, serta untuk Krishna, orang pertama yang mengerti dan bersedia menyetir dengan hati-hati ditengah arus lalu lintas Ubud-Denpasar yang padat, sehingga aku berhasil memakai maskara tanpa belepotan waktu menumpang mobilnya.

Wednesday, July 26, 2006

a force more powerful

Even so tyrants... the more is given them, the more they are obeyed, so much the more do they fortify themselves, become stronger and more able to annihilate and destroy. If nothing be given them, if they be not obeyed, without fighting, without striking a blow, they remain naked, disarmed and are nothing--like as the root of a tree, receiving no moisture or nourishment, becomes dry and dead.

--Etienne de la Boetie, 1577

sekumpulan ibu-ibu di Swedia memutuskan untuk mengambil tindakan pada sebuah perusahaan besar, yang memproduksi mainan-mainan yang berbau kekerasan untuk anak-anak berusia 3-12 tahun. instead of making something for children education, mainan yang diproduksi perusahaan itu mengajarkan pada anak-anak untuk saling memukul, berkelahi dan menghancurkan. demonstrasi, surat pembaca, artikel di media... semua jalan menyuarakan pendapat mereka sudah dilakukan, tapi perusahaan itu bergeming. satu-satunya jalan adalah memberi perusahaan ini sebuah pelajaran.
tanpa banyak penjelasan, mereka berhasil memasuki kantor perusahaan itu di malam hari dan menuangkan beberapa ember air berisi kepala ikan busuk dan isi perut ikan di lantai kantor.
tak lupa mereka tinggalkan tulisan berisi tuntutan untuk menghentikan produksi mainan berbau kekerasan tersebut. mereka berhasil.

ilustrasi semacam ini diceritakan Pak Rizal di salah satu kelasnya untuk mengawali pokok bahasan tentang aksi nirkekerasan. tanpa darah, tanpa korban jiwa, kelompok ibu-ibu dalam cerita diatas bisa mengalahkan arogansi perusahaan besar yang tidak mau mendengarkan suara mereka. cerita yang menggugah dan mempengaruhiku, sampai sekarang.

sejak saat itu, aku selalu percaya bahwa aksi di tingkatan akar rumput, yang dilakukan orang biasa, yang (meskipun) tidak dikenal dan tidak berpengaruh, asal dilakukan secara solid dan sporadis, dengan kesabaran terus menerus dan cara-cara yang kreatif, bisa membuat perubahan. kekuatan rakyat yang menumbangkan rejim Marcos, solidaritas di Polandia yang menumbangkan komunisme dan aksi damai untuk menurunkan Milosevic dari kekuasaan sekaligus mengirimnya ke pengadilan sebagai penjahat perang adalah contoh dari keberhasilan aksi nirkekerasan.

aku sendiri percaya bahwa kesenian dan kebudayaan bisa dijadikan alat yang ampuh untuk menegakkan keberaran dan menciptakan perdamaian. seni dan budaya, dalam bentuk apapun adalah dua hal yang bisa menyentuh hati banyak orang. dan pengaruhnya bisa menimbulkan perubahan yang besarnya bahkan mungkin tidak bisa dibayangkan oleh para seniman.

aku menonton film itu;
A Force More Powerful; A Century of Nonviolent Conflict, yang salah satu ceritanya adalah tentang kampanye untuk menumbangkan diktator Chile, Augusto Pinochet. sebelum Pinochet jadi presiden (lagi) untuk kesekian kalinya, ada waktu untuk berkampanye SI (Iya) dan NO (Tidak) di masa 'Electoral Space'. waktu itu di Chile berlaku undang-undang aneh yang memungkinkan pemilihan presiden dengan calon tunggal. hmmm... I think this part reminds me of someone.
nah, kampanye ini ditayangkan di seluruh televisi nasional, saat prime time, dengan durasi yang sama. buat rakyat biasa, yang kesadaran politiknya rendah dan otaknya udah terisi propaganda dan intimidasi bertahun-tahun, sangat sulit untuk mengatakan tidak. entah karena takut, atau karena merasa tidak ada pilihan selain pasrah, nrimo dan sumarah.
Ricardo Lagos, penanggung jawab kampanye NO, membuat video kampanye yang sangat kreatif dan sarat humor. video ini menampilkan banyak orang dari berbagai usia, menyatakan NO! dengan berbagai cara. mulai dari anak-anak kecil yang bermain di air mancur taman kota (walopun anak-anak jelas belum punya hak pilih), abegeh yang lagi pacaran, ibu-ibu yang doyan gosip, sampai seorang nenek tua dengan tangan gemetar yang membuka dompet kecilnya (kalo liat dompetnya pasti kuatir dia gak punya duit) untuk membayar baguette yang dia beli. zoom in ke tangan gemetar... dan terlihat tangan itu memegang koin bertuliskan NO!
hihihihihihi....mereka yang memilih NO menang! oleh karena itu Pinochet nggak bisa terus bekerja jadi diktator di Chile.

sooooooo...
Bli Ebo, Bli Balawan dan Bli Budjana (yayaya, saya sok kenal sama gitarisnya Gigi -Dewa Budjana)... jangan diem aja. lakukan sesuatu. sebelum lebih banyak yang jadi korban pemerasan. aku mendukung!

Sunday, July 16, 2006

Being Jane

awalnya tentu saja terlihat mudah. apalagi waktu pertama kali mencoba di jalur pelatihan, setelah mendapat bimbingan dari mas-mas yang rambutnya dicat pirang sebagian, yang bekerja di tempat itu. pada dasarnya ada 5 hal yang dilakukan. memanjat (baik memanjat dinding, tangga maupun jaring), berjalan diatas kawat ala pemain trapeze, berjalan lewat jembatan gantung, bergelantungan pada seutas kawat seperti meluncur dan berayun dengan tali seperti Tarzan, dari pohon ke pohon.

Photobucket - Video and Image Hosting

tapi melihat dan mencoba memang sama sekali berbeda.
lepas dari jalur pelatihan, kami berpencar memilih sendiri jenis-jenis tantangan yang akan dilalui. mulai dari hijau yang mudah, biru yang lumayan, merah yang mendebarkan, sampai jalur hitam yang kelihatannya pendek tapi paling tinggi dari permukaan tanah. di Bedugul, tempat dimana aku berperan jadi Jane selama hampir 2,5 jam, mencoba menyelami kehidupan Tarzan, pohon-pohon tinggi membentuk kanopi, hamparan rumput hijau lembut sejauh mata memandang dan kabut turun pada jam 4 sore, serupa lapisan kapas yang menghalangi pandangan. matahari jarang menyusup celah langit daun yang tebal ini. hutan yang cantik di pinggir danau. orang menyebutnya Bali Botanical Garden. dan tempatku bergelantungan ini disebut Bali Tree-top Adventure Park

aku suka sekali berada jauh diatas tanah diantara pohon-pohon itu, memandang mereka yang mengecil di bawah sana. menyenangkan juga berjalan-jalan diatas kawat, berpegangan pada pulley yang diapit dua karabiner...lalu mengayunkan tubuh dan meluncur jauh... berteriak bebas, dihembus angin semilir. mungkin ini rasanya terbang dan jadi burung.
yang paling menegangkan adalah waktu harus melintasi dua pohon yang dihubungkan oleh tali-tali berujung logam seperti ladam. aku harus berakrobat... berusaha memahami apa yang diteriakkan oleh pemandu dari bawah. pegang tali berikutnya dengan tangan kiri! langkahkan kaki kanan ke belakang, ke arah tali berikutnya! satukan tangan di dua tali!... beringsut-ingsut aku bisa melewatinya, lalu terasa legaaaa... waktu bisa memeluk pohon lagi.

Photobucket - Video and Image Hosting

setiap kali harus meluncur dengan pulley pada kawat, aku selalu teringat potongan adegan pembuka George of the Jungle. aku nggak mau nabrak pohon kayak Brendan Fraser!
syukurlah, pengelola tempat itu juga tidak menginginkannya. somehow, kalo udah deket batang pohon yang lain, ada penghambat yang menahan. all I have to do is grab the cable, or the net, lalu memanjat.

yang paling seru tentu saja bergelantungan pada seutas tali dari satu pohon ke pohon yang lain. memang bukan menangkap seutas tali setelah lolos dari satu pohon, tapi cukuplah untuk merasakan berayun... dan menjadi apprentice di hutannya Tarzan. me, Jane. learning how to swing.

now I understand why Tarzan lives in the jungle. swinging is fun!

Tuesday, July 11, 2006

my homework

Photobucket - Video and Image Hosting
*sambil melonjak-lonjak bahagia*

terima kasih buat yang membelikanku The Unbearable Lightness of Being. ini buku yang paling banyak dipuji-puji dari karya Milan Kundera, penulis Ceko yang sangat mengagumkan. senang sekali rasanya menemukan buku itu ada didalam kantong plastik yang kuterima tadi siang. hore! hore! bikin aku senang nggak susah kok. beliin buku aja. hihihi...

Photobucket - Video and Image Hosting

nah! ini berarti aku harus lebih rajin meluangkan waktu senggang untuk baca buku supaya The Blind Assassin-nya Margaret Atwood bisa cepat selesai. karena ceritanya yang lambat dan bukunya yang tuebelll... rasanya udah berminggu-minggu masih belum beres juga baca buku itu.

Photobucket - Video and Image Hosting

eits! tapi masih ada Haruki Murakami dengan Kafka on The Shore yang menunggu juga untuk dibaca. pe-er yang paling menyenangkan di seluruh dunia adalah pe-er membaca buku.
yippie!

Thursday, July 06, 2006

A Letter to Cristiano Ronaldo

dear Cristiano Ronaldo,

I'm so sorry to know that you and your team will not be playing in the World Cup 2006 final match. I know how hard you work for the Cup and how long Portugal has been waiting. You must be very disappointed. I can see that in your face early this morning. Are you still crying?
Some may say that heroes shed no tears, but it's alright to crying now, you can wipe the tears tomorrow, and start a new beginning. Another chapter for a four year away final match.

And if you want to a find a peace of mind and rest your body for several days, you can always come to me. Come to Ubud. I'll lend my shoulder for you to cry on. I can arrange for you to stay in a beautiful villa with stunning view overlooking a river valley, in my office. Pamper yourself with an aromatic massage treatment with natural herbs and spices of your choice.
But if you don't want to stay in my office, I can always offer you my house. I'll be more than happy to host you.

We can talk all-sleepless-night-long. Or have a long walk under the blinking stars after a romantic candle-lit dinner. Do you want me to cook Bacalhau a Braz?

Just let me know, Cristiano.
And I'll see you soon.

with love,
Dian Ina

Sunday, July 02, 2006

keracunan makanan itu tidak enak

sejak aku masih kecil, mama selalu menasihati supaya jangan makan berlebihan. nggak sehat! gitu kata mama. lagipula, kalo kekenyangan, perut jadi sakit dan buncit, napas terasa sesak, badan terasa berat, malas bergerak... bayanganku jadi seperti ikan paus yang terdampar di pantai. cuma bisa ngulet-ngulet dikit.
udah gitu, masih kata mama lagi nih... kebanyakan makan itu ora ilok! kelihatannya rakus, kayak nggak pernah makan aja. langsung deh yang kebayang babi. kayak ayah dan ibu yang menjelma jadi induk babi tambun di film Spirited Away.

makanya seumur hidup aku nggak pernah ngalamin yang namanya mendem alias mabuk gara-gara kebanyakan makan sesuatu. dan suka heran juga kenapa ada orang bisa mendem mangga, duren, jengkol ato bahkan sambal goreng hati. belum pernah tau?!
I've known someone.

lalu ceritanya, hari Rabu lalu aku pergi ke Jimbaran. ada undangan welcome dinner sama beberapa agen dan jurnalis yang datang dari Malaysia. makan seafood di kafe pinggir pantai nih, ceritanya. aku belum pernah ke kafe itu, pun belum pernah dengar nama kafe itu disebut sebelumnya. namun tetap pergilah aku kesana, bertemu orang-orang dan bersosialisasi... eh bergaul, sampai akhirnya hidangan tersaji dan kami santap bersama. masakannya cukup enak. entah karena udara dingin, atau karena memang udah lapar banget... soalnya makan malam baru dimulai jam 21.00 yang berarti udah telat banget... semua makan dengan lahap. sambil ngobrol, ketawa-ketawa, cerita-cerita...

dan keesokan harinya...
setelah makan siang badanku terasa aneh. sepertinya perut dan seterusnya sampai pangkal paha kehilangan koordinasi dengan bagian tubuh yang lain. seperti bergerak sendiri. bagian dalam perutku berpusar dan melilit, ada puting beliung kecil sedang berkuasa disana, membuatku kalang kabut seperti induk ayam yang mau bertelur. naik turun tangga, berjalan keliling area untuk mengurangi tekanan, keluar masuk kamar mandi, tanpa hasil. sampai akhirnya rasa mual itu datang dan tak tertahankan. mendorong makan siangku keluar. tapi itu baru awal.
waktu aku ke toilet lagi... sejuta topan badai! semuanya keluar, membanjir dari atas dan dari bawah. aku sampai sempoyongan. apalagi setelah terjadinya dua kali, tiga kali, empat kali, lima kali... sampai akhirnya aku pergi ke klinik untuk disuntik jam 8 malam itu.

pada hari Jumat barulah aku tahu kalo yang aku alami, yang aku kira masuk angin karena terlambat makan dan keanginan itu sebenarnya adalah keracunan makanan. setelah mereka yang semeja dan tidak semeja denganku mengkonfirm hal yang sama. beberapa orang bahkan lebih parah, karena mulainya tepat malam setelah selesai makan, sampai jadi sangat lemas karena nyaris dehidrasi. untung nggak ada yang lebih parah daripada itu.
masih bisa bilang untung! dasar Jawa!

sampai hari ini, aku masih belum beres juga ke toiletnya. walopun udah makan sangat hati-hati... nggak pedes, nggak es, nggak berempah tajam... tapi tetep aja belum sembuh. padahal lagi banyak orang yang harus ditemui tiap hari. uh!

buat yang mau tau nama kafe tempat aku makan, silakan japri

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...