udah beberapa minggu ini kedamaian mejaku terganggu. kalo biasanya aku menghadapi meja dan Bob-komputer tersayang, dengan pikiran jernih dan perasaan nyaman, akhir-akhir ini kok berasa nggak sreg aja yah... gampang sekali konsentrasi jadi buyar, nggak fokus sama apa yang dilakukan, dan aku terus jadi lambatttt... seperti larinya Six Million Dollar Man yang rasanya nggak akan pernah sampai ke tujuan...ugh!.
kalo dihitung-hitung, kok ya aku ini jadi banyakan ngobrolnya daripada ngeberesin kerjaan. hati dan perasaan jadi berat, kepala rasanya penuh sama suara-suara negatif yang entah bagaimana cara mengeluarkannya.
buat yang nggak mau baca aku berkeluh kesah, mendingan berhenti aja membaca postingan ini. soalnya ceritanya masih panjang dan aku nggak mau menyerap energi positif kalian. kalo lagi pada kerja, mendingan diberesin dulu kerjaannya. halah, ini kok malah jadi sok bijak begini.
aku harus mengakui kalau sebagai pekerja, aku juga seringlah, uring-uringan sendiri sama masalah-masalah dalam kerjaan. ngomyang atau cerita panjang lebar pada siapapun yang mau dengerin (biasanya yang jadi korban tuh Onet, Wine, Siti Aminah teman kosku, WM, Naomi atau Nelly). entah karena lagi sebel sama salah satu teman kerja atau pengen nginjek-injek orang yang ngasih tugas mendadak dan sukanya pake kata urgent. semuanya serba urgent. hari ini ngasih besok harus beres.
tapi biasanya aku mencari penyelesaian. sebisa-bisanya, aku bereskan masalah itu, walopun itu berarti harus menyampaikan protes dan kritik. sesuatu yang nggak semua orang bisa terima dengan lapang dada. tapi baru sekarang ini aku mengalami situasi yang membingungkan; seperti dalam 1984, ketika orang sudah nggak tau mana yang benar, karena kebenaran setiap hari dikoreksi, serta teman dan lawan sudah nggak bisa dikelompokkan dalam himpunannya masing-masing.
aku ketemu dengan complainer, yang selalu berkeluh kesah tentang kebijakan yang digariskan oleh atasan. kalo ngeluhnya sekali-sekali sih, ya nggak papa kali. tapi kalo hampir tiap hari... lalu ditambahin pula dengan segala macam analisa yang semuanya bernada negatif... duh! bener-bener bikin jadi males dan nggak semangat. kenapa ya, nggak berpikir positif aja atas segala perubahan yang terjadi. memang awalnya pasti nggak enak. tapi kalo mau direnungkan dan dipertimbangkan baik-baik, hal-hal yang nggak enak itu justru sebenarnya bisa menunjukkan kualitas kerja kita. kalo memang biji besi yang bagus, ditempa pake palu bentuk apapun, akan tetap bertahan, dan nggak hancur kayak batu pasir.
diantara sekian banyak orang itu, ada juga yang addicted to exaggeration. semua hal dibesar-besarkan. kalo abis mengerjakan suatu hal, semua orang dapat laporannya. kalo menghadapi masalah, semua orang dari segala departemen akan dengar. kalo dia harus menunda libur karena ada janji meeting sama tamu, yang nggak bisa dilakukan di hari yang lain, seolah-olah nggak ada orang lain di seluruh perusahaan yang pernah melakukan itu. dan kalo diberi teguran sama bos besar, yang kalo kata orang Jawa dituturi alias diberi wejangan, disebut sebagai marah-marah... padahal kalo bosmu masih mau menunjukkan mana yang salah dan mana yang harus diperbaiki, lalu bicara langsung menegur kesalahanmu itu, bukan lewat orang lain, atau digosipin di belakang, berarti kamu masih diberi kesempatan memperbaiki diri. harusnya malah diterima dengan baik, dipikir pake akal sehat!
ada satu lagi yang kayak batu. ada apa-apa nggak pernah mau koordinasi. baik itu secara lisan maupun secara tertulis. semuanya disimpen sendiri. apa dikira yang kerja disini semuanya menguasai ilmu kebatinan?
iya deh... dia lebih tinggi jabatannya daripada aku. tapi apa ya nggak bisa kalo perlu apa-apa bicara langsung. ada telepon, ada komputer dengan internet 24 jam. kalau memang mau, kapanpun bisa chatting, bisa kirim email kalo malas denger suaraku yang kata orang empuk... (minimal waktu masih jadi radio DJ). dia nggak tau apa ya, kalo bersikap stone cold kayak gini, yang rugi tetep aja dia sendiri. mendingan kalo enak kayak es krim Cold Stone, seperti pernah dikatakan Pak Hadi Husni, PHD jurusan Tata Boga. apa dikiranya segala-gala bisa dia selesaikan sendiri? coba kalau semua orang disuruh libur dan dia aja yang jagain kantor. apa bener bisa ngrantasi gawean? (translation: accomplish the mission)
yang sempat bikin aku geleng-geleng kepala juga adalah yang kekeuh banget jadi benteng pertahanan di tempat yang nggak seharusnya. kalo di klub olahraga, posisi defender itu sangat penting. tapi kalo dalam teamwork, mana bisa selalu defensif begitu. bikin salah itu udah mengacaukan kerja. makin parah kalau ditambah dengan nggak mau mengakui kesalahan yang diperbuat. berusaha dengan segala macam cara mempertahankan sesuatu yang udah nggak benar. kalau pun dianggap menang dalam perdebatan, pasti menangnya maksa dan babak belur. aku kasih tau yaa... kalo orang mengakui kesalahannya, ngeberesin masalah akan lebih gampang. lagipula, bikin salah itu kodratnya manusia. kalo kamu nggak pernah salah, bener terus... sempurna terus... jangan-jangan kamu siluman...
tapi sampai hari ini, belum ada yang bisa mengalahkan manipulator. ditangannya, yang buruk jadi baik, yang kemilau jadi berkarat, yang fakta diputar balikkan... orang-orang kayak gini memang mestinya jadi penulis skenario sinetron atau film ajah. biar tokoh antagonisnya nggak membosankan. khayalannya tentang kebenaran dalam ukuran miliknya sendiri benar-benar mengagumkan. beda orang ngomongnya bisa lain, dan dampak yang ditimbulkan bisa bikin takjub. kalo dia kasih aporan, yang denger paling belakangan bisa menerima informasi yang 180° letaknya dari posisi awal.
sekarang ini yang bikin aku paling nggak suka adalah karena kepalaku jadi berisi hal-hal negatif juga. tolong berhenti... jangan bicara apa-apa lagi padaku tentang urusan-urusan kalian yang nggak penting banget itu! aku mau pikiranku jernih dan kepalaku bersih! biar otakku bisa dipakai buat mikirin hal-hal lain. Hayden Christensen, misalnya.
sayang, aku nggak sekantor sama FHM. aku bayangkan dia akan masuk ke ruangan membawa karton putih besar dengan gaya seperti gadis pembawa papan ronde di pertandingan tinju. di kartonnya tertulis; BUBAR! BUBAR! ADA KAMTIB!!
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Tuesday, September 05, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
5 comments:
xixixi....makanya yoga ranjang secara rutin
merid neeng...meriid
komputernya namanya bob?
hi spongebob
Penat dengan rutinitas pekerjaan?
Bosan dengan tugas yang serba mendadak dan selalu urgent?
Ingin lebih lama menikmati tayangan di televisi? (Termasuk dengan segala acara gosipnya)
Merasa bersalah karena tidak memiliki cukup waktu bersama keluarga?
Kami memiliki solusinya!
Jadilah pengangguran!
*akakakakak!*
namanya jg kuli..ya gitu deh
Post a Comment