Tuesday, March 23, 2010

is diamond forever?

entah berapa bayaran Frances Gerety saat dia mencetuskan kalimat yang mengguncangkan jagat raya dan kebenarannya diamini ratusan juta orang di seluruh penjuru dunia sampai hari ini: A Diamond Is Forever.
setiap tahun, sekitar 130 juta karat, atau sekitar 26 ton berlian ditambang, dipotong dan dipoles. dengan jumlah sebanyak itu, mestinya berlian memang bukan batu mulia yang paling langka atau yang paling mahal harganya.
adalah India, negara pertama yang memiliki catatan tertulis mengenai berlian. disebutkan bahwa batu ini adalah batu mulia yang indah dan mampu memotong benda-benda keras. dari India, berlian menyebar ke seluruh penjuru dunia, dan akhirnya sampai ke Eropa. di Asia Tenggara sendiri, berlian ditemukan di Kalimantan, dan sudah jadi salah satu komoditi perdagangan antar-pulau dan antar-kerajaan di sekitar Selat Malaka sejak abad 7 Masehi.
tapi selama berabad-abad, berlian sebetulnya bukan satu-satunya batu mulia, dan kedudukannya juga nggak penting-penting amat. maksudnya, baru di abad pertengahan mulai ada yang memakainya jadi mata cincin pertunangan. walopun memang, sudah mulai muncul mitos-mitos bahwa:
  • berlian yang dipasang di lengan kiri akan membuat seseorang memenangkan pertarungan di medan perang, gak peduli berapa banyak lawannya.
  • menyembuhkan orang yang sakit jiwa atau suka jalan sambil tidur.
sebenarnya baru pada abad ke-19, keributan soal berlian dimulai setelah penemuan berlian sebesar lebih dari 80 karat di Afrika Selatan. dari sanalah awalnya perusahaan bernama De Beers, yang didirikan oleh seorang saudagar Inggris, yang kemudian berhasil menguasai hampir seluruh tambang berlian yang ada di Afrika Selatan.
penemuan tambang berlian baru di Afrika Barat yang dikuasai Jerman, Perang Dunia I dan kenyataan bahwa jumlah temuan berlian jauh lebih banyak daripada permintaannya, membuat De Beers berusaha mencari strategi untuk meningkatkan penjualan berlian sekaligus mengontrol harga dan peredarannya di pasaran. bekerjasama dengan Sindikasi Berlian Inggris, ditetapkanlah harga jual berlian, harga beli kembali dalam jumlah tertentu. sejak itu, tidak ada surplus berlian di pasaran, yang dapat mengancam harganya jadi turun.
selain itu, dimulailah kampanye besar-besaran untuk menjadikan berlian sebagai batu wajib untuk merayakan ikatan cinta. cincin pertunangan bertatahkan berlian adalah perlambang paling suci untuk menyatakan niat sejati membawa hubungan antara dua insan menuju pelaminan. bahwa keabadian cinta setara dengan keabadian kilau berlian, yang karena ukurannya enam karat, bisa membuat setiap orang yang melihat terperangah, lalu buru-buru memakai kacamata hitam.
dan berhasil! seperti disihir, pesona iklan cincin berlian memikat hati para gadis, yang memimpikan pertunangan mereka disempurnakan kilau yang ditunjang oleh besar karatnya, kejernihannya, bentuk serta potongannya, warna batunya dan kualitasnya. jumlah taburan berlian, berbanding lurus dengan kedalaman perasaan seorang laki-laki. sebegitu dalam, sehingga ia bersedia menguras isi dompet untuk sebutir dua butir batu yang kata Ron White "will shut her up... for one minute!"
di Afrika, berlian sering digunakan sebagai alat pembayaran pembelian senjata dan peralatan perang, kayak yang di film Lord of War itu, loh! makanya ada sebutan blood diamond, untuk berlian yang berlumuran darah, karena darinya, konflik bersenjata dan para faksi yang bertikai bisa terus menghilangkan lebih banyak nyawa.
Wikipedia menyebutkan bahwa saat ini, setiap tahunnya, ada sekitar 100 ton berlian sintetis yang juga beredar di pasaran. yang sintetis ini kabarnya sama sekali tidak bisa dibedakan dari berlian asli yang ditambang dari dalam bumi. bahkan, para pengusaha tambang berlian sekarang sedang sibuk mencari cara membedakannya, selain hanya dengan sertifikat (yang tentu mudah saja dipalsukan).
tadi pagi waktu aku membahas ini semua dengan Naomi, tiba-tiba dari radio melantun lagu "Breakfast at Tiffany's"
jadi kesimpulannya, apakah berlian itu abadi?
ah, itu cuma trik dagang aja, kok.

Friday, March 12, 2010

sinar swiss

alkisah, di akhir abad ke-19, seorang Jawa menyasar sampai ke Swiss. syahdan, si orang Jawa ini senang memotret, sampai ketika anaknya lahir, besar dan kemudian mulai membuat kamera sendiri. kamera ini dirancang dan dibuat di Swiss, menggunakan teknologi terbaik Swiss-Jerman, yang membuat negara tersebut dikenal dengan barang-barang bermutu tinggi seperti jam tangan kelas satu. tapi jauh di dalam hatinya, meskipun telah tinggal, beranak pinak dan mengadopsi kebudayaan serta pola pikir Swiss, keluarga ini tetap menganggap Jawa sebagai tanah air dan tumpah darah mereka. karena itulah, kamera mahal nan hebat ini diberi nama: Sinar *interpretasi seenaknya dari info sejarah kamera Sinar dengan gambar yang diambil dari website dengan semena-mena. sambil rada iri sekaligus pengen sama kamera baru punyaan bos*

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...