"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Friday, March 12, 2010
sinar swiss
alkisah, di akhir abad ke-19, seorang Jawa menyasar sampai ke Swiss. syahdan, si orang Jawa ini senang memotret, sampai ketika anaknya lahir, besar dan kemudian mulai membuat kamera sendiri.
kamera ini dirancang dan dibuat di Swiss, menggunakan teknologi terbaik Swiss-Jerman, yang membuat negara tersebut dikenal dengan barang-barang bermutu tinggi seperti jam tangan kelas satu.
tapi jauh di dalam hatinya, meskipun telah tinggal, beranak pinak dan mengadopsi kebudayaan serta pola pikir Swiss, keluarga ini tetap menganggap Jawa sebagai tanah air dan tumpah darah mereka. karena itulah, kamera mahal nan hebat ini diberi nama: Sinar
*interpretasi seenaknya dari info sejarah kamera Sinar dengan gambar yang diambil dari website dengan semena-mena. sambil rada iri sekaligus pengen sama kamera baru punyaan bos*
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
2 comments:
Walah, bikin kaget saja :D
Kupikir tulisan tentang menikmati sinar mentari pagi di swiss -_-!
Post a Comment