ide menanam sesuatu yang harganya bisa mencapai harga ratusan juta rupiah bisa terdengar menggelikan sekaligus keterlaluan. apalagi kalau yang ditanam bukan saham, atau modal asing, yang tampaknya memang bisa mencapai angka yang fantastis dalam waktu sekejap. yeah, ini masih tentang Anthurium. tanaman yang bentuknya biasa-biasa saja dan nggak berbunga, tapi bikin heboh dimana-mana karena harganya mahal nggak masuk akal, tapi kok ya anehnya banyak yang percaya, ngantri beli dan lalu mengoleksinya. beneran deh, kalo dibandingkan dengan Heliconia yang bunganya cantik dan bentuknya macam-macam dan 150 spesiesnya bisa mencerahkan dunia, rasanya Anthurium nggak sampe segitunya.
tapi dalam keadaan terjepit karena kamu lupa hari ulang tahun ayahmu, menawarkan membelikannya satu tanaman Jenmanii atau Jungle Buzz dengan dua daun mungil sebagai hadiah ulang tahun membuat kekhilafanmu dilupakan seketika. walaupun jauh dalam hatimu, kamu rada menyesal karena itu berarti membuat ayahmu terbenam dalam jurang kesesatan jebakan batman para pedagang tanaman hias.
dan waktu kamu menengok tanaman yang tersimpan rapat di loteng rumah, di sebelah tempat menjemur pakaian, dalam pot yang tersusun rapi, berpagar kawat untuk melindunginya dari tikus yang suka tiba-tiba datang dan memakan daunnya, yang kamu lihat yaa... tanaman biasa. dan ingatan bahwa tikus menyukainya membuatku percaya kalau daun-daun yang mengkilap ini rasanya pasti enak. bayangkan kalau ditumis dengan jamur kuping, daun kucai dan irisan tipis daging sapi berbumbu lada hitam. hmmm...
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Thursday, March 20, 2008
Wednesday, March 19, 2008
from Africa
menandak-nandak adalah suatu jenis gerakan yang dilakukan oleh gajah di sirkus, yaitu dengan mengangkat kedua kaki depan, lalu meloncat-loncat dengan dua kaki belakang, yang biasanya disusul dengan tepuk tangan membahana dari penonton.
beberapa hari yang lalu, gerakan menandak-nandak itu aku lakukan. di kantor.
penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah benda yang foto-fotonya kupajang disini. dua puluh lembar cetakan kartu yang gambarnya pemandangan cantik dari Afrika.
hadiah yang manis, dari teman yang baik hati.
terima kasih, Wesly!
*hugs*
Tuesday, March 11, 2008
waktu bermobil bersama
sore itu, kami mendatangi deretan toko kembang di pinggir jalan dari Setiabudhi Regency naik ke atas. masih sama nggak sih nama jalannya? dan juga menyaksikan banyak mobil yang menyemut karena mendadak daerah sekitar situ jadi macet. kayaknya sih kemacetan itu disebabkan oleh mobil yang kami tumpangi yang berhenti begitu saja di depan toko kembang. tapi masa iya sih? kan mobilnya cuma satu yang diparkir. pastilah yang jadi biang kemacetan adalah mobil yang tetap memaksa jalan padahal udah tau, jalannya sempit dan mobil kami parkir disitu. hihihi...
mobil kami, seolah-olah aku ikutan patungan belinya. padahal cuma nebeng ikut duduk, selain ikutan membantu upaya Jeng Mira memenuhi bagasinya dengan tanaman. yang mula-mula mau beli satu atau dua tanaman saja, pada akhirnya jadi kegiatan yang lebih tepat disebut kalap. kalo yang bunganya merah dibeli, masa yang bunganya kuning nggak? dan kalau yang kuning dibeli, mestinya yang ungu juga. maka tanaman air, tanaman darat, tanaman gantung, dan tanaman rambat semuanya dengan sukses mengisi bagasi dan juga lantai jok belakang. jangan tanya nama tanamannya apa. karena ada satu yang aku inget bentuk bunganya, dan aku yakin banget kalo nama bunga itu semacam gabungan antara disleksia dan clamydia.
waktu beranjak dari situ untuk pergi beli sepatu, terbersit ide buat mendengarkan lagu. ceritanya ini soundtrack hidupnya Abi. katanya sih yang menyanyikan White Snake. dan judulnya Here I Go Again. dan tentu saja aku segera menyanyikan lagunya dengan riang gembira;
Here we go again, fighting things we never win
It seems our love was standing still
I'm sorry now
It's funny how
I don't feel the love
I just hear the words
tapi karena ternyata liriknya salah, lagu ini dianggap gagal, digantilah dengan Sheryl Crow, waktu menyanyikan Dyer Maker. walaupun setelah diputar yang keluar adalah versi Led Zeppelin. hihihi...
I I I I I I
All those tears I cry, I I I I
All those tears I cry, oh oh, I I
Baby, please don't go
dengan segera, secara otomatis ada kekuatan yang menguasai tubuh, untuk bergaya seperti lukisan-lukisan di piramida Mesir. tau 'kan? tarian a la Cleopatra?
nah, coba bayangkan lagu itu, dan gaya itu... lalu gabungkan. cocok kan? sebegitu cocoknya sampai kami nyaris masuk selokan karena Abi lupa kalo dia sedang nyetir dan gerakan tarian itu tidak menunjang kegiatan menyetir.
When I read the letter you wrote me
it made me mad mad mad
When I read the words that it told me
It made me sad sad sad
But I still love you so
I can't let you go
I love you
Ooh baby I love you
sore itu, kami sepakat untuk jadi norak saja. membuka jendela mobil, menyetel musik keras-keras dan ikut bernyanyi dengan suara seadanya. lagu-lagunya tentu lagu yang digilai anak muda pada jamannya masing-masing. yang isinya tentang cinta, yang cheesy, yang bercerita tentang hati yang luka dengan pedih dan perih. You let me drowning in my tears-lah...
mulai dari Counting Crows yang lagu-lagunya semua bercerita, Bon Jovi yang nggrantes dan mengiris hati, juga Aerosmith, yang ... terlepas dari penampilannya yang garang, kalo lagi patah hati sih, tetep aja menangis-nangis...
Girl, before I met you I was F.I.N.E. Fine
but your love made me a prisoner, yeah my heart's been doing time
You spent me up like money, then you hung me out to dry
It was easy to keep all your lies in disguise
Cause you had me in deep with the devil in your eyes
Tell me what it takes to let you go
Tell me how the pain's supposed to go
Tell me how it is that you can sleep in the night
Without thinking you lost everything that was good in your life to the toss of the dice?
ah, betapa menyenangkan sore itu. percakapan yang seru dengan teman-teman yang baik hati dan penuh perhatian. dan nggak habis-habisnya kita tertawa sekalian bergosip. kehangatan suasana sore dan senja Jumat itu masih bisa kuingat sampai saat ini.
mobil kami, seolah-olah aku ikutan patungan belinya. padahal cuma nebeng ikut duduk, selain ikutan membantu upaya Jeng Mira memenuhi bagasinya dengan tanaman. yang mula-mula mau beli satu atau dua tanaman saja, pada akhirnya jadi kegiatan yang lebih tepat disebut kalap. kalo yang bunganya merah dibeli, masa yang bunganya kuning nggak? dan kalau yang kuning dibeli, mestinya yang ungu juga. maka tanaman air, tanaman darat, tanaman gantung, dan tanaman rambat semuanya dengan sukses mengisi bagasi dan juga lantai jok belakang. jangan tanya nama tanamannya apa. karena ada satu yang aku inget bentuk bunganya, dan aku yakin banget kalo nama bunga itu semacam gabungan antara disleksia dan clamydia.
waktu beranjak dari situ untuk pergi beli sepatu, terbersit ide buat mendengarkan lagu. ceritanya ini soundtrack hidupnya Abi. katanya sih yang menyanyikan White Snake. dan judulnya Here I Go Again. dan tentu saja aku segera menyanyikan lagunya dengan riang gembira;
Here we go again, fighting things we never win
It seems our love was standing still
I'm sorry now
It's funny how
I don't feel the love
I just hear the words
tapi karena ternyata liriknya salah, lagu ini dianggap gagal, digantilah dengan Sheryl Crow, waktu menyanyikan Dyer Maker. walaupun setelah diputar yang keluar adalah versi Led Zeppelin. hihihi...
I I I I I I
All those tears I cry, I I I I
All those tears I cry, oh oh, I I
Baby, please don't go
dengan segera, secara otomatis ada kekuatan yang menguasai tubuh, untuk bergaya seperti lukisan-lukisan di piramida Mesir. tau 'kan? tarian a la Cleopatra?
nah, coba bayangkan lagu itu, dan gaya itu... lalu gabungkan. cocok kan? sebegitu cocoknya sampai kami nyaris masuk selokan karena Abi lupa kalo dia sedang nyetir dan gerakan tarian itu tidak menunjang kegiatan menyetir.
When I read the letter you wrote me
it made me mad mad mad
When I read the words that it told me
It made me sad sad sad
But I still love you so
I can't let you go
I love you
Ooh baby I love you
sore itu, kami sepakat untuk jadi norak saja. membuka jendela mobil, menyetel musik keras-keras dan ikut bernyanyi dengan suara seadanya. lagu-lagunya tentu lagu yang digilai anak muda pada jamannya masing-masing. yang isinya tentang cinta, yang cheesy, yang bercerita tentang hati yang luka dengan pedih dan perih. You let me drowning in my tears-lah...
mulai dari Counting Crows yang lagu-lagunya semua bercerita, Bon Jovi yang nggrantes dan mengiris hati, juga Aerosmith, yang ... terlepas dari penampilannya yang garang, kalo lagi patah hati sih, tetep aja menangis-nangis...
Girl, before I met you I was F.I.N.E. Fine
but your love made me a prisoner, yeah my heart's been doing time
You spent me up like money, then you hung me out to dry
It was easy to keep all your lies in disguise
Cause you had me in deep with the devil in your eyes
Tell me what it takes to let you go
Tell me how the pain's supposed to go
Tell me how it is that you can sleep in the night
Without thinking you lost everything that was good in your life to the toss of the dice?
ah, betapa menyenangkan sore itu. percakapan yang seru dengan teman-teman yang baik hati dan penuh perhatian. dan nggak habis-habisnya kita tertawa sekalian bergosip. kehangatan suasana sore dan senja Jumat itu masih bisa kuingat sampai saat ini.
Sunday, March 09, 2008
punk heroes
kalau lain kali bermaksud memberi nama anak laki-laki, pertimbangkanlah nama Fathur dan Eka. suatu hari nanti mungkin mereka akan tumbuh menjadi remaja tanggung berusia belasan yang dengan yakin memakai kaus Ramones berwarna hitam, bercelana selutut dengan warna yang sama dan memotong rambut seperti Davey Havok. mereka akan merokok sambil nongkrong di sebuah tempat pencucian mobil di pinggir jalan, merundingkan balasan yang tepat untuk sebuah sms, sambil tertawa-tawa.
lalu suatu kali, mereka akan bertemu dua orang gadis yang sedang bermotor berkejaran dengan jalanan pada suatu tengah malam saat langit bertaburan bintang. dua gadis malang yang menemukan ban belakang motor mereka kempes, di by pass Sanur yang tak pernah mati, dalam perjalanan mereka menuju Ubud dari Bandara Ngurah Rai.
jika mereka bernama Fathur dan Eka, mereka akan membantu gadis-gadis itu. menyeberangkan motor yang kempes melintasi jalanan. membangunkan dua orang yang tidur lelap di dua tempat tambal ban yang berbeda, meskipun keduanya menolak membantu dengan alasan 'yang mengerjakan tidak ada' dan 'saya nggak bisa mengerjakan itu'. tanpa menyerah, mereka mendorong motor itu lagi, lalu menemukan satu rumah tukang tambal ban yang lain, yang keluar dengan jeans dan bertelanjang dada, dan setelah ragu selama setengah menit setuju untuk membantu.
"tolong bantu, pak" begitu kata mereka setiap kali.
jika mereka bernama Fathur dan Eka, dan jika mereka bergaya penampilan punk, mereka akan rela membangunkan lagi tukang bengkel yang letaknya dua ratus meter dari tempat itu, untuk membeli ban dalam, dan tidak mudah menyerah pada tulisan 'kalau sudah malam tolong jangan ganggu' yang terpasang di pintu. karena mereka tahu, meskipun saat itu sudah lewat jam 12 malam, gadis-gadis ini harus segera pulang.
dan karena jiwa kepahlawanan dalam diri, mereka menolak diberi uang lalu memilih berlalu setelah setuju berjabat tangan dan berkenalan dengan gadis yang berjaket ungu, yang dalam hati berjanji akan menyebarluaskan cerita kepahlawanan mereka.
because they're my punk heroes.
dan aku harap siapapun yang menunggu balasan sms dari Fathur atau Eka malam itu tidak gusar.
lalu suatu kali, mereka akan bertemu dua orang gadis yang sedang bermotor berkejaran dengan jalanan pada suatu tengah malam saat langit bertaburan bintang. dua gadis malang yang menemukan ban belakang motor mereka kempes, di by pass Sanur yang tak pernah mati, dalam perjalanan mereka menuju Ubud dari Bandara Ngurah Rai.
jika mereka bernama Fathur dan Eka, mereka akan membantu gadis-gadis itu. menyeberangkan motor yang kempes melintasi jalanan. membangunkan dua orang yang tidur lelap di dua tempat tambal ban yang berbeda, meskipun keduanya menolak membantu dengan alasan 'yang mengerjakan tidak ada' dan 'saya nggak bisa mengerjakan itu'. tanpa menyerah, mereka mendorong motor itu lagi, lalu menemukan satu rumah tukang tambal ban yang lain, yang keluar dengan jeans dan bertelanjang dada, dan setelah ragu selama setengah menit setuju untuk membantu.
"tolong bantu, pak" begitu kata mereka setiap kali.
jika mereka bernama Fathur dan Eka, dan jika mereka bergaya penampilan punk, mereka akan rela membangunkan lagi tukang bengkel yang letaknya dua ratus meter dari tempat itu, untuk membeli ban dalam, dan tidak mudah menyerah pada tulisan 'kalau sudah malam tolong jangan ganggu' yang terpasang di pintu. karena mereka tahu, meskipun saat itu sudah lewat jam 12 malam, gadis-gadis ini harus segera pulang.
dan karena jiwa kepahlawanan dalam diri, mereka menolak diberi uang lalu memilih berlalu setelah setuju berjabat tangan dan berkenalan dengan gadis yang berjaket ungu, yang dalam hati berjanji akan menyebarluaskan cerita kepahlawanan mereka.
because they're my punk heroes.
dan aku harap siapapun yang menunggu balasan sms dari Fathur atau Eka malam itu tidak gusar.
Subscribe to:
Posts (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...