dalam satu hari, aku mendapatkan jawaban dari tiga pertanyaan yang penting tapi nggak penting tentang Bali.
1. kenapa sebagian besar orang Bali kulitnya cokelat?
2. kenapa semua perempuan memanjangkan rambut?
3. kenapa semua orang Bali punya julukan?
semuanya aku dapatkan waktu ikut Melasti (bisa juga disebut Melis) ke Pantai Purnama, kemarin. Melasti adalah upacara penyucian yang biasanya diadakan sebelum Nyepi atau Odalan di pura. Odalan bisa disetarakan dengan ulang tahun. karena Odalan didasarkan pada Pawukon yang siklusnya setiap 6 bulan sekali, maka Odalan juga diadakan dengan interval yang sama.
yang dilakukan pada saat Melasti adalah membawa semua perlengkapan dan peralatan yang akan dipergunakan saat Odalan ke laut atau sungai untuk disucikan. berbeda dengan Hindu di India yang melakukan penyucian dengan membasuhnya di Sungai Gangga atau Yamuna, di Bali konsep penyucian lebih kepada membuang hal-hal yang buruk ke laut, yang terletak di tempat yang rendah, sehingga dianggap tidak suci. kalo dirunut balik, laut jadi tidak suci karena ada banyak kotoran (yang tidak suci) dibuang ke laut.
upacara itu dimulai dengan berjalan kaki dari tempat parkir ke pantai. dari sini aja bisa dilihat kalau ritual yang dilakukan orang Bali sarat dengan tradisi dan setiap detilnya merupakan art performance yang kolosal. ratusan orang dari tujuh banjar yang bernaung dibawah Pura Dalam Puri, berpakaian putih, berjalan dengan ritme yang sama menuju satu arah. sampai di pantai, semua duduk bersimpuh ke arah laut, lalu iring iringan orang yang membawa panji-panji, tombak, barong, boneka raksasa penjaga pura selama odalan (laki-laki dan perempuan) serta berbagai jenis peralatan upacara lewat satu demi satu, sebelum berkumpul di tengah lokasi upacara. Banten atau sesajen juga dikumpulkan di satu tempat. lalu pemangku mulai bekerja, membunyikan bel, menyanyikan mantra, memercikkan air suci.
aku mengamati apa yang terjadi, mengambil foto, berusaha mendengarkan mantra yang dinyanyikan tapi tidak berhasil menangkap satu patah kata pun yang dapat kumengerti. matahari jam 2 siang terasa panas membakar. tidak ada atap atau tenda untuk berlindung. aku membawa payung tapi angin terlalu kencang sehingga payungku tidak akan bisa berdiri tegak. karena upacara yang dilengkapi acara terpanggang matahari semacam inilah orang Bali berkulit cokelat.
dari saat mulai duduk bersimpuh, menyaksikan upacara penyucian yang dilengkapi acara melepas bebek ke laut, mabakti atau berdoa dengan menyelipkan sejumput bunga diujung jari yang ditangkupkan kemudian mengangkatnya ke dahi, sampai akhirnya menerima air suci... seluruh prosesnya makan waktu sekitar dua jam. selama itu angin bertiup kencang dan rambutku yang pendek berhamburan dipermainkan angin. kalau rambutku panjang seperti semua perempuan Bali, aku akan bisa mengikatnya, menyanggulnya, atau menahannya dengan jepit supaya nggak berantakan.
dalam upacara-upacara massal seperti yang aku saksikan kemarin, ratusan orang berkumpul. untuk memudahkan pencarian orang diantara sekian banyak yang ngayah (bekerja bersama) di pura atau berjalan bersama ke laut, tentu saja lebih gampang pake nama julukan. bayangkan kalo memanggilnya dengan
"hei! Wayan!" atau "hei, Nyoman!" pasti ada puluhan orang yang menoleh sekaligus, soalnya nama Bali kan semuanya sama-sama didasarkan pada urutan kelahiran dalam keluarga. karena itu nama julukan seperti Jamrud akan membedakan Ketut Artana yang supir dari Ketut Artana yang di Restoran. atau Sudiana yang pelukis dengan Sudiana yang pengusaha kayu akan mudah dibedakan karena yang pelukis dipanggil Bonuz.
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Tuesday, June 27, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
9 comments:
WAH! Menarik ya.
Pengen banget ke sanaaaa.. mau lihat fotonya dongggg..
1. karna orang bali ngga takut jadi item karna matahari...
2. ya karna rambut panjang itu banyak yg suka *ngasal*
3. ya itu, seperti yg ina bilang... banyak yang namanya sama...
mulai hari ini julukan bali buat Ina adalah : KONCRENG!!! hauhauhauhauahu
Kenapa rambut panjang? ya biar kalo di ribonding nanti khan bisa kelihatan lebih indah getoh!
Wah..wah..baru tau soal yg begini.. Makasih ya mbak.
*nambah ilmu*
Wah..wah..baru tau soal yg begini.. Makasih ya mbak.
*nambah ilmu*
1. I'm not...
2. Not anymore
3. My sobriquet, 'ebo bagus genjing'... because my real name... nobody want to know...
1. klo gag coklat ya bukan orang bali
2. karena dia mampu beli shampo mahal
3. karena kemungkinan nama mirip sangat besar
Cool blog, interesting information... Keep it UP 1989 frigidaire refrigerators basecamp pda case celexa Buy 120 tablets fioricet usa celexa order online celexa china celexaincreased sexual drive Discontnued avon perfumes South dakota artesian laser tatoo removal Quit taking paxil cr celexa Maternity clothing clothing and apparel worldsearch com Pain relief oxycontin free black jack mini headphone jack Dimensions of a king size mattress
Post a Comment