Saturday, January 10, 2009

surat untuk editor buku-buku Andrea Hirata

Newsweek memasukkan nama Eric Schmidt dan Jimmy Wales sebagai dua dari lebih kurang 50 orang dalam daftar The Global Elite-nya tahun ini. tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam daftar itu, karena orang-orang ini dianggap mempengaruhi jalannya dunia sepanjang tahun 2008.

Schmidt memimpin Google, sebuah perusahaan yang mengelola mesin pencari yang paling sibuk di seluruh dunia, yang memberi alamat email secara gratis dengan kapasitas inbox paling besar, sekaligus jadi perusahaan di dunia maya dengan inovasi iklan baris yang paling efektif, karena menampilkan daftar iklan sesuai dengan hal-hal yang dicari, atau sesuai kata-kata kunci yang terdapat dalam email.

sementara Wales membangun Wikipedia, sebuah ensiklopedi virtual merangkap kamus sekaligus perpustakaan, yang berisi 11 juta artikel. seluruhnya bisa dibaca, diunduh dan di-copy-paste secara gratis. bahkan tanpa iklan. dalam 262 bahasa. karena ambisinya adalah memuat seluruh pengetahuan yang ada di dunia, untuk bisa diakses dengan bebas oleh siapa saja. karenanya tak heran, sebuah catatan menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2008, Wikipedia diakses sekitar 250 juta kali.

tapi buatmu, barangkali, nama dua orang ini, dan atau perusahaannya, tidak penting sama sekali. karena aku curiga kamu tidak pernah mendengar, mengetahui, atau menggunakan layanannya. alasan kecurigaanku sebenarnya sederhana. karena naskah hasil suntinganmu yang terbit sebagai "Laskar Pelangi", "Sang Pemimpi" dan "Edensor", tidak layak publikasi. dan kesalahan-kesalahan di dalamnya, adalah kesalahan yang dengan mudah dapat diperbaiki, kalau saja kamu mau mengetikkan kata-kata dan istilah yang tidak kamu ketahui artinya, yang terasa ganjil, atau kurang meyakinkan, pada dua kotak pencari di dua situs ini. Google dan Wikipedia.

percayalah, aku sudah membaca ketiga buku Andrea Hirata sebelum menulis post ini. dan kalau aku membacanya lebih dari dua kali, dengan gaya suntingan yang sama, aku akan melemparkan ketiga buku (yang sudah ditandatangani Andrea) itu, ke tong sampah.

kenikmatan membaca sama sekali hilang ketika menemukan banyak kesalahan tulis yang sebenarnya bisa diperbaiki dengan mudah kalau saja kamu mau membaca naskahnya sekali lagi dengan hati-hati. begitu juga dengan penulisan kata-kata atau istilah dalam Bahasa Inggris. ingin rasanya aku meneleponmu untuk memberi tahu bahwa dalam software Microsoft Word (yang bisa kamu akses dengan mudah di nyaris seluruh komputer di Indonesia ini) ada tool untuk mengecek spelling and grammar.

jadi kalau ketiga hal ini digabungkan, lalu katakan kamu membekali dirimu dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (yang sudah ada versi online-nya juga) saat mengedit "Edensor", akan dengan mudah bisa kamu temukan bahwa Perancis itu selayaknya ditulis dengan menambahkan 'e' diantara huruf 'p' dan 'r'.
lalu 'kemistri' itu tidak ada, karena dalam Bahasa Indonesia kata lain untuk chemistry adalah kimiawi.
bahwa irresistible itu tidak seharusnya ditulis irresistable.
bahwa yang sunyi sepi itu quiet, bukannya quite dan nothing to lose adalah penulisan yang benar, bukannya nothing to loose.
perlu juga aku tambahkan bahwa ibukota Finlandia adalah Helsinki, bukannya Helsinky.
sementara Thomas Alva Edison itu berbeda dengan Thomas Alpha Edison, dan Benjamin Franklin tidak pernah jadi Presiden Amerika Serikat.

lalu, sebagai orang yang suka mendengarkan musik dan menonton film, aku harus menegaskan padamu bahwa judul lagu The Doors yang paling legendaris dan liriknya dikutip oleh Andrea dalam bukunya adalah The End! kok bisanya dengan semena-mena kamu membiarkan judulnya diubah jadi End of Night?!

dan kalaupun sebagian besar penduduk Indonesia dari Belitong sampai Timika tidak pernah sampai ke makam Jim Morrison, jangan sampai mereka salah paham dengan lagu The Doors yang paling penting itu. lalu kaitannya dengan menonton film, tahukah kamu kalau The Sound of Music itu sama sekali bukan kisah mengenai petani dan domba-domba gemuk?! kamu benar-benar membuatku geleng-geleng kepala. tak habis pikir.

sekarang aku jadi ragu-ragu untuk membaca Maryamah Karpov.
bisakah kamu meyakinkanku kalau suntingan untuk buku ini lebih baik daripada buku-buku sebelumnya?
sudah lama aku ingin menulis surat ini. kupikir dengan terbitnya Maryamah Karpov, saat yang tepat telah tiba.

salam,
Dian Ina

13 comments:

Philip Yusenda said...

Oh gitu yah?
Untung belum pernah baca bukunya Andrea Hirata :D

Kadek Kris said...

Bravo!!! Trims Ina, sudah berani bicara lantang, lugas dan jelas. Semoga para penyunting Andrea Hirata menerima tanggapanmu... Meski setahuku Laskar Pelangi naik cetak tanpa suntingan sama sekali dari penerbit... Andrea Hirata sendiri mah politisi ulung bermuka super tebal. Jangan harap mendapat jawaban koheren dari *beliau*.

M Fahmi Aulia said...

ga dikirim ke surat pembaca?

Dian Ina said...

coba tolong dikirimin, koh.
tia.

inicuma said...

salut mbak, sampyan berani mengkritisi buku-buku suntingan Andrea Hirata

Dian Ina said...

Oeoes,
harap dibedakan antara penyunting dan pengarang. Andrea Hirata itu pengarangnya. saya menulis surat untuk para penyuntingnya (editornya).

Irma Anintya said...

ah..aku mah brenti dr sejak baca Laskar pelangi..waktu itu kupikir bagus novelnya..tp kok tidak tertarik buat baca ulang yah hihihi..
buku2 selanjutnya...hoream *maaph, kata sunda*

Anonymous said...

ah ternyata sang editor banyak lolosnya..

saya jg masi banyak salah nulis ampe pernah saya catet di (sori ninggal link) http://daniiswara.net/2008/02/28/istilah-kesehatan-kedokteran-di-kbbi-daring/
kl ada tambahan koreksi, sila ya mb ina :)
kl bingung kadang tanya kbbi daring ato mb ratna
lain kali saya todong mb ina jg ya..

Adis Rininta said...

@Irma : sama dong, aku juga baca cuma Laskar Pelangi aja dan engga tertarik untuk baca lanjutannya.

@Ina : Kayaknya buku-buku lanjutan Laskar Pelangi dicetak kejar tayang. kalo di sinetron istilahnya stripping...hueahuehue..dan berharap engga ada orang yang seteliti jeng ina gitchu...

Anonymous said...

waks, gue telat baca post ini.
tapi emang gak tertarik sih baca karya2 Hirata. mungkin karena ulasan2 di Kampung (yg sebagian besar ditulis oleh penulis post ini).

oya. gue barusan selesai baca terjemahan Body of Lies - David Ignatius. penerjemahnya mengartikan "internal affairs" (di kepolisian AS) sebagai "Departemen Dalam Negeri". dengan huruf awal yang besar pula. diulang sekian kali.

argh.

adil rahman said...

duh kalian ini.ternyata orang yang terlalu pintar ternyata gak mudah ya menikmati dunia dan menghargai orang lain.ini dunia saudaraku bukan surga.kesalahan adalah hal yang wajar selama gak ada yang dirugikan.
Aku yakin Kalian ini para jenius,kreativ,pintar,pasti juga gak sekolah sembarangan,lulusan dari Universitas Terkenalpast.Tapi cobalah untuk mengerti orang lain.Ok saudaraku.kalo ada yang marah ini emailku (adila.cio@gmail.com)

inaterne said...

@adil rahman.
menurut saya, kalau ada kesalahan editing dan bahkan fakta (yang sampai sebanyak itu), berarti editornya tidak bekerja dengan baik. hal ini tentu saja menyebabkan kualitas buku ini (yang disebut) sebagai bacaan bermutu menurun. jangan remehkan penyuntingan dalam penerbitan sebuah buku.

kenyataan ini sama sekali tidak wajar. dan tentu saja sangat merugikan. mungkin penulisnya tidak merasa dirugikan. bagaimana dengan yang membeli dan membaca? telah membeli sebuah buku yang memuat begitu banyak kesalahan fakta. bagi saya itu merugikan. entah kalau untuk Anda.

kalau Anda tidak terbiasa dengan budaya kritik membangun, itu masalah Anda. saran saya, jangan lantas menuduh orang lain 'tidak bisa menghargai' dan 'tidak mau mengerti' karena orang tersebut menyuarakan sesuatu yang menurutnya tidak tepat.

anna said...

Dear Ina, saya belum pernah membaca karya Andrea Hirata. Saya juga tidak mengenal si editor. Tapi ada beberapa koreksi terhadap kritikmu. Kata yang benar memang Prancis (tanpa 'e')bukan Perancis. Alasannya, kata ini berasal dari France (tidak ada 'e' di antara 'f' dan 'r'). Ini pernah dibahas dalam forum editor media massa. Cerita lengkap nanti bisa dibeberkan lewat japri ya...

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...