Tuesday, January 06, 2009

on jealousy and paranoia

"mantanku yang kemarin itu setiaaa. tapi cemburuannya yang aku nggak tahan. dikit-dikit aku diinterogasi" katanya melalui telepon.

"dia mau tahu semua password email, facebook, YM, membaca semua sms di hpku, dan tanya-tanya setiap nama perempuan yang tertulis di situ"

"dia menelepon orang-orang yang dia curigai dengan hpku, dan menginterogasi mereka, lalu minta ketemu sama mereka" kata yang lain.

"tapi kalau sendirinya ditanya-tanya, malah marah. `kenapa sih nanya-nanya? nggak percaya ya, sama aku?`" kata yang mengaku sudah kenyang diperlakukan begitu.

"dia bahkan mau tahu isi dompetku" kata yang lain lagi menimpali. "dan setelah aku menjawab dengan jujur, dan memberinya akses pada semua hal, dia malah jadi semakin nggak percaya sama aku" tambahnya lagi.

"pernah, sekali, aku pergi ngambil motor yang baru beres diperbaiki di bengkel, terus langsung beli bensin sekalian. karena dekat, hp nggak aku bawa. setengah jam kemudian, waktu aku pulang, udah ada sms omelan karena sms-nya belum aku balas. tapi gimana caranya mbales kalo hp nggak kubawa?"

"kamu udah coba menjelaskan?" tanyaku.

"udah, lah! abis itu dia aku telepon. tapi dia marah-marah dan bilang itu cuma alasanku aja buat ketemu cewek lain"

aku diam lama dan membatin. apa yang akan dikatakan perempuan itu kalo alasan pacarnya terdengar absurd seperti: "aku mau ke rumah Joe, ngobrolin cara meng-arsipkan file. buat orang lain mungkin itu kedengeran nggak penting. tapi buat aku itu obrolan yang menyenangkan"

"dia seperti berusaha mencekikku sampai mati. aku udah capek dengan pertengkaran yang awalnya cuma kecurigaan nggak beralasan. dia tanya setiap orang yang add aku di facebook. dan mencurigaiku habis-habisan kalau aku bilang aku nggak kenal orang itu dan karenanya nggak aku add."

"dia menghapus setiap nama perempuan yang ada di hpku. dia nggak peduli itu siapa. aku benar-benar nggak tahan"

girls, those are confessions I heard from six different men in the past 30 days. 5 dari 6 hubungan itu kini telah berakhir karena bagi mereka, tidak ada masa depan bagi perempuan yang punya sindrom posesif, cemburuan dan paranoid. pada akhirnya, cinta dan kesetiaan dan semua hal yang menyenangkan dalam hubungan itu jadi lenyap ditelan racun cemburu dan curiga.

bagian terbesar dari hubungan yang sehat menurutku adalah kepercayaan. tanpa itu, mustahil kita bisa hidup tenang dalam menjalani hubungan. dan kalau seseorang belum siap mempercayai, berarti memang belum siap punya hubungan dengan siapa pun. buat yang udah pernah dikhianati, memang sulit untuk mempercayai kembali. tapi aku pikir, kita nggak bisa menyalahkan seseorang atas suatu hal yang tidak dilakukannya. kalau mantanmu berkhianat, pasanganmu yang sekarang tidak semestinya bertanggung jawab atas pengkhianatan di masa lalu itu.

menulis hal semacam ini bukan berarti aku tidak pernah mengalami dikhianati. dan belum tentu bebas dari perselingkuhan dan pengkhianatan di masa depan. tapi aku mau hidup tenang. dan mau percaya.
kamu?

ps: dan tetap waspada

2 comments:

Panthera Tigris said...

kalau mau coba memata-matai, cobalah teknologi informasi eh..RS banget ya :))

Unknown said...

jealousy lead to the dark forces...

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...