Wednesday, May 18, 2011

childhood

malam itu, kami makan bersama di area food festival sebuah mal. tempatnya nyaman. area terbuka dengan pepohonan dan meja kursi yg diletakkan di luar ruangan. deretan kedai yang menjual beraneka makanan menguarkan aroma lezat. masakan Cina, penyet-penyetan (ayam, lele, tahu, tempe), soto (daging, madura, sulung), ayam kremes dan tulang lunak, bahkan babi panggang. udara malam sejuk, area terbuka yang luas ini cukup lengang. sebuah suasana langka untuk suatu sabtu malam di sebuah mal, di jakarta. kami duduk di depan kedai sate. sudah jadi kebudayaan, pesanan kami nyaris selalu terdiri dari seporsi sate daging tanpa lemak, setengah porsi sate hati, setengah porsi sate ayam, seporsi sup ayam...
eh, laper nggak sih? membahas makanan aku jadi lapar-
malam itu, ditambahkan seporsi tongseng dalam pesanan kami. sambil menunggu pesanan, kami melihat-lihat suasana sekitar, sambil ngobrol. minuman datang, masing-masing kami menikmatinya. aku masih menyesap es jeruk yang manis-asam segar ketika tiba-tiba iparku tergelak. kami yang penasaran memintanya bercerita. masih dengan menyisakan tawa kecil, ia memulai ceritanya: "barusan ada anak kecil berdiri di depan pohon itu..." kami menoleh ke arah pohon yang tumbuh di dekat tempat duduk kami. pohon berdaun rimbun yang batangnya dililit lampu. "anak itu mengulurkan tangannya ke arah batang pohon, nggak sampe kena, sih... tapi sambil mengulurkan tangan dia bergaya seakan-akan sedang kesetrum, badannya kejang sambil ngomong 'zzzzzt... zzzzttt..' gitu" spontan kami semua tertawa geli mendengarnya. aku membatin, dia pasti merasa "oh, I am so cool" hihihi. esoknya, kami pergi ke mal lagi! kali ini ke mal lain yang punya Ace Hardware, toko perlengkapan rumah dan rumah tangga yang sejauh ini paling lengkap walaupun harganya juga paling mahal. sebegitu lengkapnya hingga kadang-kadang kita baru merasa heran karena barang itu ada, atau baru merasa perlu sama barang itu setelah melihatnya dijual di toko ini. kami sedang berjalan melintasi sederetan rak yang menjual berbagai macam kebutuhan kamar mandi waktu seorang anak perempuan berbaju merah lari-lari ke arah kami datang. tangannya digerak-gerakkan ke segala arah, sambil berteriak-teriak "buaya-buaya-buaya-buaya-buaya-buaya-buaya-buaya-buaya" terus-terusan begitu sambil terus berlari melewati kami yang terheran-heran. sejurus kemudian tawa kami pecah. ah, don't you remember how much fun we had when we we're little?

2 comments:

haridiva said...

Uniknya, saat kita kecil, kita bisa bersenang-senang tanpa merasa kelelahan :).

Unknown said...

Maturnuwun kang, sangat bermanfaat. Saya juga ada Emban Cincin Alpaka dan Emban Cincin Germanium serta Emban Cincin Anak-anak ada juga Ring Cincin Batu Akik monggo kang

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...