"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Thursday, April 21, 2011
resensi media dan humor-Nya
dalam dua minggu terakhir ini, media kita diisi dengan beberapa berita yang bikin aku geleng-geleng kepala. kombinasi antara rasa ingin ngelus dada sambil menarik nafas panjang karena prihatin, tak habis pikir, kesal dan kasihan sambil ingin memaki-maki.
seorang anggota DPR tertangkap basah menonton video porno saat sidang paripurna. belakangan berkembang istilah sidang pariporno. karena kejadian itu, si anggota DPR menjawab: saya sedang jenuh karena rapat membosankan, lalu iseng membuka link video yang dikirim teman. dari fotonya, kita bisa lihat kalau dia sedang membuka file dari direktori dalam hard disk tabletnya. menanggapi hal ini, menteri yang paling ribut tentang urusan pornografi bilang kalau mengunduh dan memiliki konten porno tidak melanggar UU ITE. hanya yang menyebarkan yang bisa terjerat.
diantara gelombang hujatan dan protes, tampaknya rencana pembangunan gedung baru DPR terus dijalankan. tiap-tiap anggota dewan akan memiliki ruangan seluas lebih kurang 800m persegi untuk bekerja bersama 5 staf. biayanya trilyunan.
50 anggota DPR di Jember akan dibelikan iPad dengan dana APBD. biaya pengadaan iPad itu 500 juta, berarti per iPad 10 juta. harga iPad Wifi 16GB adalah 4 juta menurut Apple store Indonesia. banyak diantara anggota DPR yang tidak tahu bagaimana cara memakai iPad. kabarnya, akan ada pelatihan khusus mengenai cara menggunakan benda itu.
lalu aku teringat. setelah aku bekerja, semakin aku nggak bisa menghormati pns, saking banyaknya kejadian yang aku alami sendiri, tentang bagaimana nggak tau malu dan mata duitan dan nggak bertanggung jawabnya mereka sama kerjaan mereka sendiri.
temanku dulu ada yang kerja di LSM, pendampingan untuk beberapa lembaga sosial.
beberapa kali terjadi, katanya, kalo ada sumbangan dari perusahaan (contoh: komputer) yang dilewatkan depsos yang terjadi adalah: orang depsos datang bersama perwakilan perusahaan bawa komputernya. lalu ada acara penyerahan dengan difoto-foto sebagai bukti untuk si perusahaan, kadang bawa media.
lalu besoknya, atau paling lambat dua hari kemudian, ada orang dari depsos yang akan datang dan mengambil komputer yang kemarin sudah diserahkan itu. tentu untuk dijual lagi, lalu uangnya dibagi-bagi sesama pegawai depsos
lain hari, aku mengurus perpanjangan visa sosial budaya seorang seniman yang sedang residensi.
aku datang ke loket imigrasi, mengantri, gak pake calo, surat-surat semua lengkap.
aku dicharge 2 kali lipat harga yang resmi tertera.
aku minta kuitansi, dia ngasih kuitansi biasa yang bisa dijual beli di mana-mana. tanpa cap imigrasi. aku minta cap imigrasi dan tandatangan dan kuitansi berkop.
dijawab "kalo kamu minta yang macam-macam, lebih baik visanya nggak usah diperpanjang aja. kamu ngertilah, ini kan untuk dibagi-bagi sama semua yang udah ngerjain suratnya di sini" dengan nada seolah mereka selama ini kerja di imigrasi tanpa dibayar.
aku nyerah cuma karena nggak ada loket lain di dunia ini yang bisa ngurus perpanjangan visa itu.
di waktu yang lain, mau ngurus pendaftaran merek.
waktu menelepon mengkonfirmasi syarat-syarat yang aku baca di website, mereka bilang, nanti ada petugas yang akan datang karena ada layanan keliling. ya iyalah, yang namanya layanan keliling itu oknum berseragam, datang pada hari dan jam kerja, minta biaya pendaftaran merek yang 3 kali biaya resmi.
di bagian lain negara ini, seorang anak berusia 5 tahun harus mengurus ibunya yang lumpuh dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sementara ayahnya bekerja di luar kota dan hanya kembali seminggu sekali. bicara saja dia belum sempurna, masih cadel dan pilihan katanya sama sekali nggak canggih. tapi tiap hari ia membersihkan rumah, memasak, mencuci, menyediakan air untuk keperluan ibunya.
mataku berkaca-kaca membaca berita tentang anak itu, sambil mengadu pada-Nya dalam hati. wahai Tuhan yang Maha Baik, sungguh selera humormu belum bisa kupahami.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
3 comments:
Jika Tuhan mau membuat humor, mungkin dunia ini akan bisa lebih tersenyum dengan bebas, bukannya nyengir keheranan dan geleng-geleng :).
Haa... akhirnya ketemu juga blogmu. Semoga belum lupa saya. :P
Ah, di negara ini PNS digaji cuma untuk datang ke kantor, tapi bukan untuk kerja. Nanti tiap pekerjaan harus ada dananya sendiri. Ntah itu dari anggaran atau dari masyarakat yang dilayani. Begitulah.. :(
saya sendiri, masih blom bisa berprasangka baik terhadap aparat negara, entah salah siapa?
>.<
Post a Comment