Sunday, January 11, 2015

si monokotil

kantor kami punya area terbuka yang cukup luas. selain parkiran yang tak seberapa besarnya dibandingkan dengan kapasitas gedung, kami juga punya halaman dengan pohon-pohon buah yang cukup bisa dibanggakan. pada masa-masa panen, kami bisa merasakan jamblang, nangka, sukun, mangga dan matoa dari kebun sendiri. di antara kebun, taman dengan kolam air jernih dan pohon-pohon itu, ada beberapa kucing liar bernaung.

mereka tidak mengganggu, cuma ikut berkeliaran di area-area terbuka, dan jadi penghuni tetap. ada satu yang warna bulunya belang kuning, sudah agak dewasa. kalau ternyata dia betina, mungkin sebentar lagi akan hamil di luar nikah dengan sesama kucing kampung lainnya. tapi mungkin juga, dia berhasil menarik perhatian kucing ras, supaya anak-anaknya nanti bisa naik pangkat dengan keturunan yang diperbaiki lewat percikan darah ningrat.

ada satu lagi yang warna bulunya belang hitam putih. badannya lebih kecil, mungkin lebih muda. dan kami ketahui kalau dia jantan. tapi kucing ini sakit. biji kemaluannya yang menggelantung di luar tampak memerah seperti strawberry. meradang. kami menduga dia terkena ambeien. beberapa kali kami membicarakannya saat sedang makan siang. dia kelihatan sengsara.

salah seorang di antara kami adalah penyayang binatang. di rumah, dia memelihara kucing dan anjing. keuntungan karena rumahnya punya halaman belakang yang cukup luas dan pasangannya tidak alergi pada bulu-buluan. buatku yang tinggal di gedung bertingkat, memelihara hewan piaraan apapun rasanya bukan ide bagus. teman kami yang penyayang binatang itu memutuskan untuk membawa si kucing berkelamin strawberry ke dokter hewan.

pada hari yang telah ditentukan, beberapa orang beramai-ramai berusaha menangkap kucing itu. dasar kucing liar, sekalinya ada manusia yang berusaha mendekat untuk menangkapnya, dia langsung kabur ketakutan. ketika pada akhirnya terpojok, ia terpaksa menyerah. tapi ketika ia akan dipindahkan ke dalam keranjang untuk dibawa ke dokter hewan, si kucing kabur. #drama.

selang sehari, si kucing berkelamin strawberry berhasil ditangkap dan dimasukkan ke dalam keranjang tertutup, lalu dibawa ke dokter hewan. kami dengar, dokter mendiagnosa bahwa ia tidak mengalami ambeien seperti yang kami duga sebelumnya, tapi ada peradangan di testisnya. dokter memutuskan untuk mengoperasinya, membabat habis kedua testisnya.

setelah operasi itu, selama seminggu ia harus pasrah berada dalam kerangkeng di dalam rawatan dokter hewan. tampaknya si kucing benci betul dengan kerangkeng, sehingga saat teman kami menjemputnya dari klinik, ia dengan suka rela melompat ke dalam keranjang yang seminggu sebelumnya membawanya ke klinik itu. langsung tahu bahwa ia akan dibawa pulang. sepanjang perjalanan, aku rasa kucing itu sudah jatuh cinta pada teman kami si penyayang binatang yang baik hati.


sekarang dia sudah kembali ke kantor kami. berkeliaran dengan bebas di alam terbuka, bisa main-main dekat pohon-pohonan dan minum air kolam yang jernih sesuka hati. setelah dioperasi, kami memanggilnya si Monokotil, singkatnya: Mono. dan sejak saat itu, dia jadi sayang dan jinak pada kami semua. selalu menggesek-gesekkan kepala dan badannya ke kaki kami saat sedang ngobrol di kedai, tak jarang naik ke kursi, mengharapkan kami mengusap kepalanya.


1 comment:

Murni Rosa said...

Akhir yang so sweet.... :)

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...