bisa tidur nyenyak sebenarnya bukan pengalaman yang terlalu istimewa. setidaknya buat orang yang nggak pernah mengalami kesulitan tidur. nggak pernah amnesia, nggak pernah mengalami harus sudah bangun jam 7 pagi walaupun pergi tidur jam 2 dini hari.
buatku, tidur nyenyak dalam waktu yang panjang adalah kemewahan yang nggak setiap hari bisa didapatkan. makanya terasa agak aneh pas pergi ke Jogja-Bandung-Jakarta akhir tahun kemarin, bisa-bisanya aku tidur nyenyak selama tujuh malam berturut-turut, walaupun setiap malam aku berada di tempat yang berbeda-beda.
rasanya jadi seperti merasakan sekecap mimpi pada masing-masing persinggahanku setiap malam. oyah, postingan ini rada basbang karena harusnya ditulis pas abis liburan tahun baru, tapi baru sempat dikerjain sekarang.
27.12; Rumah Indie, Jogja
kayaknya hanya di rumah ini deh aku tidur sekamar sama tuan rumah. Indie ini sekarang menulis untuk websitenya yang berisi segala cerita tentang hidup di Jogja, termasuk dari sisi kuliner, seni dan jalan-jalan. dia juga menulis untuk sebuah majalah fashion dan kami jadi membahas-bahas tentang penulisan untuk fashion. seneng deh, bisa begitu. soalnya udah lama banget kami nggak ketemu dan cerita-cerita seperti waktu di kampus dulu. atau seperti nyaris sepanjang dua hari semalaman itu.
28.12; Rumah Pak Warno, Jogja
letaknya memang hampir keluar Jogja. dan Wonocatur itu ternyata nggak ada hubungannya sama Condong Catur. :D
di rumah ini aku mengalami pagi yang menyenangkan bersama Pak Warno dan Bu Rini. membahas topik-topik yang bervariasi, mulai dari seni rupa, masa lalu, kehidupan masa kini, sampai urusan-urusan yang berkaitan dengan jodoh dan masa depan. lengkap deh, pokoknya!
hari itu juga aku baru tahu kalau ternyata Bu Rini adalah vokalis dari band keroncong paling legendaris di Jogja, yaitu Keroncong Sukar Maju. wah! aku langsung memperkenalkan diri sebagai pengagum. sesuatu yang ia sambut dengan tawa sumringah. hihihi...
aku bahkan sempat bicara dengan anak kedua keluarga ini, Gita, yang sedang mengikuti program AFS di Vermont. dan lucu juga karena aku sama Gita, yang saat itu aja langsung dikenalin, bisa seketika lancar ngobrol dan cerita-cerita. kayak udah pernah ketemu sebelumnya.
29.12; Studio Taman Jiwa, Muntilan
di studio ini sebetulnya aku lebih sibuk sama dua ekor anjing yang namanya sama ini. sebutlah Bo! dan salah satu atau kedua anjing ini akan segera menghampirimu. mereka manja banget!
dan setelah aku foto disana sini, dengan setia mereka mengikutiku setiap kali jalan hilir mudik menyeberangi halaman dari rumah induk ke studio.
30.12; Kereta Api Turangga, Jogja - Bandung
aku duduk sendiri, sesuai dengan tiketku. dikasih selimut begitu mulai duduk, dan dapet juga 4 bantal bermerek kereta api. Turangga itu berangkat tengah malam dari Jogja, bikin aku lumayan lama duduk-duduk menggosip sama Jambul di Stasiun Tugu. seperti biasanya, kalo lagi nunggu dan ada temennya, pastilah seluruh keributan datangnya dari arah tempat dudukku.
baru sekali ini aku tidur dalam posisi ketekuk nggak enak, tapi bisa tidur lama, tanpa pegal-pegal dan tanpa kesemutan. ajaib banget lah, pokoknya.
31.12; Rumah Abi, Bandung
malam tahun baru yang seru bersama warga Kampung Gajah. sebetulnya cerita di rumah ini bisa jadi satu postingan blog sendiri. tapi berhubung aku sedang nggak dalam mood untuk menulis laporan, jadi buat yang pengen tahu bagaimana cerita kopdarnya, mendingan minta diceritain sama Mahen yang udah bikin report aja.
aku sampai di rumah ini sore-sore setelah pulang dari belanja barang-barang yang mau dipergunakan untuk acara malamnya, sekalian dengan beli jaket kulit warna ungu akibat dikomporin Abi. rumahnya sejuk dan well designed, thanks to orang tuanya Abi yang arsitek dan desainer interior.
setelah mandi, tiba-tiba hawa ngantuk mulai terasa. dan hamparan bed cover yang melapisi matras itu terasa begitu mengundang. aku segera terlelap dalam hitungan detik. bangun-bangun langsung ngerasa laper dan jadi harus menghadapi tatapan Abi yang bengong mendengar pengakuan laparku, padahal baru berselang tiga jam dari waktu makan siang.
hihihihi, tapi sebelum aku jadi cranky, Abi buru-buru memastikan aku dapat Indomie goreng lengkap dengan telur ceploknya. thanks, Abi. having a friend like you is a bless.
malemnya, waktu pergantian tahun kira-kira tinggal kurang satu jam lagi, aku yang udah kecapekan nyanyi-nyanyi, masih kenyang karena udah makan duluan, dan kebawa-bawa hawa yang sejuk nyaman dengan dikelilingi teman-teman, mendadak terlelap dengan sukses di kasur yang terhampar di depan TV, sambil memakai jaket yang warnanya nggak matching sama warna bajuku itu. dan lihatlah apa yang mereka lakukan padaku selama aku tidur.
walopun aku emang rada keterlaluan, sih. karena aku tetep nggak bangun walopun suasana begitu riuh-rendah, gegap-gempita, pake acara ditiup-tiupin terompet ke kupingku segala. walaupun sambil dikasih selimut juga. hihihi...
01.01; Rumah Taufik, Bandung
aku menulis postingan ini sekaligus untuk minta maaf sama Taufik. karena sesampai di rumahnya, setelah mandi, kami berencana pergi makan bareng. sebelum mandi aku dan Taufik udah cempat ngobrol-cerita-curhat seperti biasa. abis mandi juga cerita-cerita lagi. lalu tiba waktunya Isya dan Taufik pamit ke masjid depan dulu.
niatnya sih pergi. niatnya mo makan malam sambil menikmati suasana Bandung.
tapi niat tinggal niat, karena begitu Taufik pulang dari masjid, aku udah terlelap dengan manisnya di kasur yang empuk itu. duh, kesannya kok obrolannya Taufik jadi dongeng pengantar tidur ya?
02.01; Rumah Ari, Jakarta
setelah tidur terus di Bandung, nginep di rumah Ari malah jadi penuh kegiatan;))
sempat makan malam bareng Ochie dan Oom Deddy, minus Tante yang lagi pergi naik haji. sempat nonton Quickie Express sama Ari dan Fikri, sempat ngopi dan nggak sengaja ketemu make up artist yang kerja bareng aku di Komaneka bulan lalu. dan sempat pergi beli DVD! hihihi...
tapi hampir lupa bawa tiket waktu mau berangkat ke airport.
*wink*
buatku, tidur nyenyak dalam waktu yang panjang adalah kemewahan yang nggak setiap hari bisa didapatkan. makanya terasa agak aneh pas pergi ke Jogja-Bandung-Jakarta akhir tahun kemarin, bisa-bisanya aku tidur nyenyak selama tujuh malam berturut-turut, walaupun setiap malam aku berada di tempat yang berbeda-beda.
rasanya jadi seperti merasakan sekecap mimpi pada masing-masing persinggahanku setiap malam. oyah, postingan ini rada basbang karena harusnya ditulis pas abis liburan tahun baru, tapi baru sempat dikerjain sekarang.
27.12; Rumah Indie, Jogja
kayaknya hanya di rumah ini deh aku tidur sekamar sama tuan rumah. Indie ini sekarang menulis untuk websitenya yang berisi segala cerita tentang hidup di Jogja, termasuk dari sisi kuliner, seni dan jalan-jalan. dia juga menulis untuk sebuah majalah fashion dan kami jadi membahas-bahas tentang penulisan untuk fashion. seneng deh, bisa begitu. soalnya udah lama banget kami nggak ketemu dan cerita-cerita seperti waktu di kampus dulu. atau seperti nyaris sepanjang dua hari semalaman itu.
28.12; Rumah Pak Warno, Jogja
letaknya memang hampir keluar Jogja. dan Wonocatur itu ternyata nggak ada hubungannya sama Condong Catur. :D
di rumah ini aku mengalami pagi yang menyenangkan bersama Pak Warno dan Bu Rini. membahas topik-topik yang bervariasi, mulai dari seni rupa, masa lalu, kehidupan masa kini, sampai urusan-urusan yang berkaitan dengan jodoh dan masa depan. lengkap deh, pokoknya!
hari itu juga aku baru tahu kalau ternyata Bu Rini adalah vokalis dari band keroncong paling legendaris di Jogja, yaitu Keroncong Sukar Maju. wah! aku langsung memperkenalkan diri sebagai pengagum. sesuatu yang ia sambut dengan tawa sumringah. hihihi...
aku bahkan sempat bicara dengan anak kedua keluarga ini, Gita, yang sedang mengikuti program AFS di Vermont. dan lucu juga karena aku sama Gita, yang saat itu aja langsung dikenalin, bisa seketika lancar ngobrol dan cerita-cerita. kayak udah pernah ketemu sebelumnya.
29.12; Studio Taman Jiwa, Muntilan
di studio ini sebetulnya aku lebih sibuk sama dua ekor anjing yang namanya sama ini. sebutlah Bo! dan salah satu atau kedua anjing ini akan segera menghampirimu. mereka manja banget!
dan setelah aku foto disana sini, dengan setia mereka mengikutiku setiap kali jalan hilir mudik menyeberangi halaman dari rumah induk ke studio.
30.12; Kereta Api Turangga, Jogja - Bandung
aku duduk sendiri, sesuai dengan tiketku. dikasih selimut begitu mulai duduk, dan dapet juga 4 bantal bermerek kereta api. Turangga itu berangkat tengah malam dari Jogja, bikin aku lumayan lama duduk-duduk menggosip sama Jambul di Stasiun Tugu. seperti biasanya, kalo lagi nunggu dan ada temennya, pastilah seluruh keributan datangnya dari arah tempat dudukku.
baru sekali ini aku tidur dalam posisi ketekuk nggak enak, tapi bisa tidur lama, tanpa pegal-pegal dan tanpa kesemutan. ajaib banget lah, pokoknya.
31.12; Rumah Abi, Bandung
malam tahun baru yang seru bersama warga Kampung Gajah. sebetulnya cerita di rumah ini bisa jadi satu postingan blog sendiri. tapi berhubung aku sedang nggak dalam mood untuk menulis laporan, jadi buat yang pengen tahu bagaimana cerita kopdarnya, mendingan minta diceritain sama Mahen yang udah bikin report aja.
aku sampai di rumah ini sore-sore setelah pulang dari belanja barang-barang yang mau dipergunakan untuk acara malamnya, sekalian dengan beli jaket kulit warna ungu akibat dikomporin Abi. rumahnya sejuk dan well designed, thanks to orang tuanya Abi yang arsitek dan desainer interior.
setelah mandi, tiba-tiba hawa ngantuk mulai terasa. dan hamparan bed cover yang melapisi matras itu terasa begitu mengundang. aku segera terlelap dalam hitungan detik. bangun-bangun langsung ngerasa laper dan jadi harus menghadapi tatapan Abi yang bengong mendengar pengakuan laparku, padahal baru berselang tiga jam dari waktu makan siang.
hihihihi, tapi sebelum aku jadi cranky, Abi buru-buru memastikan aku dapat Indomie goreng lengkap dengan telur ceploknya. thanks, Abi. having a friend like you is a bless.
malemnya, waktu pergantian tahun kira-kira tinggal kurang satu jam lagi, aku yang udah kecapekan nyanyi-nyanyi, masih kenyang karena udah makan duluan, dan kebawa-bawa hawa yang sejuk nyaman dengan dikelilingi teman-teman, mendadak terlelap dengan sukses di kasur yang terhampar di depan TV, sambil memakai jaket yang warnanya nggak matching sama warna bajuku itu. dan lihatlah apa yang mereka lakukan padaku selama aku tidur.
walopun aku emang rada keterlaluan, sih. karena aku tetep nggak bangun walopun suasana begitu riuh-rendah, gegap-gempita, pake acara ditiup-tiupin terompet ke kupingku segala. walaupun sambil dikasih selimut juga. hihihi...
01.01; Rumah Taufik, Bandung
aku menulis postingan ini sekaligus untuk minta maaf sama Taufik. karena sesampai di rumahnya, setelah mandi, kami berencana pergi makan bareng. sebelum mandi aku dan Taufik udah cempat ngobrol-cerita-curhat seperti biasa. abis mandi juga cerita-cerita lagi. lalu tiba waktunya Isya dan Taufik pamit ke masjid depan dulu.
niatnya sih pergi. niatnya mo makan malam sambil menikmati suasana Bandung.
tapi niat tinggal niat, karena begitu Taufik pulang dari masjid, aku udah terlelap dengan manisnya di kasur yang empuk itu. duh, kesannya kok obrolannya Taufik jadi dongeng pengantar tidur ya?
02.01; Rumah Ari, Jakarta
setelah tidur terus di Bandung, nginep di rumah Ari malah jadi penuh kegiatan;))
sempat makan malam bareng Ochie dan Oom Deddy, minus Tante yang lagi pergi naik haji. sempat nonton Quickie Express sama Ari dan Fikri, sempat ngopi dan nggak sengaja ketemu make up artist yang kerja bareng aku di Komaneka bulan lalu. dan sempat pergi beli DVD! hihihi...
tapi hampir lupa bawa tiket waktu mau berangkat ke airport.
*wink*