pertengahan bulan juni. waktunya deadline majalah berhamburan. di waktu-waktu seperti ini, istirahat jadi barang yang mahal, karena kerja desain selalu dikejar-kejar-kejar waktu. heran deh... majalah-majalah itu selalu lambat kasih pemberitahuan kapan deadline materi mereka.
nah, kalo disaat seperti itu aku harus sakit, dan dokter menyuruhku tidur di rumah selama dua hari penuh, dengan obat yang dipastikan bikin aku tidur, itu yang namanya kemewahan...
ke dokter, beli persediaan logistik dan makan siang hari pertama ditemani wayan. makan malam diatur kaoru-san dan denik, dianter ke rumah sama pande. besoknya, giliran kadek ani yang datang bawa ransum seharian penuh. semua pekerjaan dengan majalah dicover indra. dan kaoru-san. tapi tentu saja aku nggak bisa lepas gitu aja walopun udah jelas-jelas nggak bisa ngantor. sekarang gilirannya hp yang nggak henti-hentinya berdering-dering...
aku bilang sama gungdek kalo aku gak bisa masuk... karena aku telepon nggak ada yang angkat, jadi aku putuskan untuk kirim sms. eh, ternyata hp-nya nggak dibawa sama gungdek... jadilah stafku di galeri bingung karena sampai siang aku masih belum datang, tanpa keterangan, dan beberapa orang dari segala penjuru resort dan tanggayuda menelepon. lalu staf FO juga kebingungan karena beberapa telepon dari luar tidak bisa disambungkan langsung padaku. beberapa orang dari majalah sempat menelepon ke hp juga... dan mereka langsung dijawab sama suara yang udah nggak bisa dibilang sehat pula...
bicara tentang yang kulakukan selama sakit, selain ngobrol di hp dan sms-an... adalah menyelesaikan 'river of darkness'-nya rennie airth. pengarang novel ini dulunya kerja untuk reuters, dan dia menulis setting novelnya di tahun 1921, nggak lama setelah perang dunia pertama selesai. waktu pembunuhnya sudah ditemukan dan mati bunuh diri dengan bayonet yang dipakainya untuk menghabisi nyawa sebelas orang korban, aku jadi bosan. akhirnya aku nonton dvd atas saran anto. dan tentu saja tidur. selama dua hari itu, aku bisa tidur siang dengan nyaman tanpa rasa berdosa, walopun pasti dibangunkan oleh dering telepon...
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
1 comment:
lifestyle is an interesting to everyone cause lifestyle is part of the nature of a person.
related post : Astaga.com lifestyle on the net.
Post a Comment