hidup dan berinteraksi dengan orang banyak punya berbagai konsekuensi, yang sama banyaknya dengan hidup terisolasi. untuk bisa hidup lebih nyaman diantara berbagai konsekuensi itu, aku menerapkan beberapa aturan untuk diriku sendiri.
pertama, aku berusaha untuk jadi orang yang fair. di kehidupan nyata atau di dunia maya aku akan dengan langsung dan jelas menyampaikan pujian, masukan, kritik, atau bahkan keberatan. biasanya pada orang yang bersangkutan. dengan teman atau keluarga, staf atau tim yang selevel denganku, bahkan dengan atasan, aku berani bicara yang perlu disampaikan. aku nggak suka gosip atau bergunjing di belakang.
kedua, aku berusaha bertanggungjawab sama semua yang aku ucapkan. baik itu secara lisan maupun tulisan. itu berarti, setiap tulisanku di blog, di email yang masuk ke kampung gajah (selama metadatanya nggak diubah sama gajah yang usil), di arisan, atau percakapan lewat Y!M adalah tanggung jawabku.
dari dua hal diatas, aku harap seluruh warga kampung gajah mengetahui bahwa, semua tulisanku dalam percakapan dengan bunda endhoot yang diposting oleh bunda ke kampung gajah adalah tanggung jawabku. dan ya, setelah diposting, (dan aku mengetahui pemostingan itu) aku menjadi orang yang fair (menurutku) karena nggak hanya sekedar bicara di belakang. sekedar ngobrol PM tentang orang lain. tentang apa yang tertulis disana, bisa dibaca dengan hati-hati dan kepala dingin di archive milis kita.
(aku belum belajar bikin link, jadi cari aja sendiri di arsip kampung gajah)
lalu kalau dengan itu, lilis merasa mempunyai masalah denganku, secara pribadi aku persilahkan dia untuk menghubungiku lewat email, lewat blog ini, atau lewat Y!M dengan id: nomadelfia
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
4 comments:
#1
#2
setuju! berani berbuat berani bertanggung jawab..
jangan lempar batu sembunyi tangan.. pengecut apa banci? sama saja!
musti gitu emang ... bicara apa adanya itu menyenangkan !
Post a Comment