Ida-san datang! yiiihhhhhaaaaaa!!!
aku selalu senang kalo Munehide Ida alias Idapon , si fotografer muda berbakat dari Tokyo ini datang ke Bali. kali ini tiba-tiba dia muncul di Komaneka Tanggayuda sebelum pesta untuk travel agent dimulai. kaget dan nyaris meledak karena rasa gembira, aku menyambutnya dan kami langsung tenggelam dalam percakapan seru.
hari Jumat esoknya, dia sesiangan ada di kantorku. biasalah, update cerita ini itu dalam hidup masing-masing, nge-burn mixingan musik terbarunya buatku, motret karya Pande Ketut Taman di galeri dan ngecek email. dia memberiku dua CD berisi DJ set yang dia mainkan di Tokyo OVO dan Shimoda Ayjo Cave. diluar kesibukannya sebagai fotografer, Idapon adalah DJ yang funky.
malamnya, aku dan dia pergi ke Casa Pasta. ini adalah restoran baru di jalan Monkey Forest. selain restoran, mereka juga punya bar dan lounge. sebetulnya, kami datang karena DJ Cozi dan suaminya DJ Gus Til serta DJ Steevy dari Chicago akan main malam itu. ternyata waktu datang jam 7 malam, kami harus nyobain menu restoran itu satu demi satu. makanannya lumayan enak. pujian khusus harus diberikan untuk sup sayuran berdagingnya yang gurih, fish roll dan bayam rebusnya, serta tiramisu lembut yang mereka hidangkan malam itu. anyway, itu cuma tiga dari 9 menu yang diujicobakan pada kami.
setelah acara makan selesai, kami pindah ke bar untuk live DJ. Idapon memperkenalkanku pada DJ Cozi, tapi kami nggak bicara banyak diluar karena dia baru datang dan masih harus nyiapin alat dulu sebelum mulai main. mula-mula kupikir Cozi akan memainkan set lounge-nya. tapi ternyata nggak. dia langsung menghentak suasana dengan dance dan deep house. aku dan Idapon akhirnya bergabung dengan teman-teman dan temannya teman. seorang seniman Jepang yang tinggal di Peliatan (dan aku lupa namanya), Jamie Huskisson dan partnernya, Michelle, serta seorang penyanyi kelab dan pacarnya, yang duduk semeja dengan kami waktu makan malam. dasar DJ, kami malah sibuk membahas kendala teknis di tempat itu. mulai dari kualitas sound, kekuatan ampli yang nggak sepadan dengan speaker dan bikin suara musiknya collaps dan lampu mana yang sebaiknya dimatikan supaya visualnya lebih nyata. tentu saja Idapon nggak lupa menjepretkan kameranya seperti yang biasa dia lakukan.
waktu DJ Steevy memainkan set trance dan breakbeat-nya, aku dan Cozi sempat ngobrol. dia mengaku terkejut karena dari wajah dan penampilanku, dia pikir seleraku lebih 'tradisional' dan aku akan bosan dengan suasana pesta malam itu. aku tertawa dan bilang kalo beberapa tahun yang lalu, aku biasa berkeliling klub mendatangi berbagai rave scene karena terlibat menyelenggarakan scene untuk DJ dan musisi elektronik di Indonesia. Cozi, you're wrong. aku ada di rave scene bukan karena alkohol atau drugs, tapi karena musiknya. ada ketetapan yang ritmis dalam musik elektronik yang memberiku kenyamanan. aku suka mendengarkannya sambil memejamkan mata, lalu membiarkan tubuhku bergerak sesuai irama. saat perpindahan lagu dan aku membuka mata, rasanya sama seperti waktu aku bangun pagi dalam keadaan segar, atau baru saja melakukan relaksasi dalam kelas yoga. kalau musiknya bagus sekali, dan DJ-nya bisa mengendalikan crowd, aku bisa sampe meneteskan airmata haru dalam suasana rave scene yang hingar bingar.
aku dan Idapon baru keluar dari Casa Pasta jam 1 dini hari, setelah Gus Til menyelesaikan set tribalnya dan mengijinkan kami pulang. waktu pertama kali pamitan, Gus Til bilang kami harus tinggal dulu sampai setnya selesai. dan tak lama kemudian, dia memainkan beberapa remix untuk lounge, yang memaksa beberapa gadis berkebaya yang tadinya berada di tempat itu untuk pembukaan restoran, turun melantai. wah! kalo nggak di Ubud, mana pernah ada ibu pemilik restoran berkebaya merah dengan konde sebesar tampah berada di sofa sebuah bar sementara gadis-gadis berkebaya melantai!
ngomong-ngomong, DJ Cozi itu ibu dari dua anak dan berusia 38 tahun sekarang. masih keren ya?!
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
1 comment:
PERTAMAAAAAAAAA.......!!
Post a Comment