Thursday, March 02, 2006

Little Prince

seberapa berat beban yang harus diderita seseorang saat dia lahir? sebagian orang mungkin lahir tanpa beban. sebagian yang lain menanggung beban atas nama besar yang disandang keluarga atau orangtuanya. ada pula yang menanggung pengharapan yang luar biasa besarnya.

dua hari yang lalu aku menghadiri upacara tiga bulan-an seorang bayi laki-laki yang kelahirannya telah ditunggu-tunggu selama lebih dari sepuluh tahun. untuk upacara itu, enam ekor babi guling terkapar pasrah di atas meja. hampir seminggu lamanya orang-orang se-banjar menyiapkan segala perangkat upacara dan sesajen. di hari H, seorang pinandita duduk memimpin upacara. ini adalah kali pertama aku melihat seorang pendeta memimpin upacara, diluar pura.

upacara tiga bulanan dilakukan di bale dangin atau paviliun timur dalam rumah Bali, sebagaimana semua rangkaian Manusa Yadnya dilakukan. Manusa Yadnya adalah segala ritual yang berkaitan dengan tahapan kehidupan manusia. termasuk di dalamnya adalah upacara tujuh bulan kehamilan, nelu bulanin, Otonan atau ulang tahun Bali yang dilakukan setiap 210 hari, pernikahan dan Ngaben. setelah upacara ini dilakukan, si bayi telah disucikan dan diperkenankan masuk ke pura.

dalam adat Bali, memiliki anak laki-laki sangatlah penting. karena anak laki-laki yang akan mewarisi segala harta keluarga, dan menjadi penerus keluarga dalam setiap hal yang berkaitan dengan adat baik di banjar maupun di pura. ayah bayi yang aku saksikan upacaranya adalah anak ketiga dari empat bersaudara. kesemua saudaranya telah menikah dan mempunyai anak. dua saudara perempuannya telah memiliki anak laki-laki, tapi sebagai cucu laki-laki dari anak perempuan, mereka tidak diprioritaskan memegang tanggung jawab dari sisi ibu. saudara laki-lakinya belum memiliki anak laki-laki. anaknya ini adalah anak ke empat setelah tiga anak pertamanya perempuan. si bayi diakui sebagai penerus karena ia adalah cucu laki-laki dari anak laki-laki. sistem patrilineal ini persis sama seperti dalam keluarga Tionghoa. cucu dalam yang menjadi penerus nama keluarga.

seketika dia lahir, saat itu juga seluruh perhatian dan harapan tercurah tumpah padanya. beban sebagai penerus keluarga sontak jatuh ke pundaknya. nenek, orang yang paling berpengaruh dalam keluarga, seperti tergila-gila padanya. setiap pagi dia akan datang dan memandikan si bayi. pada upacara kemarin, nyaris tak pernah nenek melepaskan si bayi dari gendongannya. sampai pada upacara itu, yang semestinya diadakan di rumah orang tua si bayi karena plasenta bayi tertanam di rumah orang tuanya, akhirnya diselenggarakan di rumah nenek karena nenek memintanya. si bayi telah menjadi pangeran kecil untuk nenek.

aku harap si bayi nggak akan jadi spoiled boy nantinya.
aku harap Pande Ketut Putra Wahyuda sanggup memikul bebannya.

5 comments:

Anonymous said...

wah,
bagus...!

aku udah di ceritain saylow tentang anak laki2 di keluarga bali... :D

Anonymous said...

paan sih?


*latihan yoga ranjang*

wayan said...

semoga " metuuh lantang " ( panjang umur ), "aluh",(tiada rintangan), tegar sekuat batu, mewat kawat , matulang besi ..

..

Anonymous said...

Wah wah wah.. hati hati menjadi anak Bali..
Btw, shoutbox na error ?

Anonymous said...

kasihan anak putrinya

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...