Tuesday, October 30, 2007

hujan di jakarta nggak romantis. tapi...

mobil yang kami tumpangi membelok ke kanan setelah melewati Masjid Al Furqon. lalu berhenti di gang yang bagian kirinya menjadi tempat parkir tidak resmi. Abi memarkir mobil yang kami pinjam dari kantornya Mami Mira tepat di belakang mobil Dodi, si wartawan salah satu koran nasional terkemuka.

"ini tempat syuting film Mengajar Matahari, Jeng" begitu kata Dodi memberi penjelasan padaku yang datang dari daerah. yeah, Bali is daerah buat warga ibukota. sementara aku masih sibuk dengan lenganku yang terkena bentol-bentol merah meriah secara misterius selama Pesta Blogger di Blitz. bentuknya seperti habis terkontaminasi ulat bulu.

penawar gatalku, Oom Ganteng, sudah pulang sejak setengah jam yang lalu. hanya beberapa saat sebelum lenganku meradang lagi.

kenapa berjuta-juta orang betah tinggal di Jakarta, nggak pernah aku ketahui sebabnya. kota ini begitu kotor, panas, lembab, macet, sumpek, pengap dan seperti kehabisan nafas. kalau tidak bisa disebut tak layak huni. kalau bukan karena harus menghadiri sesuatu, kalo bukan karena punya teman-teman yang menyenangkan seperti kalian (siapapun boleh ngerasa, deh!) aku nggak akan sengaja, bela-belain pergi ke Jakarta.

di Ubud, hujan akan terasa romantis. tapi hujan di Jakarta, seperti yang terjadi beberapa hari ini, akan segera menenggelamkan kota itu dalam banjir, dan liputan yang menyayat di televisi.

sementara Dodi sibuk menelepon Herry, empunya rumah yang akan kami kunjungi... aku, Bunda, Abi, Surur, Starchie dan Deden masih terus tertawa dan bercanda. tawa kami surut waktu tahu kalau ternyata deretan Rumah Susun di Kebon Kacang ini sama sekali bukan deretan Rumah Susun Tanah Abang yang kami cari.

dengan penuh rasa penyesalan, Dodi meminta maaf dan berjanji membawa kami ke tempat yang benar. kali ini aku duduk di bangku depan tempat penumpang di mobilnya. dengan serius sambil membuka pintu mobil, aku bilang padanya:
"aku bawa pedang setan lho..."

insiden itu hanyalah salah satu tanda bahwa Dodi dan Didik memang sehati dalam hal nyasar. mungkin mereka memang berjodoh. dan juga salah satu hal yang membuat perjalanan ke Jakarta kali ini lebih berkesan.

semuanya berawal sehari sebelumnya, tepatnya pada Jumat sore menjelang malam.

segera setelah pesawatku mendarat di tarmac yang basah akibat hujan deras sore itu, aku bergegas keluar dan menelusuri koridor, lalu lari menuju Ari yang sudah menantiku di gerbang kedatangan. senang rasanya melihat sahabatku itu tampak segar dan sehat. bahkan punya perut! hihihihi...

kami lalu berkendara ke Plasa Semanggi. tempat dimana sejumlah warga Kampung gajah sudah menunggu kedatanganku. perjalanan ini cukup lancar dan terbebas dari kemacetan yang membayangi seperti momok di kegelapan. aku dengan gembira mengabarkan melalui sms dan telepon ketika jarak mobil Ari dengan Plasa Semanggi tinggal 5500 meter lagi. tapi ternyata di Jakarta, 5500 meter itu lebih jauh daripada di Bali ya?

di Food Court lantai 3, ada Henny, Indra, Lea, Jim, Hky (yang sempat kupercaya sebagai Bimo), Markum, Jay, Deden, dan Trinie! belakangan, ada juga Tonyer dan Setiawan yang lantas diikuti oleh Anda.





kami terus ngobrol sampai Food Court tutup, dan diteruskan dengan ngopi dan ngobrol lagi di salah satu coffeshop di lantai bawah, yang tutup jam 11, dan lagunya nggak banget. sebetulnya musik dan suara penyanyinya lumayan. tapi karena musik dan penyanyi kukuh berada di nada dasar yang nggak sama, jadi ya fals. udah gitu volumenya kenceng banget.

"Mbak, kasih tau sama penyanyinya supaya mengecilkan volume. kalo nggak mau ngecilin, nyanyinya jangan fales..."

malam itu aku pulang ke rumah dengan perasaan riang, apalagi karena berhasil membuat Dika ikut menginap di BSD. seperti yang sudah-sudah, aku tidur di kamar Ochie yang terletak di sebelah ruang tamu dan bertirai warna biru.

tapi mBu yang berjanji datang kopdar dan berniat jadi tetanggaku untuk dua malam, ternyata malah cuma mengirim sms yang berisi pemberitahuan harus pergi ke Tasik.

kopdar Jumat malam itu... diteruskan dengan kehebohan selama Pesta Blogger yang sudah aku ceritakan panjang lebar dalam tulisanku sebelumnya. keramaian besar terjadi disini, dan pasti sudah banyak yang menceritakan di blognya masing-masing. mungkin juga dengan ditambahi komentar tentang betapa riuh-rendahnya gajah-gajah dari ID-Gmail.

tapi kalian jadi pada pengen subscribe kan?
*wink*

yang aku harus ceritakan juga adalah After Party yang kami buat untuk melengkapi Pesta Blogger 2007:D. nyasar bersama Dodi adalah bagian dari perjuangan untuk menemui Kakak Fatih, putra pertama Herry dan Ira, yang lahir beberapa minggu yang lalu, dan baby showernya diadakan bertepatan dengan Pesta Blogger. dari rencana yang hanya "ngopi-ngopi bersama beberapa warga Kampung Gajah", ternyata kumpul-kumpul itu berkembang jadi 25 orang menyerbu Rumah Susun Tanah Abang (yang jadi tempat syuting 'Mengejar Matahari') tanpa ngopi. hihihihi...

selain aku dan rombongan yang nyasar (sengaja disebut terus buat Dodi), ada juga Jay, Kak Andry, Blub, Tub, Pak Andika , Abud (yang dicurigai membuatku gatal-gatal), DAH, Setiawan, Ananda, Preman Cupuw, Edwin, Naif, Jipeng, Lea, Indra, dengan disusul kemunculan Jeng Enda yang disambut dengan tempik sorak serta tepuk tangan meriah. Tonyer datang belakangan sih, tapi nggak ada yang tepuk tangan buat dia.

rumah yang mungil itu penuh sesak oleh tawa dan canda.





setelah menyapa Kakak Fatih, kami meneruskan acara dengan melakukan After Party #2 di Apartemen Semanggi, markas Pak Andika and friends selama di Jakarta. Jeng Enda yang kelelahan dan Kak Andry yang datang bersama partner melepaskan diri dari rombongan yang bergerak untuk makan malam di Cwie Mie, tempat dimana Nugie mendadak bergabung. sementara Abi, Surur dan Starchie pulang ke Bandung bersama mobil sponsor.

acara penting dalam After Party ini adalah menyaksikan ID-Gmail setelah di-hack habis-habisan oleh Oom Ganteng yang walaupun sakit cukup parah, nggak bisa berhenti online disela-sela kesengsaraannya akibat keracunan makanan. ia mengirimkan 123 thread yang masing-masing berisi satu foto hasil jepretannya pada Pesta Blogger siang itu. mengharukan juga sebenarnya. karena dalam keadaan sakit itu pun, Oom Ganteng bela-belain datang ke Pesta Blogger. dan lalu sakit lagi.
*kirim selimut bulu*

keesokan harinya, aku melewati gerbang keberangkatan menuju ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta dengan rasa sedih yang menggumpal. nggak pernah cukup rasanya waktu untuk bertemu dengan kalian.

foto yang di Plangi, yang bikin Markum. foto yang di Rusun punyaan Herry.

5 comments:

Anonymous said...

YES!!
pertamax!

eh aku juga belum bikin laporan Pesta Blogger dan Kopdar... duh!

Anonymous said...

yaaa sayaaaaa

lassadad said...

poto2ku gak ada :(

Imansyah said...

iya..
maaf jeng.. *sigh*

laen kali kita kopdar lagi! *wink*

bunga said...

salam kenal ya?

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...