- aku pindah ke Pakisaji. berakhirlah masa tinggal di kos dan mulai tinggal di rumah lagi.
- perjalanan dari rumah ke kantor yang biasanya cuma selemparan kebo, sekarang jadi 30-45 menitan, yang biasanya dipakai untuk daydreaming sepanjang jalan.
- bisa berangkat ke kantor jam 7.30! sebuah prestasi tersendiri buatku :D
- menyaksikan pernikahan tetangga awal bulan lalu. lengkap dengan heboh dan dramanya, sekarang Pippi dan Jeffrey udah jadi Tuan dan Nyonya.
- dalam selang waktu dua hari, dua orang temanku melahirkan, dua-duanya laki-laki. yang satu di Malang, satu di Ubud. apakah nasib akan mempertemukan mereka suatu hari nanti?
- tinggal serumah dengan Naomi dalam hubungan antara ibu dan anak. tentu saja aku yang jadi anaknya.
- menyaksikan hidup sahabatku saat memulai, berhubungan dan mengakhiri kisah dengan seorang perempuan yang nggak biasa. sampai hari ini masih terus prihatin pada kemalangannya. yang sebaiknya nggak dipasang di CV, apalagi facebook.
- rajin ngecek wikipedia untuk istilah-istilah gangguan kejiwaan. mulai meragukan kewarasan diri sendiri karena menemukan sejumlah gejala yang cocok dengan attention disorder dan mania. tapi katanya kalo masih sadar berarti nggak segitu sakit jiwanya, ya?
- makin sadar kalau pindahan itu melelahkan. kayak nggak ada selesainya beberes. nyaris gak percaya kalo ini tempat tinggalku yang ke-12.
- makan masakan rumah setiap hari sampai semua makanan di warung terasa hambar, kurang bumbu, atau kebanyakan msg.
- masih tentang msg, dalam satu tahun terakhir aku cuma pernah makan indomie 3 kali. *bangga*
- doh, blogpost macam apa, ini?
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Thursday, March 19, 2009
yang bermula, berubah dan berakhir
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
No comments:
Post a Comment