Monday, May 04, 2009

after dark



ratusan, mungkin ribuan kisah sudah pernah ditulis mengenai hal-hal yang terjadi di malam hari. malam dan kegelapan, seperti makhluk raksasa misterius yang menaungi dan menjadi sebab terjadinya berbagai hal. terutama yang buruk dan mengerikan. film horor, thriller dan suspense lebih sering terjadi di malam hari. sutradaranya pasti jago sekali kalo bikin film horor yang hantunya keluar di tempat terang benderang pada siang hari bolong dan masih bisa ngasih efek ngeri ke yang nonton.

kisah-kisah itu kemudian punya tokoh dan karakternya masing-masing. kegelapan malam menyuburkan kejahatan, menuai ketakutan yang seolah jadi makananya untuk hidup dan merajalela. vampir dan semua makhluk yang haus darah jadi lebih kuat di malam hari. iblis, kuntilanak dan seluruh penjelmaannya juga selalu berkeliaran di malam hari. perampok, segala jenis penjahat (termasuk penjahat kelamin) juga lebih banyak beraksi di malam hari. kecuali perompak, mungkin. apalagi yang di Somalia. tapi toh kulit mereka selegam malam.

waktu kecil, aku pernah mendengar cerita film, tentang bagaimana jiwa kita bisa keluar dari dalam raga dan berjalan-jalan sepanjang malam, berkeliling kota, melihat-lihat pemandangan dan melakukan hal-hal yang dia inginkan tanpa kita sadari, karena kita sedang tidur. dalam film itu, suatu hari ketika sang jiwa hendak kembali pulang ke raganya, ia tidak bisa mengenalinya karena wajah orang tersebut sedang tertutup masker. sejak itu, aku selalu sangat khawatir setiap kali melihat ibuku pergi tidur dengan wajah bermasker atau berbedak dingin. aku berusaha membuat mama memasang maskernya pada pagi hari saja, tapi tentu nggak berhasil. setiap pagi setelah malam horor itu, aku selalu lega menemukan ibuku baik-baik saja. mungkin jiwanya nggak suka keluyuran. atau cukup pintar untuk menentukan tanda untuk 'rumah'nya.

dalam "afteR DaRk", Haruki Murakami menceritakan hal-hal yang terjadi pada suatu malam di belantara beton Tokyo. Mari yang berumur 19 tahun dan menghabiskan malam dengan membaca buku tebal yang entah apa judulnya di Denny's, Takahashi yang berlatih bersama band-nya di salah satu ruang bawah tanah gedung tak jauh dari situ, perempuan Cina pelacur yang jadi sapi perahan geng Cina bermotor dan dipukuli tanpa ampun karena mendadak menstruasi, Shirakawa yang selalu bekerja di malam hari dan hanya bertemu istrinya melalui telepon, Kaoru, Komugi dan Korogi yang bekerja di hotel murahan yang bisa disewa per jam dan Eri Asai yang sedang tidur, tapi mengalami berbagai kejadian aneh.

tokoh-tokoh yang mulanya tunggal kemudian saling bertemu dan kisahnya terjalin kelindan dalam serangkaian kejadian. percakapan-percakapan dalam novel ini terasa sangat nyata dan dan wajar. bahasa ungkapnya yang lugas membuat bangun penceritaan tokoh-tokohnya menelusup lembut nyaris tanpa paksaan, dan tiba-tiba sudah meresap dalam cerita. seperti mimpi yang datang tanpa disadari dan pada pagi hari, yang tersisa hanya ingatan yang samar. tapi ada.

seperti novel-novel Murakami lainnya, "afteR DaRk" dihiasi tokoh-tokoh yang terhisap dalam kesendirian dan menjadi terasing, lalu tak bisa kembali menjadi dirinya karena telah terlanjur mengalami suatu kondisi. yang aku maksud semacam mental breakdown, atau emotional disorder. kurasa karena mereka tidak memilih menyendiri, tapi diasingkan dan dibedakan oleh hal-hal di luar dirinya, yang seringkali tak bisa dikontrol.

kini aku bertanya-tanya, berapa banyak kejadian yang kulewatkan, dan berapa jauh jiwaku telah berkelana, karena aku menghabiskan malam dengan tidur.

5 comments:

a! said...

tengs resensinya. kuwi novel terjemahan atau gak? boso londoku acak adut e. nek novele boso jowo kan lebih enak. :)

inaterne said...

yang aku baca dan sering lihat di toko buku yang terjemahan bahasa inggris (versi asli bahasa jepang). kamu baca yang bahasa jepang aja.

Anonymous said...

"kini aku bertanya-tanya, berapa banyak kejadian yang kulewatkan, dan berapa jauh jiwaku telah berkelana, karena aku menghabiskan malam dengan tidur."

not much. I spent many nights awake. And only few are slightly interesting.

Like last night when i got myself into a death race with a drunken twat who tried to crash onto my car. I outrace and outwit him. But it wasnt that interesting.

NIF said...

Aku bingung antara membeli Franz Kafka yang The Trial, Orwell yang Animal Farm, Murakami yang Sputnik Sweetheart, atau Kundera.

Mendingan yang mana, Jeng?

Dian Ina said...

Kafka, dong! Kamu udah punya Kundera (yang belum selesai-selesai dibaca 'kan?), Orwell yang Animal Farm udah ada filmnya, dan Murakami bisa menunggu Kafka. Nggak baik saling mendahului. Hihihihi...

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...