Tuesday, October 13, 2009

puisi-puisi cinta

pada Kompas Minggu, 30 November 2008, puisi Iyut Fitra dimuat di halaman Sastra.

SESEORANG YANG TERUS BERLARI
:Dino Umahuk

kau tentu ingat ketika kita bercakap di tepi kolam sebuah hotel
gerimis turun ragu dan matamu merah lindap setelah beberapa botol wine
"aku lelah untuk terus berlari. tapi dari kota ke kota ledakan itu terus memburu!" ujarmu menyingkap badan.
ada beberapa bekas luka menghitam "ini bunga dari pertikaian!" diam kubuang puntung rokok ke dalam kolam
sebagaimana teman madura kita yang juga tak percaya.
bahwa rusuh yang tumbuh di tubuhmu adalah rasa cinta pada tuhan:
"aku telah berkali berganti nama demi kebenaran!" hentakmu memecah botol
aku memungut derainya. di dalamnya kulihat wajahmu yang tercabik
simpang-simpang dari arah matahari yang tak jelas

kita berpisah juga. kau seorang ambon yang dulu ke jakarta dan sekarang di aceh
di payakumbuh kotaku yang sunyi kubayangkan seseorang terus berlari memanggul marah.
puisi-puisi di pundaknya berceceran sepanjang jalan
"kurasakan tempat tidur seperti papan bertabur paku. merebahkan nasib sama saja menikam tubuh. engkau dan aku menumpuk sengketa setinggi gunung..." tulismu dalam pesan yang ngilu.
kuingat sepasang bule australia yang bertengkar di seberang kolam.
kita seolah-olah ingin berdansa karena tertawa
tapi bukankah pertengkaran-pertengkaran serupa itu yang kita cemaskan?

kau tentu ingat ketika kita bercakap di tepi kolam sebuah hotel
aku takut ledakan-ledakan itu juga sampai ke kotaku

Payakumbuh, November 2008

setahun kemudian, dalam buku kumpulan puisinya yang ketiga, 'Mahar Cinta Lelaki Laut', Dino Umahuk mencantumkan puisi ini:

LEDAKAN ITU TELAH SAMPAI DI KOTAMU
:Iyut Fitra

Di koran minggu, kau tuliskan untukku sebuah puisi
Tentang seseorang yang terus berlari memanggul amarah
Demi mencari hakikat hati dan pintu-pintu menuju Ilahi
Berganti nama berpindah kota mengaitkan nasib di ujung belati
Ada sisa luka menghitam dari dalam dada hingga ke muka
Aku seorang Ambon yang memecah botol itu, masih kau simpan derainya?

Dari kotamu sepucuk puisi semakin rapat merangkul kawan
Aku ingat kita sering makan di Warung Putri Minang
Kegilaan membaca puisi dan lagu sendu di pesta jalanan
Naik motor sewaan sambil sering tersasar arah tersalah alamat
Atau bercakap dan baca puisi di tepi kolam dan aku mabuk

Sepasang bule Australia itu bertengkar karena cinta aku tahu
Mereka dalam kemabukan saling membakar hingga berubah jadi cemburu
Tak perlu kau cemaskan karena kita punya luka sendiri yang lebih nyeri
Luka yang membuhul dari ujung ke ujung negeri semoga tidak di kotamu

Koran minggu kubaca berulang seolah hendak merapal mantera
Lalu keharuman aroma puisimu bertebaran seisi kamar
Kubayangkan kau sedang bersandar di batang ara melepas dahaga
Menikmati panorama ngalau indah, mungkin berkhayal
Tentang gadis berkebaya kuning dan merah hati
Atau berumah di Istana Asserayah Hasyimiah yang barangkali

Aku selalu ingat percakapan di tepi kolam hotel itu
Kau tahu ledakan-ledakan itu telah sampai di kotamu, ledakan puisi

Banda Aceh, Desember 2008

setelah membaca kedua puisi itu, aku tiba-tiba paham rasanya menjadi mak comblang yang berhasil. tak kusangka, upaya mempertemukan mereka untuk tampil di festival jalanan tahun lalu ternyata berujung bahagia. puisi-puisi cinta ini begitu romantis dan mesra, penuh kiasan terselubung, bahasa intim yang hanya dipahami oleh dua insan yang sedang memadu asmara. LOL.

kedua puisi ini adalah rekaman kisah antara Lelaki Ternate, 35, 175/65, Islam, penyair, cokelat gelap, berpenampilan menarik, agak pendiam, baik, sabar, penyayang, pengertian, perhatian, apa adanya, sehat jasmani dan rohani, merokok, ngebir, senang musik, pecinta alam, suka traveling. yang tahun lalu telah dipertemukan dan ditambatkan hatinya pada Pria Minang, 41, 165/57, Islam, penyair, sawo matang, rambut gondrong, agak pendiam, jujur, setia, taat, tanggung jawab, penyayang, perhatian, pengertian, terbuka, tidak materialistis, apa adanya, sehat jasmani dan rohani, senang baca, tidak terlibat narkoba. ROFL.

aku doakan semoga keduanya selalu rukun senantiasa, langgeng dan berbahagia sampai tua:))

2 comments:

inten said...

Halo Dian, aku senang bisa nemuin blogmu, suka bnaget sama disain dan caramu menulis. Oya, kita satu jurusan pas kuliah di HI UGM, tapi aku angk '99

Lowongan jobstrike said...

puisinya bagus banget, salam kenal ya eh jangan lupa mampir ke blog kami ya......

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...