"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Monday, January 10, 2011
daftar (yang tak) penting: 2010
gara-gara baca daftar buatan TIME ini, aku jadi ingat kalau aku belum membuat daftar hal-hal menarik yang kutemui selama tahun 2010. memang sebagian diantaranya bukan hal yang penting-penting banget. tapi paling tidak, itu membuat tahun 2010 lain daripada yang lain:)
sepatu Alexander McQueen
sampe hari ini aku masih belum ngerti gimana caranya orang bisa jalan dengan sepatu yang bentuknya seperti ini, atau berapa banyak yang sudah terkilir atau patah kaki karena coba memakainya dan berusaha jalan cepat atau lari-lari.
ini adalah sepatu dari peragaan busana terakhir karya Alexander McQueen yang meninggal 17 Februari 2010. karena hobinya menyelam, banyak karyanya yang diilhami oleh kehidupan laut. misalnya sepatu ini, yang agak-agak kayak capit kepiting.
Lady Gaga berhasil memakai sepatu ini dengan selamat untuk video klipnya, Bad Romance. kalau ada yang memberiku sepatu ini, dengan senang hati akan aku buatkan kotak kaca atau akrilik untuk dipajang di ruang tamu, atau kugadaikan lalu ditukar iPad+iPhone.
yup, semahal itu!
harem pants
familiar dengan celana ini?
ban pinggang yang agak tinggi dan lebar, berlawanan dengan hipster yang tipis dan rendah. pipa celana yang agak lebar sampai ke lutut dan menyempit di betis sampai ujung celana. setelah celana skinny yang merajalela di mana-mana pada tahun sebelumnya, tahun ini harem pants yang jadi ngetop berat.
dalam gambar ini memang bahan yang dipakai cenderung mengkilap dan jatuh, hingga sepintas agak mirip dengan salwar kameez, alias celana a la India (terutama kalau bagian selangkangan celana turun ke bawah dan agak menggantung) tapi harem pants juga dibuat dengan bahan-bahan yang lebih kaku, membuatnya sedikit lebih formal.
kalau badanmu kurang tinggi, sebaiknya celana ini dipakai dengan sepatu berhak, supaya kesan menjulang bisa didapat dan siluetnya jadi lebih bagus.
tahu bulat
gara-gara benda ini, aku jadi pengen kenalan sama Pak Wahyu.
soalnya, di hampir setiap gerobak dagang tahu bulat yang aku lihat, selalu ada tulisan nama Wahyu di situ. agak susah membayangkan betapa banyak uang yang dia dapatkan dari ribuan atau puluhan ribu tahu bulat yang terjual setiap harinya. aku harap Pak Wahyu benar-benar kaya raya, karena ini memang inovasi yang luar biasa.
tahu bulat ini secara tekstur nggak ada apa-apanya dibandingkan tahu sumedang atau tahu Yun Yi atau tahu Tauhid. tapi siapa yang bisa menahan godaan menyantap bola-bola tahu yang masih hangat mengepulkan asap dan gurih ini? gurihnya sih aku curiga dari MSG juga. kalo mau protes silakan. cuma, berhubung harganya murah meriah, harusnya sih nggak protes kalo gurihnya bukan dari daging cincang, hihihi.
Korea-koreaan
setidaknya di sekitarku, demam Korea-koreaan akhirnya masuk ke kamarku, gara-gara kelompok ini: SNSD alias Girl's Generation. liat yang celananya kuning? nah itu kesukaan Mahen. makanya dia sibuk ngumpulin video klipnya, video-video rekaman wawancara mereka di TV, lagu-lagunya.... dan setelah itu dia meracuni Abi untuk nonton juga. lalu bagaimana dengan aku? aku terseret-seret diajak nonton dan terpapar musik mereka.
nggak heran, Pusat Kebudayaan Korea sampai membuat Pekan Kebudayaan Korea, yang diisi dengan pemutaran film Korea, acara masak-memasak Korea, dan lain-lain. dan nggak heran juga, suatu hari di dalam busway, aku tiba-tiba ikutan nyanyi... "nobody, nobody but you!" *lengkap dengan gerakan kepala dan tangan*
beuh...
Oh, oh! Obama
selama berbulan-bulan, orang-orang di negara ini menanti-nantikan dia datang. dan setelah 3 kali tertunda, akhirnya dia benar-benar datang. nggak lama, cuma semalam saja. dengan salah satu agenda utamanya menyampaikan pidato di hadapan 3000 orang di Balairung UI.
pidatonya, sebagaimana diharapkan, luar biasa. ia, atau tepatnay yang menulis pidato itu, tau betul bagian mana yang harus diangkat dan dititiberatkan dalam pidatonya, beberapa sentuhan kata-kata dalam bahasa Indonesia juga membuat para pendengarnya makin terkagum-kagum dan terpesona.
yang lucu, orang-orang yang tadinya berkoar-koar mau mengusirnya, mengatainya kafir-haram, segala jenis ucapan para penggiat garis keras di sisi kanan ternyata tidak terbukti. beneran, deh. pas ketemu orangnya beneran, yang ada mereka-mereka ini jadi tergopoh-gopoh menyambut dan tersenyum girang seperti penggemar yang tersihir kedatangan pujaannya:)
tapi yang membuatku lebih bersimpati pada Obama adalah, dia tidak sekedar memuaskan hasrat orang sini untuk bernostalgia. sebagaimana yang aku baca dalam bukunya "The Dreams for My Father", Obama memandang masa tinggalnya di Jakarta adalah sebuah masa yang memberinya pencerahan, akan sisi kehidupan lain, yang sama sekali berbeda dengan sisi kehidupannya di Amerika. dia belajar tentang keragaman yang kontras, tentang toleransi, tentang penghargaan pada harkat dan martabat manusia, dan memberinya perspektif yang berbeda dari kebanyakan orang Amerika mengenai dunia tempatnya tinggal.
saat ia kembali ke Jakarta menjadi sebagai presiden Amerika, ia bisa menempatkan diri sebagai kawan yang memuji hal-hal yang menjadi kekuatan dasar Indonesia sebagai sebuah bangsa. aku yakin, bahkan para anggota DPR dan menteri-menteri di kabinet SBY (mungkin juga SBY-nya sendiri) belum tentu bisa memaknai dan membahasakan ulang Bhinneka Tunggal Ika sebaik pidato Obama.
aku merasa, kita selama ini terlalu dikungkung oleh slogan. sayang ya, kita masih harus belajar dari orang lain mengenai siapa dan apa sebenarnya kita dan yang kita punya.
the tiffie strikes back
yang ini gak usah pake foto ya?!
dalam kaitannya dengan kunjungan Obama di atas, orang ini sambil cengangar-cengingir dan muka kagum mengulurkan tangannya untuk nyalamin Michelle Obama. waktu di twitter dipertanyakan, kenapa bukan muhrim kok dipegang-pegang (disalami, maksudnya)... sambil ngeles gak penting orang yang berpoligami ini (istrinya 2 atau 4 gitu) bilang kalo itu semua gara-gara Bu Obama maksa-maksa, nyodorin tangannya.
dasar pembual.
di Indonesia, baru dia barangkali menteri yang serba lintas batas. tapi tiap kali bikin berita, selalu aja diawali dengan pernyataan yang kurang tepat, disambung sanggahan yang tidak pintar, yang mengakibatkan kita semua (okay, nggak semuanya, tapi cukup banyak orang pintar) meragukan kecakapan dan kemampuannya dalam bidangnya sendiri.
sebagai menkominfo, aku rasa tidak ada perubahan mendasar yang dibuatnya yang menjadi terobosan bagi dunia kominfo di Indonesia. kenapa?
menurutku, itu karena yang ada di dalam pikirannya adalah hal-hal porno melulu. memang, maksudnya baik. tetapi, cara-cara yang ditempuhnya selalu meleset, kalo tidak bisa disebut tidak tepat sasaran.
berita pertaama yang terdengar dari dia adalah, akan memberikan sapi bagi para penduduk di sekitar BTS, supaya kotorannya bisa dikumpulkan untuk biogas yang akan digunakan buat pasokan tenaga listrik di BTS itu. now, you tell me. what kind of smart thinking this is?
and to hear such thing from a minister?
*geleng-geleng kepala*
#nurdinturun
satu lagi musuh bersama kita di twitter sampai sempat jadi trending topic. Nurdin Halid.
mungkin hanya dia satu-satunya orang yang pernah diteriaki ramai-rama oleh lebih dari 30.000 orang di dalam stadion GBK supaya mundur dari jabatannya sebagai ketua PSSI. dia juga orang pertama yang dibuatkan spanduk besar-besar: Lindungilah kami dari Nurdin yang terkutuk. tapi? dia bergeming.
tahun 2010 PSSI membuat kebijakan naturalisasi pemain asing. selain itu merekrut Alfred Riedl menjadi pelatih. dua kebijakan ini berhasil menjadikan permainan tim nasional Indonesia jadi lebih baik, publik seketika jatuh cinta pada Irfan Bachdim dan Cristian Gonzales.
tentu saja, kita semua tau kalo yang bekerja keras adalah Oom Riedl dan para pemain asuhanya. keberhasilan mereka sampai di final Piala AFF bukan karena kehebatan para petinggi PSSI dalam menerapkan manajemen, memberi fasilitas atau mengelola penyelenggaraan AFF yang dari urusan tiket aja, udah kacau berat.
jadi, NURDIN BURUAN TURUN!
peterporn
tak kalah dengan peluncuran iPhone4, Ariel Peterporn menjadi trending topic di twitter. selama beberapa hari, para pemilik akun twitter dari negara-negara lain bertanya-tanya "who the hell is ariel peterporn? it's twitter trending topic but none of it is in english". yang termasuk dalam deretan frustrasi ini misalnya: Paris Hilton dan Justin Bieber.
ini adalah salah satu alasan kenapa sejumlah media dan perusahaan multinasional kemudian menyadari betapa besar potensi Indonesia di dunia maya. "lebih dari 20% pengguna internet di Indonesia memiliki akun twitter", demikian Newsweek menulis. ini adalah prosentase yang lebih besar, bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa sekalipun.
demikian daftar yang bisa aku sampaikan.
aku rasa sih nggak akan terlalu bermanfaat untuk kehidupan kita semua. kalo ada hal-hal lain yangbelum masuk daftar dan kemudian nanti teringat, ada kemungkinan daftar ini aku edit lagi.
tapi gak papa 'kan ya?:D
Saturday, January 01, 2011
2011
dua hari ini melihat-lihat lagi ke sini dan ada rasa kangen campur bersalah karena menelantarkan tempat yang kubuat sendiri. pastinya blogku nggak akan protes karena ditinggalkan begitu lama tanpa ada kabar berita. memang blog itu tulus ikhlas. memberi dan tak harap kembali, ehehe.
sudah agak lama juga sebenarnay merasakan letupan-letupan untuk mulai menulis lagi. barangkali nantinya selain tulisan-tulisan di sini, juga akan mengambil bentuk yang lain.
harus semangat!
oya, tahun baruan kali ini dihabiskan dengan tidur nyenyak!
ini tahun baru pertama bareng Mahen dan tahun baru kedua yang kami lewati sama-sama. seperti di awal 2008, waktu aku melewatkan saat pergantian tahun dengan tidur, gak peduli di sekitarku heboh ampun-ampunan, tahun ini juga demikian. Mahen malah menyingkir naik ke lantai 3 biar bisa lihat kembang api. akunya pules.
akhir-awal tahun ini pertama kalinya aku libur panjaaaang. sebelumnya libur selama ini mungkin pas liburan sekolah, ya. sampe bingung karena tak perlu ke kantor dari tanggal 24 Desember sampai tanggal 2 Januari. yak, yang laen boleh ngiri!
hal baru apa yang ingin kulakukan di tahun 2011?
belajar menjahit! kebayang pengen beli mesin jahit Singer yang gede, atau mesin jahit listrik yang kecil. targetnya sih gampang aja dulu yaaa... bisa menjahit lurus!
terbayang kalo bisa bikin cushion cover sendiri akan seru. yeah!
selamat tahun baru, teman-teman.
have a great start up and wonderful year *wink*
Friday, May 14, 2010
O Sounds
TARI
Jumat-Sabtu, 14-15 Mei, 2010, 20:00 WIB
O Sounds
T.H.E. Dance Company - Singapore
Koreografer: Kuik Swee Boon
Teater Salihara
Jl. Salihara No.16 Jakarta Selatan
Telp: 021-789 1202
Tiket Umum: Rp 50,000,-
Tiket Mahasiswa: Rp 25,000,-
O Sounds adalah sebuah ramuan bebunyian kota modern, dialek-dialek yang hampir punah, lagu rakyat, tarian dan gambar pada layar. Karya tari multimedia sepanjang satu jam ini menjelajahi tegangan dalam hubungan intim manusia modern dengan tradisi yang mulai pudar dan berbagai perubahan di lingkungannya.
Untuk menyiapkan karyanya ini, Kuik Swee Boon telah melakukan riset dan mengumpulkan dialek-dialek yang hampir punah di Singapura, dalam bentuk memoar, cerita, dan nyanyian rakyat. Bahan-bahan ini kemudian diolah menjadi sebuah komposisi oleh Darren Ng, seorang pemusik dan seniman bunyi terkemuka di Singapura. Seniman video asal Brazil, Gabriela Tropia Gomes, menggarap video dan proyeksi gambar pada layar dalam pertunjukan ini. Seniman lain yang terlibat dalam O Sounds adalah fotografer Ngiap Heng Tan dan penata cahaya Tommy Wong.
Kuik Swee Boon adalah pemenang Young Artist Award 2007 di Singapura. Sebelumnya ia pernah menjadi penari utama dalam Compania Nacional de Danza di Spanyol selama lima tahun, di mana ia berkolaborasi dengan sejumlah koreografer ternama seperti Nacho Duato, Mats Ek, Jiri Kylian, dan Ohad Naharin.
begitu bunyi keterangan mengenai pertunjukannya.
tapi itu semua masih harus diberi info tambahan lagi yang nggak kalah pentingnya. koreografer Singapura yang merancang pertunjukan ini, ganteng sekali. aku sempat ternganga tak berkedip waktu ketemu sama dia di lift dan terus jadi ngobrol bareng.
semakin banyak alasan untuk menonton pertunjukan ini.
apalagi diadakan di blackbox theater, satu-satunya di Indonesia, dengan akustik yang bagus banget sehingga dari sisi manapun kamu menonton, suara yang terdengar di telingamu sama rata, seolah kamu sedang mendengarkan pertunjukan ini menggunakan headphone.
aku mau nonton.
ketemu di sana, yuk?!
Thursday, May 13, 2010
seri gadis metropolitan #13: praying place
waktu jalan-jalan sama Mahén dan ibunya hari ini, kami memutuskan berhenti di kantor pusat PBNU untuk numpang Dhuhur karena waktu shalat sudah hampir habis.
tempat wudhu di kantor ini terletak persis di pojok halaman sebelah kanan, dekat dengan parkiran, yang artinya kalau habis wudhu, masih harus melintasi halaman luar kantor, baru kemudian masuk ke dalam ruangan. mushola-nya diletakkan seadanya, di bawah tangga. dari pintu depan, keliatan letaknya di sebelah kiri. mungkin bahkan tidak pantas disebut ruangan khusus, karena hanya sekedar memakai ruangan tidak terpakai, yang terbentuk karena ada tangga di situ. agak mengelus dada juga, sih. terutama karena aku nggak yakin sama kebersihan (dan kesucian) tempat shalat yang asal-asalan begitu.
jadi inget, bulan lalu waktu numpang shalat di Grand Indonesia, rasanya betah, deh.
mushola-nya terletak di lantai 5 (kalo nggak salah). dekat dengan food court. sebuah penempatan yang patut dipuji, karena biasanya orang pergi shalat setelah makan siang, atau bisa juga disambil minum sore setelah keliling berbelanja. tempatnya bersih, rapi, teratur dan bagus! aku suka nuansanya yang serba biru menyejukkan. mushola terbagi jadi dua, satu sisi untuk laki-laki, sisi lain untuk perempuan. tersedia tempat penitipan sendal, dan mereka juga meminjamkan mukena untuk yang tidak membawanya. petugas penjaga mushola ramah dan menyenangkan. padahal aku sendiri nggak yakin kalau mayoritas pengunjung Grand Indonesia memakai tempat ini. minimal kalau dibandingkan dengan kantor PBNU.
dan tiba-tiba aku terpikir, apakah di kantor organisasi-organisasi lain yang dengan selantang-lantangnya, mengakui bahwa mereka membela Islam dengan seluruh darah daging dan nyawanya, ada mushola sebaik yang dimiliki Grand Indonesia?
ada yang bisa cerita sama aku, seperti apa mushola-nya FPI?
Wednesday, May 12, 2010
seri gadis metropolitan #12: sendal jepit ungu
kata Mahén, gadis-gadis di kota metropolitan nan ramai, gersang, panas dan pengap namun bergelimang mimpi dan kemewahan ini justru nggak pakai sendal manis bertumit tinggi yang anggun dan feminin. mereka yang bekerja di gedung-gedung tinggi yang mencakar-cakar langit itu justru memakai sendal jepit selama perjalanan berangkat dan pulang kerja, waktu harus berkejaran naik mikrolet, bis kota atau busway. lalu setelah sampai di kantor baru sendal jepit itu disimpan dan diganti dengan sepatu bertumit tinggi yang selayaknya.
setelah melakukan observasi selama beberapa hari, aku memutuskan memang sebaiknya punya simpenan sendal jepit di kantor. alhasil, tadi pagi aku ke warung kelontong yang berjarak dua-tiga kali ngesot dari rumah kontrakanku, lalu memilih-milih sendal jepit yang ukuran dan warnanya sesuai. aku berhasil mendapatkan sendal yang cukup cantik dan meyakinkan dengan harga Rp 6,000! bukan merk swallow, sih. tapi setidaknya dengan sendal ini aku sekarang telah menjadi gadis metropolitan secara resmi. atasan bagus-rapi, rok sepanjang lutut, wajah berias dan sendal jepit adalah busana peresmian untuk identitasku yang baru:)
ah, tapi aku masih kangen sawah hijau, pohon kelapa dan aroma dupa di ubud...
Wednesday, May 05, 2010
seri gadis metropolitan #5: tentang mal
kehidupan di kota ini terpusat di mal dan mal terpusat di distrik bisnis dan sekitarnya. di mal yang berbeda-beda kita melihat toko-toko yang sejenis. merek dan gerai yang sama dipajang di berbagai tempat, seolah-olah sekedar di-copy-paste dari satu bangunan ke bangunan yang lain.
Plasa Senayan dan Senayan City yang berseberangan, ditambah FX. Grand Indonesia dan Plasa Indonesia yang bersebelahan, masih ditambah EX. lalu agak jalan sedikit ada Sarinah. di dekatnya juga ada Thamrin City. di seputar Kelapa Gading ada Mall of Indonesia, La Piazza, Mall Artha Gading dan Mal Kelapa Gading I, II, III dan V. ada pula Mal Puri Indah, Mal Taman Anggrek dan Central Park yang semuanya terletak di Jakarta Barat. belum lagi ditambah dengan Setiabudi One, Epicentrum Walk Rasuna, Pejaten Village, Pondok Indah Mal I, II dan II yang sebentar lagi berdiri, Blok M Mall, Mal Ambassador, Pacific Place dan Citos atau Cilandak Town Square. masih ada lagi Gandaria City dan City Walk Sudirman.
padahal daftar itu baru untuk tempat yang besar-besar, yang menyebut diri Mal. aku belum bicara soal ITC dan pusat perbelanjaan lainnya. dalam daftar wikipedia, semuanya berjumlah 88 buah.
dan karenanya, di mal kita juga menemukan binatu, kantor pos, bank, dan loket membayar pajak. maka mal juga harus agresif. tidak hanya menyediakan tampilan yang mewah dan berkesan modern, para pengelola juga memembawa suasana dan nuansa tradisional (bahkan pinggiran jalan) ke dalam mal. dan karenanya, mal mau tak mau jadi tujuan bagi mereka yang ingin merasakan masakan khas atau tradisional dari berbagai daerah.
promosi produk diadakan di mal. fashion show, bazaar makanan, acara pengumpulan dana, festival, acara musik, pemutaran film, peluncuran buku, sampai bakti sosial juga diselenggarakan di mal.
selain pusat kegiatan, mal juga jadi tujuan berlibur saat akhir pekan, dan dalam beberapa kasus, jadi tempat tujuan wisata. kemana sanak saudara yang sedang berkunjung ke jakarta dibawa berjalan-jalan? mal.
sampai akhirnya, para penduduk jakarta tidak punya ide lain untuk berwisata, saat mereka pergi ke kota lain. karena di bali dan bandung, mereka yang meenuhi mal adalah orang-orang jakarta.
dan di jakarta, orang akan berpikir lama kalau ditanya "di mana kita bisa ketemu dan ngobrol?" atau "di mana kita bisa bikin acara di ruang terbuka?" atau "kita mau jalan-jalan ke mana?" kalau dalam pertanyaan-pertanyaan itu ditambahkan variabel 'yang bukan mal'
Tuesday, May 04, 2010
seri gadis metropolitan #4: the noise
semuanya terasa melimpah dan berlebihan di kota ini. serba terlalu banyak. terlalu banyak penduduk, terlalu banyak sampah, terlalu banyak kendaraan pribadi, terlalu banyak aroma asam ketiak dari kumpulan penumpang bis yang terlalu banyak, terlalu sesak.
terlalu banyak istri simpanan, terlalu banyak orang kaya, terlalu banyak pria gendut bergandengan tangan dengan perempuan serupa manekin pajangan toko barang mahal, terlalu banyak uang, terlalu banyak alasan untuk berfoya-foya. terlalu gelap, terlalu terang, terlalu banyak warna berseliweran. terlalu banyak percakapan karena terlalu banyak yang harus dibicarakan seperti halnya terlalu banyak yang harus dibungkam dan disimpan diam-diam.
terlalu banyak makna.
terlalu banyak harapan.
terlalu banyak pil pahit kekecewaan harus ditelan.
terlalu banyak dosa, terlalu banyak kejahatan, terlalu banyak prasangka, terlalu banyak kata-kata manis berujung dusta, terlalu banyak cinta, sebagian besar diantaranya terbuang sia-sia. terlalu banyak omong kosong, terlalu banyak mimpi, terlalu banyak kerja yang tak selesai, yang terbengkalai, jembatan monorail, halte busway, apartemen, rumah susun, jalan layang, terlalu banyak gelandangan, menggeletak di jalanan, jembatan penyeberangan, pojok trotoar, emperan toko tutup. terlalu banyak pengemis buta berjajar di jembatan busway dekat kantornya.
diantara semuanya, yang paling menggangguku adalah kebisingan. kota ini punyaterlalu banyak suara, terlalu berbunyi. menciap-ciap memasuki liang telinga. nyaris mustahil rasanya bicara pada orang lain saat berada di jalan. lebih mustahil lagi untuk mendengarkan suara di dalam kepala, yang biasanya membantuku dengan gagasan. lebih sulit lagi untuk bisa berpikir jernih di tengah kebisingan ini. tak heran, terlalu banyak orang jadi kalap di kota ini.
tapi aku sekarang mengerti mengapa mereka tidak bisa tidur dan jadi gelisah ketika malam terlalu senyap. mereka terbiasa hidup dalam keriuhan. dan kuman itu mulai menghinggapiku. kini aku menyalakan radio pada volume 10 setiap malam menjelang lelap.
Monday, May 03, 2010
seri gadis metropolitan #3: keluarga baru
aku suka banget gambar ini.
gambar keluarga digital dari beberapa film kartun untuk majalah Vanity Fair inibetul-betul menggambarkan kumpulan orang-orang yang bergabung jadi keluarga di Nebu 2.0.
masing-masing mungkin di kampung halamannya punya keluarga besar sendiri, dengan tatanan dan aturan yang lain-lain juga. tapi di rumah ini, semua bergabung dan tiba-tiba lahirlah keluarga baru.
di kamar depan, ada Indra dan Lea yang jadi orangtua kos. kebetulan belum lama ini Bima, anak mereka yang pertama lahir. lucu, deh. baru ini aku lihat ada bayi yang anteng dan selalu gembira. senyum-senyum terus, ketawa-ketawa melulu. dari pagi sampe malem jarang nangis. sangat menyenangkan.
di kamarku aku sendiri.
sebetulnya ini bukan kamarku beneran. secara resmi, penghuninya adalah Weslie -paduka yang mulia. tapi karena dia sibuk menjadi pelatih cheerleader di sejumlah penangkaran gorilla di Afrika, maka kamarnya tak berpenghuni. masuklah aku bersama kasur baru, lemari baru, meja kayu yang diimpor dari kantor Mahén, gorden dari rumah Regency, plang gorden baru, dan kursi kerja yang kubeli sore-sore di Manggarai.
di depan kamar mandi yang berarti seberang kamarku ada kamar Deden.
sangat minimalis dan bau cowok banget. kalo kamar Lea kan bau bayi. aku suka mengendus-endus Bima karena ini.
di atas ada kamar Kang Deni.
waktu yang ada baru kasur dan tempat tidur, dia masih kalem aja liat kamarku. tapi begitu meja datang, Kang Deni mulai terpancing karena katanya "kok kamar ini jadi yang paling lengkap barangnya ya?"
sampai akhirnya waktu aku punya kursi, kang Deni yang mengingatkan kalau di Nebu tidak ada kursi sebelumnya. hihihi. bener juga, ya. kursi putih yang dipake setrika aja aku ikutan belinya.
nah, di sebelah ruang makan ada kamar buat Aa Dodi, Teteh dan Hendra. mereka keluarga kecil yang tinggal bersama kami dan membantu menyelenggarakan urusan kerumahtanggaan di rumah besar yang tiap hari sepi karena penghuninya pada sibuk sendiri-sendiri ini.
bersama mereka, aku mulai mengarungi hari-hari di Jakarta.
Sunday, May 02, 2010
seri gadis metropolitan #2: on my bed
PR nomer satu setiap kali pindah tempat tinggal adalah kasur. soalnya badan ini nggak bisa mentolerir lantai yang keras walaupun udah dikasih tikar. hasilnya bisa-bisa berupa masuk angin berkepanjangan. dan karena akhir-akhir ini aku udah menemukan jenis masuk angin baru yang lebih parah daripada biasanya, yaitu suatu keadaan dimana angin yang sudah masuk malah menolak keluar, bikin perut sakit melilit berkepanjangan sampai terjungkir-jungkir, maka lebih baik aku nggak masuk angin. dan nggak tidur di lantai.
masalah lainnya, aku juga nggak bisa tidur di kasur busa atau spring bed yang kondisinya udah nggak prima lagi. misalnya yang udah melengkung, udah tipis, atau bentuknya udah berubah. suatu kali aku terbangun dengan rasa nyeri di pinggang sebelah kanan karena salah tidur di kasur semacam ini. selama dua hari, nyaris semua gerakku, mulai dari tertawa, jalan, duduk tegak, menoleh, sampai mengangkat kaki untuk membuka sepatu, terlebih yang jelas-jelas pake pinggang misalnya surya namaskar atau pole dancing, jadi hal-hal yang sulit dan mustahil dilakukan. sakitnya sampai ke ubun-ubun dan bikin gak bisa tidur! orang-orang yang melihat sampai mengira aku sedang babak belur setelah bertarung dengan pendekar dari perguruan lain. padahal, sumpah! sebabnya bukan itu!
oya, sakit pinggang itu baru beres setelah pijet tiga kali bersama seorang balian mumpuni, dan akibatnya, isi dompetku berkurang kira-kira seharga kasur busa kualitas bagus setebal 14cm.
makanya waktu mau mulai tinggal di Nebu, harus ngobrol panjang kali lebar sama Mahén buat membahas kasur sebelum akhirnya memutuskan mau beli apa. bahannya harus bagus, entah itu latex, busa atau kasur pegas. harganya harus terjangkau karena budget pas-pasan. harus mau ngatar ke rumah. karena... ya iyalah! siapa juga yang mau ngangkat-ngangkat kasur naik busway.
Mahén berbaik hati pergi ke toko perabot untuk beli kasur itu, setelah Deden kasih nomernya. ya iyalah, kalo Deden nggak cepet-cepet bantuin, aku udah berjanji untuk mengkudeta kasurnya apabila sampai tangal 3 Mei aku belum dapat kasur.
karena kasur latex walaupun sangat bagus harganya minta ampun, dan beda harga kasur busa sama kasur pegas sangat minim, jadi aku dibeliin kasur pegas aja. udah ada head board-nya, ada kakinya sedikit (sekitar 10cm) dan rata, tapi juga cukup empuk. walopun ukurannya ternyata kegedean. jelas lebih gede daripada kasurnya Van Gogh di Arles. hahah!
Saturday, May 01, 2010
seri gadis metropolitan #1: 31 hari ngeblog
bulan ini, ada dua hal yang penting untuk dicatat. pertama, terjadi perubahan alamat besar-besaran, karena aku sekarang sudah bukan lagi gadis kampung yang berdiam di desa Ubud yang permai. aku mulai merambah ibukota Jakarta, kota dengan segala julukan yang bikin miris dan rasa nggak enak hati, tapi tetap memikat jutaan orang untuk datang, mencari uang dan nggak pergi-pergi dari sini. ya, aku secara sadar mulai menjadi gadis metropolitan, penghuni belantara Jakarta yang gersang, pengap, kumuh, apek, dan disana-sini menghitam, seperti warna kali yang melintasi Istiqlal.
kedua, ada gerakan baru yang nggak terlalu jelas datangnya dari mana, tapi sepertinya ini ada hubungannya dengan posisi Rara yang menjadi Ketua Pesta Blogger 2010. dan karena aku mendukungnya, maka aku juga melibatkan diri dalam gerakan ngeblok setiap hari selama bulan Mei 2010 ini. semoga langkahku sepanjang bulan ini tidak tergelincir dan aku tetap istiqomah dalam menjalankan niatan suci ini. *kedip*
dengan ini, maka seri baru khusus ngeblog 31 hari aku luncurkan. namanya: seri gadis metropolitan. yang akan berisi potongan-potongan kisahku mengawali hidup sebagai salah satu dari beberapa belas orang penghuni Jakarta. oya, aku benar-benar penghuni Jakarta karena nggak jadi komuter ke Tangerang, Depok atau Bogor. aku tidur, bangun, bekerja-beraktivitas dan pulang-tidur di Jakarta.
akhir kata, kuucapkan selamat menikmati seri baru ini, semoga berkenan di hati Anda sekalian.
:D
Tuesday, March 23, 2010
is diamond forever?
entah berapa bayaran Frances Gerety saat dia mencetuskan kalimat yang mengguncangkan jagat raya dan kebenarannya diamini ratusan juta orang di seluruh penjuru dunia sampai hari ini: A Diamond Is Forever.
setiap tahun, sekitar 130 juta karat, atau sekitar 26 ton berlian ditambang, dipotong dan dipoles. dengan jumlah sebanyak itu, mestinya berlian memang bukan batu mulia yang paling langka atau yang paling mahal harganya.
adalah India, negara pertama yang memiliki catatan tertulis mengenai berlian. disebutkan bahwa batu ini adalah batu mulia yang indah dan mampu memotong benda-benda keras. dari India, berlian menyebar ke seluruh penjuru dunia, dan akhirnya sampai ke Eropa. di Asia Tenggara sendiri, berlian ditemukan di Kalimantan, dan sudah jadi salah satu komoditi perdagangan antar-pulau dan antar-kerajaan di sekitar Selat Malaka sejak abad 7 Masehi.
tapi selama berabad-abad, berlian sebetulnya bukan satu-satunya batu mulia, dan kedudukannya juga nggak penting-penting amat. maksudnya, baru di abad pertengahan mulai ada yang memakainya jadi mata cincin pertunangan. walopun memang, sudah mulai muncul mitos-mitos bahwa:
- berlian yang dipasang di lengan kiri akan membuat seseorang memenangkan pertarungan di medan perang, gak peduli berapa banyak lawannya.
- menyembuhkan orang yang sakit jiwa atau suka jalan sambil tidur.
penemuan tambang berlian baru di Afrika Barat yang dikuasai Jerman, Perang Dunia I dan kenyataan bahwa jumlah temuan berlian jauh lebih banyak daripada permintaannya, membuat De Beers berusaha mencari strategi untuk meningkatkan penjualan berlian sekaligus mengontrol harga dan peredarannya di pasaran. bekerjasama dengan Sindikasi Berlian Inggris, ditetapkanlah harga jual berlian, harga beli kembali dalam jumlah tertentu. sejak itu, tidak ada surplus berlian di pasaran, yang dapat mengancam harganya jadi turun.
selain itu, dimulailah kampanye besar-besaran untuk menjadikan berlian sebagai batu wajib untuk merayakan ikatan cinta. cincin pertunangan bertatahkan berlian adalah perlambang paling suci untuk menyatakan niat sejati membawa hubungan antara dua insan menuju pelaminan. bahwa keabadian cinta setara dengan keabadian kilau berlian, yang karena ukurannya enam karat, bisa membuat setiap orang yang melihat terperangah, lalu buru-buru memakai kacamata hitam.
dan berhasil! seperti disihir, pesona iklan cincin berlian memikat hati para gadis, yang memimpikan pertunangan mereka disempurnakan kilau yang ditunjang oleh besar karatnya, kejernihannya, bentuk serta potongannya, warna batunya dan kualitasnya. jumlah taburan berlian, berbanding lurus dengan kedalaman perasaan seorang laki-laki. sebegitu dalam, sehingga ia bersedia menguras isi dompet untuk sebutir dua butir batu yang kata Ron White "will shut her up... for one minute!"
di Afrika, berlian sering digunakan sebagai alat pembayaran pembelian senjata dan peralatan perang, kayak yang di film Lord of War itu, loh! makanya ada sebutan blood diamond, untuk berlian yang berlumuran darah, karena darinya, konflik bersenjata dan para faksi yang bertikai bisa terus menghilangkan lebih banyak nyawa.
Wikipedia menyebutkan bahwa saat ini, setiap tahunnya, ada sekitar 100 ton berlian sintetis yang juga beredar di pasaran. yang sintetis ini kabarnya sama sekali tidak bisa dibedakan dari berlian asli yang ditambang dari dalam bumi. bahkan, para pengusaha tambang berlian sekarang sedang sibuk mencari cara membedakannya, selain hanya dengan sertifikat (yang tentu mudah saja dipalsukan).
tadi pagi waktu aku membahas ini semua dengan Naomi, tiba-tiba dari radio melantun lagu "Breakfast at Tiffany's"
jadi kesimpulannya, apakah berlian itu abadi?
ah, itu cuma trik dagang aja, kok.
Subscribe to:
Posts (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...