Friday, October 20, 2006

THR

dia mengulurkan amplop putih panjang berisi lembaran-lembaran uang yang baru diterimanya tadi siang dengan agak kikuk. seumur hidupnya, belum pernah ia memberikan uang dengan gaya resmi seperti ini. amplop putih itu adalah pelindungnya dari tatapan ingin tahu, berapa lembar uang yang bisa dia bawa pulang ke rumah hari raya tahun ini. jumlah yang membuatnya kecewa. tapi amplop putih itu juga membuatnya canggung, ini seperti bukan pada ibunya, membayar uang kos pun tidak pernah dilakukannya dengan bantuan amplop putih seperti sekarang ini.
"maaf bu, aku cuma punya segini"
"tak apa, nak... yang penting kamu pulang, ibu sudah senang. terima kasih" ibunya membalas dengan mata berkaca-kaca.
ucapan terima kasih dari ibunya membuatnya makin sedih...

3 comments:

Anonymous said...

DIA itu siyapa?

inaterne said...

mau tau aja, ben...

Anonymous said...

Sesungguhnya dia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan. segalanya seperti sebuah kesalahan yang tak henti. semakin semua ditutupi, semakin besar pula rasa bersalah itu. rasanya semua selalu kurang, entah apa yang salah, entah di mana yang salah.

Sayup-sayup terdengar suara adzan. Dia teriris mendengarnya.

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...