kalo kamu dapat email berisi pertanyaan seperti: kalo lagi demam, mimpimu apa?
apakah kamu akan menjawabnya dengan serius? ataukah kamu akan cepat-cepat menghapus email itu dan mengirimnya ke tempat sampah?
lalu kalau ada orang yang mengirimkan satu lagu berjudul "Rintihan Kunti" dengan lirik seperti ini:
Malam sunyi, ku sendiri
Duduk sepi, di atas pohon
Kubiarkan rambutku terurai
Tanpa kaki, Kelelawar, Anjing
Dan bulan purnama
Menanti kekasihku, yang belum mati
apakah kamu akan meluangkan waktu untuk mendengarkan lagu itu? apakah kamu akan ikut penasaran menanyakan siapa yang menyanyikannya? lalu kalau salah seorang teman yang juga menerima email itu minta supaya suara tawa kuntilanak itu saja yang dipotong untuk ringtone, apakah yang akan kamu lakukan?
dan jika seorang lelaki muda yang istrinya sedang hamil ingin membeli keyboard atau electone supaya istrinya punya kegiatan selama cuti hamil (yaya, kalo jaman dulu kegiatan ibu hamil adalah merajut, menyulam dan menjahit, tapi sekarang sudah tidak lagi), apakah kamu akan meluangkan waktu untuk mencari gambar keyboard yang paling ngetop sekitar 15 tahun yang lalu, terus mengupload lagu demo yang bersejarah itu?
aku yakin banyak diantara kamu akan berpikir, sangatlah nggak penting dan buang-buang waktu jika kita harus membahas kenapa seseorang pegawai di meja sebelah selalu mengambil tissue dari meja seorang pria tanpa permisi, atau bagaimana caranya menyuruh si orang di sebelah itu untuk minta ijin. sama tidak pentingnya dengan membahas perbedaan arah unyeng-unyeng, tinggi jari manis dan jari telunjuk, serta kerapatan garis sidik jari antara seorang homo dan hetero.
bagi kami, semuanya penting dan layak mendapat perhatian.
maka Joan di Jerman mengaku kalau dia sedang demam akan memanggill-manggil Mama dan neneknya. Ia bahkan menceritakan mimpi yang dialami suaminya saat sedang demam, walaupun suaminya tidak ikut menerima email. atau Suster di Jakarta bilang dia dikejar-kejar beruang sampai masuk jurang. hahahaha. sementara Venuz yang takut jarum (aduh Nuz, koen ki wis bujang, gedhe tuwo!) bermimpi dikejar-kejar dokter yang membawa jarum suntik (untuk kuda).
lalu beberapa orang mendownload lagu yang dikirim Oom Ganteng dan Kang Kiridit memotong suara tawa si kuntilanak untuk dijadikan ringtone sms. di Kampung Gajah semua penting. kami terlalu serius dalam bercanda sehingga dengan mudah dituduh terlibat konspirasi, dengan Yahudi, seperti kata si Luzi. karena tampaknya, hanya Yahudi yang bisa bersenang-senang diatas dunia ini.
kami begitu serius hingga tidak lagi memakai perasaan. toh semua hal yang kami tuliskan di dunia maya ini hanyalah teks. tidak ada darah yang ditumpahkan untuk memberinya nyawa. walaupun seringkali agak mengherankan melihat betapa tiap-tiap orang yang tergabung dalam organisasi tanpa bentuk (yang pada masa 90-an hal-hal serupa disinyalir terkait laten komunis) ini menganggap serius pertemanan yang dibangun lewat ketukan pada tuts keyboard, emoticon dan tawa tertahan di hadapan monitor komputer.
maka 15 dari 20 sms yang kuterima saat aku sakit berasal dari sesama warga Kampung Gajah. maka Mama bisa menitipkan lauk pauk padaku lewat Aryo tanpa ongkos kirim, maka aku bisa menikmati satu kardus jajanan beraneka rupa kiriman Mami Mira dari Bandung, mendapat setumpuk DVD dari Jay berisi lagu-lagu yang kupilih, serial Heroes, presentasi An Inconvenient Truth dari Idban, serta berbagai saran kalau mau membeli gaun pesta kebun, membuat kebaya, dan menjelaskan memar-memar tanpa sebab di kedua pahaku.
suatu hari aku tersadar, mereka yang bahkan belum pernah kutemui sebelumnya, mereka yang hanya kutahu nama julukan narsisnya, adalah keluargaku yang lain. yang berhasil membuatku mempercayai (lagi) hal-hal yang sudah nyaris hilang di dunia nyata. niat baik, keramahan, dan kebaikan hati yang tak bersyarat. atau mungkin kami semua sudah gila. sehingga semua ini bisa mungkin.
siapa sih yang mau memenuhi permintaan untuk mendownload dan mengupload ber-album-album lagu dengan begitu saja? kadang malah dia yang dimintai nggak kenal sama benda yang diminta. tak heran, waktu tersiar kabar bahwa Tub akan menjadi fakir bandwith dalam waktu dekat, dunia terasa jadi lebih suram.
karena hal yang tidak bisa dijelaskan ini juga, Markum harus diselamatkan dari tetangga sebelah yang suka minta tissue tanpa permisi. atau Neng Qudsi harus ditemani menggunakan kata 'kamu', atau Jeng Enda dan Pak Narsum harus dibiarkan saling berdebat mengenai asuransi dalam huruf kapital. toh asuransi itu tidak halal karena mengandung asu, kata Rony. dan jangan lupa mematuhi jadual kopdar Bunda Endhoot, karena terbukti EO lain is nothing. tapi kalau mau ketemu Bunjems, bawakan dia sebotol kecap sebelum ia memintanya.
kemudian dari pada itu, Kampung Gajah yang baru saja berusia 3 tahun sekitar seminggu yang lalu, juga memiliki sejumlah anggota dengan kemampuan maha dahsyat. misalnya Koh Fahmi, senior yang telah melewati berbagai tempaan jaman, sejak masa hidupnya dinosaurus sampai saat ini. kemampuannya bertahan dari kepunahan tampaknya ditunjang oleh penguasaan bahasa purba dan kepiawaian mengelola berbagai kepribadian yang ada dalam dirinya. selain itu ada juga Jim yang bisa menembus tembok berapi berapapun tebalnya, juga Heri yang selalu tidak kasat mata. ada pula Jeng Henny yang memiliki pengetahuan nyaris tak terbatas, setara dengan gabungan ensiklopedia dan kamus bikinan Webster, atau Didik yang nggak pernah jelas sedang berada dimana, karena lebih sering nyasar daripada nggaknya. tapi yang paling hebat tentu Deden. dia satu-satunya yang bisa membuat segala sesuatu di sekitarnya melambat. kutukannya akan membuat sambungan internet, adegan dalam film, bahkan hembusan angin, mengurangi kecepatannya.
aku merasa beruntung menjadi bagian dari komunitas tak berbentuk yang penuh kegilaan ini. dan kalau kamu mengernyitkan dahi setelah membaca tulisanku, itu karena ada banyak lelucon internal yang kutuliskan disini. mungkin perlu juga kamu membaca wiki sampai khatam.
oya, buat yang mengharapkan aku membahas Notting Hill, tulisan ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan film itu. aku kan lagi ikut-ikutan Oom Emil posting tentang Kampung Gajah yang abis ulang tahun.
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Thursday, June 21, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
16 comments:
Hai Jeng Ina, hihihi senangnya aku ada kepelem di postingan ini. *siapin makanan satu dus lagi*
very beautiful article Ina. thanks for writing this.
*basbang nih baru baca. kok baru ke-feed sama id-gmail.info ya?*
pas akhir tahun lalu, seperti akhir tahun sebelum2nya, aku selalu membuat daftar hal-hal yang membuatku berterimakasih atas tahun yang semrawut (kapan ya ada satu tahun yang tidak semrawut)...
salah satu yang paling membekas adalah nyasarnya aku ke kampung gajah berkat aplenku itu.
sampe hari ini aku nggak pernah merasa menyesal nyasar di kampung gajah. hehehehe.. :D
terima kasih geg ina yang sudah menuliskan catatan blog ini, yang mewakili perasaan hatiku.
*kupipes, taruh di word, print, bingkai*
mwah!
eh, ini posting tentang kampung toh? ooo..
whew!! nice things to say..
meskipun gw baru aja gabung (which is, what.. setengah tahun!?), tapi tret di kampunglah yang ngebuat gw betah dan suka ketawa-ketiwi sendiri..
heavy belated bird day, dear kampung.. :)
Koq gue nggak ada?
sebenarnya aku sangat terkesan karena oom big itu bisa mengghibah dengan luwesnya. tapi kesanku itu timbul setelah postingan ini di-publish.
jadi aku colek disini aja yaaa...
*colek oom bi[g]*
Great post..aku juga merasakan hal yang sama jeng..hehehehe
Kok saya ndk ada ya..? :D
kok gw gak ada?
kan gw ganteng.
Eh, ada gw! ada GW!
*siap2 ketemu ma inceh kapan hari entah*
* tabok didik ! *
wah...aku nunggu cerita Notting Hill jeng ina, tapi ga pa pa deh, ni posting bagus. Lebih bagus lagi klo ada akunya, hueheheheh....
Emang serasa jadi Densha Otoko klo di kampung gajah, terutama untuk nasehat ttg TA kemarin
:)
tulisan yang penuh makna
meski baru semppat membaca...
ini akan jadi tulisan yang lilis ingat saat lilis bisa menyapa dunia kata
meski lilis bukan siapa2 bagi sebagian orang
yang pasti lilis senang tlah mengenal temen2 dari dunia kata
:)
It's so nice for me to have found this blog of yours, it's so interesting. I sure hope and wish that you take courage enough to pay me a visit in my PALAVROSSAVRVS REX!, and plus get some surprise. My blog is also so cool! Don't think for a minute that my invitation is spam and I'm a spammer. I'm only searching for a public that may like or love what I write.
Feel free off course to comment as you wish and remember: don't take it wrong, don't think that this visitation I make is a matter of more audiences for my own blogg. No. It's a matter of making universal, realy universal, all this question of bloggs, all the essential causes that bring us all together by visiting and loving one another.
You must not feel obliged to come and visit me. An invitation is not an intimation. Also know that if you click on one of my ads I'm promised to earn 8 cents for that: I would feel happy if you did click it, but once again you're totaly free to do what ever you want. That's the whole beauty of it all.
I think it's to UNITE MANKIND that we became bloggers! Don't see language as an obstacle but as a challenge (though you can use the translater BabelFish at the bottom of my page!) and think for a minute if I and the rest of the world are not expecting something like a broad cumplicity. Remenber that pictures talk also. Open your heart and come along!!!!!
Jeng Inceh, kita bisa kopdaran enggak?
sweet
Post a Comment