tahun 2006 dimulai dengan kecelakaan dan diakhiri dengan influenza. untuk tiap-tiap kejadian, aku menghabiskan empat hari terkapar diatas tempat tidur, tanpa melakukan apa-apa kecuali tidur, makan dan membaca. pada akhir tahun aku tidak menghitung detik menuju 00.00. aku tidak meneriakkan "Happy New Year!" ke telinga siapapun. tidak meniup terompet yang suaranya sumbang.
tidak ada terompet. tidak ikut pesta.
biar tetep segar dan cantik di hari pertama tahun baru.
walopun kayaknya cantik tapi pucat. tetep.
selama lima tahun berturut-turut aku selalu berpesta merayakan pergantian tahun. tapi tahun ini aku memutuskan untuk tinggal di rumah dan membaca saja. menyelesaikan sebuah buku dan memulai buku yang lain. pergi tidur dengan mata lelah, pikiran yang berisi kata-kata dari halaman terakhir buku yang kubaca dan perasaan yang hangat.
tahun 2006 adalah tahun bertema persahabatan. banyak banget kejadian yang melibatkan teman-teman, bagaimana mereka bersamaku, mendukung dan membantuku, mengkritik, mengingatkan, memberi dorongan dan semangat. aku belajar banyak hal tentang pertemanan dan persahabatan tahun ini. termasuk belajar memahami kekecewaan ketika yang kusangka teman itu, kadang tidak berpikir sebaliknya.
overall, I'm lucky cause my friends are not giving up easily on me.
tahun 2006 juga adalah tahun berlibur dan bermalas-malasan. saatnya aku jadi procrastinator kambuhan, sesuatu yang harus diperbaiki pada tahun 2007. sejumlah kesempatan terlewatkan begitu saja karena aku lebih senang berada di wilayah yang nyaman, minum teh camomile hangat sambil membaca novel dan menarik selimut menutupi tubuhku rapat-rapat. padahal dunia bukan milik penidur. saatnya berubah
*put on tight leather costume and purple mask*
aku nggak menulis hal-hal khusus sebagai resolusi tahun baru. aku hanya ingin lebih banyak tersenyum. tersenyum lebar setiap hari.
*senyum-senyum*
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
4 comments:
ikut lokakarya Membuka Hati deh dari Yayasan Padmajaya diajarin caranya Senyum sepenuh Perasaan dari Hati. AMazing banget!
ikut senyum2.. :)
yah, happy new year 2007..
Iklan di akhir 2007: Udah beredar di toko-toko terdekat di kota anda: Cara Senyum Lebar ala Kutu Buku oleh: Dian Ina
sebelum senyum,...inget gosok gigi Na! :D
Post a Comment