Thursday, June 21, 2007

surreal, but nice

kalo kamu dapat email berisi pertanyaan seperti: kalo lagi demam, mimpimu apa?
apakah kamu akan menjawabnya dengan serius? ataukah kamu akan cepat-cepat menghapus email itu dan mengirimnya ke tempat sampah?

lalu kalau ada orang yang mengirimkan satu lagu berjudul "Rintihan Kunti" dengan lirik seperti ini:
Malam sunyi, ku sendiri
Duduk sepi, di atas pohon
Kubiarkan rambutku terurai

Tanpa kaki, Kelelawar, Anjing
Dan bulan purnama
Menanti kekasihku, yang belum mati

apakah kamu akan meluangkan waktu untuk mendengarkan lagu itu? apakah kamu akan ikut penasaran menanyakan siapa yang menyanyikannya? lalu kalau salah seorang teman yang juga menerima email itu minta supaya suara tawa kuntilanak itu saja yang dipotong untuk ringtone, apakah yang akan kamu lakukan?

dan jika seorang lelaki muda yang istrinya sedang hamil ingin membeli keyboard atau electone supaya istrinya punya kegiatan selama cuti hamil (yaya, kalo jaman dulu kegiatan ibu hamil adalah merajut, menyulam dan menjahit, tapi sekarang sudah tidak lagi), apakah kamu akan meluangkan waktu untuk mencari gambar keyboard yang paling ngetop sekitar 15 tahun yang lalu, terus mengupload lagu demo yang bersejarah itu?

aku yakin banyak diantara kamu akan berpikir, sangatlah nggak penting dan buang-buang waktu jika kita harus membahas kenapa seseorang pegawai di meja sebelah selalu mengambil tissue dari meja seorang pria tanpa permisi, atau bagaimana caranya menyuruh si orang di sebelah itu untuk minta ijin. sama tidak pentingnya dengan membahas perbedaan arah unyeng-unyeng, tinggi jari manis dan jari telunjuk, serta kerapatan garis sidik jari antara seorang homo dan hetero.

bagi kami, semuanya penting dan layak mendapat perhatian.
maka Joan di Jerman mengaku kalau dia sedang demam akan memanggill-manggil Mama dan neneknya. Ia bahkan menceritakan mimpi yang dialami suaminya saat sedang demam, walaupun suaminya tidak ikut menerima email. atau Suster di Jakarta bilang dia dikejar-kejar beruang sampai masuk jurang. hahahaha. sementara Venuz yang takut jarum (aduh Nuz, koen ki wis bujang, gedhe tuwo!) bermimpi dikejar-kejar dokter yang membawa jarum suntik (untuk kuda).

lalu beberapa orang mendownload lagu yang dikirim Oom Ganteng dan Kang Kiridit memotong suara tawa si kuntilanak untuk dijadikan ringtone sms. di Kampung Gajah semua penting. kami terlalu serius dalam bercanda sehingga dengan mudah dituduh terlibat konspirasi, dengan Yahudi, seperti kata si Luzi. karena tampaknya, hanya Yahudi yang bisa bersenang-senang diatas dunia ini.

kami begitu serius hingga tidak lagi memakai perasaan. toh semua hal yang kami tuliskan di dunia maya ini hanyalah teks. tidak ada darah yang ditumpahkan untuk memberinya nyawa. walaupun seringkali agak mengherankan melihat betapa tiap-tiap orang yang tergabung dalam organisasi tanpa bentuk (yang pada masa 90-an hal-hal serupa disinyalir terkait laten komunis) ini menganggap serius pertemanan yang dibangun lewat ketukan pada tuts keyboard, emoticon dan tawa tertahan di hadapan monitor komputer.

maka 15 dari 20 sms yang kuterima saat aku sakit berasal dari sesama warga Kampung Gajah. maka Mama bisa menitipkan lauk pauk padaku lewat Aryo tanpa ongkos kirim, maka aku bisa menikmati satu kardus jajanan beraneka rupa kiriman Mami Mira dari Bandung, mendapat setumpuk DVD dari Jay berisi lagu-lagu yang kupilih, serial Heroes, presentasi An Inconvenient Truth dari Idban, serta berbagai saran kalau mau membeli gaun pesta kebun, membuat kebaya, dan menjelaskan memar-memar tanpa sebab di kedua pahaku.

suatu hari aku tersadar, mereka yang bahkan belum pernah kutemui sebelumnya, mereka yang hanya kutahu nama julukan narsisnya, adalah keluargaku yang lain. yang berhasil membuatku mempercayai (lagi) hal-hal yang sudah nyaris hilang di dunia nyata. niat baik, keramahan, dan kebaikan hati yang tak bersyarat. atau mungkin kami semua sudah gila. sehingga semua ini bisa mungkin.

siapa sih yang mau memenuhi permintaan untuk mendownload dan mengupload ber-album-album lagu dengan begitu saja? kadang malah dia yang dimintai nggak kenal sama benda yang diminta. tak heran, waktu tersiar kabar bahwa Tub akan menjadi fakir bandwith dalam waktu dekat, dunia terasa jadi lebih suram.

karena hal yang tidak bisa dijelaskan ini juga, Markum harus diselamatkan dari tetangga sebelah yang suka minta tissue tanpa permisi. atau Neng Qudsi harus ditemani menggunakan kata 'kamu', atau Jeng Enda dan Pak Narsum harus dibiarkan saling berdebat mengenai asuransi dalam huruf kapital. toh asuransi itu tidak halal karena mengandung asu, kata Rony. dan jangan lupa mematuhi jadual kopdar Bunda Endhoot, karena terbukti EO lain is nothing. tapi kalau mau ketemu Bunjems, bawakan dia sebotol kecap sebelum ia memintanya.

kemudian dari pada itu, Kampung Gajah yang baru saja berusia 3 tahun sekitar seminggu yang lalu, juga memiliki sejumlah anggota dengan kemampuan maha dahsyat. misalnya Koh Fahmi, senior yang telah melewati berbagai tempaan jaman, sejak masa hidupnya dinosaurus sampai saat ini. kemampuannya bertahan dari kepunahan tampaknya ditunjang oleh penguasaan bahasa purba dan kepiawaian mengelola berbagai kepribadian yang ada dalam dirinya. selain itu ada juga Jim yang bisa menembus tembok berapi berapapun tebalnya, juga Heri yang selalu tidak kasat mata. ada pula Jeng Henny yang memiliki pengetahuan nyaris tak terbatas, setara dengan gabungan ensiklopedia dan kamus bikinan Webster, atau Didik yang nggak pernah jelas sedang berada dimana, karena lebih sering nyasar daripada nggaknya. tapi yang paling hebat tentu Deden. dia satu-satunya yang bisa membuat segala sesuatu di sekitarnya melambat. kutukannya akan membuat sambungan internet, adegan dalam film, bahkan hembusan angin, mengurangi kecepatannya.

aku merasa beruntung menjadi bagian dari komunitas tak berbentuk yang penuh kegilaan ini. dan kalau kamu mengernyitkan dahi setelah membaca tulisanku, itu karena ada banyak lelucon internal yang kutuliskan disini. mungkin perlu juga kamu membaca wiki sampai khatam.

oya, buat yang mengharapkan aku membahas Notting Hill, tulisan ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan film itu. aku kan lagi ikut-ikutan Oom Emil posting tentang Kampung Gajah yang abis ulang tahun.

Wednesday, June 20, 2007

aduh, film ini...

tadi malem aku nonton My Best Friend's Wedding di Trans7. film sedih yang dibintangi oleh Julia Roberts, Cameron Diaz dan satu cowok yang entahlah, aku juga sudah lupa siapa namanya. aku sudah pernah menontonnya dulu dan film itu sedih sekali deh. sebenarnya aku nggak suka film sedih, dan biasanya kalo aku menonton ulang satu film sedih, aku sering berharap kalau jalan ceritanya akan berubah jadi lebih menggembirakan. walopun aku tau itu nggak mungkin. jangan heran, otakku kadang-kadang emang suka absurd.

tapi sebelumnya...
*injek-injek Trans7 yang muter film ini disaat pikiran dan perasaanku sedang kacau*

sedikit banyak aku bisa membayangkan bagaimana perasaan Julia Roberts dalam film itu. mencintai orang itu kan seringkali bikin otak kita nggak bisa bekerja secara normal. ada kegilaan-kegilaan yang hidup dan menjalar dalam kepala kita, seperti tanaman liar. menghisap sel-sel otak yang masih bisa berfungsi dengan baik dan menggerogoti kewarasan kita dari dalam. perhatikan aja lirik-lirik dalam berbagai lagu cinta yang sudah ditulis orang beberapa ratus tahun terakhir. pendeknya, yang jatuh cinta dan mencintai itu bisa merubah yang nggak mungkin jadi mungkin, deh.

you do all the crazy things that you can't explain, kata Bryan Adams sambil mendesah...

makanya kalau Julia Roberts dalam film itu jadi melakukan hal-hal yang tidak sebaiknya dia lakukan itu lebih karena dorongan perasaan. memang sih, itu nggak bisa dibenarkan. tapi bisa dipahami. trus waktu Julia Roberts mengaku sama Cameron Diaz di kamar ganti wanita kalo dia kalah karena si cowok cakep itu lebih memilih Cameron daripada dia, itu adalah adegan yang paling bikin sedih. aku seperti bisa melihat sebuah tembok batu bata yang rubuh dalam waktu singkat. batu-batu batanya berhamburan secara tiba-tiba.

jadi, kalau nanti tidak terjadi apa-apa diantara kita, tolong jangan tempatkan aku dalam posisi tokoh yang dimainkan Julia Roberts karena aku pasti nggak akan tahan.

anyway, kalo cuma homok sebagai pengganti dan penghibur lara dalam duka, aku punya stok sekampung banyaknya.

Sunday, June 10, 2007

junkie

berikut ini adalah beberapa alasan mengapa aku memutuskan untuk tidak mencoba drugs, atau mendaftar jadi pecandu:

pertama, aku gampang sayang sama orang lain. apalagi kalo ganteng dan gondrong. kalo ada pengedar yang cakep, nanti salah-salah aku malah beli drugs dari dia satu setengah kali lipat harga yang seharusnya. makin cepat miskin lah aku.

kedua, sejak duluuuu sampai sekarang, duitku pas-pasan. bisa makan dan bayar kos tiap bulan aja udah bagus banget deh. jadi memang nggak ada disposable income buat drugs. tapi mungkin kalau cicilan motor udah beres, dan nggak perlu keluar banyak uang untuk obat jerawat... bisa clubbing lebih sering. hehehe...

aku gampang banget kecanduan. makan dua kali di Mangga Madu, langsung kecanduan makan disana terus hampir tiap hari selama sebulan. makan pepesnya Mbak Siti, seminggu makan pepes terus. join Kampung Gajah sebentar aja ... udah kecanduan, ini udah dua tahun nggak bisa ngilanginnya.

terus, aku juga parah dalam membaca peta, menghapal jalan dan berhitung. pasti akan ada banyak masalah dengan nyasar, ketangkap waktu razia, dan salah menghitung dosis obat yang harusnya dikonsumsi, karena pake ukuran gram, dan harus dicampur-campur. hihihihi...

tulisan ini aku buat karena tadi pagi liat ibu Ani Yudhoyono mengepalkan tangan di iklan kampanye anti narkoba. "Hentikan sekarang juga!"

Saturday, June 09, 2007

lagi

kamu pulang ke Bali.
dan aku bisa melihat matamu yang berwarna cokelat lagi.
dan aku bisa melihatmu tersenyum padaku lagi
dan aku bisa mendengar suaramu yang halus dan ramah lagi.
dan aku bisa menoleh untuk melihat garis wajahmu, ketika kita duduk bersisian sambil berbincang-bincang. lagi.

aku sangat senang mendapatimu kembali
tapi hanya bosku yang bisa menyatakannya dengan tepat.
"nah... setelah potong rambut, kamu keliatan cakep lagi"

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...