Wednesday, March 08, 2006

on the day like yesterday

seringkali aku nggak tau apa yang akan aku hadapi pada hari tertentu. makanya aku suka jadual. aku akan kebingungan kalo ada waktu yang banyak, tanpa sesuatu untuk dilakukan. tanpa sambungan internet, atau lebih parah lagi, tanpa buku. tapi ada pula hari-hari ketika aku sudah tau apa yang akan kuhadapi, namun hasilnya tetap tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. seperti yang terjadi kemarin.

aku sudah tau kalo aku mungkin akan menghadapi pembicaraan yang sulit. dengan seseorang yang menyebalkan, arogan dan menganggapku rendah (yaya, karena dia lebih suka bicara dengan owner). yang nggak kusangka adalah pembicaraan itu jadi sangat menyebalkan sampai hampir-hampir aku lempar teleponnya. otakku memerintahkan aku untuk tetap tenang selama pembicaraan dan nggak melawan kata-katanya yang tajam.
aku nggak ngerti jalan pikiran orang ini. dia sedang dalam posisi bernegosiasi dengan aku untuk mendapatkan support Komaneka buat acara yang akan dia selenggarakan. tapi caranya bicara sama sekali nggak menunjukkan kalau dia ada di posisi mengajukan sebuah penawaran. betul-betul nggak masuk akal. kalau aku nggak menanggapinya dengan kata-kata yang tajam juga, lebih karena aku melihat apa yang sedang kami bicarakan, acara yang mau diselenggarakan ini, boleh jadi punya dampak dan tujuan yang lebih besar. sebuah pertimbangan yang kemudian dibenarkan oleh pak Koman.

setelah telepon ditutup, aku nggak tahan lagi. aku tumpahkan kekesalanku di milis keparat (yang aku sayangi) itu. aku tau, membuat thread baru disana nggak akan bikin masalahku selesai. tapi setidaknya, aku bisa menulis apa yang sudah menyesakkan dada. well, mantili mode on dengan (peras)aan menempel banyak sekali di thread itu.

dan memang jalannya hari nggak bisa diduga. perasaanku terhadap orang itu memang nggak berubah. tetep sebel. tapi setidaknya, aku bisa lebih tenang dan melihat semuanya dengan jelas. dan pada tengah hari, dua jam setelah percakapan telepon yang menyebalkan itu, aku udah bisa menguasai diriku lagi, dan membuat keputusan yang tepat.

aku rasa, itu semua karena WM, yang mau mendengarkan ceritaku tepat setelah kejadian dan membantuku menghilangkan emosi sesaat yang udah hampir bikin aku menghunus pedang setan!... ehehe... juga pak Koman yang mengajakku ngeliat sisi lain kejadian ini dengan lebih jernih, dan bilang "kamu salah, kalo ngomong gitu!" sehingga aku bisa belajar dan akan mengingat-ingat ini..."kalo dia marah, kamu jangan ikutan marah. kamu harus cari cara penyelesaian yang lain". pak Koman membantuku menyelesaikan semuanya dengan bijaksana...
makasih juga buat Lu Zipeng yang udah mau nanggapin obrolanku lewat YM. jarang-jarang aku bisa ngobrol sama orang yang sama sekali aku belum kenal, apalagi karena aku yang cerita. biasanya aku yang dicurhatin...

last but not least... special thanks to Balawan who cheer me up again. your gig last night was wonderful!!!

3 comments:

Anonymous said...

pertama?

kasih aja harga yang lebih mahal untuk orang yang menyebalkan itu, kalo berhasil komisi yah :)

Anonymous said...

SOKKKKKKKOO......
eh, gag jadi deh
aku kabur aja...
hehehe

Intan Bayduri said...

kok diriku gak bisa ke shoutbox ya?

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...