kenapa sih ada yang suka bawa berita sedih dan mengawalinya dengan bertanya, lagi good mood atau bad mood? apa aku harus dalam mood yang buruk untuk menerima berita sedih? biar nothing to loose gitu kali ya? toh udah terlanjur buruk moodnya. ataukah harus dalam mood yang baik, supaya berita sedihmu bisa merusak moodku?
kenapa sih berita sedih sering diawali dengan pertanyaan semacam itu?
lalu kalau kamu sudah tau berita yang kamu bawa bukan berita gembira, kenapa kamu harus mengawalinya dengan 'aku punya berita yang mungkin akan bikin kamu sedih'? tau nggak? rasa yang ditimbulkan pernyataan itu, sama seperti saat Tom menunggu jatuhnya palu godam raksasa dari atas kepalanya karena muslihat Jerry. pengetahuan bahwa rasa sakit, rasa sedih itu akan datang, membuatnya jadi terasa lebih menyakitkan, karena yang ditunggu adalah nyeri. penantiannya pun, bikin hati jadi ngilu. atau kamu pikir, kalau dibungkus pita satin warna biru, bingkisan kesedihanmu jadi lebih indah? lebih enak ditelan?
apalagi kalau kemudian kamu menanyakan dampak dari berita sedihmu itu padaku.
"bagaimana dengan kamu setelah mendapat berita ini?" hey! apa kamu sedang menguji ketahananku? itu sama seperti bertanya pada korban kecelakaan yang jelas-jelas kakinya putus "apakah kamu baik-baik saja?"
of course I'm not OK!
kadang-kadang aku pikir pertanyaan "apakah kamu baik-baik saja" yang ditanyakan pada orang yang sedang nggak baik-baik saja adalah pertanyaan yang dibuat untuk menyiksa. sudah jelas aku akan sedih. sudah jelas dia tau kalo yang dia bawa bukan berita bahagia. apa sih maumu? memastikan bahwa aku sedih dengan berita darimu, tepat seperti dugaanmu?
itu pertanyaan keparat!
lain kali kalau kamu punya berita sedih, sampaikan saja dengan kalimat berita. seperti berita duka cita di koran, atau reportase bencana alam di televisi. aku akan sedih atau nggak, aku kecewa, berdarah-darah atau terbahak-bahak sampai tersedak, biar aku sendiri yang mengurusnya.
kenapa sih berita sedih sering diawali dengan pertanyaan semacam itu?
lalu kalau kamu sudah tau berita yang kamu bawa bukan berita gembira, kenapa kamu harus mengawalinya dengan 'aku punya berita yang mungkin akan bikin kamu sedih'? tau nggak? rasa yang ditimbulkan pernyataan itu, sama seperti saat Tom menunggu jatuhnya palu godam raksasa dari atas kepalanya karena muslihat Jerry. pengetahuan bahwa rasa sakit, rasa sedih itu akan datang, membuatnya jadi terasa lebih menyakitkan, karena yang ditunggu adalah nyeri. penantiannya pun, bikin hati jadi ngilu. atau kamu pikir, kalau dibungkus pita satin warna biru, bingkisan kesedihanmu jadi lebih indah? lebih enak ditelan?
apalagi kalau kemudian kamu menanyakan dampak dari berita sedihmu itu padaku.
"bagaimana dengan kamu setelah mendapat berita ini?" hey! apa kamu sedang menguji ketahananku? itu sama seperti bertanya pada korban kecelakaan yang jelas-jelas kakinya putus "apakah kamu baik-baik saja?"
of course I'm not OK!
kadang-kadang aku pikir pertanyaan "apakah kamu baik-baik saja" yang ditanyakan pada orang yang sedang nggak baik-baik saja adalah pertanyaan yang dibuat untuk menyiksa. sudah jelas aku akan sedih. sudah jelas dia tau kalo yang dia bawa bukan berita bahagia. apa sih maumu? memastikan bahwa aku sedih dengan berita darimu, tepat seperti dugaanmu?
itu pertanyaan keparat!
lain kali kalau kamu punya berita sedih, sampaikan saja dengan kalimat berita. seperti berita duka cita di koran, atau reportase bencana alam di televisi. aku akan sedih atau nggak, aku kecewa, berdarah-darah atau terbahak-bahak sampai tersedak, biar aku sendiri yang mengurusnya.
No comments:
Post a Comment