Wednesday, September 19, 2007

Pak SBY, kok nuklir sih...

kenapa kita harus bikin PLTN dan pakai tenaga nuklir sebagai sumber energi alternatif to, Pak? kenapa harus, gitu lho? kenapa semangat banget mau mengaplikasikan teknologi itu di Indonesia? apa karena ngefans sama Einstein? eh, itu hukumnya Einstein kan yang dipakai buat menghitung besarnya energi nuklir? kalo salah bilang yaa...

uhm, kalo alasannya karena selama ini kita punya ketergantungan yang terlalu besar terhadap energi berbahan bakar fosil (seperti minyak dan batubara), sebetulnya ini masalah yang dihadapi oleh banyak sekali negara di dunia. bukan cuma Indonesia yang menghadapi. tapi kenapa sih kita takut akan kehabisan?

sebenarnya bukan takut lagi ya, karena emang minyak kita udah habis dijual dari sejak jaman Mafia Berkeley dulu itu. tapi sebenarnya jawabannya ada kok, Pak. coba Pak SBY ngecek lagi buku-buku IPS yang dulu saya pakai buat belajar di SD. katanya negara kita itu adalah negara agraris. artinya negara yang sebagian besar penduduknya adalah petani. well, itu penjelasan sederhana dari konsep yang menyebutkan bahwa pertanian (semestinya) adalah tulang punggung perekonomian di negara kita.

artinya apa?

konsep dasar pertanian adalah menjadi desa, masyarakat, atau negara yang self-sufficient. yang bisa mencukupi kebutuhannya sendiri akan berbagai hal. terutama dalam soal-soal pangan. nah, apakah prinsip ini bisa diaplikasikan dalam menyelesaikan ketergantungan energi ini?

BISA BANGET.

udah pernah denger soal mobil-mobil yang bahan bakarnya berasal dari minyak nabati belum Pak? itu loh... yang bisa jalan dengan cairan semacam bensin yang berasal dari minyak jagung, kedelai, gandum, atau bahkan minyak kelapa? jagung, kedelai, gandum dan kelapa itu kan bisa ditanam banyak-banyak di negara kita yang luas ini. jadi kita bisa menghasilkan minyak nabati sebanyak yang diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan akan bahan bakar yang sudah tidak bisa dipenuhi lagi oleh bahan bakar fosil.

tapi PLTN kan buat pengganti energi listrik ya, Pak? bukan buat ngidupin mobil?
padahal bisa loh! ada banyak mobil hybrid sekarang. yang bisa jalan karena memakai batere. yah, kira-kira kayak tamiya lah! pasti dulu Pak SBY juga pernah beliin tamiya buat Agus dan adiknya. nah, ngecharge baterenya itu pake listrik, Pak. jadi kan listrik juga bisa dipakai untuk menghidupkan mobil. eh, tapi dari tadi saya belum cerita tentang energi alternatif lain untuk menghasilkan listrik yang banyak selain dengan nuklir ya?

coba sekarang Pak SBY keluar dari ruangan yang ber-AC dan dingin sejuk itu, lalu keluar. tapi jangan pake payung, dan jangan langsung masuk mobil. keluar aja ke halaman.

panas nggak, Pak? iya, yang bikin terasa panas itu sinar matahari namanya. dan sinar matahari ini, bisa diubah menjadi listrik, Pak. namanya listrik tenaga surya. keren ya, Pak?

kita punya sinar matahari yang melimpah ruah, Pak. dari Sabang sampai Merauke. di pantai, di gunung, di desa-desa, di berbagai kota di Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa. pokoknya banyak deh! cukup untuk bikin kulit turis jadi gosong dan gadis-gadis di pantai tampak eksotik. cukup buat mengeringkan jemuran pakaian di lebih dari 1000 pulau yang dihuni dari 13.700 lebih pulau di seluruh Indonesia. cukup buat mengeringkan sale pisang, kerupuk nasi, gabah, kopi, cengkeh, kayu, dan anak-anak sekolah yang disetrap sama gurunya.

sinar matahari itu sumber energi yang nggak ada habis-habisnya, Pak. mungkin habisnya waktu kiamat, yang sudah dekat itu. sinar matahari juga menghasilkan energi yang nggak menimbulkan terlalu banyak polusi, dan yang paling penting, sinar matahari satu-satunya sumber energi yang tidak menimbulkan ketergantungan baru lagi.

tidak akan bikin ketergantungan pada negara yang punya uranium seperti kalo kita bikin PLTN.

teruus... energi ini juga sudah terbukti efektif, lho! ada beberapa daerah di Indonesia Timur yang sudah memakai listrik dari tenaga matahari, Pak. kata mereka... bahkan ketika hari mendung, sinar matahari yang sudah diserap sebelumnya masih bisa memberi tenaga listrik sampai tiga hari kemudian. hebat 'kan, Pak?

lagian, energi nuklir itu sangat nggak aman lho, Pak. kalo aman... Perancis akan bikin percobaan meluncurkan rudal nuklir di negaranya sendiri, dan bukannya di Samudera Pasifik. apalagi orang-orang di negara kita itu kan murah hati. suka ngasih potongan dan diskon. nanti kalo buat bikin reaktor nuklir itu bahannya di-diskon, ongkosnya di-diskon, dan standar keamanannya di-diskon gimana? emangnya nyawa dan badan orang Indonesia mau di-diskon juga? asal punya nuklir, nggak papa deh kalo kakinya cuma tumbuh sebelah dan otaknya rusak karena kena radiasi.

ayo dong, Pak... kita jadi self-sufficient, yuk? ayo kita menggunakan sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan lebih menguntungkan untuk bangsa kita sendiri. saya tahu investasi yang diperlukan pasti besar sekali. tapi kita kan bisa memperhitungkan BEP-nya, bisa menghitung gimana caranya supaya negara kita mengeruk keuntungan banyak-banyak dari sumber daya yang nggak habis-habis itu. kalo soal menghitung keuntungan, anggota DPR yang ijasahnya dipertanyakan juga pinter 'kan, Pak? saya yakin minyak nabati dan tenaga surya adalah jawaban yang lebih baik daripada nuklir.

uhm, mungkin boleh juga kalo reaktornya dipasang di komplek perumahan tempat Pak SBY tinggal, dan bukannya di Semenanjung Muria. apa nggak takut sama kejadian kayak di Chernobyl, Pak?

10 comments:

yanuar said...

Saluttt...

NoName said...

saya harus berkata apa membaca tulisan ini?
saya tertawa geli (dalam hati dan saya simpulkan senyum untuk merefleksikannya) membacanya sekaligus miris, kreatif dan ringan idenya tapi menjambak kumis! juga menukik tajam, mungkin jantung SBY terbuat dari kertas, koyaklah sudah.
tapi saya heran kebanyakan orang-orang indonesia beramai-ramai menolak proyek PTLN Muria, yang tentunya bertujuan baik (setidaknya begitu), tapi ketika melihat negara tetangga jauh yang di timur tengah sana yang lagi gencar-gencarnya dikecam AS cs, meski untuk tujuan non-senjata, masyarakat kita cenderung mendukung penuh usaha yang dilakukan iran terhadap proyeknya. hingga pada kunjungan mahmud ahmadinejad rakyat mengelu-elukan bahwa masyarakat indonesia mendukung penuh, sampai DPR pun mengajukan interpelasi (yang sayangnya kelihatan cuma akal-akalan DPR sebagai kesempatan emas yang tampak memihak rakyat, mungkin biar tak terlihat melulu mikir tunjangan-tunjangan) gara-gara SBY mendukung resolusi PBB...

kenapa demikian? ketika bangsa sendiri baru rencana membangun proyek semacam itu, rakyat begitu phobianya dengan mencoba mengungkit chernobyl, tragedi bocornya reaktor di jepang beberapa tahun lalu, dan tragedi-tragedi nuklir lainnya. apa yang dikata orang iran? mungkin kita bangsa plin-plan, inkonsisten, ngawur, pengecut,.... dan lain-lain,,, semoga orang iran tak berpikir demikian.

gegap gempita dukungan penuh rakyat indonesia kaitannya dengan proyek nuklir iran adalah amerika. dunia, termasuk mata orang-orang indonesia memandang amerika arogan.

tapi permasalahannya bukan pada kearoganan siapa... arogan dan intervensi terhadap hak negara dan bangsa lain patut dikecam dan AS ada di urutan teratas. masalahnya seberapa jauh jaminan safety program itu, dan tentu dari segi intelektualitas rakyat kita yang masih harus digenjot untuk berpikir maju, tidak hanya ikut-ikutan atas dasar hal yang bernama sentimen itu.

akirnya jadi ngomong macam-macam, saya jadi malu.

Anonymous said...

Bener2 gregetan ya mbak.
Bahan bakar nabati itu namanya diesel dan pas saat ditemukannya emang diesel dari nabati.
Trus mbak argumenmu kurang soalnya ketika bicara masalah nabati bicara juga soal pengalihfungsian lahan hutan.
Nah yang bagian ini bisa dicounter attack dengan memaparkan lebih luas lagi bahwa gak harus tanaman kayak klapa sawit atau jagung dll yang butuh lahan gede.Pake biji jarak malah lebih enak:murah karena tanamannya ga neko2prawatannya( ditabur bijinya dalam keadaan sekering apapun tetep tumbuh , di Afrika jadi tanaman ' penghalau ' proses gurunisasi)dan mengefektifkan sumber daya yang slama ini emang ada di mana2 (pinggir jln dll ).Pake alga ( orang yang meneliti ini ada di Sleman dan dia dimuat Tempo), dari hasil kultivasinya setelah disaring dan dipisahkan 10 % untuk pupuk , 10 % air yang bisa dihgunakan kembali dan 10 % minyak.Presentase minyak itu lumayan besar dibandingkan hasil ekstrasi dari tanaman lain.Dari sisi daur hidup juga enak karena cepet jadi ruang "tanam" yang dibutuhkan kecil.
zzPG JGJ

Yang blom disentuh tuh energi ombak dan energi mikro hidro.
Katakanlah semua energi alternatif itu digunakan, bahan bakar yang digunakan untuk ngurus PLTN itu bisa dialihkan ke kendaraan jadi kita ga perlu ngimpor.

Dian Ina said...

@Sare:
Kalo ngomongin interpelasi Iran, menurut saya daripada ngebahas Iran mendingan kasih kebijakan dan solusi yang benar dan tegas tentang Lapindo.
sigh, ini udah hampir lebaran kedua saya akan melewati danau lumpur itu. kalo yang cuma lewat dua-empat kali dalam setahun kayak saya aja udah mengeluh, gimana yang melihat seluruh sejarah hidupnya hancur digerus lumpur?

@Ziza:
kalo tulisanku ada yang kurang, kamu nulis juga dong... nanti link balik ke tulisanku. biar makin lengkap kita ngasih alternatifnya. aku hanya bicara hal yang aku tahu aja.
begitu.

Anonymous said...

Ehehehehe...stress ya mbak , begitu nulis dpt tanggapan macem2.

Maaf blom bisa kasi link back ( sementara ) karena sumber bacaanku ttg tenaga alternatif baru tempo dan versi digitalnya kan kudu langganan.....

Tar deh kalo dah dpt yang lebi ilmiah dll kulink back.
Kumasih boleh komentar to ?

Happy puasa.
zz

Anonymous said...

Alkisah seorang sarjana cerdas, penuh talenta dalam segala bidang. Tapi dia tak bekerja selama ini, karena tak ada perusahaan yang menyadari potensinya. Ia selalu berkata pada matahari "Sepertinya kita punya nasib yang sama"

Anonymous said...

lucu tulisannyaa.., pemaparannya jadi ringan, n bacanya nggak jadi tambah stress mikirin negara,hehe..
tapi ada yang perlu ditambahin :
1. ttg BBN (bahan bakar nabati)
klo yang dari kelapa sawit, sejauh ini lebih banyak mudharatnya dibnding manfaatnya (harga CPO naik & konversi hutan ke kbn klapa sawit)coba check :http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/asia-pacific/6927890.stm
2.minyak jarak, sejauh ini jg 11-12 ma klapa sawit, apa yg kita baca slama ini dimedia2 ttg klaim2nya (produktifitas tinggi, "bandel",bisa ditanam dilahan gmana aja, or minim air) itu cuma klaim2 kosong, coba baca http://www.kompas.com/kompas-cetak/0607/15/opini/2810338.htm, ini artikel yg plg sdrhana,kasian rakyat kecil yg termakan janji2 surga tanaman jarak, n klo mo tau lebih jelasnya coba ikutan milis METI, sbnrnya ada link2 lain, tapi blm sempet dikolaborasikan lagi,hehe..
3. yg kayany punya potensi plg oke, BBN dari Algae, coz dibandingin tanaman darat lain, algae lebih produktif...,bakalan panjang nih penjelasanya,.. baca link ini aja deh http://www1.eere.energy.gov/biomass/pdfs/biodiesel_from_algae.pdf

nice to know you..:)

Anonymous said...

Satu lagi, mengingat sistem kita ini korup abis, jadi kayaknya ga mungkin banget ga ada kebocoran di PLTN itu nanti. Ntar dananya dikorup, trus fasilitas pendukungnya dibangun seadanya..trus trus beberapa tahun ditemukan kebocoran, hiks. Jangan-jangan ntar ada tragedi Chernobyl dua

Ilma is maiL said...

Salam kenal..
Blog yg menarik..
Mba kapan2 ngobrol soal nuklir ini yuk..
Sekailan ngebahas energi yg laen juga..=)

azay | Spooky The Evil said...

wahhhh.... PLTN ya... apa gak di marahin ama bangsa amerika, ko berani betul make NUKLIR, pak sby NUKLIR tuh bukan mainan pak...!!! mendigan di pake bua bom aza pak jangan di pake listrik dehhh... klo di buat make bom kan bisa menjaga keamanan negara indonesia klo bisa buat ngebom negri malaysia yang sering buat onar di indonesia...!!!! wakakakak..
apa lagi bahan baku nuklir banyak di pengunungan negri papua ( irian jaya ) sono....!!!!

so make matahari juga bisa tuh di pke ama PLN, apalagi di samarinda sering mati lampu bergilir,!!! tapi masalh nya klo make matahari ada 1 musuh nya yaitu awan hitam...!!!

hehehehehe...

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...