Sunday, September 02, 2007

disambiguation

Kevin told Azlina that he likes me because I'm a giggler. hihihi.
komentar yang autentik dari orang yang mengomentari Thom Yorke dalam album The Eraser dengan "how cute..."

Norman bilang aku adalah seorang komedian.
waktu itu kami baru selesai meeting sambil makan dessert di La Lucciola. tempat itu dipilih karena letaknya persis di depan pantai Kayu Aya. tapi jangan tanya harganya.
entah bagaimana, tiba-tiba obrolannya sampai pada soal kucing. Norman bercerita tentang Lucifer, kucing hitamnya yang sangat lucu sekaligus nakal.
hari itu, tetangga Norman di apartemen mengundang bosnya untuk makan. entah bagaimana, Norman tahu kalau perempuan separuh baya ini nggak begitu pintar memasak, tapi hari itu dia menyiapkan pie daging untuk menjamu bosnya. setelah pie itu matang, ia mengeluarkannya dari oven, lalu meletakkannya diatas meja supaya dingin. tapi ia lupa menutup jendela. Lucifer yang nakal kemudian masuk ke dapur wanita itu dan menyantap pie daging, sampai tertangkap basah oleh wanita malang yang harus menanggung malu di hadapan bosnya. atau kira-kira begitulah yang dia katakan ketika mendatangi apartemen Norman sambil marah-marah, sementara Norman tak kuasa menahan tawa.
aku bilang sama Norman, harusnya bos wanita itu berterima kasih pada Lucifer. "he might get poisoned, you know!" kataku pada Norman yang seketika terpingkal-pingkal.

kata Krishna, aku selalu pintar. bahkan meskipun belum makan.
makanya dia nggak setuju Indra menyebutku SAM karena aku baru smart after meal. kalaupun harus SAM, mestinya untuk smarter after meal.

kata Erwin, bertahun-tahun yang lalu, aku terlalu rasional.
karena ketika dia mengeluh panjang lebar tentang kematian teman-temannya waktu mendaki gunung, aku bilang padanya "yang meninggal harus direlakan, supaya mereka tenang. yang ditinggalkan, masih punya banyak urusan yang belum selesai. termasuk diantaranya menghadapi orangtua mereka-mereka yang meninggal, dan meminta penjelasan"

kalo dipikir-pikir lagi, ngomong begitu sama yang lagi susah itu terdengar kejam. dingin.

beberapa yang lain bilang pikiranku seperti kartun. terlalu banyak gambar yang berseliweran dalam kepalaku sampai sulit buatku untuk membedakan mana yang nyata, dan mana yang terjadi di dalam mimpi. misalnya seperti ingatan tentang senja ketika aku melihat beberapa orang Kaukasian berpakaian lusuh berjejalan di dalam mobil bak terbuka. mereka seperti kumpulan tukang batu yang baru pulang bekerja. tapi mereka Kaukasian. masa sih mereka jadi tukang batu?
sampai hari ini aku nggak ingat apakah itu mimpi atau bukan.

tapi aku juga sempat sedih karena ada dua orang yang pernah bilang kalau aku terlalu pintar dan terlalu maju. halah, itu maksudnya apa ya?
apa karena mereka merasa bodoh? apa mereka merasa minder? atau karena menurut mereka, semestinya perempuan nggak lebih pintar dan lebih maju dari laki-laki?

mayoritas orang bilang aku banyak bicara, atau disebut juga ceriwis, atau disebut juga cerewet. Ido bilang dia langsung tahu kalau aku yang datang ke Warkop karena suaraku terdengar membahana dari ujung ke ujung ruangan. "kamu nggak pernah capek bicara ya?" tanya-nya. hihihi
kalau dipikir-pikir, mulut inilah yang "memberiku makan" dalam beberapa tahun terakhir. jadi aku nggak keberatan dengan segala sebutan itu.

kemarin, Windu bilang aku ini mutant. seperti Wolverine. he? kok bisa?
*ngeluarin pisau tajam dari sela-sela jari*
aku cakar-cakar kamu, Ndu!

2 comments:

Bimo Septyo Prabowo said...

sabar

Anonymous said...

tapi Ina kejam
karena selalu membawa pedang setan
hihiihih....

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...