
entah kapan persisnya semua ini dimulai. mungkin sejak transformasi warna kulit yang dilakukan Michael Jackson. kalo aku perhatikan, nyaris semua rak yang menjual produk kecantikan dan perawatan kulit di swalayan dan department store dipenuhi oleh pemutih. tentu saja bayclin dan bleaching yang lain nggak termasuk kategori ini.
bener loh! kamu bisa menemukan produk pemutih alias whitening apapun tersedia di pasaran. mulai dari sabun, pasta gigi, body lotion, pembersih, penyegar, facial wash (baik yang mengandung scrub maupun tidak), krem wajah untuk pagi dan malam (termasuk didalamnya pelembab atau moisturizer dan alas bedak atau foundation), masker (yang peel off maupun tidak), krem untuk peeling, krem untuk tubuh (ada yang disebut body milk ato body butter), tabir surya atau sunscreen, sampai deodorant yang katanya bisa memutihkan ketiak. mungkin kalo semuanya dipake bersamaan, hasil yang didapat bisa total. apalagi kalo nggak punya banyak duit buat operasi ganti warna kulit di seluruh tubuh.
yang aku belum ketemu cuma shampoo dan conditioner untuk memutihkan rambut, atau produk untuk memutihkan bibir, alis, bulu hidung dan bulu-bulu halus di tangan dan kaki. dua yang terakhir ini mungkin dicukur ato dirontokkan dengan oil remover. bisa juga dilaser biar nggak tumbuh-tumbuh lagi.
hwaaa!! emang kalo putih otomatis jadi cantik gitu?
lalu iklan-iklan di TV itu! dipenuhi perempuan-perempuan berkulit pucat yang keliatan kinclong. sementara yang berkulit cokelat dibikin berminyak dan kusam. padahal itu semua hanya karena efek lampu. jangankan yang udah kuning langsat, Bebi Romeo aja bisa keliatan seputih Roger Danuarta kalo lampunya cukup.
skarang ini, makin banyak kulihat perempuan yang kulitnya sangat putih, sementara lehernya tetap cokelat. atau lehernya juga putih, tapi tangannya cokelat. tampaknya mereka memakai produk yang memutihkan dan cukup berhasil, walopun jadi aneh. dua hari yang lalu, aku ketemu dengan tetangga sebelah rumah, kulit wajahnya jadi putih, padahal sebulan yang lalu masih cokelat berat. sayang, dia memakai kremnya nggak terlalu rata, karena pipi bawah dekat dagu masih berwarna cokelat.
nah, gara-gara semua pabrik dengan segala merek bikin produk pemutih ini, produk yang normal jadi makin langka. padahal aku nggak cocok pake pemutih. setiap kali cocok dengan satu produk, lalu produsennya menambahkan pemutih, yang ada kulitku jadi berjerawat. uh!
lalu aku harus ganti produk yang lain lagi. ini juga terjadi pada produk dari klinik kecantikan yang mereknya adalah nama dokternya. begitu yang dikasih krem whitening something... udah deh... balik lagi masalahnya.
eh, eh...ada banyak yang punya pengalaman kayak aku nggak ya? kalo banyak mungkin kita bisa bikin class action barengan.
Tuhan, kenapa aku nggak dikasih wajah dan kulit seperti Liv Tyler aja?