Monday, September 26, 2005

batubulan dan new orleans

seperti biasa, kalo malemnya tidur di warkop, pagi-pagi sekali aku akan sudah bangun dan kebut-kebutan ke ubud biar bisa ngantor tepat waktu. pagi di hari minggu itu, aku harus sedikit bersabar karena sadar nggak bawa jas hujan, sementara hujan turun sejak subuh.

jam 8 pagi aku take off dari warkop. di dekat tohpati, aku berteduh sebentar karena hujan yang mendadak turun lagi. di batubulan, aku juga sempat berteduh di sebuah warung yang dijaga oleh seorang nenek tua. hujan cukup deras, sampai akhirnya menipis, dan jadi gerimis seperti ribuan jarum. sejak memasuki batubulan, aku sempat bertanya-tanya dalam hati, kenapa lalu lintas macet sepagi ini?

jawabannya kutemukan setelah aku melewati tikungan persis setelah tapal batas antara denpasar dan batubulan. air membuncah di selokan besar dibawah jembatan aspal yang kulewati, dan air juga mengalir di sela-sela roda motorku. ini banjir.
air keruh setinggi tiga puluh senti itu mengalir ke arah denpasar, yang letaknya lebih rendah, jadilah aku melawan arus air. aku harus tetap berada di bagian tengah badan jalan supaya tidak terseret ke sisi kiri maupun kanan, tempat dimana air yang lebih deras dan lebih dalam menggenang. juga harus menjaga agar tidak bersenggolan dengan motor dan mobil lain, baik yang masih jalan, maupun yang sudah dituntun, karena mesinnya mati.
kendaraan menyemut di sepanjang jalan yang tiba-tiba berombak itu. ingatanku melayang pada artikel di majalah newsweek yang baru saja selesai aku baca. apakah banjir di louisiana juga seperti banjir di batubulan pagi ini? yang terpikir olehku hanyalah new orleans... new orleans...

setelah sejam lebih berjuang melawan arus, aku menyerah. kuputuskan untuk minggir dan berteduh disalah satu rumah dipinggir jalan. seorang perempuan yang belakangan kuketahui bekerja di travel agent dan seorang laki-laki yang bekerja di pet shop juga ikut berteduh bersamaku. sembari menunggu air sedikit surut. orang-orang di jalan sibuk mencongkel lempengan beton trotoar, supaya air lebih cepat mengalir meninggalkan badan jalan. barulah kusadari, sepanjang jalan di batubulan, selokannya terletak dibawah trotoar, dan lubang tempat air mengalir dari jalan ke selokan sangatlah kecilnya sehingga saat hujan besar datang, air tetap menggenang di jalan. di beberapa tempat bahkan selokan mampet.

setelah dua jam menunggu, air akhirnya surut, dan aku bisa meneruskan jalanku lagi ke ubud. selepas tengah hari, aku baru sampai di kos. rekor kali ini, jarak denpasar-ubud kutempuh dalam waktu 5 jam. jauh lebih lambat daripada waktu biasa yang cuma 30 menit.

Friday, September 23, 2005

dalam daftar

this morning, I recall one of the nightmares I had during my early days in komaneka. it was when I found out that all of the staffs at komaneka already knew who I am, and I don't even remember their names! even worse, I was the manager on duty during Nyepi Day and there were twenty staffs under my supervision and only six or seven of them who I had known exactly their names, faces and positions. I had to peep into the scrambled list that I make and sneaking around them during work shifts so that I can look at the name on their uniform while make sure that they didn't know it.

now that those times are passed, I have another list to put on my head. it was the list of the suppliers, carpenters, mechanics, and all of those support groups I'm working with...here's the list will looks like now...

pak darta; developer
pak ngajiman; pool expert
agung dewata; pest control
bu eva; material controller (ordinary face)
bu eva; abn amro bank (very pretty)
wayan; florist
pak sukir; marble man
pak heri; wood finishing
pak yudi; goods supplies
pak datuk; goldfish and garden expert
victor; frames
bu eka; shipping (by air)
pak eka; shipping (by land)
bu lestari; ups
gung aji; immediate driver
mok tut slow; uniform tailor
mok tut andong; households tailor
bu tini; pearl jewels
bu ambar; half-printing batiks
pak ardi; hand made batiks
bu asih; printing
pande; custom made items
tari; bedding and nomade supplies

and the list surely will continue...

Thursday, September 22, 2005

pulang dan rumah

tadi malam di dapur merah kami berempat ngobrol setelah makan malam. aku, pak koman, bu mansri dan mas hanafi. kami makan malam bersama karena mas hanafi baru saja datang sore itu.

bu mansri tiba-tiba menanyakan rencana kepulanganku ke malang beberapa hari yang akan datang. setelah aku menjelaskan rencanaku, mas hanafi bertanya sudah berapa lama aku nggak pulang. aku bilang padanya sudah sepuluh bulan, sejak pertama kali aku datang ke bali, akhir tahun lalu.

dan pak koman angkat bicara. katanya:
"tapi mama dan adiknya sudah datang dua bulan yang lalu. jadi sebetulnya sama saja seperti pulang 'kan?"
lalu entah darimana, aku bilang pada mereka bertiga...bahwa mungkin suatu saat nanti, pulang buatku adalah ke bali, dan bukan ke tempat yang lain. memang sebelum ini , pulang berarti berada di jogja. tapi sekarang ini muncul kesadaran baru... sewaktu aku di jogja, betapapun cintaku pada kota itu, masih tetap mama yang membayar ini itu untuk hidupku. sekarang di bali, semuanya kutanggung dan kuhadapi sendiri, lalu yang mandiri itu berarti milikku, dan perasaan itu berarti pulang...

dan kami bicara tentang perasaan-perasaan atas pulang, dan rumah...
tentang orang-orang seperti mas hanafi, yang membangun rumah dari dalam pikirannya, mencari tempatnya, menggambarnya, menunggui pembangunannya, sehingga rumah itu betul-betul miliknya... dan membuatnya selalu ingin pulang. ke rumah...

tentang orang-orang seperti walter spies, yang ayahnya diplomat sehingga ia berpengalaman menjadikan setiap tempat yang ia datangi sebagai rumahnya. sehingga ia tetap bisa merasa pulang,walaupun sedang dibuang ke nias setelah diketahui berorientasi homoseksual. jaman dulu gitu lho!
spies, yang menemukan rumah di nias, membuat ratusan sket yang menunjukkan kekayaan zoologi dan plasma nutfah nias, selama ia pulang kesana.

juga tentang suami-istri shioda, yang sepanjang sepuluh bulan terakhir telah empat kali! menginap di komaneka dan udah booking lagi untuk bulan november dan mei tahun depan!
suami-istri shioda telah pulang. ia menemukan rumahnya di komaneka.

lalu bisakah kita pulang, saat kita tidak betul-betul berada di rumah?
bagaimana memasukkan pintu kamar kedalam jantung, menjejalkan perabotan ke dalam benak, menghirup suasana rumah dalam setiap helaan nafas, sehingga dimanapun kita berada, kita selalu merasa aman, merasa nyaman...merasa berada di tempat yang tepat. berada di rumah. dan selalu pulang...

Tuesday, September 20, 2005

everyday is ngejunk day

udah hampir sebulan ini bikin account baru di gmail, setelah account yang waktu itu dibuat atas undangan dari titis. yang satu ini account khusus untuk ikut di milis yang namanya indonesian gmail. casper yang ngasih tau aku tentang milis ini. dan ternyata ada juga orang-orang yang aku tau dan ikut di milis ini juga. salah satunya rony.

nah...
setiap kali suntuk, atau sedang malas atau sedang 'busy doing nothing' mode turn on, aku akan nge-junk, begitu istilahnya di milis ini. nge-junk artinya menulis tanggapan, atau bikin thread atau apa sajalah di milis ini. aku bilang apa saja karena bahkan kamu boleh aja nggak nulis apa-apa yang secara signifikan berguna buat orang lain. bener-bener kirim sampah deh!

di milis yang anggotanya ada lebih dari 500 ini (demikian yang tercatat), setiap orang nggak boleh nomail, dan itu berarti harus siap alamat emailnya kebanjiran thread, rata-rata 50-75 thread baru dibuat dalam satu hari.
jadi bisa dibayangkan, kalo berusaha baca semua thread yang ada, pasti gak bakalan ada kerjaan lain selain ngejunk di id-gmail yang juga punya nickname kampung gajah.

smua penghuni milis ini dianggap homo. kalo yang perempuan ya... homowati. setiap beberapa waktu, ada aja yang bikin istilah baru, atau trade mark baru, sehingga istilah-istilah macam-macam berseliweran. misalnya baru-baru ini istilah homo ditukar dengan fajri (which is sebenarnya nama salah satu anggota milis ini juga). maka kemudian, kata homo yang sudah ditukar dengan fajri menjadikan, warga kampung gajah sebagai fajriwan dan fajriwati. hum...

tadi siang...
casper memberitahuku sesuatu yang menarik...
bualn ini, aku tercatat masuk 10 besar daftar pengirim email terbanyak ke milis itu. tepatnya nangkring di posisi 8. ah-ah... tampaknya semua perasaan nggak enak sudah tersalurkan dan terlampiaskan. nge-junk sering bikin moodku jadi lebih baik, dan jadi semakin malas pulang dari kantor... malas berpisah dengan internet broadband!

skarang aku sedang berpikir-pikir untuk nungging buat mereka.
mmm... itu istilah untuk kegiatan buka-buka kartu dengan mencantumkan alamat email untuk account di FS, YM id, blog, dan seterusnya...
nungging nggak ya?

Monday, September 19, 2005

circle life of ceremony

hari ini mencoba menelepon agus pande lagi, setelah seminggu sebelumnya kirim sms, dan jawabannya adalah "sekarang sedang saya kerjakan. nanti kalau udah selesai akan saya kabari"

me: "hi mas agus! ini dian ina, komaneka"
ap: "hi mbak dian! gimana kabarnya?"
me: "saya baik... lagi sibuk ya? aku ganggu nih... lagi ada dimana?"
ap: "saya lagi di gianyar...iya nih... aduh sori yah... masih belum sempat dikerjain"
me: *terbelalak. whattt?*
ap: "nenek saya meninggal. jadinya harus ada disini terus buat persiapan upacara."
me: "oh... iya sih, kemarin pak koman juga bilang sama saya. neneknya agus pande meninggal, gitu"
ap: "iya, ini juga untung banget lagi off motret"
me: "mau langsung diaben ya, mas?"
ap: "iya, ini rencananya memang mau langsung diabenin. jadi masih agak lama disini"
me: "sampe kapan upacaranya, mas agus?"
ap: "ngabennya sekitar 10 hari lagi. sekitar tanggal 5 oktober baru selesai"
me: "wah masih lama yah?"
ap: "iyah...hari ini rencananya juga mau ambil komputer supaya bisa kerja. kalo pas begadang juga nggak ada apa yang dikerjain..."
me: *hmmm*
ap: "aduh, sori banget ya, mbak dian...saya pasti kerjakan. ini juga kemarin waka mau minta saya motret harus saya tolak. secepatnya akan saya kabari"
me: "ok deh. ditunggu ya mas agus... makasih!"

ok. semua deadline yang perlu foto-foto dari agus pande akan mundur paling nggak seminggu lagi. itu juga kalo cepet. gimana nggak, upacara ngaben itu adalah upacara yang paling lavish dalam hidup orang bali. paling besar, paling rumit, paling lama dan paling banyak makan biaya. bandingkan saja. kalo upacara pernikahan sederhana, habisnya sekitar 7 juta, upacara ngaben dalam skala yang sama bisa menghabiskan sekurangnya 13 juta.

agus pande mendapatkan gelar BFA untuk fotografi dari santa barbara. tapi hal itu nggak mengubah kedudukannya dalam kebudayaan dan adat istiadat bali. kebudayaan itu nggak pandang bulu. untuk yang pendidikannya minim atau maju, untuk yang gaya hidupnya tradisional maupun kontemporer, untuk yang miskin ataupun yang kaya. semua aturannya berlaku sama.

aku selalu tertarik dengan segala jenis upacara yang dibuat di bali. apapun jenisnya, seberapapun skalanya. tapi yang paling merepotkan adalah, seringkali musim upacara datangnya bersamaan dengan high season. pekerjaan menumpuk, sementara staf dan kolega menghilang satu demi satu karena upacara. operasional jadi timpang, deadline mundur nggak karuan, dan pekerjaan apapun rasanya jadi nggak selesai-selesai...

yang paling menyebalkan adalah... semua itu nggak bisa dilawan, dan nggak bisa dilarang. kalopun aku melawannya, yang aku lawan adalah sebuah peradaban. itu berarti...sebelum menang, aku udah mati dulu. nggak mungkin melarang orang untuk cuti kalo alasannya adalah upacara. sekacau apapun keadaan kantor.

then I said to myself;
"welcome to bali, dian ina"

Friday, September 16, 2005

sophia latjuba

kegiatan pertama setelah bangun tidur tadi pagi adalah menghidupkan komputer,
lalu main zuma sambil dengerin infotainment.
kata mbaknya yang jadi presenter... sophia latjuba melahirkan anak perempuan dari michael villareal.
nama anak itu manuela azizah. wah...wah...wah...
aku langsung ngeliat TV deh... dan berhenti main zuma sebentar. disitu keliatan sophia yang perutnya lagi gede, gambar yang diambil semasa yang bersangkutan lagi hamil.

tunggu...tunggu...
hamil itu kan 9 bulan... tapi sepanjang yang aku ingat, aku cuma pernah nonton pas sophia lagi rebutan laki sama seorang perempuan bule. dan sekarang udah melahirkan anak?
wah...wah...wah... jadi emang udah lama banget aku nggak nonton TV yah?
kapan hamilnya coba?

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...