sering, ajakan itu terselubung datangnya. hadir dan dihadirkan lewat kalimat-kalimat ambigu yang maknanya selalu lebih dari satu, dan dapat saja tumpang tindih, ketika makna yang satu menimpali makna yang lain, lalu membuatnya jadi bias.
tak jarang, ajakan itu terlihat seperti spontan. dilontarkan seakan muncul begitu saja dari udara. barangkali rangkaian kata yang melayang dari pasangan-pasangan yang sedang bercakap-cakap di sebuah cafe yang nyaman memberimu inspirasi untuk menyampaikan ajakan itu. barangkali kamu sudah merencanakannya baik-baik sebelum kita bertemu, seperti membungkus barang pecah belah sebelum kamu mengirimkannya lewat titipan kilat, lengkap dengan tulisan 'fragile' di bagian luar kotaknya.
berkali-kali, ajakan itu terasa menyesak seperti desakan yang dikirimkan bleganjur untuk mengiringi rombongan pembawa bade ke pura dalem. menyentak-nyentak, tak memberi ruang untuk berpikir. senyummu menghantarkan gelombang demi gelombang yang memancarkan kehangatan memintasi meja yang memisahkan dudukku darimu. godaan manis yang diletakkan tepat didepan mata. seperti baliho bergambar segelas jus jeruk yang mengembun disebuah perempatan yang sarat kemacetan ditengah hari yang terik.
apakah kamu mengendus penolakan?
apakah kamu membaca pikiran yang berkecamuk di dalam kepalaku?
apakah kamu melihatku berdiri diluar garis itu?
apakah kamu melihatku mengayunkan kaki, lalu berhenti sebelum menapak dan memutuskan untuk berdiri diluar garis itu?
apakah yang kamu maksudkan seperti yang aku bayangkan? tanyamu dengan tatapan mata yang bisa mencairkan bongkah-bongkah makanan beku. kayaknya lain, kataku memberanikan diri menentang tajam matamu. karena aku adalah common people, sementara kamu adalah common people wannabe...
fragmen caramel cream macchiato
ministry of cafe, prawirotaman
22.15
tak jarang, ajakan itu terlihat seperti spontan. dilontarkan seakan muncul begitu saja dari udara. barangkali rangkaian kata yang melayang dari pasangan-pasangan yang sedang bercakap-cakap di sebuah cafe yang nyaman memberimu inspirasi untuk menyampaikan ajakan itu. barangkali kamu sudah merencanakannya baik-baik sebelum kita bertemu, seperti membungkus barang pecah belah sebelum kamu mengirimkannya lewat titipan kilat, lengkap dengan tulisan 'fragile' di bagian luar kotaknya.
berkali-kali, ajakan itu terasa menyesak seperti desakan yang dikirimkan bleganjur untuk mengiringi rombongan pembawa bade ke pura dalem. menyentak-nyentak, tak memberi ruang untuk berpikir. senyummu menghantarkan gelombang demi gelombang yang memancarkan kehangatan memintasi meja yang memisahkan dudukku darimu. godaan manis yang diletakkan tepat didepan mata. seperti baliho bergambar segelas jus jeruk yang mengembun disebuah perempatan yang sarat kemacetan ditengah hari yang terik.
apakah kamu mengendus penolakan?
apakah kamu membaca pikiran yang berkecamuk di dalam kepalaku?
apakah kamu melihatku berdiri diluar garis itu?
apakah kamu melihatku mengayunkan kaki, lalu berhenti sebelum menapak dan memutuskan untuk berdiri diluar garis itu?
apakah yang kamu maksudkan seperti yang aku bayangkan? tanyamu dengan tatapan mata yang bisa mencairkan bongkah-bongkah makanan beku. kayaknya lain, kataku memberanikan diri menentang tajam matamu. karena aku adalah common people, sementara kamu adalah common people wannabe...
fragmen caramel cream macchiato
ministry of cafe, prawirotaman
22.15
5 comments:
in other words...she/he is not common? special/different/unordinary?
Coba yellow seafood laksa. Enak...
"...fragmen caramel cream macchiato
ministry of cafe, prawirotaman
22.15...."
Lagi ngopi sama siapa di jogja? ehem....
INA,
SOKOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOORRRRRRRRRRRRRRRRR
yang paling dahsyat memang laksa buatan pak valentine willie...
Post a Comment