Monday, July 06, 2009

adventure series: from the airplane



it's 9:55 in Singapore and Bali and we're still flying.
I don't know what the local time is. but I think we've already left Asia. last time I check, the plane was somewhere over Russia. or something like that, according to the names written on the screen in front of me. we've already had one meal, late in the night -I believe we can consider it 'sahur' and snacks and several drinks. after one juice, I constantly asked for water.

aku duduk di gang, di deretan J, jadi mudah buat keluar-masuk mengingat perjalanan ini amatlah panjangnya. kami naik ke pesawat sekitar jam 12 malam waktu Kuala Lumpur, setelah 3 jam terbang dari Jakarta dan transit sekitar 44 menit di KLIA yang megah, cantik dan bersih. aku dan Atta, pemenang dari kategori wartawan, sangat suka naik autotrain di bandara ini, yang membawa kita ke gerbang keberangkatan dari daerah transit, sampe hampir nggak turun. hahaha. sebenernya sih antara terlalu menikmati sekaligus nggak tau kalo jalur keretanya udah habis:D

di sebelahku, duduk seorang doktor yang sekarang mengajar di Inggris. ia memiliki gelar dalam bidang geochemistry. not until I spoke to him that I know such major is exist. ini semacam ilmu untuk meneliti kandungan kimiawi suatu daerah dan mengaitkannya dengan hasil bumi dan produk pertanian dan peternakan yang dihasilkan oleh daerah tertentu. misalnya, kalo menurut cerita dia, kalau ada pertikaian soal darimana asalnya rambutan yang manis, berair, dagingnya tebal dan rasanya sangat enak, lalu ada satu klaim dari Binjai dan klaim lain dari Malaysia, maka kita bisa menentukan asal sebenarnya rambutan itu dengan geochemistry ini. keren ya?

dua puluh tahun yang lalu, dosen berkacamata yang baru dua minggu memakai macintosh ini melakukan satu field trip untuk mengambil sampel dan melakukan penelitian di Indonesia, tepatnya di kepulauan di timur Flores. ia juga sempat sebentar berada di Ijen untuk mengambil sampel, tapi menurutnya masa tinggal di Indonesia bagian timur itulah yang paling berkesan dan menarik. sampai sekarang ia masih bisa sedikit-sedikit berbahasa Indonesia. kami ngobrol tentang Bali, Malang, orang-orang Belanda, tentang kompetiblog yang aku menangkan, Pak Janggut, new macbookpro series, juga tentang kota-kota di Eropa, termasuk Austria, negara tempat istrinya berasal, serta Vienna, tempat kelahiran anaknya yang tahun ini berusia 9 tahun dan sangat menikmati pelajaran piano.

it's amazing how you can talk so much about so many different things after a brief meeting. but yeah, we'll be each other's company for hours. and its counting. I've been flying for 15 hours and 44 minutes in land.

kami terbang dengan Malaysian Air dalam pesawat Boeing 777. kursiku nomor 37, sama dengan gerbang yang kulewati saat menaiki pesawat ini, 37 C. ada satu pramugari berwajah Tionghoa yang cantik, dengan bibir merah tampak seolah selalu basah dan seorang berwajah India yang sudah dua kali membawakanku air putih. seorang pramugara berwajah campuran yang ceroboh sehingga tangannya sempat mengenai kepalaku, membuatnya meminta maaf berkali-kali, dua kali diantaranya sambil bersimpuh. it's okay, I said. I forgive you.

aku tidur hampir terus menerus selama paruh pertama penerbangan, hanya terbangun pada saat makan, dan lalu terlelap lagi meskipun udah ngidupin film, berniat menonton film yang kelihatannya menarik. film-film yang nggak selesai: Monsters vs. Aliens dan I Love You, Man. yang sempat aku selesaikan hanya film He's Just Not That Into You, dan sekarang aku sedang muter salah satu film klasiknya Julia Roberts; Sleeping With The Enemy.

OK, Julia udah berhasil kabur dari suaminya yang abusive. sekarang dia sedang tersenyum dalam keadaan setengah bugil sambil ngeliat cowok berotot yang sedang nyiram halaman sambil bersiul-siul.
aku terusin nonton dulu, yah?!

3 comments:

L U P I N said...

Ga pake transfer lagi ya?

Hati2 kaki bengkak ya!

Andri said...

perjalannya seru sekali

Anonymous said...

wah seruu..

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...