aku bisa membaca pada usia empat tahun.
buku-buku di dalam kelas TK-ku adalah yang pertama kali kulahap. seringkali tanpa mempedulikan apakah teman-temanku bermain, atau tidak.
buku-buku, sejak dulu selalu mempesona, dan menceritakan dunia yang luar biasa.
seterusnya, membaca (dan kemudian menulis) menjadi bagian penting hidupku. selama lima minggu terakhir, aku telah menyelesaikan 'da vinci code', 'suteja neka dan museum neka' serta masih berusaha menyelesaikan 'the mind map book' dan 'a man called dave'. sambil terus membaca setiap artikel dalam newsweek yang terbit tiap minggu.
dua hari ini, 'life of pi' masuk juga dalam daftarku. bercerita tentang piscine molitor patel, seorang lelaki yang lahir di india dan namanya diambil dari nama sebuah kolam renang legendaris di paris. pi yang dibesarkan di dalam kebun binatang milik ayahnya di pondicherry, memberiku banyak pengetahuan baru tentang kebun binatang, kolam renang, dan bahkan mengajariku tentang kerukunan beragama, dengan cara yang berbeda.
menurutku, buku yang bagus adalah buku yang membuatku memandang sesuatu yang sudah biasa kutemui, dengan cara yang baru. buku yang mencerahkan karena membuatku berpikir.
pada minggu keenam-ku di bali, 'life of pi' mengajarku tentang agama hindu dan dewa-dewanya. mengingatkanku akan kedamaian islam, dan memberiku penjelasan baru tentang kristen.
katanya,
...umat hindu dalam kapasitas mereka untuk mengasihi, bisa diibaratkan orang kristen tak berambut, begitu pula muslim yang menganggap Allah ada dalam segala sesuatu, bisa diibaratkan orang hindu berjanggut, sementara orang kristen, dalam kecintaan mereka pada Tuhan, bisa diibaratkan orang-orang muslim bertopi...
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
No comments:
Post a Comment