"kenapa pindah?"
"kenapa enggak?"
*ehehe*
aku selalu berpindah-pindah. tidak sesering rombongan gipsy melquiades yang berkali-kali mengunjungi jose arcadio buendia tua di macondo, tentu saja... tapi aku toh tetap berpindah-pindah.
jadi bukan urusan besar-buatku, kalau aku sekarang pindah kamar kos. longkap satu rumah dari rumah sebelumnya, dan sekarang tinggal di facade.
overall, semuanya menyenangkan.
(secara umum, hidupku selalu menyenangkan,
kesandung dan jatuh juga sih, kadang-kadang.
dan pernah juga dilempari batu.
tapi siapa sih yang nggak pernah?)
well, kamar ini lebih murah sewanya (jelas, ukurannya juga lebih kecil, dikit) dan ada pemandangan...mmm...itu bisa jadi alasan,
walopun alasan estetika seringkali gak masuk hitungan orang lain.
trus kalo mau alasan yang pasaran, bilang aja...
tahun baru, kos juga baru
apa coba hubungannya?
salah sendiri nanya!
"jadi, kenapa pindah?"
"kenapa enggak?"
"kok gitu?"
"lagian, kenapa nanya?"
*ahaha...sori ya, aku cuma gak punya alasan*
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
No comments:
Post a Comment