ngumpul bareng teman-teman, dimanapun tempatnya, selalu menyenangkan.
walaupun ngumpulnya itu terjadi di jakarta.
so far, kota yang paling gampang bikin aku ngerasa gak nyaman.
tiga hari bareng topik dan ari. totally awsome!
and our magical friendship for 13!!! years. it's been such long-long time since the first time I met 'em.
been through many-many-many things. and you could never guess...
walopun udah misah-misah, beda kota, berjarak ratusan kilo, we're still together...
si ita married hari ini. dia yang pertama diantara kita berempat.
in fact, she has the most sense of 'ibu-ibu'. at least kalo dibandingkan ma aku.
walopun lama nggak ketemu, banyak hal yang tetep gak berubah.
badan, suara tawa dan selera makan topik masih seperti yang dulu-dulu juga.
anyway, dia bilang kalo buku 'breaking the seduction of food' yang aku tawarkan, gak menarik minatnya.
ari juga tetap sama, dengan kejahilan yang masih suka kumat.
dia paksa aku baca suart apa sih? hihihi...
huh!!! bikin malu aja.
rumah alamanda L-18 juga tetap sama. bedanya cuma sekali ini aku menghuni kamar ochi.
sori ya chi.... aku gusur untuk sementara....
ochi juga tetap sama, walopun aku lihat dia makin dewasa. cool guy!
om dan tante dedi juga gak berubah... aku masih jadi anak perempuan mereka.
dan aku masih tetep jadi 'nenek' di depan tante.
uwaaaa....!!!! kalo ada tante, gak bakalan ada yang kelupaan deh!
so, selain starbucks (kapan buka cabang di ubud?)...
teman dan teman-lah yang bikin jakarta masih punya satu dua sudut yang manusiawi untuk dihuni.
selamat menempuh hidup baru, ita sayang....
tetep sabar, tabah dan kuat ya.... walopun dah ada mas tunjung, kami bertiga akan selalu ada buatmu juga
take care...
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
No comments:
Post a Comment