Thursday, March 17, 2005

after a golf-car ride

senja di four seasons jimbaran.
pandangannya mengunci tatapanku dari seberang meja. tak kunjung dilepaskan meskipun dia mulai berdiri dan hendak melangkah pergi. tepat sebelum bibirnya bergerak, aku berkata
"don't say goodbye"
dia tersenyum dan mengulurkan tangannya. aku berdiri. tangannnya tak kugapai.
"see you, then"
katanya sambil terus tersenyum.

perpisahan dengannya selalu singkat dan sederhana.
mungkin karena tiap kali kami harus ikut memastikan semua barang-barangnya tersimpan dengan aman di tempat yang tepat. portable computer dan semua kabelnya tdak tercampur dengan berbagai macam lensa, kamera cadangan dan berjenis-jenis penghubung, kubus biru, penguat listrik dan entah apalagi di dalam tas yang berbeda. tiga macam tripod, dua alas kaki yang sedang tidak dipakai, baju hangat ringan berwarna biru tua...
aku sudah mulai hafal urutannya berkemas.

beberapa hari yang lalu aku juga melepasnya di ubud setelah satu jam sebelumnya kami makan chocolate mud cake bersama-sama. kami bicara mengenai berbagai kejadian, berbagai perasaan. yang penting dan yang sangat tidak penting seperti obrolan itu memang tidak akan pernah selesai. aku dan dia adalah orang-orang yang dibentuk dari hal-hal yang kami kerjakan. lalu tiba-tiba dia menatapku lurus-lurus dan berkata
"I know. I do that too. but, sometimes... you have to take it easy. bad things happen. and when it does, you must know how to put it aside and walk on. then you'll keep your life balance"
aku tidak tersenyum. dia juga bersungguh-sungguh. dia mengangguk, meyakinkanku.
"I will"
dengan jawabanku dia tersenyum. lebih banyak kalimat yang dia ucapkan tanpa bicara dengan wajah itu.

kali ini, tas-tas yang sarat muatan itu yang mengucapkan salam perpisahan. untuk sementara waktu, aku tak akan melihat mereka tergeletak terbuka, tak berdaya dengan isi berhamburan. semua tas ini pernah tinggal dan beristirahat beberapa jam di kantorku. mereka mengenaliku sebagai orang yang pernah menjaga mereka. yang sudah seperti jantung dan nyawa baginya.
dia akan segera berlalu. seperti pergi ke pool villa yang lain untuk sesi pemotretan berikutnya.
"no worries, I'll be fine"
"you... take care"
tangan kirinya menelusup ke sela-sela rambutku. merabanya perlahan. menenangkanku. dan dia.
"I will come back"
"I will still be here"

No comments:

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...