Tuesday, January 23, 2007

mobil dan hands-free

rute dari rumah ke kantor setiap hari adalah dari Jalan Kajeng, Gang Sunari, aku belok kiri lewat jalan kecil di depan rumah Wah, terus keluar di jalan Suweta. di tusuk sate jalan kecil itu, ada penjual jamu yang selalu menyuruhku minum jamu kunyit supaya lebih berisi. belok kanan menelusuri Jalan Suweta, aku sampai di Jalan Raya Ubud. lurus terus sampai belok kanan di Jalan Hanoman yang panjang, sampai di pertigaan antara Jalan Pengosekan dan Jalan Monkey Forest. aku ambil jalan yang kekanan, lurus terus sampai harus masuk ke pelataran kantorku.

dipagi hari, baik Jalan Raya Ubud (mulai dari perempatan Puri Ubud sampai pertigaan Hanoman), Jalan Hanoman maupun Jalan Monkey Forest adalah jalan satu arah.

makanya aku suka sebel kalo ada orang yang naik mobil sambil bicara di telepon genggamnya, tapi nggak pake hands-free. dengan santai orang-orang itu menyetir selambat becak (sori pak tukang becak, padahal becak bisa ngebut ya?!) dan membuat lalu lintas sepanjang jalan jadi merayap pelan seperti semut.

kalo bisa beli mobil, mestinya bisa juga beli hands-free.
kalo nggak mau beli hands-free dan atau nggak mau memakainya, mendingan telepon dimatikan selama menyetir mobil.

kayaknya aku harus pindah ke New York.

3 comments:

Anonymous said...

[OOT]

"minum jamu kunyit supaya lebih berisi"

bisa dikirim ke BSD..?

Dian Ina said...

kamu aja yang ke bali, mbu.
nanti saya beliin dua botol jamu kunyit. mau?

Anonymous said...

Tumben topik postingan kamu gak fokus, Dian.

Apakah ini tentang:
1. Rute perjalanan ke kantor?
2. Inem, sang penjual jamu kunyit?
3. Teknologi handphone?
4. Perbandingan kecepatan antara mobil dengan becak?
5. Semua benar?

Rajin-rajinlah belajar untuk menyongsong ujian IELTS yang akan datang.

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...